Rancangan Penelitian Teknik Kontrol

2. Tingkat pemrosesan informasi Tingkat pemrosesan informasi diklasifikasi pada tingkat dalam dan dangkal. Indikasi penggunaan tingkat pemrosesan informasi secara mendalam tampak melalui kemampuan subjek menjawab benar pada aitem-aitem yang berbentuk kalimat. Indikasi penggunaan tingkat pemrosesan informasi secara dangkal tampak melalui kemampuan subjek menjawab benar pada aitem-aitem yang membandingkan persamaan irama dua buah kata dan aitem-aitem yang menentukan bentuk huruf. Pengukuran dilakukan dengan meminta subjek menjawab 30 pertanyaan seputar dimensi tingkat pemrosesan informasi yaitu bentuk huruf, kesesuaian irama, serta melengkapi kalimat. Setiap jawaban yang benar diberi nilai satu, sedangkan jawaban yang salah atau kosong diberi nilai nol. Nilai yang menggambarkan tingkat pemrosesan informasi dilihat dari total skor tes setiap tingkatan yang dikerjakan dengan benar oleh subjek. Skor yang diperoleh dari aitem-aitem yang mewakili tingkat pemrosesan informasi secara mendalam akan diskor sebagai skor dalam, dan skor dari aitem-aitem yang mewakili tingkat dangkal pemrosesan informasi akan diskor sebagai skor dangkal.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design Posttest Only dengan skema rancangan dapat dilihat pada tabel 2. Shadish, Cook, dan Campbell 2002 mengungkapkan bahwa desain ini dapat digunakan bila perlakuan telah dimulai sebelum penelitian dilakukan sehingga pretes tidak mungkin dilakukan. Pengelompokan subjek ke dalam kelompok eksperimen KE Masitah : Tingkat Pemrosesan Informasi Pada Mahasiswa Yang Memiliki Kebiasaan Mendengarkan Musik Rap, 2009 USU Repository © 2008 dan kelompok kontrol KK dilakukan berdasarkan kebiasaan mendengarkan musik rap dan tidak. Rancangan penelitian ini adalah memiliki generalisasi yang lebih kuat dibandingkan eksperimental murni karena kondisi subjek terbentuk secara alami, namun generalisasi tergolong lemah karena adanya kemungkinan perubahan faktor-faktor dalam diri subjek dan tidak mungkin untuk dikontrol. Tabel 2. Nonequivalent Control Group Design Posttest Only N KK O 1 --------------------- N KE X O 2 Keterangan : N : Kelompok bersifat nonequivalen KK : Kelompok Kontrol X : Kebiasaan mendengarkan musik rap KE : Kelompok Eksperimen O : Pengukuran pemrosesan informasi Kelompok eksperimen adalah kelompok subjek yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik rap, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok subjek yang tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik rap. Kelompok kontrol akan menjadi pembanding untuk melihat apakah ada pengaruh antara kebiasaan mendengarkan musik rap terhadap tingkat pemrosesan informasi.

D. Teknik Kontrol

Kontrol menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi 2005 berarti peneliti dapat memunculkan atau tidak memunculkan apa yang diinginkan dalam melaksanakan penelitian. Prinsip-prinsip dalam melakukan teknik kontrol adalah : Masitah : Tingkat Pemrosesan Informasi Pada Mahasiswa Yang Memiliki Kebiasaan Mendengarkan Musik Rap, 2009 USU Repository © 2008 1. Memaksimalkan varians primer Varians primer terjadi akibat adanya kebiasaan mendengarkan musik rap dan merupakan varians yang diharapkan dalam penelitian. Varians primer adalah perbedaan yang terjadi pada skor tingkat pemrosesan informasi ketika subjek diklasifikasi berdasarkan frekuensi mendengarkan musik rap. 2. Mengontrol varians sekunder Varians ini adalah hasil dari variabel yang tidak diharapkan, yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tingkat pemrosesan informasi. Varians ini dikontrol dengan menyamaratakan waktu, tempat, dan kondisi eksperimen. 3. Meminimalkan varians kesalahan Varians kesalahan merupakan hasil sejumlah faktor yang dapat menurunkan keakuratan pengukuran tingkat pemrosesan informasi. Varians kesalahan atau varians dalam kelompok dapat diminimalkan dengan melakukan kontrol terhadap kondisi eksperimen dan meningkatkan reliabilitas alat ukur. Penelitian ini menggunakan teknik eliminasi untuk mengontrol variabel organisme dengan cara mengikutsertakan mahasiswa yang memiliki kapasitas penyimpanan informasi sama. Penyimpanan informasi dikontrol karena kapasitas tiap individu berbeda. Kapasitas penyimpanan informasi diukur menggunakan satu set kata yang telah dirancang. Subjek diberi kesempatan melihat daftar tersebut selama 30 detik. Menurut Atkinson-Shiffrin 1968, informasi yang masih diingat dan dikenal pada sensori register akan disimpan dalam ingatan jangka pendek. Informasi tersebut dapat bertahan ± 20-30 detik dengan kapasitas penyimpanan berkisar 2-7 unit. Kemudian subjek diberikan waktu selama 2 menit Masitah : Tingkat Pemrosesan Informasi Pada Mahasiswa Yang Memiliki Kebiasaan Mendengarkan Musik Rap, 2009 USU Repository © 2008 untuk menuliskan kembali kata-kata tersebut di lembar jawaban yang telah disediakan. Fudyartanta 2004 menyatakan tes seperti ini dapat menyingkap ingatan jangka pendek. Dalam riset psikologi, ingatan jangka pendek lebih valid daripada tes intelegensi. Selain itu peneliti mengikutsertakan mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik. Variabel lingkungan dikontrol dengan menyamaratakan variabel yang dapat mempengaruhi kelompok eksperimen KE dan kelompok kontrol KK seperti materi, instruksi, penyajian, kondisi ruangan, dan waktu yang relatif sama. Peneliti memilih ruangan yang cukup ventilasi dan pencahayaan, waktu dan tempat yang tidak banyak dilalui orang lain ketika eksperimental berlangsung, serta menempatkan pengawas di luar ruangan untuk tidak membiarkan orang lain membuat kebisingan yang mengganggu kelancaran eksperimen.

E. Populasi Penelitian 1. Karakteristik Populasi Penelitian