Latar Belakang Masalah Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Pada Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam dunia bisnis commercial, akuntansi telah berkembang secepat perkembangan bisnis itu sendiri. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan bisnis yang semakin memaksa akuntansi untuk menyesuaikan. Dengan kata lain akuntansi bisnis berkembang karena kondisi yang memaksa. Perkembangan akuntansi pemerintahan akuntansi sektor publik tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu penyebabnya adalah karena karakteristiknya yang tidak banyak mempengaruhi perubahan. Akan tetapi sedemikian banyak kesan buruk yang selama ini disandang aparat pemerintah sektor publik, antara lain terungkap, besarnya dana yang diserap untuk membiayai aparatur pemerintah tidak diimbangi dengan pelayanan kepada masyarakat yang maksimal, bahkan kualitas pelayanan tersebut sangat buruk. Masyarakat telah bersedia mengorbankan sacrifice sebagian hartanya untuk negara dengan membayar berbagai macam pungutan, maka sudah sewajarnya jika mereka mengharapkan kepuasan satisfy yang maksimal atas pelayanan negara. Salah satu keluhan masyarakat yang sering terungkapkan adalah lambatnya waktu pelayanan. Hal yang demikian bukan saja mengakibatkan pemborosan sumber daya tetapi juga kualitas jasa yang dihasilkan menjadi sangat buruk. 1 Sektor publik pemerintahan pada dasarnya adalah perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang bersifat langsung dinikmati oleh masyarakat maupun pelayanan yang dinikmati masyarakat secara tidak langsung. Namun demikian, pemerintah tidak bermaksud mengambil keuntungan dari operasionalnya. Salah satu tugas layanan pemerintah yang seharusnya diberikan kepada masyarakat adalah transparansi dan pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan. Pemerintah telah mencanangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Good Corporate Governance, yang terdiri dari tiga pilar yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Namun demikian pemerintah belum sepenuhnya mampu menciptakan ketiga pilar utama tersebut. Atas dasar tuntutan-tuntutan tersebut yang berasal dari masyarakat menjadikan pentingnya akuntansi pemerintahan. Semakin besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin besar pula tuntutan akuntabilitas keuangan yang semakin baik Berbicara sektor publik, sesuai amanat Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi pemerintahan dalam exposure draft standar akuntansi pemerintahan 2 per 04 Februari 2004 adalah dual basis. Yang dimaksud dengan dual basis adalah pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran LRA menggunakan basis kas, sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca menggunakan basis akrual. Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pemerintah diwajibkan membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi lain juga wajib membuat LRA atau yang dulu di kenal dengan nama Perhitungan Anggaran Negara PAN yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Hal ini dikarenakan terbukti laporan pertanggungjawaban pemerintah sebelumnya, berupa PAN, baru bisa diwujudkan jauh dari waktu tiga bulan yang telah ditentukan. Pada saat ini pengertian akuntansi sektor publik telah mengalami perubahan. Akuntansi sektor publik bukanlah sama dengan akuntansi pemerintahan. Perubahan ini dikarenakan dampak dari penggunaan accrual base di Selandi Baru mendefenisikan akuntansi sektor publik sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi dana masyarakat ht t p: id.wikipedia.org ,2007 diartikan sebagai “mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”. Dari definisi diatas perlu diartikan dana masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat bukan individual, yang biasanya dikelola oleh organisasi- organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor publik 3 dan swasta. Pengertian akuntansi sektor publik di Indonesia ht t p: id.wikipedia.org ,2007 mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Didalam UU nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara pasal 55 ayat 1, dinyatakan bahwa menteri keuangan selaku pengelola fiskal menyusun laporan keuangan pemerintah pusat untuk disampaikan kepada presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Laporan keuangan tersebut disampaikan presiden kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK paling lambat 3 tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan KMK nomor 337 tahun 2003 tentang sistem akuntansi dan laporan keuangan pemerintah pusat pasal 5 dinyatakan bahwa Badan Akuntansi Kuangan Negara BAKUN menyusun LRA dan neraca pemerintah pusat berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Kas Umum Negara SAKUN dan Sistem Akuntansi Instansi SAI. Sedangkan laporan arus kas pemerintah pusat dihasilkan oleh SAKUNsebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 ayat 1 KMK tersebut. Sebagaimana dinyatakan di dalam KMK nomor 337 tahun 2003 pasal 2, Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPP terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat SiAP dan Sistem Akuntansi Instansi SAI. SiAP dilaksanakan oleh BAKUN yang terdiri dari Sistem Akuntansi Kas Umum Negara SAKUN yang menghasilkan laporan arus kas pemerintah pusat dan Sistem Akuntansi Umum SAU yang menghasilkan LRA dan neraca pemerintah pusat. Dokumen sumber source document yang diperlukan untuk penyiapan laporan keuangan pemerintah berasal dari Kantor Pelayanan Perbendaharan Negara KPPN, KPPN Khusus dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Angaran DJA, yang selanjutnya diproses pada Kantor Akuntansi Regional KAR dan Kantor Akuntansi Khusus KAK. KAR di seluruh Indonesia menerima data transaksi penerimaan dan pengeluaran negara dari KPKN di lingkup wilayahnya setiap hari. Untuk bahan verifikasi, KAR juga menerima dokumen berupa Surat Perintah Membayar SPM dan daftar nominatif penerimaan dari KPPN. Dari pemprosesan data sumber tersebut, dihasilkan laporan arus kas. Sistem Akuntansi Instansi SAI dilaksanakan oleh departemen kementerian negaralembaga. Mereka melakukan pemprosesan data yang akan menghasilkan LRA dan neraca. Data akuntansi dan laporan keuangan tersebut secara berkala disampaikan secara berjenjang kepada unit akuntansi diatasnya. Pada tingkat wilayah, data akuntansi tersebut selain disampaikan kepada unit akuntansi eselon I, juga wajib disampaikan kepada KAR setempat sebagai bahan rekonsiliasi data. Hasil rekonsiliasi KAR disampaikan ke BAKUN yaitu kepada pusat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan AKLAP dan pusat Akuntansi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan AKBIA. Sistem Akuntansi Instansi terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan SAK dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN. Dan untuk melaksanakan SAK dibentuk unit akuntansi keuangan yang terdiri dari: 5 a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran UAPA, yaitu unit akuntansi instansi pada tingkat kementerian negaralembaga pengguna anggaran yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I UAPPA-E1 yang berada di bawahnya. b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I UAPPA-E1, yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh Unit Akuntansi Pembantu Anggaran Pengguna Wilayah UAPPA-W yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang berada langsung dibawahnya. c. Unit Akuntansi Pembantu Anggaran Pengguna Wilayah UAPPA-W, yaitu unit akuntansi intansi yang melakukan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya. d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran UAKPA, yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. Sedangkan untuk unit akuntansi barang terdiri dari : a. Unit Akuntansi Pengguna Barang UAPB, yaitu unit akuntansi Barang Milik Negara BMN pada tingkat kementerian negaralembaga yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I UAPPB-E1, yang penanggung jawabnya adalah menteripimpinan lembaga. b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I UAPPB-E1, yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah UAPPB-W, dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang UAKPB yang langsung berada dibawahnya yang penanggung jawabnya adalah pejabat Eselon I.. c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah UAPPB-W, yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB, penanggungjawabnya adalah kepala kantor wilayah atau kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W. d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang UAKPB, yaitu satuan kerjakuasa pengguna barang yang memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN. Mengingat pentingnya SAI dalam laporan keuangan pemerintah yang merupakan bagian dari tanggung jawab yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pemerintah maupun pembangunan yang disebut akuntabilitas, salah satunya pada pemerintahan daerah yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh tingkat entitas terkecil yaitu tingkat satuan kerja UAKPA, maka penulis melakukan penelitian di Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sumatera Utara yang selanjutnya disebut Satker PKP-PLP-SU yang berada di bawah naungan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Utara Distarukim Prop. Sumut. Dimana Satker tersebut menggunakan anggaran dari pemerintah pusat yaitu APBN dalam melaksanakan pembangunan tentang penyehatan lingkungan permukiman dibeberapa kabupatenkotamadya di Propinsi Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan penulis memilih judul “Penerapan Sistem Akuntansi Instansi SAI Pada Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sumatera Utara“.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

12 219 114

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

20 180 71

Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (Sai) Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (Pjpa) Balai Wilayah Sungai Sumatera Ii

7 90 54

Penerapan Sistem Waralaba Pada Pengembangan Usaha Es Dawet Cah Mbanjar

2 59 106

Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

18 135 84

Penerapan Sistem Komputerisasi Data Akuntansi pada KPB (Joint Marketing Office) PT. Perkebunan Medan Branch

0 24 54

Penerapan Sistem Electronic Data Processing dalam Pengolahan Data Akuntansi pada PT. Adhi Karya (Persero) Cabang I Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam

0 44 100

Perbandingan Kualitas Air Minum Sebelum Dan Sesudah Penerapan Sistem Manajemen Kualitas ISO Seri 9000 di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua

0 30 147

Peranan Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Sela

3 58 114

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN SUMATERA UTARA.

0 11 28