Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

(1)

SKRIPSI

PENGARUH AKUNTANSI INFLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA PEMBERIAN KREDIT BANK PADA

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO),Tbk

OLEH :

RIZKY RAESKA KARISSA 080522151

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan Universitas Sumatera Utara.

Medan, 25 April 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Rizky Raeska Karissa NIM : 080522151


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolonganNya yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.”

Dengan semua keterbatasan yang penulis miliki, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi USU.


(4)

3. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Bapak Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak, selaku Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan ajaran dalam penulisan skripsi ini.

5. Orang tua saya Djoni Soegianto dan Neny Refida yang telah mendoakan segala yang terbaik untuk saya.

6. PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Putri Hijau No.2-A yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan riset dan memperoleh data dari pihak bank.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bgai pembaca.

Medan, 25 April 2011 Penulis

Rizky Raeska Karissa 080522151


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit bank pada PT Bank Rakyat Indonesia dan bagaimana prosedur pemberian kreditnya.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari berkas-berkas bank yang berhubungan dengan laporan keuangan debitur dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat inflasi dikaitkan dengan suku bunga pinjaman yang berarti akan meningkatkan beban bunga bagi debitur. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya jumlah pemberian kredit. Analisis yang dilakukan pihak BRI dalam memutuskan pemberian kredit mencangkup analisis 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition of Economy, serta analisis kredit yang terdiri dari Aspek Hukum, Aspek Manajemen , Aspek Teknis, Aspek Pemasaran, Aspek Jaminan, dan Aspek Keuangan


(6)

ABSTRACT

Intentions of this research are examine and anylize the influence of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and rentability ratio in furnishing of working capital credit in PT. Bank Rakyat Indonesia. This research observes how significant the independent variables, current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity identified in furnishing of working capital credit. These ratios are also influenced by economy factors that make them fluctuated.

In this research, writter used debitors’ financial reporting who apply working capital credit to PT Bank Rakyat Indonesia. The result showed that debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment partially are be able to identificate the furnishing working capital credit. Generally current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity defend in furnishing working capital credit.


(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Abstrak

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan ……….. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Perumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 5

D. Hipotesa ... 6

E. Kerangka Konseptual ... 7

BAB II Tinjauan Pustaka ... 9

A. Laporan Keuangan ... 9

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 9

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ... 10

3. Unsur-unsur Laporan Keuangan ……….. 13

4. Laporan Keuangan dan Keputusan Kredit ... 14

B. Kredit ... 15


(8)

2. Fungsi dan Jenis Kredit ... 17

3. Mekanisme dan Prosedur Kredit ... 20

4. Prosedur Pemberian Kredit ... 22

C. Inflasi ... 23

1. Pengertian Inflasi ... 23

2. Penggolongan Inflasi ... 24

3. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi ... 25

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

BAB III Metode Penelitian ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Jenis Data ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Metode Analisis Data ... 30

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

BAB IV Hasil Penelitian ... 32

A. Data Penelitian ... 32

1. Sejarah Berdirinya PT BRI ... 32

2. Bidang Usaha yang dijalankan PT BRI ... 33


(9)

4. Prosedur Pemberian Kredit ... 40

B. Analisis Hasil Penelitian ... 50

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 7 Gambar 4.1 Skema prosedur pemberian fasilitas kredit pada PT BRI


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 32

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ……… 35

Tabel 4.1. Neraca ... ……….. 56

Tabel 4.2. Laporan Laba Rugi ……….…..………. 57

Tabel 4.3. Laporan Arus Kas ……….. 57


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Prosedur Pemberian Kredit PT BRI ………..…….. 68 Lampiran ii Kuesioner ……….. 69


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit bank pada PT Bank Rakyat Indonesia dan bagaimana prosedur pemberian kreditnya.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari berkas-berkas bank yang berhubungan dengan laporan keuangan debitur dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat inflasi dikaitkan dengan suku bunga pinjaman yang berarti akan meningkatkan beban bunga bagi debitur. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya jumlah pemberian kredit. Analisis yang dilakukan pihak BRI dalam memutuskan pemberian kredit mencangkup analisis 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition of Economy, serta analisis kredit yang terdiri dari Aspek Hukum, Aspek Manajemen , Aspek Teknis, Aspek Pemasaran, Aspek Jaminan, dan Aspek Keuangan


(14)

ABSTRACT

Intentions of this research are examine and anylize the influence of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and rentability ratio in furnishing of working capital credit in PT. Bank Rakyat Indonesia. This research observes how significant the independent variables, current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity identified in furnishing of working capital credit. These ratios are also influenced by economy factors that make them fluctuated.

In this research, writter used debitors’ financial reporting who apply working capital credit to PT Bank Rakyat Indonesia. The result showed that debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment partially are be able to identificate the furnishing working capital credit. Generally current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity defend in furnishing working capital credit.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Masalah umum yang sering dihadapi negara berkembang adalah tingginya tingkat inflasi. Sejak krisis moneter tahun 1998, harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2007 saja tingkat inflasi di Indonesia adalah 6,59 %. Hal ini bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya akan berkurang sebesar 6,59% sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi sebesar angka yang sama. Inflasi merupakan masalah yang penuh perhatian di negara manapun. Sebagai contoh, inflasi dapat mengakibatkan meremehkan akun neraca (yaitu persediaan) dan biaya (yaitu penyusutan). Dalam lingkungan pinjaman kredit, inflasi dapat mempengaruhi keputusan untuk meminjamkan kredit.

Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka menilai kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Informasi laporan keuangan dianggap memiliki nilai kualitas informasi jika memenuhi dua unsur yaitu dapat diandalkan (reliable) dan relevan bagi pengguna laporan keuangan.

Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki fungsi pokok berupa mengumpulkan dana dari masyarakat yang sementara menganggur untuk dipinjam


(16)

kepada pihak lain, juga menjamin keamanan uang masyarakat yang disimpan tersebut dari resiko hilang, kebakaran, dan lain-lain. Bank memperoleh sebagian besar dananya berasal dari simpanan masyarakat berupa giro, deposito, tabungan dan sebagainya yang mana dana yang telah dihimpun tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat, terutama pada dunia usaha dalam bentuk fasilitas kredit. Dalam hal ini, bank memperoleh pendapatan atau penghasilan dari perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu, yaitu antara tingkat bunga yang dibebankan atas kredit yang diberikan bank kepada debitur dengan tingkat bunga yang diberikan bank atas uang yang disimpan pada bank tersebut.

Pada saat sekarang ini banyak sekali jenis fasilitas kredit yang ditawarkan pihak bank. masyarakat dan dunia usaha. Penggolongan jenis fasilitas kredit itu misalnya dapat dilihat dari segi jangka waktu lamanya kredit yang diberikan, sifat kredit itu sendiri dan lain sebagainya.

Aktivitas kredit adalah aktivitas yang dominan , hal ini dapat diketahui pada neraca suatu bank yang memperlihatkan persentase kreditnya terbesar dibanding dengan seluruh aktiva. Dominasi tersebut menyebabkan pendaptan bunga merupakan pendapatan yang menonjol dari seluruh pendapatan bank. Disisi lain kredit memiliki resiko yang tinggi sehingga kerugian mungkin dapat terjadi, misalnya kredit macet dan likuidasi. Oleh karena itu, bank harus memegang teguh prinsip kehati-hatian. Bank harus menghindari terjadinya tunggakan bunga, tidak meningkatkan beban biaya bank sehingga dapat menekan atau bahkan menghapus profitabilitas bank.


(17)

Keputusan pemberian kredit pada umumnya berdasarkan pada analisa kredit yang dilakukan pada saat pengajuan permintaan kredit oleh nasabah. Pada dasarnya ada dua jenis analisa yang dapat dilakukan, yaitu analisa terhadap data kualitatif dan analisa data kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, bank berusaha mengukur sejauh mana kemampuan nasabah (perusahaan) dalam mengembalikan pokok pinjaman dan membayar bunga. Yang menjadi tolak ukur dari analisa tersebut adalah analisa rasio keuangan yang diperoleh dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan dan menggunakan metode analisa horizontal yaitu membandingkan rasio-rasio yang sama dari dua periode atau lebih. analisa data kualitatif, dimana bank berusaha mengukur dan mensurve langsung untuk mendapatkan informasi calon nasabah yang ingin mendapatkan pinjaman kredit

Laporan keuangan dapat membantu pihak bank untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan yang akan dibiayai dan menjadi sumber informasi penting sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pemberian kredit.

Penyaluran kredit kepada nasabah yang membutuhkan kredit (debitur) harus melalui suatu prosedur yang harus dilakukan secara professional dan hati-hati, dimana prosedur tersebut mungkin berbeda antara suatu bank dengan bank lainnya. Namun secara umum dijelaskan bahwa tahap-tahap penyaluran kredit terdiri dari wawancara dengan calon debitur, analisa laporan keuangan, penilain jaminan, pemeriksaan dokumen-dokumen hokum dan tahap memutuskan kredit yang biasanya dilakukan oleh beberapa pejabat kredit bank. Penyaluran dana dalam bentuk kredit ini


(18)

juga sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian negara yang cendrung digambarkan dalam bentuk inflasi.

Sumatera utara merupakan provinsi yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Banyak usaha yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera Utara baik itu usaha yang tergolong besar, kecil maupun menengah. PT Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank milik pemerintah yang tentunya tujuan utama bukanlah mencari keuntungan, melainkan untuk kesejahteraan masyarakat, mendukung setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sebagai provinsi yang sedang membangun perekonomian pengusaha Sumatera Utara perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Pihak Bank Rakyat Indonesia ini perlu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam hal penyaluran dananya terutama dalam bentuk kredit. Seringkali bank dihadapi pada pilihan-pilihan yang sulit dalam hal penyaluran dananya karena mempertimbangkan berbagai resiko yang mungkin terjadi dari pemberian kredit tersebut. Bank harus memperhatikan besarnya dana yang tersedia untuk penyaluran kredit sehingga nantinya tidak terjadi masalah kekurangan dana untuk membiayai aktivitas perbankan lainnya dan dalam rangka usaha menghindari terjadinya resiko kredit bermasalah tanpa harus mengurangi pelayanan terhadap nasabahnya. Selain itu juga, bank harus memperhatikan keadaan ekonomi dan mencegah dari kegagalan jika terjadi inflasi.

Untuk mengatasi hal ini akuntansi inflasi menjadi suatu pedoman yang dapat diandalkan dalam menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan Berdasarkan alasan tersebut diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut bentuk skripsi


(19)

dengan memberi judul “Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan

Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit pada Bank BRI ?

2. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit pada Bank BRI ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menilai seberapa besar pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit bank pada Bank BRI.

b. Untuk mengetahui prosedur pemberian Kredit pada Bank Rakyat Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat :

a. Bagi penulis, penulis dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai dunia perbankan dan dunia perkreditan.


(20)

b. Bagi bank, menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pemberi kredit atau sebagai referensi untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan masih berpengaruh dalam menentukan kebijakan kredit.

c. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca yang ingin mengetahui proses analisa kuantitatif permohonan kredit oleh bank.

D. Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Dari pembahasan diatas, maka penulis akan memberikan beberapa hipotesa yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat inflasi memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan dalam pemberian kredit bank.

2. Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap pemberian kredit bank.

E. Kerangka Konseptual

PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk.


(21)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Pengambilan keputusan pemberian kredit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah tingkat inflasi. Sebelum kredit yang akan diberikan oleh Bank kepada suatu perusahaan, bank tersebut memberikan syarat-syarat yang harus

Akuntansi Inflasi Pemberian Kredit

Pengaruh Akuntansi Inflasi terhadap Analisa Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Pada PT BANK RAKYAT INDONESIA

(Persero), Tbk Laporan Keuangan


(22)

dipenuhi. Akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan salah satu faktor juga yang dilihat dan juga sebagai penentu oleh pihak bank dalam pemberian keputusan kredit. Account Officer selaku memeriksa persyaratan kredit yang salah satunya adalah laporan keuangan nasabah. Dengan melihat dan menilai laporan keuangan suatu perusahaan, maka bank dapat mengetahui sehat atau tidaknya perusahaan tersebut. Jadi tingkat suatu inflasi dan laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh Bank dalam menyalurkan kreditnya atau guna memenuhi keputusan informasi pihak eksternal maupun internal perusahaan

BAB II

Tinjauan Pustaka


(23)

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka dapat membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:2) adalah : bagian dari proses peloparan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Jadi laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pihak bank sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan kredit, disamping adanya data yang bersifat non keuangan sebagai informasi yang dibutuhkan bank selaku debitur. Misalnya akta pendirian, surat-surat izin yang masih berlaku , jaminan kredit, daftar isian yang disediakan bank organisasi dan manajemen perusahaan , data realisasi usaha, dan data-data lainnya. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan akan terlihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.


(24)

a. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis .

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:4), tujuan dari laporan keuangan adalah :

1. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja , serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.

3. laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3), tujuan laporan keuangan adalah : “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Dalam pengambilan keputusan kredit, pihak bank ingin mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan arus kas yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang, membandingkan, dan menilai jumlah , waktu dan kaitannya dengan ketidakpastian dari arus kas dimasa yang akan datang.


(25)

Pemakaian laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberian pinjaman , pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

1). Investor

Penanaman modal resiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli , menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden .

2). Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memeberi jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3). Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.


(26)

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5). Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalo mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung perusahaan.

6). Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dikekuasaan berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan kerena itu berkepntingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar menyusun statistic pendaptan nasional dan pendapatan lainya.

7). Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan


(27)

perlindungan terhadap penanaman modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitas.

3. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Menurut Harahap dalam bukunya Teori akuntansi (2008:55) menyatakan bahwa unsur laporan keuangan yang umum dikenal adalah :

1. Neraca menggambarkan posisi harta, hutang, dan modal pada tanggal tertentu. 2. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama satu

periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut.

3. Laporan sumber dan penggunaan dana merupakan laporan pengeluaran dana perusahaan selama satu periode.

4. Laporan arus kas yang berisi tentang dari mana sumber kas diperoleh dan untuk kemana kas dipergunakan.

5. Disamping itu ada lagi laporan tambahan seperti harga pokok produksi, laporan ekuitas, laporan laba ditahan. Kemudian di lengkapi lagi catatan dan penjelasan laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan utama.

4. Laporan Keuangan Untuk Keputusan Kredit

Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh pihak bank bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai :

a. kemampuan perusahaan mereka memperoleh keuntungan, b. struktur pendanaan operasi perusahaan,


(28)

d. efisiensi pengolahan harta perusahaan pada masa lampau.

Keempat fokus diatas mempunyai hubungan yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh struktur pendanaan operasi perusahaan, profitabilitas dan kemampuan menghasilkan dana untuk melunasi pinjaman saling mempengaruhi. Perusahaan dengan profitabilitas rendah, tidak mudah dalam mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Sebaliknya perusahaan yang tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk membiayai operasi perusahaan dapat diramalkan tidak mampu mencapai hasil penjualan dan keuntungan yang memadai. Oleh sebab itu, hasil evaluasi kondisi keuangan merupakan bahan masukan yang sangat penting untuk mengantisipasi kemampuan perusahaan melunasi kredit.

Mengantisipasi kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit dengan baik, pihak kreditur dalam hal ini analisi kredit bank bersangkutan disarankan agar meminta nasabah untuk menyusun proyeksi arus kas mereka. Adapun dokumen pokok yang lazim digunakan dalam evaluasi kondisi keuangan nasabah pada masa lampau adalah neraca laporan laba/rugi perusahaan selama tiga tahun terakhir (yang telah diaudit), serta neraca laba/rugi sementara tahun berjalan. Laporan keuangan yang disajikan oleh akuntan publik akan mengurangi resiko bahwa perusahaan mencoba agar labanya menggambarkan rentabilitas yang mengembirakan. Apabila rentabilitas bagus maka perusahaan akan lebih mudah mendapatka kredit dari pihak bank.


(29)

1. Pengertian Kredit

Kata “kredit” berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang artinya “percaya”. Bila dihubungkan dengan bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan.

Dalam undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pengertian kredit adalah ;

“ penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan : 1. Ada perjanjian

Pemberian kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai bahwa kedua belah pihak akan memenuhi kewajibannya masing-masing. 2. Kesepakatan

Dalam pemberian kredit ini tergantung kesepakatan pelunasan utang dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. 3. Adanya penyerahan uang

Kredit timbul karena adanya penyerahan uang atau dapat juga barnag yang menimbulkan tagihan dengan pihak lain, dengan harapan bahwa kreditur


(30)

dalam hal ini pihak bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut sebagai pendapatan dari bank yang bersangkutan.

4. Adanya faktor resiko

Setiap usaha dilakukan, lebih-lebih lagi dalam kegiatan bisnis akan selalu dihadapkan dengan berbagai bentuk resiko. Pada umumnya profit yang diperoleh akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat resiko yang dihadapi. Semakin besar tingkat resiko dari suatu bisnis maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh. Demikian juga dengan dalam persetujuan pemberian kredit terkandung resiko yang terlebih dahulu dipahami dalam proses perencanaan kredit, apakah resiko tesebut tergolong resiko yang dapat dikendalikan atau resiko liar.

Dari rumusan diatas, dapat dikemukan bahwa kredit ini merupakan perjanjian pinjam memijam uang antara bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian ini, bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang telah disepakatinya akan dikembalikannnya (dibayar) lunas.

2. Fungsi dan Jenis Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kegiatan perekonomian dan perdagangan adalah :


(31)

Kredit yang diberikan dapat melalui cek dan giro bilyet sehingga membantu lalu lintas uang.

2. Dapat meningkatkan daya guna uang

Para pemilik uang dapat menyimpan uang di bank dan uang tersebut oleh bank dipinjamkan kepada nasabah yang membutuhkan.

3. Dapat meningkatkan daya guna barang

Dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat mempergunakan untuk membeli bahan baku yang lebih bermutu yang akan meningkatkan produksi sehingga daya guna barang itu meningkat.

4. Kredit merupakan salah satu stabilitas ekonomi

Dengan kredit yang diberikan, dapat digunakan untuk mendorong meningkatkan usaha seperti ekspor sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan dalam hal ini bisa menjadi alat stabilitas ekonomi nasional. 5. Dapat meningkatkan kegairahan usaha

Dengan pinjaman kredit para pengusaha yang mempunyai masalah dengan dana yang digunakan untuk meningkatkan usaha , dapat diatasi dengan pinjaman kredit.

6. Dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

Dengan meningkatnya kemauan dan berusaha dikalangan pengusaha yang terbantu melalui pinjaman kredit maka akan meningkatkan atau menaikan pendapatan masyarakat sehingga secara langsung dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.


(32)

7. Kredit sebagai alat ukur untuk meningkatkan hubungan internasional

Kreditur tidak hanya memberikan kreditnya didalam negeri tetapi juga diluar negeri sehingga dapat terjadi hubungan antar negara.

Secara umum jenis kredit adalah sebagai berikut : 1. Penggolongan berdasarkan jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak melebihi satu tahun .

b. Kredit jangka menengah

Kredit jangka menengah adalah kredit yang mempunyai jangka waktu antara satu sampai tiga tahun.

c. Kredit jangka panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang mempunyai jangka waktu diatas tiga tahun.

2. Penggolongan kredit berdasarkan tujuan penggunaannya a. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan kepada debitur untuk keperluan konsumtif seperti kredit profesi, kredit perumahaan, kredit kendaraan bermotor dan lain sebagainya.


(33)

1. Kredit investasi , yaitu kredit yang digunakan untuk membeli barang modal atau barang-barang tahan lama seperti tanah , mesin dan sebagainya.

2. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai modal lancar yang habis dalam pemakaian seperti untuk barang dagang, bahan baku dan lain-lain.

3. Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang kesulitan likuiditas, misalnya kredit likuiditas dari Bank Indonesia yang diberikan untuk bank-bank yang memiliki likuiditas dibawah bentuk uang.

3. Mekanisme dan Prosedur Kredit

Dalam pengajuan kredit kepada bank, perusahaan harus melakukan tahapan-tahapan dalam pemohonan kredit. Perusahaan perlu mempersiapkan data-data yang diperlukan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur. Adapun informasi dan data-data yang dibutuhkan meliputi :

1. Akta pendirian

Fotokopi akte pendirian dan akte perubahan perusahaan. akte pendirian yang dimaksudkan adalah yang telah diumumkan dalam lembaran Negara. Dari


(34)

akta-akta ini dapat diketahui pihak-pihak yang dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga dan jumlah saham yang telah disetor. Akte pendirian dan akte perubahan hanya diperlukan pada perusahaan firma/CV, perseroan terbatas, perusahaan Negara , yayasan dan koperasi.

2. Surat kuasa sehubungan dengan hak subsitusi

Surat kuasa ini hanya diperuntungkan bagi perusahaan bukan perseorangan 3. Surat-surat izin yang masih berlaku

Surat-surat izin yang dimaksud adalah bisa dalam bentuk : a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP)

b. Surat izin usaha pemborongan Pekerjaan (SIPP) c. Undang-undang gangguan

d. Surat izin industri e. Surat izin lainnya.

4. Daftar isian yang disediakan oleh bank

Bila ada daftar isian ng disediakan oleh bank maka perusahaan harus mengisi lengkap daftar isi tersebut dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang 5. Jaminan Kredit

Jaminan kredit adalah fotocopy surat bukti kepemilikan aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan dan lain-lain) yang dimiliki oleh perusahaan.

6. Organisasi Manajemen perusahaan 7. Data realisasi perusahaan


(35)

9. Data lainnya.

Data lainnya adalah data atau informasi positif lainnya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan menambah kredibilitas perusahaan dimata bank.

10. Data yang bersifat keuangan

Data-data yang diperlukan oleh perusahaan yang bersifat keuangan adalah laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan sangat penting karena merupakan analisis inti dalam persetujuan kredit. Laporan keuangan yang biasanya dibutuhkan untuk analisis adalah :

a. Laporan laba/rugi b. Neraca

c. Arus kas

4. Prosedur Pemberian Kredit

Bank memerlukan informasi tentang data-data yang dimiliki calon penerima kredit. Data-data tersebut penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan nasabah sehingga menumbuhkan kepercayaan bank dalam memberikan kredit.

Pihak bank dapat dengan baik menjawab dan mengambil keputusan atas masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit. Analisis ini perlu dilakukan secara kritis baik melalui pendekatan kualitatif maupun kuantitatif terhadap semua aspek. Proses analisis dapat dilakukan oleh seorang staff yang mempunyai ketrampilan dan pengetahuan serta pengalaman dibidang perkreditan. Dapat juga


(36)

dalam bentuk tim analisis yaitu sekelompok orang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu keahlian , profesi yang merumuskan suatu bentuk analisis terhadap permohonan kredit, sehingga terdapat berbagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit kepada calon debitur.

Informasi bank menunjukan bahwa bank yang akan memproses permintaan kredit meminta informasi ke bank lain dari Credit Information Center Bank Indonesia tentang financial standing dari calon debitur. Dari jawaban informasi bank tersebut dapat diketahui bonafiditas dari calon debitur, apakah performance cukup baik atau masuk dalam daftar hitam dan apakah yang bersangkutan juga sedang memperoleh fasilitas kredit dari bank lain. Bila informasi yang diperoleh cocok dengan keterangan lisan calon debitur berarti karakter dari calon debitur baik dan tidak demikian jika sebaliknya.

C. Akuntansi Inflasi 1. Pengertian Inflasi

Bila perekomonian di suatu negara mencapai tingkat perkembangan yang lebih cepat atau tinggi dari tingkat pertumbuhan yang dibutuhkan, maka perekonomian tersebut kemungkinan akan mengalami inflasi. Inflasi adalah suatu proses ketidak seimbangan yang dinamis yaitu tingkat harga yang terus menerus mengalami kenaikan selama periode tertentu. Inflasi adalah suatu proses kenaikan tingkat harga yang terjadi terus menerus dan pada arah yang tetap naik, yang disebabkan oleh suatu kelebihan permintaan diatas kapasitas penawaran.


(37)

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan Ada tiga hal yang perlu ditekankan dari inflasi , yaitu :

1. adanya kecendrungan harga-harga untuk meningkatkan, yang berarti bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan tedensi yang meningkat.

2. Bahwa kenaikan tingkst harga tersebut berlangsung secara terus menerus yang berarti tidak hanya berlangsung dalam satu waktu saja, akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya.

3. Bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.


(38)

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.

Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:

a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa

b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja. c. Kenaikan harga barang impor


(39)

3. Penggolongan Inflasi

a. Penggolongan berdasarkan parah tidaknya inflasi : 1) Inflasi ringan (dibawah 10% per tahun) 2) Inflasi sedang (10% - 30%)

3) Inflasi berat (30% - 100%) 4) Hiperinflasi (diatas 100%)

b. Penggolongan berdasarkan sebab terjadinya inflasi

1) Inflasi yang timbul akibat kenaikan permintaan masyarakat. Teori ini mengutamakan sudut permintaan untuk menerangkan sebab-sebab terjadinya inflasi, yang menyatakan bahwa akan terjadinya perubahan tingkat harga bila terjadi axcess demand dalam perekonomian (kelebihan permintaan) dalam keadaan perekonomian full employment. Adanya kelebihan permintaan inilah yang menyebabkan perubahan harga yang cendrung untuk naik. Inflasi yang terjadi pada sebuah perekonomian negara yang timbul dari sudut permintaan jika masih dalam tingkat yang wajar masih bisa memajukan tingkat pertumbuhan perekonomian (batasan yang wajar lebih banyak tergantung pada negara yang bersangkutan atau perekonomian negara tersebut). Karena adanya kenaikan harga dalam batas yang wajar ini, investor akan dirangsang untuk mengadakan investasi.

2) Inflasi yang timbul akibat kenaikan ongkos produksi (cost push inflation). Yakni inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran


(40)

yang terjadi akibat meningkatnya harga barang-barang material, naiknya harga bahan bakar, naiknya upah. Pada cost push inflation terjadi penurunan output dan terjadi kenaikan harga barang input yang mendahului kenaikan harga output.

c. Penggolongan bedasarkan asal dari inflasi

1) inflasi yang berasal dari negeri, yakni inflasi yang berasal dari dalam negeri sendiri seperti defisit keuangan negara yang dibiayai dengan pencetakan uang baru.

2) inflasi yang berasal dari luar negeri, yakni inflasi yang terjadi akibat pengaruh kenaikan harga barang dari luar neger. Misalnya, kenaikan harga barang yang material dari luar negeri

4. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi

Kebijakan mengatasi inflasi dapat dilihat dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, yaitu :

a. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter ini dijalankan pemerintah untuk mengurangi volume uang yang beredar dalam masyarakat, sehingga akan terjadi keseimbangan jumlah uang yang beredar dengan output secara nasional. Kebijakan moneter ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :


(41)

Kebijaksanaan uang ketat ini merupakan suatu cara yang paling ampuh untuk mengatasi terjadinya inflasi karena tindakan ini memperngaruhi segala sektor perekonomian. Dengan tindakan ini seluruh sektor perekonomian akan mengalami kemacetan dalam menjalankan aktivitasnya. Sebab pengendalian inflasi yang dilakukan dengan mengurangi jumlah uang beredar, sehingga menurunkan aktivitas perekonomian secara keseluruhan.

2) Meningkatkan tingkat suku bunga melalui Bank Sentral

Menaikan jumlah suku bunga melalui bank sentral akan meningkatkan minat masyarakat untuk menabung. Dengan naiknya susku bunga akan menyebabkan permintaan unag untuk investasi akan berkurang. Maksud menaikan tingkat suku bunga ini adalah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Setelah jumlah uang yang beredar dapat dikurangi volumenya, maka pemberian kredit untuk investasi harus melalui seleksi yang ketat. Investasi hanya akan diberikan untuk tujuan yang produktif, sehingga penambahan uang yang beredar dapat diimbangi dengan produksi barang.

3) Menurunkan Nilai tukar uang. Dengan melakukan investasi terhadap mata uang, maka nilai tukar mata uang akan dapat diatur, sehingga pada akhirnya akan mempermudah biaya impor barang-barang material.


(42)

b. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah agar dapat mengurangi volume uang yang beredar agar inflasi dapat ditekankan adalah :

1) Meningkatkan Pajak. Semakin tinggi pajak yang dikenakan pemerintah terhadap pendapatan masyarakat, maka semakin kecil konsumsi masyarakat dan akan diperkecil lagi oleh MPC masyarakat yang bersangkutan. Sehingga dengan naiknya pajak yang dikenakan pemerintah terhadap pendapatan masyarakat akan menekan tingkat konsumsi, hal ini akan dapat menekan tingkat uang yang beredar.

2) Menekan Pengengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat ditekan melalaui kebijakan fiskal adalah subsidi dan anggaran pembangunan.

3) Mengurangi ekonomi biaya tinggi. Dengan melakukan deregulasi-deregulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau paling tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam keadaan inflasi.

5. Metode Akuntansi Inflasi


(43)

penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan metode, yaitu :

a. General Price Level Accounting (GPLA)

Dalam metode general price level disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar dari pada nilai historical cost.

Keuntungan general price level ini adalah sebagai berikut : a. dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan

b. dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode. c. Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang. d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung

dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan. Kelemahan general price level adalah sebagai berikut :

a. inflasi ini terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disama ratakan.

b. GPL tidak bermakna bagi perusahaan

c. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas d. Rasio itu adalah indikator mentah.

Penyesuaian atas besaran keuangan untuk inflasi guna mencerminkan nilai harga umum atau tingkat harga umum dan penggunaan nilai yang telah disesuaikan tersebut dalam akuntansi. Perubahan tingkat harga umum dapat dihitung atau diukur


(44)

dengan indeks harga. Indeks harga yang biasa digunakan adalah indeks harga konsumen, yaitu suatu indeks yang menyajikan perubahan periodic dalam biaya kelompok barang-barang terpilih yang dibeli konsumen yang digunakan sebagai ukuran inflasi. Penyusunan berdasarkan nilai historis disesuaikan menjadi berdasarkan tingkat harga umum dapat dilakukan dengan mengkonversikan nilai historis dengan factor konversi menjadi tingkat harga umum, dengan rumusan sebagai berikut:

Faktor Konversi = Indeks Sekarang Indeks Tahun Dasar.

Dalam penyusunan berdasarkan tingkat harga umum perlu diperhatikan pos-pos yang akan terpengaruh dengan adanya penurunan daya beli Rupiah, yaitu:

1. Monetery assets, seperti kas ditangan, surat-surat berharga, dan pos-pos piutang dan lain-lain yang sifatnya sebagai dormant account akan mengalami pengaruh penurunan daya beli secara berarti karena rekening-rekening tersebut tidak dapat lagi dinilai (di-appraisal)

2. Non monetary assets secara riil tidak mengalami pengaruh penurunan daya beli, tetapi dari sudut akuntansi merupakan pos yang terkena pengaruh penurunan harga beli. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah yang serius karena rekening-rekenig tersebut dapat dinilai.

3. Assets dalam bentuk valuta asing tidak dipengaruhi oleh penurunan daya beli Rupiah karena dapat dinilai dengan kurs yang terakhir. Kontroversi yang


(45)

berkaitan dengan kerelevanan GPLA telah dan masih berlangsung hingga saat ini.

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian (tahun penelitian)

Judul Penelitian Hasil Penelitian Frans Silitonga 2009 Pengaruh Analisa Kinerja

Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit di PT Bank Mandiri, Tbk)

Peranan analisa laporan keuangan di dalam proses pemberian kredit kepada nasabah sangat besar dan penting karena laporan keuangan tersebut dapat diketahui aspek keuangan dari nasabah bersangkutan. Alfrina Nasution 2006 Analisa Jumlah Deposito

dan Tingkat Inflasi Terhadap Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah pada Bank Sumut Cabang Medan Utama.

Jumlah deposito dan tingkat inflasi mem berikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan jumlah pemberian kredit

Tabel 2.1


(46)

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:6) menyatakan bahwa penelitian ini bermacam-macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan analisis dan jenis data.

Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian yang berbentuk deskriptif. Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dari literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

B. Jenis Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan terdiri dari :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang dalam hal ini adalah Bank Rakyat Indonesia secara langsung melalui teknik wawancara maupun observasi guna mendapatkan jawaban atas permasalahan yang diteliti, kemudian dioleh lebih lanjut.

2. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan, serta informasi


(47)

tentang criteria dan prosedur pemberian kredit yang digunakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Putri Hijau dan Daftar Pengumpulan Kredit.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

1. Teknik wawancara , yaitu penulis melakukan serangkaian Tanya jawab secara langsung terhadap pihak yang berwenang dalam perusahaan untuk mendapatkan keterangan yang dibutuhkan.

2. Teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari bank sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,kemudian menganalisis dan menginterprestasikan data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan umum mengenai perusahaan yang bersangkutan.


(48)

Penelitian akan terus dilakukan dari bulan Agustus 2010 sampai dengan selesai. Penelitian dilakukan di PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk, yang beralamat Jl. Putri Hijau No. 2-A Medan.

Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut: Tabel.3.1 Jadwal Penelitian BAB IV Tahapan Penelitian Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret

2011 April 2011

Pengajuan judul Penyelesaian proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyelesaian Skripsi


(49)

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia

Tanggal 16 Desember 1895, Patih Banyumas Bei Aria Wirjaatmadja mendirikan Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia dengan nama Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangareh Praja Berkebangsaan Pribumi atau disebut Bank “Priyayi”. Tujuan utama pendirian bank ini adalah untuk membantu para priyayi Indonesia agar terhindar dari para rentenir.

Bank “Priyayi” mengalami reorganisasi setelah asisten residen E. Seirburh Banyumas diganti oleh W.P.D De Wofl Van Westerrode tahun 1897, kemudian berganti nama menjadi Bank Bantuan, Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto. Tanggal 22 Febuari 1946 melalui peraturan pemerintah No. 1 Tahun 1946 Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi satu-satunya Bank Pemerintah Negara Republik Indonesia. Mulai tanggal 1 Januari 1950 , BRI terbagi menjadi dua yaitu Bank Rakyat Indonesia Serikat (BARRIS) dan BRI Negara bagaian. Mulai tanggal 25 September 1956, BRI menjadi Bank Devisa berdasarkan Surat Edaran Moneter No.SEKR/BRI/B28 tanggal 25 September 1956.

Berdasarkan Perpu No. 41 tahun 1960 terbentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani dan Nelayan dan “Nederlandsce Handels Mataschepij” (NHM). Berdasarkan penetapan Presiden No. 9


(50)

tahun 1965 BKTN diintegrasikan dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BIUKTN).

Penetapan Presiden tersebut berjalan satu bulan kemudian keluar Penetapan Presiden No. 17 tahun 1965 tentang pendirian Bank tunggal milik negara. Dalam pendirian bank tunggal ini BIUKTN eks BRI dan BTN diintegrasikan kedalamnya dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedang BIUKTN eks NHM diintegrasikan kedalamnya dengan nama Bank Indonesia Bidang ekspor impor. Berdasarkan UU No.21 tahun 1968 tentang BRI, maka Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural diganti menjadi BRI. Selanjutnya UU No.21 tahun 1968 tersebut diganti dengan UU No. 07 tahun 1992 tentang Perbankan. Berdasarkan PP No.21 tahun 1992 tentang penyesuaian bentuk Badan Hukum BRI menjadi Perseroan (Persero), segala hak dan kewajiban , kekayaan serta pegawai BRI beralih kepada PT BRI (Perseo) dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim SH di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 1992, No.133

2. Bidang Usaha yang dijalankan PT BRI

Dilihat dari aspek bank bahwa objek utama untuk menghimpun dan menyalurkan dana adalah masyarakat ini sebagai pendukung yang dikiutsertakan secara langsung dalam usaha bank untuk mencapai tujuannya, agar masyarakat mau menyimpan dan meminjam dana di bank, maka bank melakukan pemasaran terhadap produk-produknya supaya dapat dikenal oleh masyarakat, seperti produk funding, pruduk landing, maupun jasa perbankan lainnya.


(51)

Produk funding yang dipasarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) antara lain :

1. Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan yang aktif pada saat ini adalah Tabungan BRITAMA dan Tabungan HAJI.

2. Deposito Berjangka

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Deposito berjangka yang aktif pada saat ini adalah DEPOBRI.

3. Giro

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro. Giro yang aktif saat ini adalah GIRO BRI.

4. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk Deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahkan. Sertifikat Deposito yang aktif pada saat ini adalah SERTIBRI.


(52)

Selain menghimpun dana dari masyarakat PT Bank Rakyat Indonesia juga menghimpun dana lain seperti pinjaman dana dari Bnk Indonesia, pinjaman dari bank lain, dana pinjaman dan modal saham.

Sedangkan penyaluran dana masyarakat adalah kegiatan menyalurkan dana dalam bentuk pemberian kredit. Product Landing atau kredit yang ditawarkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) terdiri dari 2 (dua), yaitu :

1. Kredit Retail

Yang dimaksud dalam kredit ini antara lain, Kredit Pegawai, Kredit Pensiun, Kredit Usaha Tani (KUT).

2. Kredit Corporate

Yang termasuk kredit ini antara lain: Kredit Kelayakan Usaha untuk Investasi, Kredit Kelayakan Usaha untuk modal kerja.

Kemudian produk jasa perbankan yang dipasarkan guna membantu kelancaran lalu-lintas pembayaran, baik nasional maupun internasional, adalah sebagai berikut :

1. Kliring, adalah tata cara perhitungan utang-piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat-surat-surat berharga serta kliring dengan maksud agar perhitungan utang-piutang tersebut terselenggara secara mudah, cepat dan aman.

2. Inkaso, adalah penagihan oleh bank yang bertindak untuk dan atas nama seseorang dan kepada seseorang atas dasar suatu hak tagihan dalam bentuk surat berharga.


(53)

3. Transfer, adalah suatu jasa pelayanan bank kepada masyarakat untuk mengirimkan sejumlah uang uang ditujukan kepada pihak lain sesuai dengan permintaan pengirim.

4. Letter of credit , adalah suatu pernyataan tertulis dari bank atas permintaan nasabahnya untuk menyediakan sejumlah uang tertentu bagi kepentingan pihak ketiga atau penerima

5. Safe Deposit Box, adalah dimana bank yang menyelenggarakan penyewaan kotak kepada nasabahnya sebagai tempat penyimpanan barang-barang dan atau surat-surat berharga.

6. CEPEBRI, merupakan jasa layanan kepada nasabah dalam bentuk cek berjalan dengan tanpa membuka rekening giro.

7. Western Union, adalah layanan tercepat untuk pengiriman uang dan penerimaan uang diseluruh dunia. Setiap pengiriman uang dilindungi oleh sistem keamanan kelas dunia dan dapat diverifikasi dengan password. 8. Payment Point, merupaka jasa yang diberikan oleh BRI kepada pihak

ketiga (baik nasabah maupun bukan nasabah) untuk menyelesaikan tagihan-tagihan yang tidak berkaitan langsung dengan BRI. Sebagai contoh penerimaan setoran ONH, setoran pembayaran pajak dan telepon.

3. Struktur Organisasi kredit


(54)

Pimpinan cabang merupaka pejabat tertinggi dikantor cabang. Tugas dari pimpinan cabang adalah mengusulkan, melakukan negosiasi dan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Pimpinan cabang juga dapat menolak dan menyetujui permohonan kredit nasabah dan memutuskan tingkat suku bunga kredit. b. Marketing Lending Officer

Marketing lending officer memiliki wewenang memberikan rekomendasi, menganalisis, mengevaluasi dan memutuskan kredit serta mengusulkan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

c. Credit administrator officer

Wewenag credit administrator officer secara garis besar adalah memasukan data status pinjaman dan menyiapkan instruksi pencarian kredit.

d. Operation Officer

Operation officer mempunyai wewenang mengelola kantor cabang dan surat-surat berharga, menyetujui pembayaran transaksi tunai serta kliring dan mengesahkan transaksi pemindahbukuan, memyetujui pengeluaran biaya, dan menandatangani semua nota yang berhubungan dengan BRI unit.


(55)

Tugas bagian pengawas dan penagihan adalah mengitung bunga pinjaman, pengelolah pinjaman, pengawasan kredit, penyelesaian kredit serta membuat laporan-laporan perkreditan.

f. Account Officer

Tugas dari Account officer adalah melayani permohonan kredit, melakukan wawancara, kunjungan ke perusahaan debitur, mengecek keadaan usaha debitur melalui konsumen, supplier ataupun saingan debitur, serta pembinaan. Bertanggung jawab dalam menciptakan kredit yang sehat, menyelenggarakan evaluasi secara periodik terhadap peraturan-peraturan perkreditan, ketentuan-ketentuan pengolahan kas, dana likuiditas dan perangkat administrasi sesuai dengan perkembangan. g. Financial Analyst

Tugas dari financial analyst adalah menganalisis laporan keuangan debitur, menunjukkan resiko keuangan debitur, serta mengecek kredibilitas debitur.

h. Customer Service

Customer service bertugas untuk memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah mengenai produk BRI, menerima keluhan-keluhan nasabah untuk diteruskan kepada pejabat yang berwenang guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.


(56)

Credit operation diantarnya berwenang menerbitkan instruksi pencarian kredit, serta semua persyaratan kredit terpenuhi.

j. Loan Section

Loan section mempunyai wewenang untuk menginventarisasi calon nasabah yang akan dijalani, merekomendasikan permohonan kredit, menetapkan skala prioritas dalam pemecahan dan penyelesaian masalah kredit yang timbul melalui koordinasi dengan atasan dan instansi terkait. k. Teller/Kasir

Fungsi Teller memiliki wewenang mengesahkan dalam sistem dan menandatangani bukti kas atas transaksi pembayran tunai yang ada dalam batas wewenangnya, melakukan entry pembukuan ke dalam sistem dan memelihara sarana dan prasarana yang berkaitan dengan bidangnya.

4. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda, yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak pada dokumen persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang diterapkan oleh bank dengan pertimbngan masing-masing. Permohonan kredit disebut juga sebagai tahap persiapan kredit yang merupakan proses awal dari aktivitas permberian kredit.

a. Permohonan Kredit


(57)

1. Calon nasabah atau nasabah datang langsung kepada Account Officer (AO) yang bertindak sebagai pejabat pemrakarsa kredit untuk mendapatkan penjelasan mengenai cara pengajuan permohonan kredit.

2. Account Officer menjelaskan dan berdiskusi tentang permohonan kredit dan menyerahkan formulir untuk diisi oleh calon nasabah.

3. Calon nasabah atau nasabah menyerahkan formulir dan permohona kredit beserta data pelengkap permohonan kredit kepada Account Officer, yang terdiri dari :

a. Identitas calon nasabah: photo copy KTP, pas photo, b. Data laporan keuangan tiga tahun terakhir,

c. Surat keterangan usaha, NPWP, SITU/HO,SIUP,TDT,TDR,STPIK, d. Jaminan: Akte, Sertifikat, dan lain-lain.

4. Account Officer meneliti kelengkapan data nasabah dan menyiapkan serta memberi tanda terima penyerahan data tersebut kepada nasabah.

5. Account Officer akan menganalisis data tersebut, dan untuk selanjutnya akan dilakukan pengecekan kelengkapan (on the spot, Bank to Bank Confirmation and trade checking).


(58)

(59)

b. Prosedur Analisis Pemberian Kredit

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah calon nasabah mempunyai kemampuan untuk membayar kembali kredit yang telah diterima dari bank tepat pada waktunya dan untuk mencegah terjadinya kredit macet. Analisis yang dilakukan pihak bank terhadap permohonan kredit terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1.Analisis indentifikasi pemohon dan usahanya

Dari permohonan yang telah diajukan oleh calon debitur, Account Officer menganalisis data tersebut secara tepat dan hati-hati. Analisis yang dilakukan adalah meneliti tentang data sebagai berikut :


(60)

a. Nama pemohon, b. Alamat rumah/usaha, c. Bentuk usaha,

d. Jenis usaha, e. Susunan pengurus f. Legalitas dan Izin usaha

g. Permohonan kredit terdiri dari besarnya permohonan, objek yang dibiayai dan alasan permohonan kredit,

h. Riwayat usaha,

i. Riwayat hubungan bisnis dengan PT Bank Rakyat Indonesia, j. Riwayat hubungan bisnis dari bank lain.

2.Analisis dan Evaluasi 5C

e. Analisis watak (Character)

Character adalah sifat-sifat dari calon debitur baik dalam

kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Tujuan analisis watak adalah untuk melihat rasa tanggung jawab, kejujuran ,keseriusan dalam bisnis dan keinginan untuk membayar semua kewajiban kepada bank dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Analisis watak debitur ditinjau dari riwayat hubungan dengan bank, riwayat peminjam, reputasi dalam bisnis/keuangan, manajemen serta legelitas usaha.


(61)

Prinsip karakter yaitu penilaian terhadap personalitas calon debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, rajin, pergaulannya di masyarakat, pendapat masyarakat mengenai calon debitur, dll. Watak calon debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran kredit di masa lalu jika ada.

b. Capacity

Prinsip capacity yaitu penilaian terhadap kemampuan calon debitur untuk membayar, dimana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat uasahanya, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank mempunyai keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analisis yang dilakukan analis kredit seperti kemampuan calon debitur mencetak laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, memenuhi kewajiban kredit, dll.

c. Capital

Analisis ini memerlukan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi calon debitur yang disajikan dalam tiga periode.Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk menghitung modal sendiri adalah :


(62)

1) Harus ada pemisahan aset yang jelas untuk kepentingan pribadi dan usaha, hutang yang digunakan untuk kehidupan pribadi dengan kegiatan usaha.

2) Perhitungan besarnya nilai aset harus didasarkan pada prinsip akuntansi, yaitu didasarkan pada harga historis dan nilai harus konsisten untuk periode berikutnya.

3) Nilai equity dapat diperoleh dari pengurangan nilai total aset yang digunakan untuk membiayai operasional.

4) Debitur yang memiliki usaha lain, agar membuat konsolidasi atas laporan keuangan yang ada, ataupun diambil dari usaha yang paling dominan dengan tetap mempertimbangkan usaha-usaha yang lain sebagai sumber usaha dan penghasilan untuk tambahan. d. Collateral

Prinsip collateral yaitu jaminan yang diberikan calon debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (liquid value) adalah 70% dari nilai jaminan (nilai pasar) sedangkan pemberian kredit akan dipertimbangkan jika cover ratio di atas 100%.

Cover ratio = x100%

Kredit Permohonan

Value Liquid

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antra lain adalah jaminan mempunyai nilai ekonomis secara umum dan


(63)

barang jaminan tersebut mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, serta kondisi dan lokasi jaminan yang cukup baik.

Jaminan ini dapat berupa jaminan material, surat berharga, garansi resiko yang disediakan oleh nasabah untuk menanggung pembayran kembali kredit sesuai yang diajukan. Penilaian terhadap barang-barang jaminan meliputi :

1) Peranan agunan kredit yaitu digunakan untuk kegiatan operasional. 2) Jenis-jenis agunan kredit yaitu tanah dan bangunan.

3) Nilai agunan yaitu diatas nilai pinjaman.

4) Penilaian agunan yaitu dengan taksiran harga pasar

5) Bentuk pengikat agunan yaitu dengan menyimpan surat sertifikat tanah dan surat-surat agunan lainnya yang menjadi agunan.

d. Condition of Economy

Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut fleksibilitas sector usaha calon cebitur dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang yang perlu diteliti dengan maksud agar bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi.

Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan , adalah :

1) Hal pemasaran, permintaan, penawaran, produksi, tagihan, selera dan bentuk persaingan.


(64)

3) Kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi kelancaran usaha debitur.

3. Penilaian Aspek-aspek Kredit

Analisis ini memfokuskan pada faktor yang dianggap penting sesuai dengan jenis usahanya. Analisis kredit ini dikelompokan dalam 6 aspek kredit, yaitu :

1. Aspek Hukum

Analisis aspek hukum menekankan pada penelitian status yuridis badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan calon debitur dari segi hukum, mencakup :

a. keabsahan akte pendirian dimana ditetapkan bahwa akte tersebut harus mendapatkan pengesahan dari departemen kehakiman,

b. surat-surat izin perusahaan, seperti: SIUP (surat izin usaha perdagangan), SITU (surat izin tempat usaha), SIUJK (surat izin usaha jasa konstruksi),

c. legalitas barang-barang jaminan yang diajukan sebagai jaminan.

2. Aspek Manajemen


(65)

a. riwayat perusahaan, mencakup bentuk/status perusahaan serta sejarah singkat perusahaan, gambaran mengenai struktur organisasi serta pembagian wewenang, gambaran pengalaman usaha dalam bisnisnya dan susunan pemegang saham,

b. performance pengurus/ pemilik/ pemohon, yang perlu diperhatikan adalah latar belakang pendidikan serta pengalaman pengurus dalam mengelola perusahaan.

3. Aspek Teknis

Aspek ini menekankan kelayakan dari segi proses produksi, dalam arti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dengan biaya yang efisien sehingga dapat diharapkan mampu menunjang pemasaran porduk.

4. Aspek Pemasaran

Pemasaran yang berhasil merupakan sumber penggerak utama dari proses perkembangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan sumber utama untuk pengembalian kredit.

5. Aspek Jaminan

Dalam menilai aspek ini pihak bank secara langsung memperhatikan apakah jaminan yang diberikan oleh calon debitur memiliki bukti kepemilikan yang sah dan tidak dalam perebutan kekuasaan apapun.


(66)

Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Cara yang digunakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk untuk meneliti keadaan keuangan calon debitur adalah melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang meliputi rasio likuiditas, raso leverage, rasio coverage, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit

Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya jumlah pemberian kredit, karena inflasi yang terjadi dapat ditekan laju pertumbuhan dengan menaikan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang tinggi tentunya akan menambah minat masyarakat untuk menabung, tetapi tingakt suku bunga yang tinggi akan mengurangi minat masyarakat untuk memperoleh kredit. Demikian pula pihak bank akan melakukan penilaian efektif dalam penyaluran kreditnya. Bank akan lebih banyak mendistribusi dananya untuk usaha produktif dan bank akan mengurangi kredit konsumtif. Sehingga dapat dikatakan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan jumlah pemberian kredit usaha akan meningkat.


(67)

Tingkat inflasi signifikan terhadap pemberian kredit bank karena tingkat inflasi yang terjadi tergolong inflasi yang ringan atau inflasi yang masih dapat dikendalikan. Sebab, tingkat inflasi rata-rata dibawah 10% pertahun. Tingkat inflasi ini masih dapat dikendalikan oleh pemerintah dengan menjalankan kebijakan-kebijakan, seperti kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Jika terjadi kenaikan harga yang terkendali atau masih ringan akan mendorong para investor untuk mengadakan investasi karena terdorong kenaikan harga pasar tersebut. Kondisi ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dan pihak perbankan akan senantiasa memberikan kreditnya untuk mendukung kemajuan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inflasi signifikan terhadap besarnya jumlah pemberian kredit.

Setelah melakukan analisis terhadap kebenaran laporan keuangan yang diserahkan calon debitur bersama surat permohonan kredit. Analisis rasio yang dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam melaksanakan operasional dimasa yang akan datang dan dapat dilakukan apabila account officer telah yakin akan kebenaran laporan keuangan tersebut dan kondisi perekonomia.

Setelah dilakukan analisis laporan keuangan , maka rasio keuangan calon debitur tersebut dibandingkan dengan rasio standar yang ditetapkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk Cabang Putri Hijau Medan. Kemudian dibuat kesimpulan. Permohonan kredit diterima apabila hasil dari analisis ini bagus secara


(68)

keseluruhan sesuai dengan standar yang ada, tetapi apabila hasilnya buruk maka akan ditolak.

Dalam pengambilan keputusan pemberian kredit PT Bank Rakyat Indonesia melakukan berbagai analisis untuk menilai apakah suatu permohonan kredit layak diterima atau tidak. Analisis yang dilakukan adalah untuk memenuhi keadaan yang sebenarnya dari persyaratan-persyaratan pendahuluan yang diajukan pada saat permohonan kredit calon debitur. Analisis yang dilakukan pihak BRI dalam memutuskan pemberian kredit mencangkup analisis 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition of Economy, serta analisis kredit yang terdiri dari Aspek Hukum, Aspek Manajemen , Aspek Teknis, Aspek Pemasaran, Aspek Jaminan, dan Aspek Keuangan

Contoh penilaian aspek keuangan yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk cabang putri hijau adalah :

Tabel 4.1 Neraca Perusahaan A

Per 31 Desember 2006, 2007, 2008 (Dalam Rupiah)

Uraian 2006 2007 2008

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas 36.992.000 60.800.000 62.480.000

Piutang Usaha 50.000.000 142.560.000 135.948.000

Persediaan Barang 500.000.000 737.728.000 1.103.912.000

JUMLAH AKTIVA LANCAR 586.992.000 941.088.000 1.302.340.000

AKTIVA TETAP - - -

Tanah dan Bangunan 500.000.000 500.000.000 500.000.000

Kendaraan 30.000.000 30.000.000 30.000.000

Peralatan Pabrik/Kantor 20.000.000 20.000.000 20.000.000

Akumulasi Penyusutan (100.320.000) (150.480.000) (200.640.000)


(69)

TOTAL AKTIVA 1.036.672.000 1.340.608.000 1.651.700.000

PASSIVA - - -

HUTANG JANGKA PENDEK - - -

HUTANG DAGANG 30.000.000 23.660.000 23.496.000

HUTANG BRI - 62.668.000 98.260.000

HUTANG LAINNYA 45.076.000 - -

JUMLAH HUTANG JK. PENDEK 75.076.000 86.328.000 121.756.000

JUMLAH HUTANG JK. PANJANG - - -

JUMLAH HUTANG 75.076.000 86.328.000 121.756.000

MODAL SENDIRI - - -

Modal Setor 502.160.000 502.160.000 502.160.000

Laba Ditahan 215.984.000 459.436.000 752.120.000

Laba Tahun Berjalan 243.452.000 292.680.000 275.664.000

Jumlah Modal Sendiri 961.596.000 1.254.280.000 1.529.928.000

TOTAL PASSIVA 1.036.672.000 1.340.608.000 1.651.700.000

Tabel 4.2

Laporan Laba Rugi Perusahaan A Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2006, 2007, 2008

(Dalam Rupiah)

Uraian 2006 2007 2008

Penjualan Bersih 1.682.880.000 2.019.456.000 2.103.600.000

HPP 1.262.160.000 1.514.592.000 1.577.700.000

Laba (Rugi) Kotor Usaha 420.720.000 504.864.000 525.900.000

Biaya Administrasi Penjualan Umum 84.144.000 100.972.000 105.180.000

Laba (Rugi) Operasional 336.576.000 403.892.000 420.720.000

Biaya Bunga - - -

Biaya Penyusutan 50.160.000 50.160.000 50.160.000

Biaya Lainnya

Pendapatan Setelah Bunga & Penyusutan 286.416.000 344.332.000 324.312.000

Penghasilan Lainnya - - -

Laba Sebelum Pajak (EBIT) 286.416.000 344.332.000 324.312.000

PPH Badan 42.964.000 51.648.000 48.648.000


(70)

Tabel 4.3

Laporan Arus Kas Perusahaan A Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2006, 2007, 2008

(Dalam Rupiah)

Uraian 2006 2007 2008

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Laba bersih sebelum pajak 286.416.000 344.332.000 324.312.000

Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Piutang Dagang 50.000.000 142.560.000 135.948.000

Hutang dagang 30.000.000 23.660.000 23.496.000

Hutang BRI 0 62.668.000 98.260.000

Hutang lainnya 45.076.000 0 0

Arus Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi 311.492.000 288.100.000 310.120.000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Tanah dan bangunan 500.000.000 500.000.000 500.000.000

Kendaraan 30.000.000 30.000.000 30.000.000

Peralatan 20.000.000 20.000.000 20.000.000

Akumulasi penyusutan 100.300.000 150.480.000 200.640.000

Arus Kas bersih yang diperoleh dari Aktivitas

Investasi 349.680.000 299.520.000 249.360.000

Arus Kas dari Aktivitas pendanaan

Modal Setor 502.160.000 502.160.000 502.160.000

Laba ditahan 215.984.000 459.436.000 752.120.000

Laba tahun berjalan 243.452.000 292.680.000 275.664.000

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas

pendanaan 42.724.000 42.546.000 26.236.000

Jumlah Arus kas dan saldo kas 36.992.000 60.800.000 62.480.000

Dari arus kas (Cash flow) yang diproyeksikan kira-kira perusahaan/debitur mampu atau tidak membayar bunga dan pokok pinjaman, yang paling penting adalah kemampuan perusahaan menghasilkan cash flow. Setelah dilakukan analisis kredit oleh Account Officer , perusahaan A telah memenuhi ketiga analisis yaitu analisis


(71)

identifikasi pemohon dan usaha, analisis 5C, dan analisis aspek-aspek kredit. Untuk aspek keuangan dibawah ini hasil analisis rasio :

Tabel 4.4 Hasil Analisis Rasio

Analisa Ratio

Hasil Analisis Rasio Standar

Ratio Keterangan

2006 2007 2008

Likuiditas Ratio

a. Current Ratio 78% 1090% 1069% 200% Baik

b. Quick Ratio 115% 235% 162% 100% Baik

Solvabilitas Ratio

a. Total Debt to Equity Ratio 7% 6% 7% < 50% Baik

b. Total Debt to Asset Ratio 7% 6% 7% < 24% Baik

Portabilitas Ratio

a. Net Profit Margin 14% 14% 13% 15% Kurang baik

b. Return on Equity 25% 23% 18% 15% Baik

c. Return on Invesment 23% 21% 165 15% Baik

Current ratio yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengan nilai hutang lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Pada analisis Perusahaan A current ratio dan quick ratio sudah mengikuti standar ratio BRI sehingga perusahaan dinilai mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.

Semakin kecil nilai total debt to equity ratio berarti semakin besar kemungkinan permohonan kredit akan disetujui. Nilai DER pada Perusahaan A semakin kecil berarti perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas semakin kecil, yang berarti bahwa nilai hutang masih dapat dipenuhi oleh nilai ekuitas dan


(72)

menunjukkan bahwa tingkat aktivitas Perusahaan A semakin baik yang juga akan meningkatkan nilai laba yang akan dicapai perusahaan tersebut.

Perusahaan A mengajukan kredit kepada pihak BRI, secara hasil analisis yang dilakukan oleh pihak BRI tidak menunjukkan hasil yang baik terutama pada net profit margin. Tetapi perusahaan A tetap menghasilkan laba yang hampir mendekati ketetapan rasio standar bank. Dan pihak bank yakin kalau perusahaan tersebut mampu untuk membayar semua kewajiban lancarnya. Keadaan ini dilihat dari current ratio dan quick ratio perusahaan jauh diatas standar. Dari Laporan Keuangan Perusahaan pihak BRI melihat tingkat kesehatan dan kemampuan past performance perusahaan sangat sehat sehingga jika terjadi inflasi yang menyebabkan tingkat beban bunga debitur akan meningkat maka pihak Bank yakin bahwa perusahaan mampu untuk membayar semua kewajibannya. Dengan meningkatnya penjualan yang nantinya berdampak positif dalam menghasilkan laba dalam perusahaan. Meningkatnya laba perusahaan akan meminimalisirkan resiko kredit macet.

Prosedur pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk cabang putri hijau menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking practices). Prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit tercermin dalam analisis identifikasi pemohon dan usaha,analisis 5c, dan analisis aspek-aspek kredit. Tahap pertama pemberian kredit ,sebelum calon debitur menyampaikan surat permohonan kredit terlebih dahulu dilakukan proses solitisasi yaitu calon debitur datang ke bank menyampaikan maksud dan tujuan kepada account officer menceritakan tentang usaha. Account officer akan menyarankan jenis kredit apa yang digunakan dan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal M., Drs, MM, 2005. Manajemen Perbankan (Teknik Analisis

Kinerja Keuangan Bank), Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit

Universitas Muhammadiyah, Malang.

Alhusin, Syahri, 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Champion, 1990. Basic Statistic for Social Research, ___________

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Djohan, Warman, 2000. Kredit Bank : Alternatif Pembiayaan dan Pengajuannya, Penerbit PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

Erlina, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 1999. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jusuf, Jopie, 2005. Analisa Kredit untuk Account Officer, Cetakan Keenam, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir, 2001. Dasar-dasar Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ketiga, Liberty. Yogyakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 1998. Undang-undang Republik Indonesia NO.10

Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang No 7 tahun 1992, Cetakan Pertama, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.

Sastradipoera, Komaruddin, 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan: Konsep


(2)

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Petunjuk pengisian

Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertsnyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan nama, maka pertanyaan pada bagian A boleh tidak diisi.

A. Pertanyaan Umum

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin : 4. Jabatan : B. Pertanyaan Khusus

Pertanyaan kuesioner ini mengenai “Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank” pada perusahaan tempat Bapak/Ibu bekerja. Bapak/Ibu dimohon untuk member tanda tickmark (√) pada jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai.


(3)

KUESIONER

Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan

Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank (Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk)

Tabel Pertanyaan 1

Prosedur Pemberian Kredit “

No Pertanyaan

Jawaban Ya Tidak 1 Apakah kebijakan dan prosedur pemberian kredit

yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten?

2 Apakah dokumen-dokumen persyaratan permohonan kredit cukup menggambarkan kondisi calon debitur? 3 Apakah pihak analis kredit benar-benar kompeten

dalam menghadapi setiap calon debitur yang datang? 4 Apakah ada tindakan manajemen yang dilaksanakan

secara intensif untuk mengurangi tindakan pegawai yang berbuat tidak jujur dalam hal pemberian kredit? Apakah manajemen melakukan penaksiran resiko atas kemungkinan salah saji laporan keuangan yang meliputi kejadian-kejadian internal dan eksternal yang timbul karena :

5 Perubahan dalam lingkungan operasional atas pemberian kredit dalam perusahaan?

6 Penempatan karyawan baru dalam aktivitas pemberian kredit?

7 Perubahan dalam system informasi pemberian kredit?

8 Perbahan pada penggunaan prinsip-prinsip akuntansi dalam pemberian kredit?

9 Peningkatan aktivitas pemberian kredit ?

10 Sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru dalam aktivitas pemberian kredit?


(4)

Tabel Pertanyaan 2

“Laporan Keuangan yang Andal”

No Pertanyaan

Jawaban Ya Tidak 18 Apakah laporan keuangan menjadi salah satu

persyaratan dalam mengajukan permohonan kredit? 19 Apakah calon debitur dapat mengajukan permohonan

kredit tanpa menyerahkan laporan keuangan ? 20 Apakah laporan keuangan mampu mencerminkan

kondisi keuangan calon debitur?

21 Apakah laporan keuangan yang diserahkan calon debitur adalah berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum?

22 Apakah laporan keuangan yang diserahkan calon debitur telah diaudit oleh Akuntan Publik?

23 Apakah pihak bank melakukan pemeriksaan laporan keuangan secara tepat dan akurat untuk menghindari terjadinya manipulasi data oleh calon debitur? 11 Apakah bukti pemberian kredit masuk terdiri dari

beberapa rangkapan dan didistribusikan kepada bagian yang berbeda ?

12 Apakah manajemen melakukan aktivitas pemantauan untuk menilai efektivitas pemberian kredit?

13 Apakah data transaksi pemberian kredit telah disajikan secara akurat dan teliti ?

14 Apakah data transaksi pemberian kredit bersifat dapat diandalkan atau dapat dipercaya?

15 Apakah aktivitas pemberian kredit telah aman dari resiko kecurangan dan penipuan?

16 Apakah aktivitas pemberian kredit telah aman dari penyimpangan dan penyalahgunaan dana dari personel yang tidak bertanggung jawab?

17 Apakah sejauh ini pelaksanaan pemmberian kredit sudah efektif?


(5)

Tabel Pertanyaan 3

“Pengumpulan data dan informasi”

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 24 Apakah pihak bank membuat wawancara khusus

untuk calon debitur?

25 Apakah pihak bank memberikan fasilitas dalam pengumpulan data calon debitur seperti untuk dokumentasi atau teknik lainnya ?

26 Apakah pihak bank melakukan kunjungan langsung ke lapangan (on the spot inspection)?

27 Apaskah petugas yang melakukan on the spot inspection mempunyai surat tugas?

28 Apakah terdapat fasilitas yang membuktikan hasil on the spot inspection untuk menghindari terjadinya kecurangan?

29 Apakah pihak bank meminta informasi mengenai calon debitur melalui pihak ketiga?

30 Apakah data yang dikumpulkan dilampirkan dalam suatu dokumen?

Tabel Pertanyaan 4 “Laporan Keuangan”

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 31 Apakah laporan keuangan berpengaruh terhadap

pemberian kredit?

32 Apakah laporan keuangan mampu mencerminkan kelayakan pemberian kredit?

33 Apakah analis benar-benar berkompeten dalam hal menganalisis laporan keuangan?

34 Apakah terdapat standar perusahaan terhadap laporan keuangan?

35 Apakah laporan keuangan yang dihasilkan bermanfaat dalam efektivitas pemberian kredit?


(6)

Table pertanyaan 5

“Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank”

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 36 Apakah sebelumnya bank menerapkan akuntansi

inflasi terhadap laporan keuangan dalam pemberian kredit?

37 Apakah terdapat perbedaan antar sebelum dan sesudah menerapkan akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam pemberian kredit?

38 Apakah pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pemberian jumlah kredit?

39 Apkah selama ini pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan berperan dalam efektivitas