Perumusan Masalah Kerangka Konseptual Prosedur Sistem Akuntansi Instansi GAMBAR II-2

Sumut. Dimana Satker tersebut menggunakan anggaran dari pemerintah pusat yaitu APBN dalam melaksanakan pembangunan tentang penyehatan lingkungan permukiman dibeberapa kabupatenkotamadya di Propinsi Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan penulis memilih judul “Penerapan Sistem Akuntansi Instansi SAI Pada Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sumatera Utara“.

B. Perumusan Masalah

Berkenaan dengan hal yang menjadi latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah telah diterapkan sistem akuntansi instansi yang membantu efektifitas dan efisiensi dalam Satker PKP-PLP-SU? 2. Apakah penerapan sistem akuntansi instansi dalam Satker PKP-PLP-SU telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah? 3. Apakah telah melaksanakan langkah-langkah koreksi untuk setiap kesalahan yang mungkin timbul terhadap penerapan SAI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah : 8 a. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sistem akuntansi instansi yang diterapkan oleh Satker PKP-PLP-SU. b. Untuk mempelajari dan menilai prosedur sistem akuntansi instansi yang diterapkan oleh Satker PKP-PLP-SU. c. Untuk mengetahui langkah-langkah koreksi untuk setiap kesalahan yang mungkin timbul terhadap penerapan SAI.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah : a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan praktis SAI. b. Bagi satuan kerja yang diteliti, dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada Satker PKP- PLP-SU. c. Sebagai rujukan bagi peneliti lain yang akan meneliti lebih lanjut mengenai SAI.

D. Kerangka Konseptual

Untuk menyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, penulis akan menguraikan alur berpikir penulis dalam permasalahan sebagai berikut : JUDUL PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI SAI PADA SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN SUMATERA UTARA SISTEM AKUNTANSI INSTANSI SAI PROSEDUR • REKONSILIASI • EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN SAK SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA SABMN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian 1. Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Sektor Publik

Pengertian akuntansi pemerintahan akuntansi sektor publik tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum. Menurut Bachtiar Arif dan Muchlis Iskandar 2002, ”Akuntansi didefenisikan sebagai aktivitas pemberian jasa service activity untuk menyediakan informasi keuangan untuk para pengguna user dalam rangka pengambilan keputusan”. Untuk aktivitas tersebut, dilakukan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan yang timbul dari kegiatan suatu organisasi untuk menghasilkan informasi keuangan berupa posisi keuangan pada waktu tertentu, hasil kegiatan untuk periode yang berakhir pada waktu tertentu, disertai dengan suatu penafsiran atas informasi keuangan tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, maka akuntansi pemerintahan dapat didefenisikan menjadi suatu aktifitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintahan berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran serta suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas dasar informasi keuangan tersebut. Dari berbagai buku Anglo Amerika, akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik- praktik organisasi publik. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintahan. Dan diberbagai 11 kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik. Berbagai perkembangan terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual base di Selandi Baru pemahaman ini telah berubah. Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi dana masyarakat ht t p: id.wikipedia.org,2007 dapat diartikan sebagai “mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”. Dari definisi diatas perlu diartikan dana masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat bukan individual, yang biasanya dikelola oleh organisasi-organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Di Indonesia pengertian akuntansi sektor publik ht t p: id.wikipedia.org,2007 mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.

2. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi 2001, Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan’’. Sedangkan pengertian dari ”sistem itu sendiri adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.59PMK.062005, ”Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPP adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, 12 pencatatan, pengikhitsaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat”. Di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut juga dijelaskan Tujuan dari Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPP, yaitu:

a. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui

pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;

b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang

anggaran dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;

c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentangv posisi

keuangan suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;

d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan,

pengelolaan dan pengendalian kegiatan keuangan pemerintah secara efisien. SAPP juga memiliki ciri-ciri pokok sebagai berikut: a. Basis Akuntansi. Cash toward Accrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. b. Sistem Pembukuan Berpasangan Sistem ini didasarkan atas persamaan dasar akuntansi yaitu : Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit perkiraan yang terkait. c. Dana Tunggal Kegiatan akuntansi yang mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional. Dana tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapat dan Belanja Pemerintah dipertanggung jawabkan sebagai kesatuan tunggal. d. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah. e. Bagan Perkiraan Standar SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi. f. Standar Akuntansi Pemerintah SAP SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah SAP dalam melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengakuan terhadap transaksi keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disampaikan kepada DPR Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sebelum disampaikan kepada DPR, Laporan keuangan pemerintah pusat tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK Badan Pemeriksa Keuangan. Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian Negara Lembaga yang telah direkonsiliasi. b. Neraca Pemerintah Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI Sistem Akuntansi Instansi dan Neraca SAKUN Sistem Akuntansi Kas Umum Negara. c. Laporan Arus Kas d. Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merrupakan konsolidasi Laporan Arus Kas dari seluruh Kanwil Ditjen PBN Direktorat Jenderal Perbendaharaan. e. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos yang tersaji di dalam Laporan Realisasi Anggaran. Neraca Pemerintah dan Laporan Arus Kas. Sebagaimana dinyatakan di dalam KMK nomor 337 tahun 2003 pasal 2, Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPP terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat SiAP dan Sistem Akuntansi Instansi SAI. Menurut Peraturan Menteri Keuangan No.59PMK.062005, Pengertian dari SiAP dan SAI adalah sebagai berikut: Sistem Akuntansi Pusat SiAP adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Sedangkan Sistem Akuntansi Instansi SAI adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara Lembaga.

B. Unsur-unsur Akuntansi Pemerintah Pusat

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari :

1. Sistem Akuntansi Pusat SiAP

SiAP dilaksanakan Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perbendaharaan Ditjen PBN. SiAP terdiri dari: a. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara SAKUN yang menghasilkan Laporan Arus Kas dan Neraca Kas Umum Negara KUN. b. Sistem Akuntansi Umum SAU yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Pengolahan data dalam rangka penyusunan laporan keuangan SAU dan SAKUN, dilaksanakan oleh unit-unit Ditjen PBN yang terdiri dari: a. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN. b. Kantor Wilayah Ditjen PBN Kanwil Ditjen PBN. c. Kantor Pusat Ditjen PBN. Ditjen PBN Melaksanakan SiAP dengan melibatkan unit pemproses data sebagai berikut: a. KPPN b. Kanwil Ditjen PBN c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara d. Direktorat Informasi dan Akuntansi e. Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara f. Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri g. Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman h. Direktorat Pengelolaan Barang Milik Negara Dalam rangka pelaksanaan SiAP maka; a. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN memperoses data transaksi penerimaan dan pengeluaran; b. KPPN Khusus memproses data transaksi pengeluaran yang berasal dari Bantuan Luar Negeri BLN; c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara DPKN memproses data transaksi penerimaan dan pengeluaran Bendahara Umum Negara BUN melalui kantor pusat; dan d. Direktorat Informasi dan Akuntansi memproses data APBN, serta melakukan verifikasi dan akuntansi untuk data transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN melalui kantor pusat.

2. Sistem Akuntansi Instansi SAI

SAI dilaksanakan oleh kementerian negara lembaga. Kementerian negara lembaga melakukan pemprosesan data berupa transaksi keuangan baik arus uang maupun barang untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sistem Akuntansi Instansi SAI terdiri Sistem Akuntansi Keuangan SAK dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN. Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang. Unit akuntansi keuangan terdiri dari: e. UAPA Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yaitu unit akuntansi instansi pada tingkat kementerian Negara Lembaga pengguna anggaran yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-E1yang berada di bawahnya. f. UAPPA-E1 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I, yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-W yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang berada langsung dibawahnya. g. UAPPA-W Unit Akuntansi Pembantu Anggaran Pengguna Wilayah, yaitu unit akuntansi intansi yang melakukan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya. h. UAKPA Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. Unit akuntansi barang terdiri dari: e. UAPB Unit Akuntansi Pengguna Barang, yaitu unit akuntansi BMN Barang Milik Negara pada tingkat kementerian Negara Lembaga yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-E1, yang penanggung jawabnya adalah Menteri Pimpinan Lembaga. f. UAPPB-E1 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I, yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-W, dan UAKPB yang langsung berada dibawahnya yang penanggung jawabnya adalah pejabat Eselon I.. g. UAPPB-W Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah, yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W. h. UAKPB Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yaitu satuan kerja kuasa pengguna barang yang memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN. Laporan-laporan keuangan yang dapat dihasilkan dari proses komputerisasi SAPP adalah: Sistem Akuntansi Jenis Laporan Pengguna Laporan SAKUN Laporan Arus Kas a. Kepala KPPN b. Kepala Kanwil Ditjen PBN c. Ditjen PBN d. Menteri Keuangan Neraca KUN e. Kepala KPPN f. Kepala Kanwil Ditjen PBN Ditjen PBN SAU Laporan Realisasi Anggaran g. Kepala KPPN h. Kepala Kanwil Ditjen PBN Ditjen PBN Neraca SAU i. Kepala KPPN j. Kepala Kanwil Ditjen PBN Ditjen PBN SAI Laporan Realisasi Anggaran k. Kepala Kantor l. Kepala Kanwil m. Kepal Daerah n. Pimpinan Eselon-I Mneteri Pimpinan Lembaga Neraca SAI o. Kepala Kantor p. Ka. Kanwil, Kepala Daerah q. Pimpinan Eselon-I Mneteri Pimpinan Lembaga

C. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Instansi

Sistem Akuntansi Instansi SAI dilaksanakan oleh kementerian negaralembaga yang memproses transaksi keuangan arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan SAK dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN.

1. Sistem Akuntansi Keuangan SAK

SAK terdiri dari: a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran SA-UAKPA; b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah SA-UAPPA-W; c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I SA-UAPPA-E1;dan d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran SA- UAPA. Untuk melaksanakan SAI, kementerian negara lembaga membentuk unit akuntansi instansi sesuai dengan hirarki organisasi. Unit Akuntansi Instansi UAI terdiri dari Unit Akuntansi Keuangan UAK dan Unit Akuntansi Barang UAB. Unit Akuntansi Keuangan, terdiri dari: a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran UAPA yang berada pada tingkat kementerian negaralembaga; b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I UAPPA-E1 yang berada pada tingkat Eselon I; c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah UAPPA-W yang berada pada tingkat wilayah; dan d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran UAKPA yang berada pada tingkat satuan kerja.

2. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN

Sistem Akuntansi barang Milik Negara SABMN merupakan sub sistem dari Sistem Akuntansi Instansi SAI. SABMN diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN serta pengelolaanpengendalian BMN yang dikuasai oleh suatu unit akuntansi barang. Disamping menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan Neraca Kementerian NegaraLembaga SABMN juga menghasilkan informasi-informasi untuk memenuhi kebutuhan pertanggung jawaban pengelolaan BMN dan kebutuhan- kebutuhan manajerial Kementerian NegaraLembaga lainnya. Barang Milik Negara BMN meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah antara lain berupa transfer masuk, hibah, pembatalan penghapusan, dan rampasansitaan. Tidak termasuk dalam pengertian BMN adalah barang- barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh : a. Pemerintah Daerah. b. Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari: 1 Perusahan Perseroan, dan 2 Perusahan Umum c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah. SABMN terdiri dari: a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang SA- UAKPB; b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah SA-UAPPB-W; c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I SA-UAPPB-E1;dan d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang SA-UAPB. Unit Akuntansi Barang UAB, terdiri dari: a. Unit Akuntansi Pengguna Barang UAPB yang berada pada tingkat kementerian negaralembaga; b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I UAPPB-E1 yang berada pada tingkat Eselon I; c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah UAPPB-W yang berada pada tingkat wilayah; dan d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang UAKPB yang berada pada tingkat satuan kerja. Pada tingkat wilayah, kementerian negaralembaga dapat menunjuk satuan kerja sebagai koordinator UAPPA-W UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah propinsi atau menetapkan salah satu satuan kerja lingkup eselon I dari sebuah kementerian negaralembaga sebagai UAPPA-E UAPPB-W sesuai struktur kementerian negara lembaga. Unit-unit akuntansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan tingkat organisasinya. Laporan Keuangan yang dihasilkan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran oleh unit-unit akuntansi, baik sebagai entitas akuntansi maupun entitas pelaporan. Laporan keuangan kementerian negaralembaga yang dihasilkan unit akuntansi instansi tersebut terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. b. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu. c. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Kementerian negaralembaga yang menggunakan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan, disamping wajib menyusun laporan keuangan atas bagian anggrannya sendiri, juga wajib menyusun Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan secara terpisah. Data akuntansi dan laporan keuangan secara berkala disampaikan kepada unit akuntansi diatasnya. Data akuntansi dan laporan keuangan dimaksud dihasilkan oleh sistem akuntansi keuangan SAK dan sistem akuntansi barang milik negara SABMN yang dikompilasi. GAMBAR II-1 KERANGKA UMUM SAI → Lap BMN Keterangan : : arus data laporan : arus LPJ APP : rekonsiliasi data : pencocokan laporan BMN dan laporan keuangan : arus data laporan APP UAKPB UAPPB UAPPB KPP UAPPB UAKPA KANWI L UAPPA Ditjen UAPB UAPA Ditjen PBN Dit iA APPL CENTER DITJEN

D. Prosedur Sistem Akuntansi Instansi GAMBAR II-2

PROSEDUR PELAPORAN SAI → 1 2 1a 4b 2a 3 4 5 4a 5a 13 6 7a 8 7 6a 14 15 11 9 10 12 Lap BMN Keterangan : : arus data laporan : arus LPJ APP : rekonsiliasi data : pencocokan laporan BMN dan laporan keuangan : arus data laporan APP UAKPB UAPPB UAPPB KPP UAPPB UAKPA KANWI L UAPPA Ditjen UAPB UAPA Ditjen PBN Dit iA APPL CENTER DITJEN Penjelasan Flowchart 1. UAKPB mengirimkan Arsip Data Komputer, yang selanjutnya disebut ADK, adalah arsip data berupa disket atau media penyimpanan digital lainnya yang berisikan data transaksi, data buku besar, dan atau data lainnya, merupakan aset setiap bulan ke UAKPA sebagai bahan penyusunan neraca. 1a. UAKPB menyampaikan secara semesteran ke UAPPB-W berupa file data transaksi BMN dan Laporan BMN untuk digabungkan. 2. UAKPA menyampaikan secara bulanan selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya ke KPPN berupa LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan. UAKPA melakukan rekonsiliasi data tersebut di atas dengan data di KPPN termasuk data transkasi pembiayaan dan perhitungan. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan Catatan Atas Laporan Keuangan CALK. 2a. UAKPA menyampaikan secara bulanan ke UAPPA-WUAPPA-E1 bagi yang tidak memiliki UAPPA-W berupa file data, Laporan Realisasi Anggaran LRA dan neraca termasuk file data transaksi pembiayaan dan perhitungan untuk digabungkan. 3. KKPN mengirim semua file data termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan setiap bulan ke Kanwil Ditjen PBN c.q. Bidang AKLAP. 4. UAPPB-W melakukan pencocokan laporan BMN dengan laporan keuangan pada UAPPA-W semester. 4a. UAPPB-W menyampaikan file data dan laporan BMN dengan laporan keuangan pada UAPPA-W semester. 4b. UAPPB-W menyampaikan laporan BMN ke Kanwil Ditjen PBN. 5. UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan secara bulanan ke Kanwil Ditjen PBN c.q. Bidang AKLAP, dan melaksanakan rekonsiliasi untuk tingkat wilayah setiap triwulan. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan CALK. 5a. UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan secara bulanan ke UAPPA-E1 untuk digabungkan di tingkat eselon I. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan CALK. 6. UAPPB-E1 melakukan pencocokan laporan BMN dengan laporan keuangan pada UAPPA-E1. 6a. UAPPB-E1 menyampaikan ADK dan laporan BMN ke UAPB untuk digabungkan di tingkat kementerian negara lembaga. 7. UAPPA-E1 menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan secara bulanan ke UAPA sebagai bahan penyusunan laporan keuangan tingkat kementerian negaralembaga. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengan CALK. 7a. Apabila diperlukan UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi laporan keuangan tingkat eselon I dengan Ditjen PBN c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap semster. 8. Kanwil Ditjen PBN mengirim file data termasuk data transaksi pembiayaan dan perhitungan ke pusat data base yang berada di ditjen PBN c.q. DIA sebagai bahan rekonsiliasi dengan kementerian negaralembaga. 9. UAPB melakukan pencocokan data dengan UAPA tiap semester dalam rangka penyusunan neraca tingkat kementerian negaralembaga. 9a. UAPB menyampaikan laporan BMN tingkat kementerian negaralembaga ke Ditjen PBN c.q. Dit.PBMKN. 10. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan DIA setiap semester. 11. UAPA menyampaikan laporan keuangan kementerian negaralembaga ke Ditjen PBN c.q. DIA dalam rangka penyusunan laporan keuangan Pemerintah Pusat. 12. Dit. PBMKN Ditjen PBN menyampaikan laporan BMN Pemerintah Pusat ke DIA sebagai bahan penyusunan neraca Pemerintah Pusat. 13. Khusus dana pembiayaan dan perhitungan : • UAKPA wajib menyampaikan laporan dilampiri bukti-bukti ke Ditjen. PBN c.q. Dit. Pelaksana Anggaran secara bulanan. • Kanwil Ditjen PBN menyampaikan secara bulanan file data belanja anggaran pembiayaan dan perhitungan APP yang diterima dari KPPN, ke Ditjen PBN c.q. Dit PA. 14. UAPA menyampaikan LRA dan neraca anggaran pembiayaan dan perhitungan ke Ditjen Perbendaharaan c.q. DIA dan Dit. PA yang bertindak sebagai Biro Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. 15. Direktor PA menyampaikan LRA hasil Penggabungan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan ke Ditjen Perbendaharaan c.q. DIA.

E. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

12 219 114

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

20 180 71

Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (Sai) Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (Pjpa) Balai Wilayah Sungai Sumatera Ii

7 90 54

Penerapan Sistem Waralaba Pada Pengembangan Usaha Es Dawet Cah Mbanjar

2 59 106

Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

18 135 84

Penerapan Sistem Komputerisasi Data Akuntansi pada KPB (Joint Marketing Office) PT. Perkebunan Medan Branch

0 24 54

Penerapan Sistem Electronic Data Processing dalam Pengolahan Data Akuntansi pada PT. Adhi Karya (Persero) Cabang I Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam

0 44 100

Perbandingan Kualitas Air Minum Sebelum Dan Sesudah Penerapan Sistem Manajemen Kualitas ISO Seri 9000 di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua

0 30 147

Peranan Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Sela

3 58 114

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN SUMATERA UTARA.

0 11 28