Analisis Putusan Majelis Hakim dalam Perkara No. 608Pdt.G2007PA.JP

44 perkara itu, harus dicantumkan juga dalam amar penetapan atau putusan pengadilan. Mengingat pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan dalil-dalil hukum syara’ serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dalam perkara ini. Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Perkawinan: 1 Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. 2 Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami-isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami-isteri. 3 Tata cara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri.

C. Analisis Putusan Majelis Hakim dalam Perkara No. 608Pdt.G2007PA.JP

Dalam bidang hukum acara di pengadilan agama, hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum acara yang bersumberkan dari syariat islam. Hal ini disamping untuk mengisi kekosongan-kekosongan dalam hukum acara juga agar putusan yang dihasilkan telah mendekati kebenaran dan keadilan yang diridhoi Allah swt, karena diproses dengan acara yang diridhoi pula. 18 Sesuai dengan ketentuan PP no.9 Tahun 1975 pasal 31: 1 Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua belah pihak. 18 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, h. 14. 45 2 Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan. Pasal 82 ayat 1 dan 4 undang-undang no.7 Tahun 1989 sebagimana telah diubah oleh undang-undang nomor 3 Tahun 2006 yang menjelaskan pada ayat 1 yaitu: “Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, hakim berusaha mendamaikan kedua pihak”. Pada ayat 4 dijelaskan bahwa: “selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan”. 19 Berdasarkan fakta yang ada dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor: 608Pdt.G2007PA.JP, hakim telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat namun upaya ini tidak berhasil, melainkan Penggugat tetap bertekad akan bercerai dengan tergugat sehingga proses hukum selanjutnya terus berjalan. Setelah melalui proses dan prosedur. Akhirnya Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat memberikan keputusan yang pada pokoknya mengadili: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian; 2. Menjatuhkan talak satu bain shugro Tergugat kepada Penggugat; 19 Amandemen Undang-undang Peradilan Agama Undang-undang RI No.3 Tahun 2006, Jakarta: Sinar Grafika, h.62. 46 3. Menetapkan dua orang anak yang bernama Lovenda lahir tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir tanggal 15 juni 2003, berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat; 4. Menyatakan gugatan Penggugat selebihnya dicabut; 5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini. Majelis hakim mengabulkan gugatan penggugat sebagian, karena di dalam proses persidangan salah satu gugatan dicabut oleh Penggugat yaitu gugatan nafkah anak. Selanjutnya, Majelis Hakim mengabulkan gugatan cerai dengan menjatuhkan thalak satu bain shugro tergugat terhadap penggugat, dengan mempertimbangkan pasal 19 huruf f PP No.9 Tahun 1975 dalam poin f dinyatakan antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. jo pasal 116 Kompilasi Hukum Islam huruf f . Tergugat hanya hadir di sidang pertama tetapi pada sidang-sidang selanjutnya tidak pernah hadir lagi bahkan sampai sidang pengucapan keputusan juga tidak hadir. Dengan demikian putusan tersebut dinamakan putusan contradictoir. 20 20 Roihan A. Rasyid. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta:CV. Rajawali, 1991, cet.1, h. 103 47 Putusan kontradiktoir ialah putusan akhir yang pada saat dijatuhkan atau diucapkan dalam sidang tidak dihadiri salah satu pihak atau para pihak. Dalam pemeriksaan atau putusan kontradiktoir disyaratkan bahwa baik penggugat maupun tergugat pernah hadir dalam sidang. Terhadap putusan kontradiktoir dapat dimintakan banding. 21 Menurut pasal 212 Rv, jika seseorang yang semula hadir pada sidang yang lalu, tetapi kemudian pada sidang berikutnya tidak hadir, hal itu tidak dapat dijadikan alasan menjatuhkan putusan verstek, tetapi putusan itu dianggap sebagai putusan kontradiktoir, 22 jika ternyata pada saat putusan diucapkan, tergugat tersebut tetap tidak hadir, putusan yang dijatuhkan adalah kontradiktoir bukan putusan verstek. 23 Jika ditinjau dari aspek keadilan hukum, putusan yang dijatuhkan Hakim telah memenuhi sisi keadilan hukum bagi Penggugat dengan Tergugat. Karena Tergugat tidak lagi menghadiri persidangan meskipun telah diperintahkan dan dipanggil secara patut untuk menghadap di persidangan. Dengan demikian, Tergugat dalam hal ini tidak mengajukan keberatannya karena tidak lagi menghadiri persidangan. Selanjutnya Majelis Hakim menetapkan dua orang anak yang bernama Lovenda lahir tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir 21 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama , h.251 22 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan , h. 394. 23 Ibid, h. 395. 48 tanggal 15 juni 2003, berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat. Menurut penulis, jika di tinjau dari aspek kegunaan hukum, keputusan hakim tersebut telah memenuhi aspek tersebut karena tergugat dalam hal ini tidak mengajukan keberatannya karena tidak lagi menghadiri persidangan dan berdasarkan bukti P-2 dan P-3 terbukti bahwa anak tersebut belum memayyiz, berada dalam pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat serta Tergugat tidak pernah menengok anaknya; keputusan hakim tersebut berguna bagi pemeliharaan dan pendidikan anak. Putusan Majelis Hakim yang berikutnya yaitu menyatakan gugatan Penggugat selebihnya dicabut. Gugatan yang dicabut adalah mengenai tuntutan biaya nafkah anak. Jika di tinjau dari aspek kepastian hukum, berdasarkan fakta yang terdapat dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No. 608Pdt.G2007PA.JP mengenai pencabutan gugatan Penggugat mengenai tuntutan biaya nafkah pasca perceraian menurut penulis telah memenuhi aspek kepastian hukum karena Penggugat mempunyai hak untuk mencabut kembali gugatan. Dalam putusan terakhir Majelis Hakim membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini. Biaya perkara dalam hal ini dibebankan kepada Penggugat. Hal ini berbeda dengan hukum acara perdata pada umumnya, yang menetapkan bahwa biaya perkara dibebankan kepada pihak yang kalah. Oleh karena dalam sengketa perkawinan dan perceraian tidak ada pihak yang kalah maupun yang menang, maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat selaku pencari keadilan. 49 Mengenai putusan Majelis Hakim yang membebankan biaya perkara kepada Penggugat adalah hal yang sudah tepat karena dalam lingkup Peradilan Umum untuk berperkara pada asasnya dikenakan biaya pasal 4 ayat 2, 5 ayat 2 UU 141970, 121 atay 4, 182, 183 HIR, 145 ayat 4, 192-194 R.Bg ; biaya perkara ini meliputi biaya kepaniteraan dan biaya untuk panggilan, pemberitahuan para pihak serta biaya materai. Sedangkan dalam lingkup Peradilan Agama sesuai dengan pasal 54 yang berbunyi : “Hukum acara yang berlaku pada pengadilan dan lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalan lingkungan Pengadilan Umum kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-undang ini”. Pasal 89 1 biaya perkara dalam sidang perkawinan dibebankan kepada penggugat atau pemohon. 2 Biaya perkara penetapan atau putusan Pengadilan yang bukan merupakan penetapan atau putusan akhir akan diperhitungkan dalam penetapan atau putusan akhir. Berdasarkan analisis yang sudah penulis uraikan di atas, penulis berkesimpulan bahwa keputusan majilis hakim telah sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku.

D. Analisis Terhadap Pencabutan Gugatan Oleh Ibu Terhadap Ayah Dari

Dokumen yang terkait

Pelimpahan hak asuh anak kepada bapak (studi kasus putusan pengadilan agama Jakarta perkara nomor 1829/Pdp.G/2008/PAJT)

1 40 92

Status anak akibat pembatalan perkawinan analisis putusan pengadilan agama depok nomor 1723/pdt.g/2009 pa.dpk

5 28 104

Izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa akte kelahiran (studi kasus terhadap putusan pengadilan agama Jakarta Timur Nomor: 717 Pdt. G/2012 PAJT

1 24 118

Disparitas putusan perkara waris: studi perbandingan putus pengadilan agama nomor. 1397/ Pdt.G/2008/PA. JT dan putusan pengadilan Tinggi Agama nomor.50/Pdt.G/2009/PTA.JK

3 10 102

Penyelesaian gugatan harta bersama pasca perceraian di pengadilan agama Jakarta Timur

0 6 82

Pencabutan hak asuh anak dari Ibu : Studi analisis putusan pengadilan agama Depok Nomor 430/Pdt.G/2006/PA.Dpk

1 15 74

Gugat rekonpensi dalam sengketa cerai gugat dan implikasinya terhadap hak hadhanah di pengadilan agama : studi analisis perkara No. 078/Pdt. G/2007/PA. Jakarta Pusat

1 44 104

Izin poligami dengan alasan isteri mengalami gangguan Jiwa : studi analisis terhadap putusan perkara nomor 0284/pdt.G/2008/pa..jt.di pengadilan agama jakarta timur

2 18 88

Pencabutan gugatan oleh ibu terhadap auah dari kewajiban menafkahkan anak pasca perceraian: studi terhadap putusan pengadilan agama Jakarta Pusat No.:608/Pdt.G/2007/PA..JP

0 6 66

Izin poligami dengan alasan hak legalatis anak berupa akte kelahiran (studi kasus terhadap putusan pengadilan agama Jakarta Timur Nomor : 171 Pdt.G/2012 PAJT

0 9 0