terhadap latihan teknik pernapasan Buteyko, dimana responden merasa sedikit sulit untuk mengatur pernapasan. Teknik pernapasan Buteyko dihentikan pada
penderita asma yang mengalami status asmatikus dimana kondisi penderita asma tiba-tiba menjadi buruk. Penderita asma diistirahatkan selama 15 menit apabila
merasa terengah-engah selama melakukan latihan menahan napas dengan tujuan untuk mengatur napas. Peneliti menjaga kerahasiaan data pribadi responden
dengan tidak mencantumkan nama responden. Peneliti memberi kode pada instrumen penelitian untuk memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi data-
data yang diperlukan dalam penelitian. Peneliti menggunakan data responden hanya untuk kepentingan penelitian.
5. Instrumen Penelitian
5.1. Data Demografi
Data demografi meliputi nomor responden, usia, jenis kelamin, TB Tinggi Badan, BB Berat Badan, lama terdiagnosa asma, penggunaan obat penurun
gejala asma, pekerjaan dan suku. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap
penelitian ini.
5.2. Lembar Observasi Penurunan Gejala Asma Pre-Post Intervensi
Lembar observasi penurunan gejala asma mingguan pre-post teknik pernapasan Buteyko mengacu pada hasil penelitian yang di lakukan oleh
Mardhiah 2009 dimana Mardhiah memodifikasi lembar observasi gejala asma mingguan dari hasil penelitian Osman, et al. 2001 dan lembar observasi gejala
asma bulanan dari Global Initiative for Asthma 2008.
Universitas Sumatera Utara
Lembar observasi gejala asma mingguan mengukur gejala asma yang terjadi selama satu minggu yang terdiri dari 5 poin yaitu gejala batuk, sesak, wheeze,
dada tertekan dan gangguan tidur. Sedangkan lembar observasi gejala asma bulanan mengukur gejala asma yang terjadi selama satu bulan terakhir yang terdiri
dari 4 poin yaitu gejala harian sesak, batuk, wheeze dan dada tertekan. Gangguan aktivitas, gangguan tidur dan kebutuhan obat penurun gejala. Pengisian lembar
observasi ini dilakukan untuk masing-masing kuisioner observasi gejala asma mingguan dan gejala asma bulanan.
5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner lembar observasi penurunan gejala asma sudah pernah diuji coba sebelumnya dalam penelitian Mardhiah 2009 sehingga uji validitas dan uji
reliabilitas instrumen penelitian ini mengacu pada uji validitas dan uji reliabilitas penelitian tersebut. Uji validitas terhadap instrumen penelitian oleh Mardhiah
2009 dilakukan oleh ahli yang berkompeten di dalam bidang paru yaitu Prof. Tamsil Syafiuddin, Sp.P K dan dinyatakan sudah valid. Jenis uji validitas yang
dilakukan yaitu validitas internal jenis construct validity yang memperlihatkan kaitan antara dua gejala atau lebih yang tidak dapat diukur secara langsung dan
validitas isi yang menilai sejauhmana instrumen penelitian ini memuat rumusan- rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menururt tujuan tertentu Setiadi,
2007. Uji reliabilitas instrumen penelitian oleh Mardhiah 2009 dilakukan dengan
analisis cronbach alpha dengan hasil koefisen reliabilitas untuk kuesioner gejala asma mingguan yaitu 0.673 dan hasil koefisien realibilitas kuesioner gejala asma
Universitas Sumatera Utara
bulan yaitu 0.840. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2006, bahwa suatu instrumen akan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0.600.
6. Prosedur Pengumpulan Data