Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Kasus Pada Seluruh SKPD di Provinsi Sumatera Utara) OLEH

AIDA FIKRI HARAHAP 110503032

PROGRAM STUDI S-1 AUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Lpaoran Keuangan pemerintah Daerah(Studi Kasus pada Seluruh SKPD Tingkat provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

( Aida Fikri Harahap ) NIM. 1105030032


(3)

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Seluruh SKPD Tingkat Provinsi Sumatera Utara)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Provinsi Sumatera Utara tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD tingkat provinsi yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.442 yang berarti bahwa hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah berada pada tingkat yang sedang. Hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa 19.5% kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah. Hasil uji hipotesis t sebesar 3.2321 menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Provinsi Sumatera Utara

Kata Kunci: sistem akuntansi keuangan, kualitas laporan keuangan, dan pemerintahan daerah


(4)

ABSTRACT

The Effect of Financial Accounting System Implementation to Quality of Financial Report on Local Governments Office

(Case Study in SKPD of North Sumatera Province)

This research aim is to analyse the effect of implementation of financial accounting system to quality of financial report on local government office in SKPD of North Sumatera Province year 2015. Population of this research is every SKPD of North Sumatera Province with number of samples of 45 people with non probability sampling method. The hypothese of this research are analysed using Spearman Rank correlation method. Research shows that cofficient correlation value of 0.442 that stated relationship between financial accounting system and quality of financial report are in the middle level. Coefficient determination shows 19.5% quality of financial report are affected by financial accounting system implementation. Hypothese t test shows that financial accounting system implementation has positive and significant effect to quality of financial report in SKPD of North Sumatera Province.

Keyword: financial accounting system, quality of financial report, local governments


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus seluruh SKPD tingkat Provinsi Sumatera Utara” guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Terutama penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Ayah Ibrahim Harahap, Mama

Nenty Kusmawati untuk terkasih Maktuo Hj.Nurbaiti, Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada Abang, Kakak, Adik, Keponakan Tercinta, Kekasih hati dan sepupu terbaik penulis, bang Deddy, Mba Novi, Kak Ika, Bg Fuad, Adiva, keisha, Athara, Andhika s.p Hutabarat dan si mamak tercinta Tari, yang telah Memberikan dukungan dan selalu menjadi penyemangat penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,Ca, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku


(6)

Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda,S.E, M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing. 4. Bapak Rasdianto, S.E.,Ak.,M.SI selaku Dosen Pembanding dan

Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji.

5. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang telah bersedia membantu pengisian kuesioner pada penulisan skripsi ini, semoga skripsi saya dapat bermanfaat bagi Pemerintah Sumatera Utara.

6. Sahabat penulis, Annisa Thahirah Lubis, Stefi Annisa, Selvi Wirda Siregar dan teman-teman seperjuangan akuntansi 011 atas waktu, bantuan, dan motivasi yang diberikan.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ... 7

2.1.1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas ... 8

2.1.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas ... 8

2.1.3 Prosedur Akuntansi Selain Kas ... 8

2.2 Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ... 9

2.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 11

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 11

2.3.2 Penyusunan Laporan Keuangan ... 11

2.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 12

2.5 Penelitian Terdahulu ... 14

2.6 Kerangka Konseptual ... 15

2.7 Hipotesis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 17

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 17

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 17

3.4.1 Definisi Operasional ... 17

3.4.2 Pengukuran Variabel ... 18

3.4.2.1 Variabel Independen ... 18

3.4.2.2 Variabel Dependen ... 18

3.5 Populasi dan Sampel ... 20

3.5.1 Populasi ... 20

3.5.2 Sampel ... 20


(8)

3.6.1 Uji Validitas ... 22

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 26

3.7 Pengujian Hipotesis... 27

3.7.1 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 27

3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi... 28

3.7.3 Pengujian Hipotesis... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum... 31

4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara ... 31

4.2 Hasil Penelitian ... 33

4.2.1 Gambaran Umum Responden ... 34

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 35

4.3.1 Gambaran Mengenai Sistem Akuntansi ... 35

4.3.2 Gambaran Mengenai Kualitas Laporan Keuangan ... 38

4.3.3 Analisis Jawaban Responden ... 39

4.3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

4.3.4.1 Hasil Uji Validitas ... 40

4.3.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 42

4.3.5 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 42

4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 43

4.3.7 Pengujian Hipotesis ... 44

4.4 Pembahasan ... 45

4.4.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah ... 45

4.4.2 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 45

4.4.3 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Opini Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 14

3.1 Operasional Variabel ... 19

3.2 SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ... 20

3.3 Koefisien Korelasi dan Tingkat Taksiran ... 28

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 34

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

4.3 Kesesuaian Sistem Akuntansi Keuangan... 36

4.4 Prosedur Pencatatn Akuntansi ... 36

4.5 Pembuatan Laporan Keuangan ... 37

4.6 Laporan keuangan harus Handal, Relevan ... 38

4.7 Hasil Uji Validitas Var X ... 41

4.8 Hasil Uji Validitas Var Y ... 41

4.9 Hasil Uji Reliabilitas... 42


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Turunan Kerangka Pemikiran ... 15 2.2 Kerangka Konseptual ... 16


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ... 54 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57 3 Korelasi Spearman Rank ... 60


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semenjak era reformasi yang di mulai pada tahun 1998, bangsa Indonesia telah berkembang menuju era keterbukaan atau transparansi. Era Transparansi ini Indonesia lebih terbuka baik dalam sistem kegiatan yang dilaksanakan maupun dalam anggaran yang akan di alokasikan. Keterbukaan ini mengakibatkan masyarakat semakin menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan lebih dapat menyampaikan aspirasi yang berkembang yang salah satunya perbaikan terhadap sistem pengelolaan keuangan pada badan pemerintahan.

Semenjak diberlakukannya Otonomi daerah pada tanggal 1 januari 2001 melalui UU No. 2 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Reformasi aspek keuangan negara baik di pemerintah pusat dan pemerintahan daerah berlaku pada saat dikeluarkannya UU No. 25 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Tidak hanya hal itu saja, selanjutnya informasi pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah salah satunya ditetapkan oleh UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara.

Sebagai rangka mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola pemerintah yang baik (Good government governance), Rohman,2000 menjelaskan dalam Modul LAN 2000 bahwa pemerintah terus melakukan


(13)

berbagai upaya perbaikan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah, salah satunya dengan penyempurnaan sistem akuntansi dan administrasi negara secara menyeluruh (Lembaga Administrasi Negara 2000). Salah satu cara yang ditempuh pemerintah daerah adalah dengan menerbitkan perangkat/peraturan perundangan tentang pengelolaan keuangan negara/daerah.

Berlakunya pelaksanaan akuntansi dalam keuangan pemerintah sangat beralasan karena akuntansi menjadi salah satu alat kontrol yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemerintah, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh Neu (2000:283) bahwa teknik akuntansi dan teknik lain-lain dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemerintah yaitu tujuan makro dan mikro. Tujuan makro adalah tujuan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan mikro adalah tujuan yang mengarah pada kegiatan operasional organisasi dalam menunjang tujuan makro.

Akuntansi keuangan daerah memegang peranan penting dalam perbaikan manajemen keuangan daerah, sebagaimana kita ketahui akuntansi keuangan daerah berfungsi menghasilkan output berupa laporan keuangan yang akan menjadi dasar bagi penilaian kinerja pemerintah daerah (stakeholders pemerintah daerah ).

Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas, dalam hal ini pemerintah untuk mepertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada masyarakat, pemerintah harus mampu memberikan laporan keuangan yang


(14)

mempunyai informasi keuangan akurat dan berkualitas. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan berkualitas memenuhi karakteristik ; Relevan, Andal, dapat di bandingkan, dan dapat dipahami (Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan bahwa pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintah yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah, Sistem akuntansi pemerintah pada tingkat pemerintah pusat diatur dengan peraturan Menteri Keuangan yakni peraturan Menteri keuangan No.59/PMK.06/2005 mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat, sedangkan sistem akuntansi pemerintahan pada tingkat daerah diatur dengan peraturan Gubernur/Bupati/Walikota, mengacu pada peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah, maka sistem akuntansi pemerintahan pada pemerintah daerah diatur oleh peraturan pemerintah No.58 tahun 2005 mengenai pengelolaan keuangan daerah dan juga didukung oleh peraturan menteri dalam negeri No.59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah yaitu pasal 232 yang mengatur tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas, begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten


(15)

dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan (Roviyantie, 2011).

Standar akuntansi pemerintahan merupakan suatu standar penyusunan laporan keuangan milik pemerintah yang disusun dalam bentuk prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, standar akuntansi pemerintahan merupakan persyaratan dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Guna mendapatkan hasil laporan keuangan yang relevan, handal dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Saat ini sistem akuntansi pemerintah daerah rata-rata masih lemah (Mardiasmo, 2006).

TABEL 1.1

Perkembangan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2013 - 2014

Tahun Opini Jumlah

WTP % WDP % TW % TMP %

2013 113 27% 267 64% 4 1% 31 8% 415

2014 153 30% 276 60% 9 2% 19*) 4% 457 *) Termasuk LK kabupaten Kepulauan Aru TA 2012 yang diperiksa pada Tahun 2014 (sumber: www.bpk.go.id)

Hasil pemeriksaan BPK atas LKPD mengungkapkan kasus ketidaksiapan pemerintah daerah dalam menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual yang terjadi pada sebagian pemerintah daerah. Kasus-kasus tersebut diantaranya pemerintah daerah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan struktur organisasi yang memadai, belum melakukan sosialisasi dan pelatihan PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual dan belum menyusun kebijakan dan


(16)

sistem akuntansi Pemerintah Daerah yang berbasis akrual sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010. Mayoritas kasus-kasus tersebut, terjadi karena: keterbatasan kemampuan SDM yang dimiliki oleh pemerintah daerah, belum diterbitkannya peraturan daerah mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual,dan sistem/aplikasi yang belum mendukung.

Berdasarkan permasalahan diatas melatarbelakangi penulis untuk membahas sistem laporan keuangan pemerintah lebih mendalam, sehingga penulis menyusun skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”. (studi kasus pada seluruh SKPD Tingkat Provinsi Sumatera Utara).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : “apakah penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada seluruh SKPD Tingkat provinsi Sumatera Utara.


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. bagi akademis, diharaapkan dapat memberikan referensi dalam bidang ilmu

keuangan khususnya pengelolaan keuangan daerah;

2. bagi bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dalam bidang keuangan daerah;

3. bagi pemerintah hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi, bahan kajian dan dasar pertimbangan lebih lanjut dalam penilaian mengenai pengaruh sistem akuntansi pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di provinsi sumatera utara.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen untuk mengoperasionalkan prinsi-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP dan kebijakan akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses akuntansi yang terdiri dari proses identifikasi transaksi keuangan, menjurnal kedalam buku jurnal, memposting ke buku besar, menyusun neraca saldo, menyusun kertas kerja konsolidasi, dan diakhiri dengan penyusunan laporan keuangan.Pada prinsipnya, SAKPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi akuntansi dapat memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sedangkan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) dilakukan oleh PPK-SKPD.

Berdasarkan peraturan Menteri dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelola keuangan daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas 3. Prosedur Akuntansi Aset


(19)

2.1.1 Prosedur akuntansi Penerimaan Kas

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 241 mengatakan bahwa prosedur akuntansi penerimaan kas adalah : “serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”.

Prosedur akuntansi penerimaan kas dilaksanakan oleh pejabat pengelola keuangan (PPK-SKPD) PPK-SKPD berdasarkan buku transaksi penerimaan kas melakukan pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas dengan mencantumkan uraian rekening lawan asal penerimaan kas berkenaan, secara periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar.

Buku transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas yaitu : 1. Surat tanda bukti pembayarana, 2. Bukti transfer, 3. Nota kredit Bank.

2.1.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelola keuangan daerah pasal 247 mengatakan bahwa prosedur akuntansi pengeluaran kas adalah : “ serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”.


(20)

2.1.3 Prosedur Akuntansi Aset

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 253 mengatakan bahwa prosedur akuntansi aset adalah ; “serangkaian pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, relibilitas, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai atau digunakan SKPD”.

2.1.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 259 mengatakan bahwa prosedur akuntansi selain kas adalah : “ serangkaian proses mulaidari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”

2.2 Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan bagian dari pengelolaan keuangan daerah secara keseluruhan. Adanya UU No.32 Tahun2004 tentang pemeirntah daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Akan tetapi selain mempunyai kewenangan, pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber dayanya tersebut.


(21)

Sistem akuntansi pemerintah daerah memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) :

a. Basis Akuntansi

Sistem akuntansi pemerintahan daerah pada saat ini menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan basis akrual untuk neraca, dengan basis kas, pendapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh rekening kas daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas daerah.

b. Sistem Pembukuan Berpasangan

sistem pembukuan berpasangan (double entry system) didasarkan atas persamaan dasar akuntansi, yaitu : Aset = Utang + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebit suatu perkiraan dan mengkredit perkiraan yang lain.

Ssistem akuntansi pemerintahan daerah sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas. Seperti halnya SAPP,SAPD juga terdiri dari dua subsistem, yaitu :

1. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPKD, yang akan mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level pemda, seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, transaksi-transaksi pembiayaan, pencatatan investasi, dan utang jangka panjang.


(22)

2. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah

Sistem akuntansi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dilaksanakan oleh pejabat penatausahaan keuangan (PPK) SKPD. Transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan oleh PPK SKPD.

2.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur informasi yang merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu. Istilah laporan keuangan pemerintah daerah meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan.

2.3.2 Penyusunan Laporan keuangan

Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. Selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh PPKD menjadi laporan keuangan pemerintah provinsi/kota/kabupaten.

Laporan keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah : a. LRA

b.Neraca

c. Catatan atas laporan keuangan

laporan keuangan tersebut dibuat dua kali dalam satu tahun anggaran, yaitu : semester pertama dan semester kedua. Laporan keuangan semster kedua berisi data dan informasi keuangan semester I dan II. Proses pembuatan laporan keuangan SKPD secara manual pada dasarnya sama dengan proses pembuatan laporan keuangan pada akuntansi komersial, dimulai dengan


(23)

menempatkan jurnal yang telah dibuat ke buku besar, penyusunan neraca saldo, pencatatan jurnal penyesuaian neraca saldo yang telah disesuaikan, hingga membuat LRA dan Neraca. Proses tersebut dapat dibantu menggunakan woorksheet atau kertas kerja.

Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan dikolom neraca saldo pada woorksheet SKPD. PPK kemudian membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan

penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual.

2.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Karakteristik kualitas laporan keuangan daerah merupakan ciri khas yang membuat informasi dan laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik pokok, yaitu :

1. Mudah dipahami

Kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan daerah adalah kemudahaanya untuk segera dipahami pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki kemampuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan


(24)

serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan adalah :

1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat koreksi di masa lalu. 2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yan akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

3. Keandalan

Informasi harus andal (reliable), informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Bisa dibandingkan

Pemakai harus dapat diperbandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antara periode entitas yang sama dan untuk entitas yang berbeda.


(25)

2.5 Penelitian Terdahulu

Adapun penulis telah merangkum kedalam sebuah tabel penelitian terdahulu yang berhubungan dengan judul dari penelitian ini dan menjadi referensi tambahan untuk penelitian ini antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Hasil Penelitian

Permadi (2013)

Independen:

Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

Dependen :

Kualitas Lpaoran Keuangan Pemerintah Daerah

Sistem akuntansi keuangan pemerintah

daerah sangat berpengaruh pada laporan

keuangan menuju hasil yang berkualitas baik. Winda

(2011)

Independen:

Analisis penerapan Sistem akuntansi keuangan Daerah

Dependen :

Badan kepegawaian Kota

Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada badan kepegawaian daerah kota padang telah sesuai dengan ketentuan yang

terdapat dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 Syuriani (2009) Independen : Partisipasi anggaran, Komitmen organisasi Dependen :

Kinerja SKPD pemerintahan Kota Padang Panjang

Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD pemerintahan Kota Padang Panjang. Sedangkan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD pemerintahan kota padang panjang.

Sandy (2008)

Independen :

Penerapan Sistem akuntansi Keuangan

Dependen :

Penyusunan Laporan Keuangan pemerintah Kabupaten Deli serdang

Kabuptaen Toba Samosir telah menggunakan sistem akuntansi keuangan daerah dengan

peralatan yang kurang memadai.


(26)

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasrkan dari pandangan diatas bahwa pemerintah daerah menyusun dan melaporkan informasi keuangannya mengacu pada suatu sistem pemerintahan yaitu penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010. Adapun turunan dari kerangka konseptual pada penelitian ini ialah,

Gambar 2.1

Turunan kerangka pemikiran Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan keuangan

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara

Penyusunan laporan Keuangan Daerah Menurut PP No. 71

Tahun 2010 Otonomi Daerah dan

Reformasi Keuangan Daerah

Kualitas Laporan keuangan Pemerintah

Daerah (variabel Y) Sistem Keuangan Pemerintah Daerah


(27)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Peraturan yang telah dibuat dalam peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan yang menjadi tumpuan suatu sistem keuangan pemerintah daerah untuk membuat atau mensajikan laporan keuangannya berdasarkan peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, ketidak pandaian sumberdaya manusia dalam mengoperasikan suatu sistem laporan keuangan tanpa mengikuti standar yang telah ada akan mempenagruhi kualitas dari laporan keuangan itu sendiri.

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalah yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya. Berdasarkan beberapa kajian empiris dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ho : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah tidak Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Ha : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Sistem Keuangan Pemerintah Daerah

(variabel X)

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antara variabel melalui pengajuan hipotesis yang akan dilakukan pada bab selanjutnya dengan berpacu pada hasil jawaban yang didapat penulis dari pengisian kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang telah dipilih.

3.2 Ruang Lingkup penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis di seluruh SKPD tingkat Provinsi Sumatera Utara yang berada di daerah kota Medan yang penulis anggap telah mewakili dari seluruh SKPD tingkat provinsi yang ada di Provinsi Sumatera Utara karena semua laporan keuangan tiap-tiap Dinas, Badan maupun Biro di laporkan kembali kepada pusat yang berada di tiap SKPD tingkat Provinsi .

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer berupa ddata langsung yan dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan ( Kuesioner).


(29)

3. 4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.4.1 Definisi Operasional

Pengoperasionalan konsep atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris.

3.4.2 Pengukuran Variabel

3.4.2.1 Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Sistema Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

3.4.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebtu dengan variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonseia sering disebut variabel terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada seluruh SKPD di provinsi sumatera utara.


(30)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

VARIABEL

INDIKATOR SKALA

PENGUKURAN NOMOR KUESIONER Variabel Independen Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah (X)

1.kesesuaian sistem akuntansi keuangan yang digunakan sudah memenuhi standar akuntansi pemerintahan.

2.Pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik

3.Prosedur pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan standar pencatatan akuntansi pada umumnya. Ordinal 1

2 s/d 6

7 s/d 10

Variabel Dependen

Kualitas Laporan keuangan pemerintah daerah

1. laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan karakteristik yaitu andal,relevan apat diperbandingkan

dan dapat dipahami.

Ordinal

1 s/d 11

Sumber : Permadi,2013.

Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data kualitatif dari kuesioner menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah skala likert. Skala likert merupakan suatu pengukuran dengan menggunakan skala ordinal. Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan dalam menguji variabel independen dan variabel dependen yaitu :

 Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)  Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)


(31)

 Skor 3 Untuk jawaban Kurang Setuju (KS)  Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

 Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Berikut ini adalah rincian SKPD yang menjadi sampel.

Tabel 3.2

SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

NO SKPD KETERANGAN

1 Badan Kepegawaian Daerah 

2 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

Masyarakat

3 Badan Ketahanan Pangan 

4 Badan Lingkungan Hidup X

5 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

6 Badan Penanaman Modal dan promosi 

7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah X

8 Badan Pendidikan dan Pelatihan X

9 Badan Penelitian dan Pengembangan 

10 Badan perencanaan Pembangunan daerah 


(32)

12 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 

13 Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial 

14 Biro Bina Perekonomian 

15 Biro Hukum 

16 Biro Keuangan 

17 Biro Organisasi dan Keterlaksanaan 

18 Biro Otonomi Daerah 

19 Biro Pembangunan 

20 Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB 

21 Biro Pemerintahaan 

22 Biro Perlengkapan 

23 Biro Umum 

24 Dinas Bina Marga 

25 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 

26 Dinas Kehutanan 

27 Dinas Kesehatan 

28 Dinas Kesejahteraan dan Sosial X

29 Dinas Komunikasi dan Informatika X

30 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil 

31 Dinas Pemuda dan Olahraga

32 Dinas Pendapatan Daerah 

33 Dinas Pendidikan 

34 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air  `

35 Dinas Perhubungan 

36 Dinas Perikanan dan Kelautan

37 Dinas Perindustrian dan perdagangan 

38 Dinas Perkebunan 

39 Dinas Pertambangan dan Energi 

40 Dinas Pertanian 

41 Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan 

42 Dinas Tata Ruang dan permukiman 

43 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 

44 Inspektorat 

45 Rumah sakit haji Medan 

46 Rumah sakit Jiwa Provinsi X

47 Satuan Polisi Pamong Praja 

48 Sekretariat dewan Pengurus KORPRI 

49 Sekretariat DPRD Sumatera Utara 

Sumber :http://www.sumutprov.go.id ,2015

Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin.

2 1 Ne N n + =


(33)

Berikut ini merupakan keterangan rumus tersebut. n = jumlah sampel

N =jumlah populasi

ℯ =% kelonggaran ketidak telitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel seperti di bawah ini.

2

%) 5 ( 49 1

49 + = n

n = 43, 65 (maka dibulatkan menjadi 43)

3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dan penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden, adapun kriteria responden yang akan diberikan koesioner adalah sebagai berikut :

1. Kepada Bagian Keuangan yang ada di tiap SKPD yang telah dipilih untuk menjadi sample penelitian

2. Kepada kepala atau pegawai Bagian keuangan yang ada di tiap SKPD yang telah dipilih menjadi sample penelitian

Kriteria-kriteria yang telah disampaikan diatas bermaksud untuk lebih merujuk langsung kepada staff yang memang ada pada bidangnya diharapkan untuk dapat menjawab koesioner yang akan diberikan dengan benar.

Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden atau dititipkan ke bagian umum sebagai perantara. Responden diminta untuk mengisi daftar


(34)

pertanyaan, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung akan mengambil angket yang telah diisi. Angket yang diisi oleh responden akan diseleksi terlebih dahulu.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009) tentang validitas adalah:“valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur”. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan uji validitas adalah test/ pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil data yang valid. Maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah

dengan menggunakan rumus product moment :

{

}{

∑ ∑

}

− = 2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( y y N x x N y x xy N r Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).

X = Variabel bebas y = Variabel terikat N = jumlah sampel


(35)

adalah sebagai berikut:

1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel.

2. Menghitung Σx, Σy, Σy²,(Σx)², (Σy)², Σxy.

3. Menghitung rxy dengan rumus di atas.

4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel).Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinanyaitu:

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif. 3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel

negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

Untuk menguji hipotesis, pengaruh sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah (X) Dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu:

Keterangan:

2 1

2 r n r t

− − =

n = Jumlah sampel r = Koefisien korelasi


(36)

Derajat kebebasan (dk) = n – 2

Setelah nilai thitung didapat, perhitungan dari nilai yang didapat

akan dibandingkan dengan langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai thitung tersebut dengan nilai ttabel pada taraf signifikan sebesar α= 0,05

dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya adalah :

• Jika thitung > ttabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan

adalah valid.

• Jika thitung < ttabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan

adalah tidak valid.

Uji validitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel sistem akuntansi keuangan pemerintah dareah. Dalam penelitian ini skala pengukuran untuk uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan rhitung atau nilai yang

dihasilkan pada uji reabilitas yaitu pada kolom Correlation item- Total Correlation dengan nilai yang dihasilkan rtabel. Berdasarkan perbandingan

antara rhitung dan rtabel akan menjawab rumusan pada hipotesis yang telah

dijabarkan pada bab sebelumnya dengan itu maka terbentuklah hipotesis, Sebagai berikut :

Ho : rhitung > rtabel maka butir pertanyaan pada kuasioner dinyatakan valid.

Ha : rhitung < rtabel maka butir pertanyaan pada kuasioner dinyatakan tidak


(37)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen.Untuk menguji reliabilitas digunakan koefisien Alpha cronbach. Alpha cronbach ditunjukkan dengan :

r k

r k Alpha

) 1 ( 1

.. )

(

− + =  α

Keterangan :

k = Jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten r = Rata-rata korelasi antara variabel manifes.

Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, maka tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban.

• Jika r < 0,20 maka tingkat kendalan sangat lemah atau tingkat kendalan tidak berarti.

• Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat kendalan yang rendah tetapi pasti.

• Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat kendalan yang cukup berarti.

• Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang tinggi


(38)

3.7 Pengujian Hipotesis

3.7.1 Analisis Koefisien Korelasi rank spearman

Analisis ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arahnya variabel independen (variabel bebas ) dengan variabel dependen ( variabel terikat) kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Dengan rumus

n n

d rs

− − =

3 2 1 6 1

Dengan ketentuan :

rs = koefisein korelasi rank spearman

d1 = selisih rank X dengan rank Y yang ke-1

n = Jumlah sampel

6 = Besaran sampel (Konstanta)

Nilai rs (Koefisien Korelasi rank spearman) yang diperoleh akan berkisar antara 1,0 sampai +1 notasi ini menunjukkan tingkat korelasi antara variabel – variabel yang diuji, yaitu :

1. Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan korelasi negatif atau berlawanan arah ( jika X naik maka Y turun atau sebaliknya) 2. Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel – variabel yang diuji

atau korelasi yang lemah dan tdak ada hubungannya.

3. Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan variabel Y

Dan nilai positif atau searah (jika X naik maka Y naik atau sebaliknya). Dengan penjelasan yang ada di atas untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua berdasarkan nilai r


(39)

(koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka dapat dilihat dari tabel yang penulis ambil sebagai berikut :

Tabel 3.3

Koefisien Korelasi dan Tingkat Taksiran Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono,2009

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.

3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

D = (rs)2 x 100%

Keterangan:

D = Koefisien determinasi

rs = Koefisien korelasi rank spearman

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel dependen dan variabel independen, dilakuakn pengujian hipotesis sebagai berikut :


(40)

Ho = rs ≤0 menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah tidak

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Ha = rs > 0 menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pengujian hipotesis ini menggunakan model statistik uji t, dengan

rumus sebagai berikut : t = rs

2

1 2 s r n

− −

keterangan :

rs = koefisien korelasi spearman n = banyaknya sampel

dengan ketentuan : 05

, 0 = α

Df = n- (k+1) Dimana :

n = Jumlah data responden k = variabel independen 1 = variabel dependen

Untuk mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan memiliki tingkat pengujian yang baik atau tidak baik pada sistem akuntansi keuangan pemerintah daaerah berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, maka dapat dilakukan suatu perbandingan antara thitung dengan ttabel yang terdapat dalam tabel


(41)

penolakan pernyataan dari hipotesis tersebut menggunakan kriteria perhitungan yaitu :

1. Jika thitung ≥ttabel Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan penerimaan daerah.

2. Jika thitung < ttabel Maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak ada hubungan yang terjadi antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara

Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatera dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.

Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tigas sub provinsi yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu : Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1948 pada tanggal 15 Aprli 1948, ditetapkan bahwa sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu : Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 april 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada


(43)

tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi aceh dan Provinsi Tapanuli/ Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali provinsi Sumatera Utara.

Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonomi Provinsi Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.

Berikut ini adalah nama-nama Mantan Gubernur yang pernah menjabat di Provinsi Sumatera Utara :

1. DR. Ferdinand L.Tobing (Agustus 1948-Desember 1949) 2. Mr.Mohd.Amin (23 Oktober 1953-12 Maret 1956 ) 3. Eny Karim (5 April 1963-15 Juli 1963)

4. Marah Halim (31 Maret 1967- 12 Juni 1978 ) 5. Raja Inal Siregar (13 Juni 1988- 15 Juni 1998 ) 6. H.Syamsul Arifin, SE (16 juni 2008- 21 Maret 2011)

Sumatera Utara dikenal dengan luas perkebunanya, perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut terletak di deli serdang, langkat, Simalungun, asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai


(44)

penghasil komoditas joltikultura (sayur-mayur dan Bauh-buahan) misalnya, jeruk medan, jambu deli, sayur kol, tomat, kentang, dan wortel yang dihasilkan dikabupaten karo. Simalungun, dan tapanuli utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke malaysia dan singapura. Pemerintah provinsi sumatera utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastuktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten di sumatera utara dan antar provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Sektor lainnya seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka sumatera utara dibagi kedalam wilayah pembangunan.Sumatera Utara merupakan provinsi terbesar jumlah penduduknya di indonesia setelah jawa barata, Jawa Timur, dan jawa Tengah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Gambaran Umum Responden

Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. data yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu agar dapat dianalisis dan dapat digunakan untuk pengujian hipotesis. Objek dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan atau staff yang ada pada bagian keuangan atau akuntansi di SKPD Provinsi Sumatera Utara. Jumlah responden yaitu sebanyak 45


(45)

responden. Untuk menjelaskan latar belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, maka dibuatkan tabel deskripsi profil responden. Deskripsi profil responden terdiri dari : Usia, jenis Kelamin dan pendidikan terakhir.

Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Kelompok Responden Berdasarkan Usia

Jenjang Usia Frekuensi Persentase

25 – 35 9 20%

36 – 45 18 40%

46 – 55 27 60%

Total 45 100%

Sumber : Data primer yang telah diperoleh (SPSS,2015)

Dari tabel 4.1 diatas dapat kita lihat bahwa dominan pegawai atau staff yang ada pada SKPD provinsi sumatera utara berusia 46-55 tahun dengan persentase 60%. Hal tersebut menurut penulis berpengaruh kepada pengisian kuesioner yang diberikan memiliki jawaban yang sebenarnya dikarenakan pemahan para responden terhadap sistem akuntansi keuangan pemerintahan sangat baik karena masa bekerja para responden yang telah lama di bidang keuangan pemerintahan.

Tabel 4.2

Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Pria 36 80%

wanita 9 20%

Total 45 100%

Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS, 2015)

Pengelompokan berdasarkan kelamin dapat kita lihat bahwa pria lebih banyak yaitu 80% dibandingkan dengan kaum wanita yang ada di bidang


(46)

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.1 Gambaran Mengenai sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemeritah daerah yang telah disosialisasikan oleh pemerintah kepada karyawan atau staff bagian keuangan SKPD.

Kuesioner yang diberikan terdiri dari beberapa sub bagian yang tiap sub memiliki isi kandungan seperti kesesuaian sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan sistem yang dibuat oleh pemerintah, prosedur pencatatan akuntansi yang dilakuakn berlaku secara umum, kemudian pembuatan laporan keuangan apakah sudah dilakukan secara periodik.

Untuk mengetahui jawaban dari para responden penulis menjabarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Kesesuaian Sistem Akuntansi Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan

No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean

SS S KS TS STS

1 Sistem Akuntansi Keuangan pada Dinas ini Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

F 17 28 0 0 0

4.3778

% 37.8 62.2 0 0 0

Akumulasi Jawaban F 17 28 0 0 0

4.3778

% 37.8 62.2 0 0 0

Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 28 orang (62.2%), kemudian 17 orang (37.8%)


(47)

menjawab sangat setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.3778 maka dapat diartikan bahwa tanggapan responden tentang kesesuaian sistem akuntansi keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan adalah sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah pada SKPD provinsi sumatera utara sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Tabel 4.4

Prosedur Pencatatan Akuntansi dengan Pencatatan Standar Akuntansi yang Berlaku Umum

No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean

SS S KS TS STS

1 Setiap transasksi keuangan pada dinas ini dilakukan dengan analisis transaksi / identifikasi transaksi

F 13 32 0 0 0

4.2889

% 28.9 71.1 0 0 0

2 Pada dinas ini dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan

F 10 35 0 0 0

4.2222

% 22.2 77.8 0 0 0

3 Setiap transaksi keuangan pada dinas ini didukung oleh bukti transaksi

F 27 18 0 0 0

4.6000

% 60.0 40.0 0 0 0

4 Pada dinas ini semua transaksi keuangan dilakukan pencatatan secara kronologis

F 11 31 3 0 0

4.1778

% 24.4 68.9 6.7 0 0

5 Pada dinas ini dilakukan

pengklasifikasian terjadap transaksi yang terjadi

F 18 26 1 0 0

4.3778

% 40.0 57.8 2.2 0 0

Akumulasi Jawaban F 79 142 4 0 0

4.3334

% 35.1 63.1 1.8 0 0

Sumber : Data primer yang telah diperoleh (SPSS,2015)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 63.1%, kemudian sangat setuju 35.1%, disusul kurang setuju sebanyak 1.8%, dengan nilai rata-rata sebesar 4.3334 yang berarti bahwa responden sangat setuju dengan prosedur pencatatan akuntansi pada SKPD provinsi Sumatera, yang dapat diartikan bahwa prosedur pencatatan akuntansi


(48)

pada SKPD tingkat provinsi Sumatera Utara sudah dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Tabel 4.5

Pembuatan Laporan Keuangan yang Dilaporkan secara Periodik

No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean

SS S KS TS STS

1 Pada dinas ini dilakukan klasifikasi atas transaksi sesuai dengan pos-pos semestinya

F 21 24 0 0 0

4.4667

% 46.7 53.3 0 0 0

2 Sistem pengendalian dilakukan dalam mengukur dan melaporkan pencatatan

F 17 26 2 0 0

4.3333

% 37.8 57.8 4.4 0 0

3 Pembuatan laporan keuangan

dilakukan setiap periode akuntansi

F 23 22 0 0 0

4.5111

% 51.1 48.9 0 0 0

4 Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan periodik.

F 26 19 0 0 0

4.5778

% 57.8 42.2 0 0 0

Akumulasi Jawaban F 87 91 2 0 0

4.4722

% 48.3 50.5 1.2 0 0

Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 50.5% responden setuju, 48.3% sangat setuju, dan 1.2% kurang setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.4722 yang berarti bahwa pembuatan laporan keuangan yang dilaksanakan oleh SKPD provinsi Sumatera Utara telah dilaporkan secara periodik dengan baik.

4.3.2 Gambaran Mengenai Kualitas Laporan Keuangan

Mengenai Kualitas laporan keuangan dapat dianggap baik apabila laporan keuangan tersebut telah mememnuhi kriteria yang telah ditetapkan handal, relevan, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Untuk mengetahui apakah SKPD provinsi sumatera utara sudah termasuk kedalam golongan kualitas yang baik atau tidak baik, dapat kita lihat pada tabel berikut:


(49)

Tabel 4.6

Laporan Keuangan harus Handal, Relevan, Dapat Dipahami dan Dibandingkan

No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean

SS S KS TS STS

1 Laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat mengoreksi aktifitas keuangan di masa lalu.

F 16 23 6 0 0

4.2222

% 35.6 51.1 13.3 0 0

2 Laporan Keuangan menyediakan

informasi yang mampu memprediksi masa yang akan datang

F 6 33 6 0 0

4.0000

% 13.3 73.3 13.3 0 0

3 Penyajian/penerbitan laporan

keuangan tepat waktu sesuai periode akuntansi

F 17 22 6 0 0

4.2444

% 37.8 48.9 13.3 0 0

4 Laporan keuangan menghasilkan

informasi yang lengkap mencakup semua informasi yang dibutuhkan guna pengambilan keputusan

F 24 21 0 0 0

4.5333

% 53.3 46.7 0 0 0

5 Laporan keuangan menghasilkan

informasi yang wajar dan jujur sesuai transaksi dan peristiwa keuangan lainnya yang seharusnya di sajikan

F 20 22 3 0 0

4.3778

% 44.4 48.9 6.7 0 0

6 Informasi laporan keuangan apabila diuji oleh pihak berbeda akan mewujudkan simpulan yang berbeda

F 1 15 19 10 0

3.1556

% 2.2 33.3 42.2 22.2 0

7 Informasi laporan keuangan

berpihak pada kebutuhan pihak tertentu

F 16 21 4 4 0

3.0889

% 35.6 46.7 8.9 8.9 0

8 Laporan keuangan menghasilkan

informasi yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya

F 9 31 5 0 0

4.0889

% 20.0 68.9 11.1 0 0

9 Laporan keuangan menghasilkan

informasi yang dapat dibandingkan dengan entitas lain yang menerapkan kebijakan akuntansi yang sama

F 15 25 5 0 0

4.2222

% 33.3 55.6 11.1 0 0

10 Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami dengan jelas

F 29 16 0 0 0

4.6444

% 64.4 35.6 0 0 0

11 Laporan keuangan yang dihasilkan oleh instansi sudah disajikan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna

F 17 27 1 0 0

4.3556

% 37.8 60.0 2.2 0 0

Akumulasi Jawaban F 170 256 55 14 0

4.0848

% 34.3 51.7 11.1 2.9 0


(50)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 51.7% responden setuju, 34.3% responden sangat setuju, 11.1% responden kurang setuju, dan 2.9% tidak setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.0848 yang dapat diartikan bahwa responden sudah setuju secara keseluruhan pelaporan keuangan sudah handal, relevan, dapat dipahami dan dibandingkan, sehingga dapat diketahui bahwa pelaporan keuangan sudah memenuhi kriteria handal, relevan, dapat dipahami dan dapat dibandingkan.

4.3.3 Analisis Jawaban Responden

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada responden sebagai sumber data utama dalam penelitian ini, selain upaya perolehan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka untuk melengkapi data utama. Kuisioner terdiri dari 21 butir pernyataan dengan perincian 10 butir pernyataan mengenai sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dan 11 butir pernyataan mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data pada penelitian ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas serta analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan.

Opsinya untuk menentukan bobot dari setiap jawaban yang diberikan responden akan diberikan skor (nilai) pada setiap jawaban yaitu arah pernyataan untuk pernyataan positif akan diberi skor 5-4-3-2-1 dengan menggunakan skala likert yang dapat dilihat sebagai berikut:


(51)

1. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan Kualitas Laporan Keuangan

Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)

Skor 3 untuk jawaban Kurang Setuju (KS) Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

4.3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum data hasil penelitian dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menguji apakah alat ukur yang digunakan berupa butir item pernyataan yang diajukan kepada responden telah mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini.

4.3.4.1 Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Dalam pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah pernyataan yang telah diterapkan dalam kuisioner dapat mengukur variabel yang telah ada. Pengujian validitas ini dilakukan dengan mengkorelasi skor jawaban responden dari setiap pertanyaan. Nilai R hitung dibandingkan dengan R tabel, apabila R hitung > R tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap pertanyaan kuisioner dari variabel sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut:


(52)

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Butir Pernyataan R hitung R tabel Keterangan

1 0.527 0.361 Valid

2 0.636 0.361 Valid

3 0.453 0.361 Valid

4 0.669 0.361 Valid

5 0.515 0.361 Valid

6 0.744 0.361 Valid

7 0.626 0.361 Valid

8 0.581 0.361 Valid

9 0.465 0.361 Valid

10 0.615 0.361 Valid

Sumber : Data primer yang telah diperoleh

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Butir Pernyataan R hitung R tabel Keterangan

1 0.446 0.361 Valid

2 0.546 0.361 Valid

3 0.539 0.361 Valid

4 0.508 0.361 Valid

5 0.471 0.361 Valid

6 0.477 0.361 Valid

7 0.658 0.361 Valid

8 0.519 0.361 Valid

9 0.382 0.361 Valid

10 0.674 0.361 Valid

11 0.566 0.361 Valid

Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)

Berdasarkan Tabel 4.7 dan 4.8 mengenai uji validitas dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan telah valid, sehingga dapat dilanjuykan dengan uji reliabilitas.

4.3.4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan suatu variable dan disusun dalam satu bentuk kuisioner. Uji


(53)

reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

Alpha N of items

X 0.867 10

Y 0.831 11

Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha telah memenuhi standar > 0.80, yakni 0.831 dan 0.867 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah lulus uji reliabilitas.

4.3.5 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman

Analisis ini mengukur bagaimana hubungan dan arahnya variabel independen dengan variabel dependen. Kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal.

Tabel 4.10

Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman Correlations

X Y

Spearman's rho X

Correlation Coefficient 1.000 .442**

Sig. (2-tailed) . .002

N 45 45

Y

Correlation Coefficient .442** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 45 45

Sumber : Data primer yang telah diperoleh(SPSS,2015)

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0.442, nilai koefisien ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen yakni Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan variabel dependen yakni Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memiliki hubungan yang


(54)

sedang dimana hasil berada di antara 0.400 < 0.442 < 0.599, serta nilai positif menunjukkan bahwa apabila Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah mengalami peningkatan, maka Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah juga akan mengalami peningkatan.

4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yakni Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap variabel dependen yakni Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Koefisien Determinasi ini dihitung dengan:

Hasil tersebut menunjukkan bahwa 19.5% Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, kemudian 80.5% sisanya dipengaruhi oleh variiabel lain di luar model penelitian ini.

4.3.7 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan, maka dapat dilakukan suatu perbandingan antara thitung dengan ttabel yang terdapat dalam tabel

distribusi t. Adapun taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,05 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= n-2.


(55)

Pengujian hipotesis ini menggunakan model statistik uji t, untuk mengetahui thitung

dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

dan untuk pengujian ttabel diperoleh sebagai berikut:

= 1.6810

2. Jika thitung≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan

antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas laporan keuangan.

3. Jika thitung < ttabel maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak. Artinya tidak

ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah kualitas laporan keuangan.

Dari hasil pengujian thitung diatas didapat nilai 3.2321 dimana ttabel 1.6810,

sehingga thitung 3.2321 > 1.6810 ttabel dengan kata lain dapat ditarik kesimpulan

bahwa ada hubungan anatara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas laporan keuangan, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.


(56)

4.4 Pembahasan

4.4.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di SKPD

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 45 SKPD yang ada di provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Sumatera Utara termasuk ke dalam kategori yang baik, yang terlihat dari tanggapan responden mengenai sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di mana nilai rata-rata untuk kesesuaian sistem akuntansi keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan sebesar 4.3778, kemudian prosedur pencatatan akuntansi berdasarkan dengan standar pencatatan akuntansi yang berlaku umum sebesar 4.3334, dan pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik sebesar 4.4722.

4.4.2 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di SKPD

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi Sumatera Utara berada dalam kategori yang baik, yang terlihat dari tanggapa responden mengenai laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD dengan nilai rata-rata sebesar 4.0848.

4.4.3 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan pengujian hipos tesis menggunakan model statistik uji t, diketahui nilai thitung adalah sebesar 3.2321 dan nilai ttabel adalah 1.6810, yang


(57)

daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Permadi (2013) yang meneliti mengenai Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat), yang menyimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini juga didukung oleh landasan teori pada pembahasan sebelumnya yang menyebutkan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas diperlukan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dependen, yaitu kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan varibael independen yang digunakan adalah penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah.analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan program SPSS Ver. 19.00. Subjek penelitian ini adalah Seluruh SKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Dari total kuesioner yang disebar sebanyak 45 kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi Sumatera Utara sudah berada dalam kategori yang baik, kemudian laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi Sumatera Utara juga sudah berada dalam kategori yang baik.

2. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai koefisien korelasi Spearman Rank yang baik dan berarti hubungan antara sistem akuntansi dan laporan keuangan pemerintah daerah berada di tingkat sedang,kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis t, diketahui bahwa nilai thitung dan ttabel mengikuti dengan memiliki hasil yang baik


(59)

sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi laporan keuangan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laporan keuangan pemerintah daerah

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti menerapkan metode survey melalui kuesioner, sehingga peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat secara langsung dalam aktivitas Pembuatan Laporan Keuangan daerah pemerintah Provinsi Sumatera Utara sehingga tidak dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dan kesimpulan yang diambil hanya didasarkan pada data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis.

2. Dikarenakan adanya keterbatasan waktu, data, dan dana dalam melakukan penelitian sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk menjadikan seluruh SKPD yang ada di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara untuk menjadi sampel penelitian.

3. Hasil yang telah diperoleh melalui penelitian pada pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak dapat disetarakan dengan pemerintah kota lainnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan perbedaan jawaban dari responden pada pemerintah provinsi lainnya di Indonesia.


(60)

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan sebelumnya untuk penelitian yang lebih baik lagi dan lebih luas sampel yang akan digunakan oleh peneliti selanjutnya dan untuk membantu pembentukan suatu laporan keuangan pada tiap SPKD Provinsi Sumatera Utara guna penyempurnaan kualitas laporan keuangan yang lebih baik lagi dari saat ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian disimpulkan adanya pengaruh sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Untuk itu khususnya pada SKPD provinsi sumatera utara yang menjadi subjek dalam penelitian ini perlu memperhatikan sistem akuntansi keuangan yang digunakan, baik dalam memahami dalam penggunaanyabataupun dalam hal mengetahui standar akuntansi pemerintahan sehingga dalam mengolah data keuangan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. 2. Pentingnya sumber daya manusia juga menjadi hal yang perlu

diperhatikan, karena SDM yang berkualitas dan kompeten sangat dibutuhkan agar mampu bekerja lebih baik untuk menghadapi sistem akuntansi keuangan pemerintahan yang akan datang.

3. Sebaiknya semua SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara selalu menjaga dan meningkatkan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah sehingga menjadi baik dan transparan, guna terciptanya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang baik.


(61)

4. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan beberapa variabel yang relevan sehingga penelitian ini dapat lebih disempurnakan kembali 5. Untuk peneliti berikutnya disarankan menggunakan objek tidak

terbatas hanya sistem akuntansi keuagan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah namun dapat menambah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dapat menambah variabel independen lain yang mungkin memiliki pengaruh juga terhadap kualitas laporan keuangan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Angga Dwi Permadi, 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah daerah Terhadap Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah, Bandung.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis unttuk Akuntansi dan manajemen, Edisi Kedua, Usu Press, Medan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Medan.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 4, cetakan keempat. Badan Penerbit UNDIP, Semarang

Halim, Abdul.2007. Akuntansi Keuangan daerah. Jakarta: Salemba- Empat Halim, Abdul.2002. Accounting Principle Boards.Jakarta: Salemba Empat

Harto, Tantriani Sukmaningrum Puji. 2010. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” jurnal akuntansi pemerintah

Haykal, 2007. Analisis Peran dan Fungsi SKPD dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Pengaruhnya terhadap Kinerja SKPD (Studi kasus Pada Pemkab Aceh timur).

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis : Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lalolo, Loina Krina P,2003. Indikator Dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi, Sekretariat Good Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.

Mulyadi. 2001.Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Nordiawan Deddi, Rahmawati Maulidah dan Sondi Putra Iswahyudi,2007. Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Peraturan Pemerintahan No.58 Tahun 2005 Mengenai pengelolaan keuangan daerah


(63)

Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) pengertian dari Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan antara Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No. 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Rohman, Abdulah.2009. “Pengaruh Implemenasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan

Keuangan Daerah, Terhadap fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Sandy,2008,Penerapan sistem Akuntansi Keuangan terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang,Repositori.usu.ac.id, Medan

Santosa, Pandji, 2008. Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance. PT Refika Aditama, Bandung.

Saragih, Juli Panglina, 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Saufi, Iqbal Nasution, 2010. “Pengaruh Penyajian Neraca SKPD dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD di Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara ”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soekarwo, 2005. Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Prinsip-Prinsip Good Financial Governance. Penerbit airlangga University Press, Surabaya.

Soesastro, Hadi.dkk. 2005. Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Dalam Setengah Abad Terakhir:Proses Pemulihan Ekonomi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.


(64)

Sinaga, Sandy Sera, 2008. “Tinjauan Atas Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang.

Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.Bandung ...2012.Metode Penelitian Kombinasi.Bandung: alfabeta.

Syuriani, Elsa Fiitri, 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Di Kota padang.

Umar, Husein, 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(1)

NO. Kesesuaian Sistem Akuntansi

Keuangan dengan SAP SS S KS TS STS 1. Sistem Akuntansi Keuangan Pada

Dinas ini Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

NO. Pembuatan Laporan Keuangan yang Dilaporkan Secara Periodik

SS S TS TS STS 1. Pada dinas ini dilakukan klasifikasi

atau transaksi sesuai dengan pos-pos semestinya

2. Sistem pengendalian dilakukan dalam mengukur dan melaporkan pencatatan

3. Pembuatan laporan keuangan dilakukan setiap periode akuntansi

4. Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan periodic.

NO.

Prosedur Pencatatan Akuntansi dengan Pencatatan Standar Akuntansi yang Berlaku Umum

SS S KS TS STS 1. Setiap transaksi keuangan pada dinas

ini dilakukan dengan analisis transaksi / identifikasi transaksi

2. Pada Dinas ini dilaksanakan

pengidentifikasian terhadap pencatatan.

3. Setiap transaksi keuangan pada dinas ini didkukung oleh bukti transaksi.

4. Pada Dinas ini semua transaksi keuangan dilakukan pencatatan secara kronologis.

5 Pada Dinas ini dilakukan

Pengklasifikasian terhadap transaksi yang terjadi.


(2)

NO. Laporan Keuangan Harus Handal, Relevan, dapat dibandingkan dan

Dapat Dipahami

SS S TS TS STS

1. Laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat mengoreksi aktifitas keuangan di masa lalu.

2. Laporan keuangan menyediakan informasi yang mampu memprediksi masa yang akan datang

3. Penyajian/penerbitan laporan keuangan tepat waktu sesuai periode

akuntansi

4. Laporan keuangan menghasilkan informasi yang lengkap mencakup semua informasi yang dibutuhkan guna pengambilan keputusan

5 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang wajar dan jujur sesuai transaksi dan peristiwa keuangan lainnya yang seharusnya di sajikan 6 Informasi laporan keuangan apabila

diuji oleh pihak berbeda akan mewujudkan simpulan yang berbeda 7 Informasi laporan keuangan berpihak

pada kebutuhan pihak tertentu

8 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya

9 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang dapat dibandingkan dengan entitas lain yang menerapkan kebijakan akuntansi yang sama

10 Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami dengan


(3)

(4)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 26.1667 24.282 .446 .822

VAR00002 26.1000 23.748 .546 .814

VAR00003 26.0000 23.379 .539 .814

VAR00004 25.5667 21.357 .508 .821

VAR00005 25.8000 21.683 .471 .825

VAR00006 26.4333 24.806 .477 .821

VAR00007 26.4667 23.154 .658 .806

VAR00008 26.4333 23.909 .519 .816

VAR00009 26.4333 23.840 .382 .828

VAR00010 26.2333 23.633 .674 .808

VAR00011 26.0333 22.309 .566 .811

Reliability Statistics


(5)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 31.4667 21.361 .527 .859

VAR00002 31.4333 20.392 .636 .849

VAR00003 31.6333 23.137 .453 .863

VAR00004 31.8333 20.006 .669 .846

VAR00005 31.5333 21.913 .515 .859

VAR00006 31.7667 19.978 .744 .840

VAR00007 31.4667 21.292 .626 .851

VAR00008 31.7000 21.528 .581 .854

VAR00009 31.7333 21.789 .465 .864

VAR00010 31.3333 21.954 .615 .853

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(6)

KORELASI SPEARMAN RANK

Correlations

X Y

Spearman's rho X

Correlation Coefficient 1.000 .442**

Sig. (2-tailed) . .002

N 45 45

Y

Correlation Coefficient .442** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 45 45


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

2 23 65

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

13 63 113

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

5 19 73

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT (Studi pada SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

0 1 10

KATA PENGANTAR - Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten PATI) - Unissula Repository

0 0 9