Pengaruh tekanan klien, pengamalan auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit; studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Selatan

(1)

PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

RAMDANIALSYAH 204082002368

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Daftar Riwayat Hidup

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ramdanialsyah

2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 27 Mei 1985 3. Tinggal di : Jakarta

4. Alamat : Jln. Karya No.3 Comp. Caltex. Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan. Banten. 15419.

5. Telepon : 021-99779098 / 085693603366

II. PENDIDIKAN

1. SD : SDN Gunung 01 Pagi

2. SMP : SMPN 11 Jakarta

3. SMA : SMUN 7 Jakarta

4. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III.LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. Syahril Achiar

2. Tempat & Tgl. Lahir : Medan, 27 Mei1956

3. Alamat : Jln. Karya No.3 Comp. Caltex, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan. Banten.15419.

4. Telepon : 021-74716886

5. Ibu : Tuty Syahril

6. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 16 Juni 1963

7. Alamat : Jln. Karya No.3 Comp. Caltex, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan. Banten. 15419.

8. Telepon : 021-74716886


(3)

iii

PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta Selatan)

Oleh: Ramdanialsyah

ABSTRAK

Auditor haruslah memiliki pengalaman dan keahlian atau profesional dalam melakukan pekerjaannya dan juga harus dapat menjaga independensi seorang auditor terhadap tekanan dari klien yang dapat merusak independensi seorang auditor. Apabila auditor tidak memiliki pengalaman dan keahlian atau profesioanlisme dalam mengaudit maka akan dapat mempengaruhi kualitas audit yang dibuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan klien, pengalaman auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan data primer dengan cara melakukan penelitian langsung dilapangan dengan memberikan kuesioner / lembar pertanyaan kepada 60 responden. Data yang dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengalaman Auditor memiliki pengaruh signifikan paling dominan terhadap Kualitas Audit dibandingkan dengan dua variabel lainnya, dan Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. (2) Tekanan Klien tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

Kata kunci: tekanan klien, pengalaman auditor, profesionalisme auditor, dan kualitas audit.


(4)

PRESSURE EFFECT OF CLIENT, EXPERIENCE AND

PROFESSIONALISM AUDITORS ON AUDIT QUALITY

(Empirical Study On Public Accountant in South Jakarta)

By: Ramdanialsyah

ABSTRACT

Auditors must have the experience and expertise or professional in doing his job and also need to maintain the independence of an auditor to pressure from clients that can damage the independence of an auditor. If the auditor does not have the experience and expertise in auditing or profesioanlisme it will affect the quality of audits made. This study aims to analyze the effect of client pressure, auditors' experience and professionalism of auditors on audit quality. This study uses primary data by conducting research directly in the field by providing a questionnaire / worksheet questions to 60 respondents. Data collected and analyzed using validity and reliability, the classic assumption test, and simple regression analysis. The results indicated that (1) The experience of Auditors have a significant influence on the Quality Audit dominant compared with two other variables, and Professionalism significant effect on audit quality. (2) Pressure Clients no significant effect on audit quality.

Keywords: Client Pressure, Auditor Experience, The Professionalism of Auditors, and Audit Quality.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Segala puja dan puji syukur yang tidak terhingga dan tidak bisa terlukiskan walau dengan rangkaian kata-kata yang indah kepada sang pencipta dan pemilik alam semesta yakni Allah SWT, yang telah melimpahkan taufiq, hidayah serta rahmat kepada seluruh mahluk ciptaan-Nya. Atas segala kuasa dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN AUDITOR DAN

PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta Selatan)”.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah dan tercurahkan kepada Bapak revolusi dunia yakni baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah bagi seluruh umat Islam dan telah membawa perubahan bagi dunia.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, yang sampai detik ini masih mengizinkan penulis untuk bernafas.

2. Kedua orang tua tercinta yang penulis sayangi, Papa dan Mama, Terima kasih atas semua kasih sayang, pendidikan dan semua hal yang tak bisa penulis ungkapkan dengan kata-kata. Serta Kakak dan Adik-adikku tercinta.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku DEKAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing 1 dan selaku PUDEK 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tiada henti memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM, selaku pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan saran dan pengarahan serta membimbing penulis dengan penuh kesabaran hingga terselesaikannya skripsi ini.


(6)

6. Bapak Suhendra,MM dan Ibu Rahmawati SE, MM selaku Kordinator Teknis dan Sekretaris Jurusan Program Non Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap Dosen yang telah mentransformasikan ilmu pengetahuannya kepada penulis, serta seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah bersedia menjadi tempat penyebaran kuesioner saya dan memberikan banyak informasi.

10.Special people, Pacarku tersayang Marina Sukma Putri Y. yang selalu memberikan inspirasi dan semangat dalam hidupku, terima kasih atas semangat dan doa yang kamu berikan untukku.

11.Teman-teman seperjuangan penulis saat menyelesaikan skripsi ini. Alya, Tya, mpit, dian, akiel, aya, dan anggun. “Terima kasih telah menjadi teman diskusi dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini”.

12.Pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya.

Segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan atas segala bantuan dan budi baik yang penulis terima selama menjalani pendidikan mendapatkan ridha Allah SWT, Amin. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan.

Jakarta, 16 Desember 2010


(7)

vi DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI……….………...……...……….… DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Perumusan Masalah... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tekanan Klien………... B. Pengalaman Auditor……….………... C. Profesionalisme Auditor... D. Auditing... 1. Pengertian Auditing... 2. Tujuan Audit ……….……...…….…... 3. Jenis-Jenis Audit ………...…..…..…... 4. Standar Auditing...

i ii iii iv vi ix x xi 1 7 8 10 12 18 21 21 24 25 26


(8)

5. Tahap-tahap Pelaksanaan Audit... E. Kualitas Audit... F. Penelitian Terdahulu... G. Keterkaitan Antar Variabel... H. Kerangka Pemikiran ... BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian... B. Metode Penentuan Sample... C. Metode Pengumpulan Data... D. Metode Analisis... 1. Uji Kualitas data... 2. Uji Asumsi Klasik... 3. Uji Hipotesis... E. Operasionalisasi Variabel Penelitian...

1. Variabel Independen... 2. Variabel dependen... BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 1. Tempat dan Waktu penelitian... 2. Karateristik Profil Responden... B. Hasil Uji Insturment Penelitian... 1. Hasil Uji Kualitas Data... a. Hasil Uji Validitas...

28 29 33 38 41 42 42 43 44 44 45 48 50 51 52 54 54 55 58 58 58


(9)

viii

Hasil Uji Reabilitas... 2. Hasil Uji Asumsi Klasik... a. Hasil Uji Multikolonieritas... b. Hasil Uji Heteroskedastisitas... c. Hasil Uji Normalitas... 3. Hasil Uji Hipotesis...

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi... b. Hasil Uji Statistik Secara Parsial (Uji t)... c. Hasil Uji Statistik Secara Simultan (Uji F)... C. INTEPRETASI DAN PEMBAHASAN... BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN... B. IMPLIKASI... C. SARAN... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN- LAMPIRAN...

61 62 62 63 64 65 67 68 70 71 72 73 73 74 76 79


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 36

3.1 Metode Skala dan Pengukurannya 45

3.2 Operasional Variabel Penelitian 52

4.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner 54

4.2 Sampel Tingkat Pengembalian 55

4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis 55

4.4 Data Responden Berdasarkan Pendidikkan 56

4.5 Data Responden Berdasarkan pengalaman Kerja 56

4.6 Data Responden Berdasarkan Jabatan 57

4.7 Uji Validitas variabel Tekanan Klien 58

4.8 Uji Validitas variabel Pengalaman Auditor 59

4.9 Uji Validitas variabel Profesionalisme auditor 59

4.10 Uji Validitas variabel Kualitas Audit 60

4.11 Uji Reabilitas 61

4.12 Uji Multikolonieritas 62

4.13 Uji Regresi Linear Berganda 66

4.14 Uji Koefisien Determinasi 67

4.15 Uji Statistik t 68


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 41

4.1 Grafik Scatterplot 63

4.2 Grafik P-Plot 64


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan Halaman

1. Kuesioner 79

2. Jawaban Responden 85


(13)

79

LAMPIRAN 1

KUESIONER

PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kuliah Strata Satu

DISUSUN OLEH: Ramdanialsyah

204082002368

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(14)

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Nama : Ramdanialsyah

NIM : 204082002368

Jurusan : Akuntansi/Audit

Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kuesioner ini akan dijadikan data dalam penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk membaca dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang terpenting adalah memilih jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Segala informasi yang diterima dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan akademis.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM

Peneliti,


(15)

81

LEMBAR KUESIONER

Petunjuk Pengisian :

1. berilah tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai dngan pendapat anda. 2. Pilih hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan.

A. Identitas Responden

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi data-data berikut ini:

1. Nama Responden : ………..

(Catatan: boleh tidak diisi) 2. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Usia :

a. 21 Tahun s/d 25 Tahun b. 26 Tahun s/d 30 Tahun c. 31 Tahun s/d 40 Tahun d. 41 Tahun s/d 50 Tahun e. 51 Tahun ke atas 4. Pendidikan terakhir :

a. SLTA b. Diploma

c. S1 atau lebih tinggi 5. Jabatan :


(16)

B. Cara pengisian kuesioner

Pernyataan-pernyataan di bawah ini bertujuan untuk mengetahui pendapat anda tentang pengaruh Tekanan Klien, Pengalaman Auditor da Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit. Pada setiap pertanyaan telah disediakan bagian lima poin skala di sampingnya dengan keterangan sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS)

3. Netral (N)

4. Setuju (S)

5. Sangat Setuju (SS)

Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping pertanyaan sesuai dengan jawaban atau keadaan Anda dengan cara memberi tanda silang (X).

1. Pertanyaan tentang Variabel Independen a. Tekanan Klien

No Pernyataan Bobot Jawaban

SS S N TS STS

1. Saya harus bertindak jujur dan agar klien tetap memperkerjakan saya.

2. Auditor harus memiliki sikap yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi bukti audit secara kritis.

3. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien

4. Saya harus melaporkan kesalahan klien meskipun mendapat peringatan dari klien 5. Auditor menggunakan segenap pengetahuan,

kemampuan dan pengalaman yang dimiliki untuk mengaudit.

6. Audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar total pendapatan suatu kantor akuntan publik

7. Fasilitas yang saya terima dari klien tidak menjadikan saya sungkan terhadap klien. 8. Saya tidak berani melaporkan kesalahan klien

karena klien dapat mengganti posisi saya dengan auditor lain


(17)

83

b. Pengalaman Auditor

No Pernyataan Bobot Jawaban

SS S N TS STS

1. Pengalaman, pengetahuan merupakan elemen penting dalam mengaudit.

2. Mengaudit berbagai jenis perusahaan menambah pengalaman auditor.

3. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat.

4. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat mengembangkan karir.

5. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor, semakin besar kemampuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.

6. Auditor dikatakan berpengalaman bila menjalankan tugas lebih dari tiga tahun. 7. Pengalaman membantu auditor dalam

memprediksi dan mendeteksi masalah secara professional

c. Profesionalisme Auditor

No Pernyataan Bobot Jawaban

SS S N TS STS

1. Saya mendapatkan kepuasan batin dengan berprofesi sebagai auditor.

2. Saya mengharapkan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan.

3. Pekerjaan sebagai auditor sudah menjadi keinginan saya dari dahulu hingga sekarang. 4. Saya bekerja semampu dan sekuat tenaga

saya, dalam mengemban pekerjaan dimana saya bekerja.

5. Karena saya sudah mengenal pekerjaan ini sehingga saya riskan meninggalkannya. 6. Profesi eksternal auditor adalah profesi yang

penting dimasyarakat.

7. Profesi eksternal auditor merupakan profesi yang dapat dijadikan dasar kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan kekayaan Negara.


(18)

2. Pertanyaan tentang Variabel dependen (Kualitas Audit)

No Pernyataan Bobot Jawaban

SS S N TS STS

1. Prosedur dan pelaksanaan audit telah sesuai dengan SPAP dan PSAk hingga saat ini 2. Tim auditor memiliki kompentensi teknis

profesional sesuai dengan tuntutan SPAP dan PSAK.

3. Suatu kewajiban auditor adalah memperhitungkan setiap resiko audit yang mungkin dapat terjadi selama melakukan audit.

4. Suatu kewajiban auditor adalah memperhitungkan setiap resiko audit yang mungkin dapat terjadi selama melakukan audit.

5. KAP selalu melakukan review secara berkala terhadap independensi dan kompentensi pada staf auditor.

6. Supervisi hasil laporan audit secara berkala mampu menjamin kualitas hasil kerja auditor. 7. Manajer dan partner perlu secara berkala

memberikan training kepada para stafnya dalam meningkatkan kualitas hasil kerja mereka.


(19)

85

LAMPIRAN 2 : DATA MENTAH RESPONDEN

TEKANAN KLIEN

Resp. NOMOR KUESIONER Total 1 2 3 4 5 6 7 8 1 5 5 5 5 4 4 4 2 34

2 4 4 4 3 4 3 4 2 28

3 4 4 4 5 3 5 4 2 31

4 5 4 4 4 4 4 4 2 31

5 4 4 4 4 4 4 4 1 29

6 4 4 4 4 4 3 4 2 29

7 4 5 4 4 3 4 4 2 30

8 4 4 3 4 4 3 4 1 27

9 4 4 4 4 3 4 3 2 28

10 5 5 4 4 4 4 5 2 33

11 4 4 4 4 4 4 4 2 30

12 4 5 3 4 4 4 4 2 30

13 4 4 4 3 5 3 4 2 29

14 4 4 4 4 4 3 4 2 29

15 4 5 4 5 4 4 4 2 32

16 5 5 5 5 4 5 5 2 36

17 4 4 4 5 4 4 4 2 31

18 4 4 4 4 3 3 4 2 28

19 3 3 3 3 2 3 2 2 21

20 5 4 4 4 4 3 5 1 30

21 4 4 4 4 4 4 4 2 30

22 4 4 3 4 4 3 4 2 28

23 4 4 4 4 4 4 4 1 29

24 4 4 4 5 4 3 4 2 30

25 4 5 4 4 3 5 3 2 30

26 4 4 5 4 4 4 4 2 31

27 5 5 4 5 4 4 5 2 34

28 4 5 4 4 4 4 4 2 31

29 4 5 5 4 4 4 4 2 32

30 4 4 4 4 4 4 4 2 30

31 4 4 4 3 5 4 4 2 30

32 4 4 4 4 4 4 3 2 29

33 3 3 5 4 4 4 4 2 29


(20)

35 5 5 5 5 4 4 4 1 33

36 4 4 3 5 4 4 5 2 31

37 4 4 4 4 4 4 4 2 30

38 3 2 3 3 3 3 3 1 21

39 5 5 5 4 4 4 4 2 33

40 4 4 3 4 4 3 4 2 28

41 4 4 4 4 4 4 4 2 30

42 5 5 5 5 4 4 4 2 34

43 4 4 4 3 4 3 4 2 28

44 4 4 4 5 3 5 4 2 31

45 5 4 4 4 4 4 4 2 31

46 4 4 4 4 4 4 4 2 30

47 4 4 4 4 4 3 4 2 29

48 4 5 4 4 3 4 4 2 30

49 4 4 3 4 4 3 4 2 28

50 4 4 4 4 3 4 3 1 27

51 5 5 4 4 4 4 5 2 33

52 4 4 4 4 4 4 4 2 30

53 4 5 3 4 4 4 4 1 29

54 4 4 4 3 5 3 4 2 29

55 4 4 4 4 4 3 4 2 29

PENGALAMAN AUDITOR

Resp. NOMOR KUESIONER Total

1 2 3 4 5 6 7

1 4 4 4 4 5 5 5 31

2 5 5 5 5 4 4 4 32

3 3 3 3 3 4 4 4 24

4 4 4 4 4 3 3 3 25

5 4 4 4 4 4 4 4 28

6 5 5 5 5 5 5 5 35

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 3 3 3 3 3 3 3 21

9 4 4 5 5 4 4 5 31

10 5 5 5 4 5 5 4 33

11 3 3 4 4 4 3 3 24

12 4 4 5 5 5 5 3 31

13 4 5 5 5 5 4 4 32


(21)

87 15 4 4 3 3 3 4 3 24

16 5 4 5 4 5 4 5 32

17 4 4 3 3 4 4 3 25

18 5 4 4 5 5 4 4 31

19 5 5 4 4 4 5 5 32

20 3 3 3 3 3 3 3 21

21 3 4 4 3 3 4 4 25

22 4 4 4 4 4 4 4 28

23 5 5 5 5 5 5 5 35

24 4 5 5 5 5 4 4 32

25 3 3 4 4 4 3 3 24

26 3 3 3 5 5 5 3 27

27 4 5 4 5 4 5 4 31

28 3 4 3 4 3 4 3 24

29 5 4 5 4 5 4 5 32

30 3 4 3 4 3 4 3 24

31 4 4 4 4 5 5 5 31

32 5 5 5 5 4 4 4 32

33 3 3 3 3 4 4 4 24

34 4 4 4 4 3 3 3 25

35 4 4 4 4 4 4 4 28

36 5 5 5 5 5 5 5 35

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 3 3 3 3 3 3 3 21

39 4 4 5 5 4 4 5 31

40 5 5 5 4 5 5 4 33

41 3 3 4 4 4 3 3 24

42 4 4 5 5 5 5 3 31

43 4 5 5 5 5 4 4 32

44 4 5 4 5 4 5 4 31

45 4 4 3 3 3 4 3 24

46 5 4 5 4 5 4 5 32

47 4 4 3 3 4 4 3 25

48 5 4 4 5 5 4 4 31

49 5 5 4 4 4 5 5 32

50 3 3 3 3 3 3 3 21

51 3 4 4 3 3 4 4 25

52 4 4 4 4 4 4 4 28

53 5 5 5 5 5 5 5 35

54 4 5 5 5 5 4 4 32


(22)

PROFESIONALISME AUDITOR

Resp. NOMOR KUESIONER Total

1 2 3 4 5 6 7 1 4 4 4 5 5 4 4 30

2 5 5 5 4 4 5 5 33

3 3 3 3 4 4 3 3 23

4 4 4 4 3 3 4 4 26

5 5 5 5 5 5 5 5 35

6 4 4 4 4 4 4 4 28

7 3 3 3 3 3 3 3 21

8 4 4 4 4 4 4 4 28

9 3 4 4 5 5 4 4 29

10 4 5 5 4 4 5 5 32

11 4 3 3 3 4 4 4 25

12 3 4 4 4 3 3 3 24

13 4 4 5 5 5 4 4 31

14 5 5 4 4 5 5 4 32

15 4 3 4 3 4 3 4 25

16 4 5 4 5 4 5 4 31

17 4 4 3 3 4 4 3 25

18 5 5 4 4 5 5 4 32

19 4 4 5 5 4 4 5 31

20 3 3 3 3 3 3 3 21

21 3 3 4 4 3 3 4 24

22 4 4 4 4 4 4 4 28

23 5 5 5 5 5 5 5 35

24 4 4 4 5 5 5 5 32

25 3 4 4 4 4 4 3 26

26 5 5 5 5 3 4 3 30

27 5 4 5 4 5 4 5 32

28 4 3 4 3 4 3 4 25

29 4 5 4 5 4 5 4 31

30 3 4 3 4 3 4 3 24

31 4 4 4 5 5 4 4 30

32 5 5 5 4 4 5 5 33

33 3 3 3 4 4 3 3 23

34 4 4 4 3 3 4 4 26

35 5 5 5 5 5 5 5 35

36 4 4 4 4 4 4 4 28

37 3 3 3 3 3 3 3 21

38 4 4 4 4 4 4 4 28

39 3 4 4 5 5 4 4 29


(23)

89 41 4 3 3 3 4 4 4 25

42 3 4 4 4 3 3 3 24

43 4 4 5 5 5 4 4 31

44 5 5 4 4 5 5 4 32

45 4 3 4 3 4 3 4 25

46 4 5 4 5 4 5 4 31

47 4 4 3 3 4 4 3 25

48 5 5 4 4 5 5 4 32

49 4 4 5 5 4 4 5 31

50 3 3 3 3 3 3 3 21

51 3 3 4 4 3 3 4 24

52 4 4 4 4 4 4 4 28

53 5 5 5 5 5 5 5 35

54 4 4 4 5 5 5 5 32

55 3 4 4 4 4 4 3 26

KUALITAS AUDIT

Resp. NOMOR KUESIONER Total 1 2 3 4 5 6 7 1 4 4 4 5 4 5 4 30

2 5 5 5 4 5 3 3 30

3 3 3 3 4 3 4 4 24

4 4 4 4 3 4 4 4 27

5 4 4 4 4 4 5 4 29

6 5 5 5 5 5 3 3 31

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 3 3 3 3 3 4 4 23

9 4 4 4 5 4 4 4 29

10 5 5 5 4 5 3 3 30

11 3 3 3 4 3 5 4 25

12 4 4 4 3 4 3 3 25

13 5 5 5 5 5 4 4 33

14 4 5 5 4 5 4 4 31

15 3 4 3 4 3 5 4 26

16 5 4 5 4 5 5 5 33

17 3 4 4 3 4 5 5 28

18 4 5 5 4 5 5 5 33

19 5 4 4 5 4 4 4 30

20 3 3 3 3 3 3 3 21

21 3 4 3 4 3 5 4 26

22 4 4 4 4 4 3 3 26


(24)

24 5 4 4 4 4 4 4 29

25 3 3 3 3 3 5 4 24

26 4 4 4 4 4 3 3 26

27 4 5 4 5 4 4 4 30

28 3 4 3 4 3 4 4 25

29 5 4 5 4 5 5 4 32

30 4 3 4 3 4 3 3 24

31 4 4 4 5 4 4 4 29

32 5 5 5 4 5 4 4 32

33 3 3 3 4 3 4 4 24

34 4 4 4 3 4 3 3 25

35 4 4 4 4 4 5 4 29

36 5 5 5 5 5 3 3 31

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 3 3 3 3 3 4 4 23

39 4 4 4 5 4 5 4 30

40 5 5 5 4 5 5 5 34

41 3 3 3 4 3 5 5 26

42 4 4 4 3 4 5 5 29

43 5 5 5 5 5 4 4 33

44 4 5 5 4 5 3 3 29

45 3 4 3 4 3 5 4 26

46 5 4 5 4 5 5 5 33

47 3 4 4 3 4 5 5 28

48 4 5 5 4 5 5 5 33

49 5 4 4 5 4 4 4 30

50 3 3 3 3 3 3 3 21

51 3 4 3 4 3 5 4 26

52 4 4 4 4 4 3 3 26

53 5 5 5 5 5 4 4 33

54 5 4 4 4 4 4 4 29


(25)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat dan semakin kompleksnya transaksi keuangan yang dilakukan masyarakat tersebut, maka mengakibatkan perlunya suatu kompentensi yang tinggi seorang auditor dalam melakukan audit. Pencapaian keahlian tersebut harus dinilai dengan pendidikan formal yang diperluas dengan pengalaman-pengalaman, dan selanjutnya diterapkan dalam proses audit.

Kematangan auditor dalam melakukan audit tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan namun juga tidak kalah pentingnya adalah pengalaman yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan keuangan. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki oleh seorang auditor. Tentu tidak mengherankan apabila cara pandang dan cara menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan berbeda, demikian pula dalam memberikan kesimpulan audit terhadap objek yang diterima. Pengalaman disini dapat dilihat dari lamanya seorang auditor bekerja. Semakin lama seorang auditor bekerja maka pengalaman yang dimiliki semakin banyak.


(26)

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Standar Audit Profesional Akuntan Publik (SPAP), akuntan dituntut dapat menjalankan setiap standar yang ditetapkan oleh SPAP tersebut. Standar-standar tersebut meliputi standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntan dan review, standar jasa konsultasi, dan standar pengendalian mutu. Dalam salah satu SPAP diatas terdapat standar umum yang mengatur tentang keahlian auditor yang independen.

Dalam standar umum SA seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian Auditor Independen yang terdiri atas paragrap 03-05, menyebutkan secara jelas tentang keahlian auditor disebutkan dalam pargarf pertama sebagai berikut “audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai seorang auditor” (SPAP, 2001). Standar umum pertama menegaskan bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan untuk melaksanakan audit adalah harus memiliki pendidikkan serta pengalaman yang memadai dalam bidang auditing. Pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikkan formal yang telah diperoleh auditor. Sebagaimana yang telah diatur dalam paragraf ketiga SA seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian independen disebutkan:

Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapatan, auditor harus senatiasa bertindak sebagai seoarang yang ahli dalam bidang akntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikkan formalnya yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit…… (SPAP, 2001)


(27)

3 Keahlian merupakan salah satu faktor utama yang harus dimiliki seorang auditor, dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan secara baik dengan hasil yang maksimal.

Keahlian yang dimiliki auditor yang diperoleh dari pendidikan formal dan non-formal harus terus menerus ditingkatkan. Salah satu sumber peningkatan keahlian auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan, pelatihan ataupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian auditor.

Dalam Ananing (2006), selain faktor pengalaman yang mempunyai peran penting bagi peningkatan keahlian auditor, pengalaman juga mempunyai arti penting dalam upaya pengembangan tingkah laku dan sikap seorang auditor sebagaimana dikemukakan oleh ahli psikologis, bahwa perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku. Mereka juga mengemukakan, bahwa suatu perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam hak ini pengembangan pengalaman yang diperoleh auditor berdasarkan teori tersebut menunjukkan dampak yang positif bagi penambahan tingkah laku yang dapat diwujudkan melalui keahlian yang dimiliki untuk lebih mempunyai kecakapan yang matang. Dan


(28)

pengalaman-pengalaman yang didapat auditor, memungkinkan berkembanganya potensi yang dimiliki oleh auditor melalui proses yang dapat dipelajari.

Kelebihan auditor berpengalaman dijelaskan oleh Hidayatullah (2009:2) bahwa auditor berpengalaman akan memperlihatkan adanya experiantial learning melebihi pengetahuan auditor yang berpengalaman.

Auditor sering berhadapan dengan berbagai tekanan yang mungkin mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi situasi konflik. Sebagai contoh, bahkan pada saat auditor memahami tanggung jawab profesionalnya, mereka mungkin memilih untuk bertindak secara tidak etik untuk memperoleh penilaian kerja yang positif atau secara sederhana agar dipandang sebagai team player. Auditor mungkin juga bertindak tidak etik dalam situasi adanya tekanan karena adanya kemungkinan kegagalan. Khotma Asyriah (2009:5) dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa auditor mendapatkan perintah tidak tepat baik itu dari atasan ataupun dari klien cenderung akan berperilaku menyimpang dari stándar profesional. Pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi yang memerlukan biaya, seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme, dan hilangnya kepercayaan publik, dan kredibilitas sosial. Hal tersebut mengindikasikan adanya pengaruh dari tekanan terhadap opini audit.

Memang bukan hal yang mudah bagi seorang auditor untuk dapat bertahan dalam menghadapi tekanan klien yang sudah menjadi risiko profesi bagi seorang auditor. Auditor harus memikul tanggung jawab atau amanah, yaitu harus mempertahankan integritas dan obyektivitas yang tinggi dalam


(29)

5 menjalankan tugasnya (Pedoman Kode Etik Akuntan Indonesia, Pasal 1 ayat 2) dalam Triana (2010). Auditor tidak boleh menyalahgunakan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya untuk digunakan pada jalan yang tidak benar.

Wahyudi (2006), menyatakan bahwa profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern.

Menurut Elfarini (2007), kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

Penelitian ini adalah replikasi atau pengembangan dari beberapa penelitian, diantaranya : Triana (2010), Aini (2009), Hasibuan (2010), Elfarini (2007), Herman (2009), Agestino (2010), Budiman (2010) dan Hidayatullah (2009).

Penelitian yang dilakukan Triana (2010) menunjukan bahwa tekanan klien dan tekanan peran secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap independensi auditor dan kecerdasan spiritual bukanlah variabel moderating bagi tekanan klien, tetapi merupakan variabel moderating bagi tekanan peran.


(30)

Aini (2009) menunjukkan bahwa independensi, pengalaman dan etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasibuan (2010) menunjukkan bahwa lingkungan kerja, independensi dan pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Elfarini (2007) menunjukkan bahwa Independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Herman (2009) menunjukan bahwa baik secara parsial maupun simultan pengalaman dan skeptisme profesional auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan. Agestino (2010) menunjukkan bahwa kompetensi dan profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, tetapi bonus dan batasan waktu audittidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Budiman (2010) menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara audit judgement, independensi dan komitmen profesionalisme auditor terhadap kualitas audit secara parsial maupun secara simultan. Hidayatullah (2009) menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh dalam mendeteksi kekeliruan, independensi berpengaruh dalam mendeteksi, keahlian berpengaruh dalam mendeteksi kekeliruan dan pengalaman auditor berpengaruh dalam mendeteksi kekeliruan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain: Penelitian ini menggabungkan tiga variabel independen, yaitu tekanan klien dalam Triana (2010) dan Chirstina, pengalaman auditor dalam Hasibuan (2010), Aini (2009) dan Herman (2009), dan profesionalisme dalam Agestino (2010) dan Budiman (2010). Dari beberapa variabel independen ini adalah juga variabel independen pada penelitian sebelumnya. Variabel dependen


(31)

7 dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Variabel dependen ini adalah juga variabel dependen pada penelitian sebelumnya.

Dari uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas audit dan sejauh mana pengaruh setiap faktor terhadap kualitas audit. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Tekanan Klien dan Pengalaman Auditor dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit”.

B. Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Tekanan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit?

2. Apakah Pengalaman Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit?

3. Apakah Profesionalisme Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit?

4. Apakah Tekanan Klien, Pengalaman Auditor, dan Profesionalisme Auditor secara signifikan dan simultan terhadap Kualitas Audit?


(32)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh tekanan klien terhadap kualitas audit. b. Menganalisis pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit. c. Menganalisis pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas

audit.

d. Menganalisis secara simultan pengaruh tekanan klien, pengalaman auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Bagi penulis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana pengaruh tekanan klien dan pengalaman auditor terhadap kualitas opini audit yang dilakukan perusahaan. b. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai kritikan dan saran agar perusahaan dapat memilih auditor atau KAP yang kompeten.


(33)

9 c. Bagi auditor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi auditor dalam meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

d. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan akuntansi untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.

e. Bagi pustaka akuntansi

Selain bermanfaat bagi berbagai pihak, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaan akuntansi yang ada.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tekanan Klien

Dalam penelitian Triana (2010) akuntan secara terus menerus mengalami dilema etika yang melibatkan pilihan antara lain nilai-nilai yang bertentangan, sehingga klien bisa saja mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan auditor yakni dengan menekan auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Apabila auditor memenuhi tuntutan klien berarti auditor melanggar standar etika profesi, tetapi dengan tidak memenuhi tuntutan klien auditor bisa kehilangan klien.

Menurtut Triana (2010) Tekanan klien adalah suatu hal yang sudah menjadi risiko dari profesi akuntan publik, maka pertimbangan profesional seorang auditor yang berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu serta kesadaran moral memainkan peranan penting dalam setiap keputusan auditor dalam menghadapi tekanan klien. Auditor harus memiliki kompeten untuk menjaga perilaku demi kehormatan profesi dengan cara apapun, bahkan dengan mengorbankan keuntungan pribadi sekalipun.

Pendapat De Angelo (1981) dalam penelitian Triana (2010) :

large auditors will have more clients than small auditors do and their total fees will be allocated among those clients unlike smalls auditors who depend on one domicated client, theyfore, large auditors will be more

independent than small auditors”

Pendapat diatas dapat diartikan sebagai berikut :

“Bagi KAP keberadaan klien sangat penting. Selain sebagai sumber pendapatan klien juga sebagai tolak ukur perkembangan karier, tetapi klien


(35)

11 bagi KAP kecil yang belum banyak memiliki klien dan hanya memiliki satu klien besar sebagai sumber pendapatan akan sangat mudah untuk ditekan daripada KAP besar yang memiliki banyak klien.”

Dalam peneilitian Triana (2010:11) terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang tekanan klien, yaitu antara lain :

1. Teori Keagenan

Menurut Lodovicus Sensi Wondabiu (2006) auditor independen diperlukan dalam perspektif auditing dapat dikaitkan dengan dasar teori keagenan, yaitu hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agen).

Manajemen yang memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan dengan kepentingan pemilik perusahaan akan menimbulkan masalah. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai pihak penengah untuk menangani konflik yang timbul.

2. Teori Kontrak

Teori ini menegaskan bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak-kontrak antara pihak ketiga, yaitu pemasok dan konsumen atau klien dari faktor-faktor produksi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keyakinan tentang pertanggungjawaban manajemen dalam bentuk informasi keuangan yang telah disusun sesuai standar akuntansi para stakeholder membutuhkan pihak independen untuk mengaudit laporan keuangan tersebut.


(36)

3. Engagement Risk.

Yaitu risiko yang muncul dari perikatan antara klien dengan KAP. Upaya untuk menghambat risiko yang akan auditor hadapi dapat dilakukan pada tahap perencanaan penugasan (audit planning) dimana dalam tahap ini KAP melakukan manajemen resiko pada tahap keputusan untuk menerima atau menolak klien, sehingga auditor bisa menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di kemudian hari yang berkaitan dengan klien.

Menurut Elfarini, (2007). tekanan dari klien dapat timbul pada situasi konflik antara auditor dengan klien. Situasi konflik terjadi ketika antara auditor dengan manajemen atau klien tidak sependapat dengan beberapa aspek hasil pelaksanaan pengujian laporan keuangan (atestasi). Tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan dapat mengakibatkan independensi auditor berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit. Dengan menerima fee audit yang besar dan pemberian fasilitas dari klien, auditor dapat mengalami tekanan dari klien.Tekanan dari klien tersebut dapat berupa tekanan untuk memberikan pernyataan wajar tanpa pengecualian pada laporan audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen.

B. Pengalaman Auditor

Knoers dan Haditono (1999) dalam Ananing (2006) mendefinisikan pengalaman sebagai suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang


(37)

13 mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek.

Herman (2009) menyatakan bahwa pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan auditor bepengalaman. Karena semakin lama bekerja menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing.

Menurut Hasibuan (2010) pengalaman auditor merupakan tingkat pengetahuan auditor yang diperoleh dari kurun waktu yang panjang dan menambah serta memperluas pengetahuannya dalam menghadapi hal yang materlial. Pengalaman juga dapat dipetik dari pendidikkan formal maupun non-formal dalam menambah pengetahuan tentang akuntansi dan auditing.

Ananing (2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya; 1). Mendeteksi kesalahan, 2). Memahami kesalahan, dan 3). Mencari penyebab munculnya kesalahan. Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan keahlian. Ananing (2006) menjelaskan berbagai macam pengalaman yang dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanakan suatu tugas. Seseorang yang berpengalaman memiliki cara berpikir yang lebih


(38)

terperinci, lengkap dan sophisticated dibandingkan seseorang yang belum berpengalaman.

Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan dalam berbagai penelitian. Herliansyah dan Meifida (2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas. Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh Herliansyah dan Meifida (2006), dalam risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan.

Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan profesionalitas sebagai hal yang sangat penting didalam menjalankan profesi akuntan publik. AICPA AU section 100-110 dalam Herman (2009) mengkaitkan profesional dan pengalaman dalam kinerja auditor :

“The professional qualifications required of the independend auditor

are those of person with the education and experience to practice as such. They do not include those of person trained for qualified to engage in another profession or accupation”.

Menurut The Institute of Chartered Accountant in Australia (1997:28) dalam Herman (2009):

Membership of profession means commitment to asset of value that serve

to define that professional as specific “moral community”. Tobe a good

accountant one not only needs to have insight into one’s profession, but to have accepted and internalized those values. Professional value clarification is an activity both of individual accountants, in identifying and gaining critical insight into the meaning and application of those values, and activity of professional it self.


(39)

15 Menurut Herliansyah dan Meifida (2006) memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. Maka dengan adanya pengalaman kerja yang semakin lama diharapkan auditor dapat semakin baik dalam pendeteksian kecurangan yang terjadi dalam perusahaan klien. Dengan bertambahnya pengalaman auditing, jumlah kecurangan yang diketahui oleh auditor diharapkan akan bertambah. Pada saat yang sama, hal ini menjadi lebih mudah untuk membedakan hal-hal yang termasuk dalam kategori yang berbeda. Bertambahnya pengalaman menghasilkan struktur kategori yang lebih tepat (akurat) dan lebih komplek. Oleh karena itu, konsep kecurangan yang dimiliki auditor kemungkinan menjadi lebih dapat ditegaskan dan kemampuan untuk menentukan apakah kecurangan tertentu yang terjadi pada suatu siklus transaksi tertentu kemungkinan akan meningkat dengan bertambahnya pengalaman. Perubahan-perubahan dalam pengetahuan auditor berkenaan dengan kecurangan kemungkinan terjadi bersama perubahan pengalaman.

Herliansyah dan Meifida (2006), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Hal ini dipertegas oleh Haynes dkk., (1998) dalam Herliansyah dan Meifida (2006) yang menemukan bahwa pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.


(40)

Menurut Ananing (2006) pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam Ananing (2006) pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan semakin cepat dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja.

Seperti dikatakan Boner & Walker (1994) dalam Ananing (2006) bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang professional. Auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan disini dapat berupa kegiatan-kegiatan seperi seminar, simposium, lokakarya, dan kegiatan penunjang ketrampilan lainnya. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, pengarahan yang diberikan oleh auditor senior kepada auditor pemula (junior) juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pelatihan karena kegiatan ini dapat meningkatkan kerja auditor, melalui program pelatihan dan praktek-praktek audit yang dilakukan para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri


(41)

17 dengan perubahan situasi yang akan ia temui, struktur pengetahuan auditor yang berkenaan dengan kekeliruan mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan auditor ataupun dengan bertambahnya pengalaman auditor.

Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih menurut Christ (1993) dalam Ananing (2006). Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan cukup akan tugasnya. Kenyataan menunjukkan semakin lama seseorang bekerja maka, semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Sebaliknya, semakin singkat masa kerja seseorang biasanya semakin sedikit pula pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman bekerja memberikan keahlian dan keterampilan dalam kerja sedangkan, keterbatasan pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keterampilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah. Ini biasanya terbukti dari kesalahan yang dilakukan dalam bekerja dan hasil kerja yang belum maksimal.

Trotman dan Arnold Wright (1996) dalam Ananing (2006) memberikan bukti empiris bahwa dampak auditor akan signifikan ketika kompleksitas tugas dipertimbangkan. Pengalaman akan berpengaruh signifikan ketika tugas yang dilakukan semakin kompleks. Seorang yang memiliki pengetahuan tentang kompleksitas tugas akan lebih ahli dalam melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan, sehingga memperkecil tingkat kesalahan, kekeliruan, ketidakberesan, dan pelanggaran dalam melaksanakan tugas.


(42)

Tentang dampak pengalaman dalam kompleksitas tugas, tugas spesifik dan gaya pengambilan keputusan, memberikan kesimpulan bahwa kompleksitas tugas merupakan faktor terpenting yang harus dipertimbangkan dalam pertambahan pengalaman. Auditor junior biasanya memperoleh pengetahuan dan pengalamannya terbatas dari buku teks sedangkan auditor senior mengembangkan pengetahuan dan pengalaman lewat pelatihan dan pengembangan lebih lanjut dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

C. Profesionalisme Auditor

Pengertian profesionalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka: 2005) yang baku, yaitu kata “profesionalisme” berasal dari kata profesi yang mempunyai arti “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikkan keahlian tertentu”. Pengertian profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang asli dibidangnya atau profesional.

Arens et al (2009) mendefenisikan profesionalisme sebagai tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebaskan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat.

Menurut Agestino (2010) profesionalisme adalah :

“suatu atribut individual yang melakukan kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat yang berbekal keahlian tinggi dan berdaasarkan rasa keterpanggilan dengan semangat pengabdian untuk menjalankan tugasnya dengan rasa tanggungjawab, ingtegritas, objektivitas dan independensi”.


(43)

19 Konsep profesionalisme moderen dalam melakukan suatu pekerjaan telah dikemukakan oleh Hall, et, al 1968 dalam Hidayatullah (2009), bahwa menurutnya profesionalisme berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek sturktural yang karateristiknya merupakan bagian dari pembentukan sekolah pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesional.

Menurut Wahyudi (2006). Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. “Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak”. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggung jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi.

Dalam Wahyudi (2006) seorang auditor bisa dikatakan profesional apabila telah memenuhi dan mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI, antara lain: a). prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar ideal dari perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminologi filosofi, b). peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus yang merupakan suatu keharusan, c). inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para praktisi harus memahaminya, dan d). ketetapan etika seperti


(44)

seorang akuntan publik wajib untuk harus tetap memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan proses auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya.

Hidayatullah (2009) menyatakan bahwa profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi disimpulkan kedalam lima dimensi profesionalisme, yaitu:

1. Pengabdian sosial.

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dalam kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan eksentrik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefenisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2. Kewajiban sosial

Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik maysarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.

3. Kemandirian

Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang profeisonal harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi). Setiap


(45)

21 ada campur tangan dari luar dianggap sebagai bahan kemandirian secara profesional.

4. Keyakinan terhadap profesi

Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luas yang tidak mempunyai kompentensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

5. Hubungan secara profesi

Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan.

D. Auditing

1. Pengertian Auditing

Auditing menurut Agoes (2007:3) adalah sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sitematatis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Definisi audit yang sangat terkenal adalah ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts), yaitu :

“Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti -bukti secara objektif mengenai asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.


(46)

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa auditing terdiri dari beberapa bagian yaitu :

a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverivikasi dan sejumlah standar yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut.

b. Entitas Ekonomi.

Setiap kali audit dilakukan, tanggung-jawab auditor harus jelas. Terutama mengenai penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit. Entitas ekonomi yang dimaksud sering kali merupakan satuan legal. Periode waktu yang diaudit umumnya satu tahun, tetapi ada pula lebih dari satu tahun, satu kuartal, beberapa tahun, dan dalam kasus-kasus tertentu, seluruh usia entitas yang bersangkutan.

c. Pengumpulan dan Pengevaluasian Bahan Bukti.

Bahan bukti diartikan sebagai segala sesuatu yang merupakan informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang di audit dengan kriteria yang ditetapkan. Bahan bukti terdiri dari bermacam bentuk yang berbeda, termasuk pernyataan lisan dari pihak yang diaudit, komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. Dalam audit, bahan bukti yang diperoleh sangat penting untuk memenuhi tujuan audit.


(47)

23 d. Orang yang Kompeten dan Independen.

Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambil. Independensi merupakan tujuan yang harus selalu diupayakan dan itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu.

e. Pelaporan.

Tahap akhir dalam audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan tersebut.

Mulyadi (2010) mendefinisikan auditing sebagai berikut:

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Definisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan berikut ini:

a. Suatu proses sistematik

Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing direncanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan.


(48)

b. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

Proses sistematik tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan.

d. Menetapkan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang telah ditetapkan

Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa:

1) Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif

2) Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen

3) Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (generally accepted accounting principles).


(49)

25

2. Tujuan Audit

Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.

Menurut Halim (2003) tujuan audit spesifik ditentukan berdasar asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Laporan keuangan meliputi asersi manajemen yang bersifat eksplisit maupun implisit. Asersi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1)Keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) 2)Kelengkapan (completeness)

3)Hak dan kewajiban (right and obligation)

4)Penilaian atau pengalokasian (valuation or allocation) 5)Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (2001), tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah :

“Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum di Indonesia” (SA seksi 110).

3. Jenis-jenis Audit

Menurut Boynton dkk (2006) mengungkapkan tiga jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi


(50)

auditing yang telah disampaikan diatas. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

a.Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

b. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan (compliance audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh, manajemen dapat mengeluarkan kebijakan atau ketentuan yang berkenaan dengan kondisi kerja, partisipasi dalam program pensiun, serta pertentangan kepentingan.

c.Audit Operasional

Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan memeperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.


(51)

27

4. Standar Auditing

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2001), menyatakan bahwa: “Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit.”

Menurut PSA No.1 (SA seksi 150), standar auditing adalah sebagai berikut:

a.Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b.Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan sebaik-baiknya.

2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan akuntan.


(52)

c.Standar Pelaporan

1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh, atau secara asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan.

5. Tahap-tahap Pelaksanaan Audit

Menurut Mulyadi (2010) tahap audit atas laporan keuangan meliputi: a. Penerimaan perikatan audit

Perikatan (engangement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Langkah awal pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari calom klien.


(53)

29 b. Perencanaan audit

Langkah berikutnya setelah perikatan audit diterima oleh auditor adalah perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. c. Pelaksanaan pengujian audit

Tahap ini juga disebut dengan pekerjaan lapangan yang tujuan utamanya adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. d. Pelaporan audit

Tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan adalah pelaporan audit. Pelaksanaan tahap ini harus mengacu ke standar pelaporan.

E. Kualitas Audit

Definisi kualitas menurut Kotler (2003) adalah sebagai berikut :

“Quality is the totally of features and characteristics of a product or

service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”.

Kemampuan suatu organisasi menghasilkan produk barang atau jasa yang berkualitas tinggi merupakan kunci sukses bagi keberhasilan masa datang. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang baik. Sebaliknya jika kualitas jasa diperoleh lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa dikatakan kurang baik.


(54)

Dengan demikian, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelannggan secara konsisten.

Tan dan Alison (1999) dalam Budiman (2010:24) mengemukakan bahwa: “Kualitas audit yang dihasilkan dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan. Kualitas audit bisa juga dilihat dari kualitas keputusan yang diambil.”

Pendapat lain dari Budiman (2010) mengatakan bahwa investor akan lagi cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. AAA (American Accounting Association) financial accounting comitee 2000) dalam Budiman (2010), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Schoeder (1986) dalam Budiman (2010) menyimpulkan lima faktor penting penentu kualitas audit yaitu perhatian partner dan manajer KAP dalam audit perencanaan dan pelaksanaan, komunikasi tim audit dan manajemen klien, independensi anggota tim dan menjaga kemuktahiran audit.

Menurut Hasibuan (2010) kualitas audit merupakan suatu hasil kerja auditor dalam mengevaluasi tentang kewajaran pada laporan keuangan klien dan melaporkannya. Sedangkan menurut Aini (2009) kualitas audit merupakan kemampuan seorang auditor dalam mengurangi faktor ketidakpastian yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen. Dan menurut Agestino (2010) kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien.


(55)

31 Sementara itu Barbadillo (2004) dalam Budiman (2010) mengemukakan bahwa reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit, namun demikian dalam banyak penelitian kompetensi dan independensi masih jarang digunakan untuk melihat seberapa besar kualitas audit secara aktual. Menurut Budiman (2010) reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara umum tidak dapat diamati. Lennox (2000) dalam Budiman (2010) menjelaskan bahwa teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit

Dari penjelasan diatas berarti dapat ditarik suatu benang merah bahwa kualitas audit dapat dinilai dari kualitas hasil pekerjaan auditor dan juga reputasi auditor. De Angelo(1981) dalam Budiman (2010) mendefenisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Dia menujukan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibangdingkan dengan KAP yang kecil. Menurut Deis dan Giroux (1992) dalam Budiman (2010) ada empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu :

a. Lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakuan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah.


(56)

b. Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang bayak akan berusaha menjaga reputasinya.

c. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk meneken auditor agar tidak mengikuti standar.

d. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan di review oleh pihak ketiga.

Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47) ada delapan prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu :

1. Tanggung jawab profesi.

Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik.

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas.

Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan intregitas setinggi mungkin.


(57)

33 4. Objektivitas.

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional.

6. Kerahasiaan.

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

7. Perilaku Profesional.

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 8. Standar Teknis.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dapat dipakai sebagai acuan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Penelitian Triana (2010) yang berkesimpulan bahwa tekanan klien dan tekanan peran secara simultan berpengaruh terhadap independensi auditor


(58)

dan kecerdasan spiritual bukanlah variable moderating bagi tekanan klien, tetapi merupakan variable moderating bagi tekanan peran. Dan penelitian Elfarini (2007) yang menemukan bahwa Independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit karena independesi merupakan sikap diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Dan independensi seorang auditor dapat diukur melalui lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit. Dalam hal ini peneliti menemukan keterkaitan antara sub variabel dari independensi yaitu tekanan klien dengan kualitas audit. Oleh sebab itu peneliti mencoba menganalisis apakah tekanan klien termasuk faktor-faktor atau variabel yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

2. Penelitian Hasibuan (2010) menyimpulkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit dan merupakan variabel yang paling dominan dalam uji regres. Penelitian Aini (2009) menyimpulkan bahwa independensi, pengalaman, dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian Herman (2009), yang berkesimpulan bahwa Berdasarkan hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel pengalaman dan skeptisme profesional auditor berpengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap pendeteksian kecurangan. Penelitian Ananing (2006), yang berkesimpulan bahwa secara bersama-sama pengalaman yang diperoleh


(59)

35 auditor dari lamanya bekerja sebagai auditor, pengalaman yang diperoleh dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan, dan pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit mempunyai pengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang audit. Penelitian Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas (2006), yang berkesimpulan bahwa Pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgement auditor. Metode eksperimen dengan menggunakan kontak person tidak berbeda hasilnya dengan yang dilakukan peneliti.

3. Penelitian Agestino (2010), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara profesionalisme dengan kualitas audit. Hal ini menunjukkan penting bagi seorang auditor untuk profesionalisme, auditor tidak berarti apa-apa. Karena akan membuat ketidak percayaan akan hasil auditan dari auditor, sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditor. Penelitian M. Arif Budiman (2010) yang menunjukkan bahwa audit judgement, independensi dan komitmen professional auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit secara stimultan. Dan Penelitian Hendro Wahyudi dan Aida Ainul Mardiyah (2006), yang berkesimpulan bahwa Ada empat variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas yaitu: variabel


(60)

pengabdian pada profesi, kemandirian, kepercayaan profesi dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Sedangkan variabel kewajiban sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas.

Tabel 2.1

Penelitian terkait dengan Variabel Tekanan Klien (X1),

Pengalaman (X2), Profesionalisme Auditor (X3) Dan Kualitas Audit (Y)

Peneliti Judul Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian

X1 X2 X3 Y

Happy Triana (2010) Pengaruh Tekanan Klien dan Tekanan Peran Terhadap Independensi Auditor dengan Kecerdasan Auditor sebagai Variabel Moderating Analisis Regresi Berganda dan Analisis Regresi Moderate

Tekanan Klien dan tekanan peran secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap independensi auditor dan kecerdasan spiritual bukanlah variabel moderating bagi tekanan klien, tetapi merupakan variabel moderating bagi tekanan peran dan independensi auditor. Dapat disimpulkan bahwa tekana dari dalam diri, masalah dengan atasan yang memberikan tuntutan negative serta permasalahan pribadi lebih dominan dalam menyebabkan auditor kehilangan

independensinya dan bisa ditengahi oleh kecerdasan spiritual auditor. √ Eunike Christina Elfarini (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Analisis deskriptif prosentase untuk tiap variabel. Independensi mempunyai

pengaruh signifikan terhadap kualitas

audit karena

independesi

merupakan sikap diharapkan dari seorang akuntan


(61)

37 publik untuk tidak

mempunyai

kepentingan pribadi dalam melaksanakan

tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Dan independensi seorang auditor dapat diukur

melalui lama

hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit.

Harisandi Hasibuan (2010) Pengaruh lingkungan kerja, Independensi, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Regresi Berganda menyimpulkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit dan merupakan variabel yang paling dominan dalam uji regres √ √ Nur Aini (2009) Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, dan etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Regresi Berganda

Menunjukkan bahwa independensi,

pengalaman , dan

etika auditor

berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit √ √ Andrey Agestino (2010) Pengaruh Kompetensi, profesionalism

e, bonus dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Regresi Berganda Menunjukkan

kompetensi dan

profesionalisme berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit, tetatp bonus dan batasan

waktu tidak

berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Hidayatul lah (2009) Analisis Pengaruh Profesionalis Regresi Berganda Profesionalisme berpengaruh dalam mendeteksi kekeliruan,

Sambunngan Tabel 2.1 dari Hal 36


(1)

98 RELIABILITY /VARIABLES=KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA7 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL. Reliability

Reliability Statistics KUALITAS AUDIT

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.853 .839 6

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 24.0727 10.958 3.31022 6

REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT KA

/METHOD=ENTER TK PA PRA /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED) /RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID). Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables

Removed Method 1 PRA, TK, PAa . Enter a. All requested variables entered.

Koefisien determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .941a .885 .878 1.15394

a. Predictors: (Constant), PRA, TK, PA b. Dependent Variable: KA

(uji F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 523.798 3 174.599 131.122 .000a

Residual 67.911 51 1.332

Total 591.709 54

a. Predictors: (Constant), PRA, TK, PA b. Dependent Variable: KA


(2)

99

(Uji t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.529 2.205 .693 .491

TK -.004 .063 -.003 -.060 .952

PA .650 .054 .809 11.949 .000

PRA .146 .056 .177 2.619 .012

a. Dependent Variable: KA

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 TK .950 1.052

PA .490 2.039 PRA .495 2.021 a. Dependent Variable: KA


(3)

100

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot


(4)

PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Ramdanialsyah NIM : 204082002368

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(5)

Hari ini kamis tanggal Sembilan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan ujian komprehensif atas nama Ramdanialsyah Nim: 204082002368 dengan judul skripsi ”PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN

AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta

Selatan).” Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM Yulianti, SE., M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid., MS


(6)

Hari ini Kamis tanggal Enam Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ramdanialsyah NIM 204082002368 dengan judul Skripsi: “PENGARUH TEKANAN KLIEN, PENGALAMAN

AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta

Selatan)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni., MM Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid., MS Erika Amelia. M,Si


Dokumen yang terkait

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor. dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta

3 10 134

Pengaruh sikap skeptisme auditor profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Utara)

2 12 137

Pengaruh profesionalisme dan independensi Auditor terhadap kualitas audit dengan etika Auditor sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta)

1 5 124

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

4 53 32

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyak

0 2 16

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS DAN PROFESIONALISME AUDITOR Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta ).

0 3 14

Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

0 3 20

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Terhadap Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan).

0 2 83

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

0 0 6