Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada negara. Dari pajak ini yang mana akan digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintahan. Sejak tahun 1999 pembagian pajak menurut wewenang pemungutan pajak dipisahkan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat
yang dipungut oleh pemerintah pusat, terdiri dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Untuk pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah itu sendiri.
Dasar dilakukan pemungutan oleh pemerintah daerah sesuai dengan Undang- Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah mengatakan bahwa
Pemerintah dan masyarakat di daerah dipersilahkan mengurus rumah tangganya sendiri secara bertanggung jawab. Pemerintah Pusat tidak lagi mendominasi
mereka. Peran Pemerintah Pusat dalam konteks Desentralisasi ini adalah melakukan supervisi, memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan otonomi daerah.
Dengan adanya otonomi daerah, maka pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya. Langkah – langkah yang
perlu diambil dengan cara menggali segala kemungkinan sumber keuangannya sendiri sesuai dengan dan dalam batas-batas peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk merealisasikan pelaksanaan Otonomi Daerah maka sumber
pembiayaan pemerintah daerah tergantung pada peranan PAD. Hal ini diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan
Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
pembangunan di daerah. Oleh karena itu Pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri sehingga
akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan. Dengan ini akan semakin memperbesar
keleluasaan daerah untuk mengarahkan penggunaan keuangan daerah sesuai dengan rencana, skala prioritas dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan pembangunan daerah, maka daerah
membutuhkan sumber-sumber penerimaan yang cukup memadai. Sumber-sumber penerimaan daerah ini dapat berasal dari bantuan dan sumbangan pemerintah pusat
maupun penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Namun, perlu digaris bawahi bahwa tidak semua daerah memiliki kekayaan alam. Hal ini tentu akan membuat
daerah yang kaya akan potensi daerah yang dimiliki akan semakin maju yang mana tentunya bertolak belakang bagi daerah yang memiliki potensi yang kurang.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari : Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah
mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah dimana peranan PAD diharapkan dan diupayakan
dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan
Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Dengan demikian akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
pembangunan yang bersifat mandiri. Kabupaten Langkat sebagai bagian dari Propinsi Sumatera Utara tentunya
memerlukan dana yang cukup besar dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan daerah di berbagai sektor. Dana pembangunan tersebut diusahakan
sepenuhnya oleh pemerintah daerah dan bersumber dari penerimaan pemerintah daerah Kabupaten Langkat itu sendiri. Sumber pembiayaan kebutuhan pemerintah
yang mana biasa dikenal dengan Pendapatan Asli Daerah PAD berasal dari pengolahan sumber daya yang dimiliki daerah di samping penerimaan dari
pemerintah propinsi, pemerintah pusat serta penerimaan daerah lainnya. Sejalan dengan upaya untuk mengingkatkan serta menggali sumber-sumber penerimaan
daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat berusaha secara aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber penerimaan daerah terutama
penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dalam
pembiayaan pembangunan daerah. Jenis-jenis Pajak Daerah yang ditetapkan dan dapat dipungut oleh
Pemerintah Kabupaten Langkat dalam upaya menghimpun dana guna meningkatkan kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah saat ini terdiri dari beberapa Pajak
Daerah Dispenda Langkat, antara lain Pajak Penginapan dan Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame atau iklan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan, dan Pajak Parkir.
Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk dapat memungut pajak tersebut pemerintah menggunakan sistem pemungutan melalui Self assessment system, official assessment system dan Joint
collection system . Berdasarkan pada perkembangan realisasi pajak sebenarnya pemerintah
dapat meningkatkan target penerimaan pajaknya. Hal ini dapat dikatakan bahwa pemerintah tidak mengetahui potensi yang dimiliki oleh daerahnya tersebut
Kemampuan keuangan daerah di dalam membiayai kegiatan pembangunan didaerah merupakan pencerminan dari pelaksanaan otonomi di daerah. Untuk
melihat kemampuan Pemeritah Kabupaten Langkat dalam menghimpun penerimaan daerah baik penerimaan yang berasal dari sumbangan dan bantuan pemerintah pusat
maupun penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam APBD yang biayanya bersumber dari PAD dengan tingkat kesesuaian yang
mencukupi pengeluaran pemerintah daerah. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia telah membawa dampak bagi
sektor swasta dan juga sektor publik pemerintah mengalami dampak yang negatif. Berbagai dampak negatif yang terjadi seperti pengangguran dan peningkatan
kemiskinan. Pengaruh negative krisis moneter juga membawa dampak yang negative terhadap APBN yang secara otomatis juga berdampak pada APBD. Sector
pendapatan sangat labil atau factor ketidakpastian akan penerimaan dari pemerintah pusat menjadi lebih tinggi. Kondisi tersebut lebih memprihatinkan pada daerah yang
PAD nya rendah. Dengan PAD rendah berarti ketergantungan kepada pemerintah pusat lebih tinggi.
Upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tentunya tidak terlepas dari peranan masing-masing komponen Pendapatan Asli Daerah. Komponen yang
Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
ada seperti penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah, penerimaan dinas-dinas serta penerimaan daerah lainnya. Ini merupakan
beberapa komponen yang menjadi sumber penerimaan daerah dimana tentunya akan terus digali baik yang sudah ada maupun sumber penerimaan baru yang potensial.
Pajak yang menjadi komponen utama dari PAD juga terpengaruh akibat terjadinya krisis ekonomi. Menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat akibat adanya krisis
ekonomi menyebabkan terganggunya penerimaan masyarakat yang kemudian mempengaruhi penerimaan pendapatan daerah yang mengakibatkan pendapatan
daerah menjadi lebih rendah dan tidak menentu. Sehubungan dengan tujuan otonomi daerah, yaitu menuntut kemandirian
daerah maka upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan PAD sebagai sumber pendanaan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD adalah dengan meningkatkan jumlah PAD yang berasal dari pajak daerah. Melihat kenyataan yang ada, sebenarnya sangat sulit bagi kabupatenkota
untuk bisa menjalankan otonomi daerah secara konsekuen. Hal ini dikarenakan salah satu factor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah
adalah kemampuan keungan daerah yang memadai. Begitu juga kabupaten langkat, dalam berotonomi daerah masih sangat bergantung pada transfer dana daari
pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum DAU. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya sumber Pendapatan Asli Daerah yang belum mampu digali secara
optimal. Hal ini dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :
Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
TABEL 1.1 DAFTAR PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT
PERIODE 2004-2006
URAIAN TAHUN
2004 2005
2006 PENDAPATAN ASLI DAERAH
15.751.995.370,80 15.884.493.635,87 18.640.503.288,44
Pajak Daerah 10.596.729.653,36 10.192.647.783,00 9.640.258.663,60
Retribusi Daerah 4.339.469.564,00 4.284.075.162,00 4.344.634.675,00
Lain-lain Pendapatan yang Sah 815.796.153,44 1.407.770.690,87 4.655.609.949,84
Dana Perimbangan 367.909.463.915,00 402.321.825.665,00 645.263.024.866,00
Bagi Hasil PajakBukan Pajak 82.676.463.915,00 93.538.404.273,00 128.013.866.166,00
Dana Alokasi Umum 273.583.000.000,00 293.755.000.000,00 484.070.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 11.400.000.000,00 12.995.344.606,00 29.699.138.700,00
Bantuan Keuangan 250.000.000,00 2.073.076.786,00 3.480.000.000,00
Lain-lain Penerimaan Yang Sah 45.349.696.000,00 15.380.000.000,00
-
Bantuan Dana ADHOC dari pemerintah 45.349.696.000,00 15.380.000.000,00
- TOTAL PENERIMAAN
429.011.155.285,80 433.586.319.300,87 663.903.528.154,44
Sumber : Bagian Keuangan Setdakab Langkat, 2007
TABEL 1.2 PERKEMBANGAN SUMBER-SUMBER PAD DI KABUPATEN LANGKAT
PERIODE TAHUN 2003-2007
TAHUN JENIS PENERIMAAN
Pajak Daerah Retribusi
Daerah Lain-lain PAD
Yang Sah Total PAD
2003 9.154.799.278,60 4.037.916.820,50 2.116.677.741,24 15.309.393.840,34
2004 10.596.729.653,36 4.339.469.564,00 1.569.907.672,40 16.506.106.889,76
2005 10.192.647.783,00 4.284.075.162,00 3.278.517.713,03 17.755.240.658,03
2006 9.640.258.663,60 4.344.634.675,00 4.655.609.949,84 18.640.503.288,44
2007 12.636.888.524,00 3.750.162.701,50 5.298.890.524,02 21.685.941.749,52
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat
Nur Zalina : Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah untuk Kabupaten Langkat selama periode 2003-2007, yaitu
pajak daerah memperlihatkan peningkatan walaupun peningkatannya relatif kecil kecuali untuk tahun 2005 dan 2006 pajak daerah mengalami penurunan.
Dari beberapa macam pajak yang ada yang menjadi perhatian adalah penerimaan pajak. Pada penerimaan pajak ini nilai realisasi yang tercapai tidak
terlalu besar dibandingkan dengan pajak yang lainnya. Dari dasar ini dapat diketahui bahwa dari sektor pajak daerah belum terlalu memberikan pemasukan dari sistem
pemungutannya. Dasar ini yang menjadikan penulis ingin melakukan penelitian terhadap sistem pemungutan yang dilakukan terhadap sektor pajak daerah. Sehingga
penulis membahasnya dalam skripsi yang diberi judul “Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten
Langkat.”
B. Batasan dan Perumusan Masalah