42
B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Independensi dengan Kualitas Audit
Independensi  berarti  sikap  mental  yang  bebas  dari  pengaruh,  tidak dikendalikan  oleh  pihak  lain,  tidak  tergantung  pada  pihak  lain.
Independensi  juga  berarti  adanya  kejujuran  pada  diri  auditor  dalam mempertimbangkan  fakta  dan  adanya  pertimbangan  yang  objektif,  tidak
memihak  dalam  diri  auditor  dalam  merumuskan  dan  menyatakan pendapatnya Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa independensi
seorang auditor sangat penting dalam menyatakan opini dan kualitas atas hasil  audit  laporan  keuangan.  Pernyataan  ini  didukung  oleh  penelitian
yang  dilakukan  oleh  Alim  et  al.  2007,  yang  menyimpulkan  bahwa independensi  auditor  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  kualitas
audit. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Christiawan  2005  menyatakan
bahwa  salah  satu  faktor  yang  dapat  mendukung  kualitas  audit  adalah adanya  independensi  dalam  diri  auditor,  dalam  penelitiannya  yang
berjudul  aktivitas  pengendalian  mutu  jasa  audit  disimpulkan  bahwa  jika auditor  tidak  independen  maka  tidak  ada  perbedaan  antara  laporan
keuangan  auditan  dengan  laporan  keuangan  yang  belum  diaudit.  Maka dari  itu,  demi  menjaga  kualitas  auditnya  auditor  harus  menghindari
berbagai hal-hal yang dapat mendiskreditkan profesinya. Dalam  menentukan  kualitas  audit,  terdapat  penelitian  yang
dilakukan oleh Wibowo et al. 2009 yang menguji tentang faktor-faktor
43 penentu  kualitas  audit  mengajukan  hipotesis  tentang  faktor-faktor  yang
dapat  menentukan  kualitas  audit,  yaitu:  masa  penugasan  audit,  ukuran KAP,  regulasi  audit.  Dalam  hasil  penelitiannya,  disimpulkan  bahwa
ukuran  KAP  dan  regulasi  audit  berpengaruh  signifikan  terhadap  kualitas audit.  Namun,  belum  ditemukan  adanya  bukti  empiris  bahwa  masa
penugasan audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. De  Angelo  1981  melakukan  penelitian  terkait  dengan  kualitas
audit  berdasarkan  teori  permintaan  dan  penawaran  kualitas  jasa  audit. Argumen utamanya adalah permintaan dan penawaran kualitas jasa audit
dapat  terpenuhi  dengan  semakin  panjangnya  masa  penugasan  audit, karena  auditor  dapat  terus  menggunakan  tekhnologi  dan  pengetahuan
audit  yang  telah  diperoleh  selama  menjalankan  audit  pada  periode sebelumnya  dan  memberikan  jasa  secara  konsisten.  Menurut  ia,  dengan
semakin  lamanya  masa  penugasan  auditor,  maka  para  pengguna  jasa auditor  seperti:  pemegang  saham,  kreditur,  manajer,  karyawan,  agen-
agen  pemerintah  dan  sebagainya  akan  mendapat  manfaat  karena  dapat menghemat  biaya  yang  berkaitan  dengan  evaluasi  kualitas  audit.  Maka
dari itu ia menyimpulkan semakin lamanya masa penugasan auditor maka kualitas  audit  semakin  baik.  Berlawanan  dengan  pendapat  Mautz  dan
Sharaf  1961  yang  menyatakan  semakin  lama  masa  penugasan  auditor maka dapat mengikis sifat independensinya, jika auditor tidak independen
maka laporan auditan yang dihasilkan tidak akan bernilai.
44 Berdasarkan  hasil  penelitian  oleh  Christiawan  2005,  Wibowo  et
al.  2009,  DeAngelo  1981,  dan  Alim  et  al.  2007,  dapat  dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha
1
: Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
2. Akuntabilitas dengan Kualitas Audit