Pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor. dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta

(1)

PENGARUH PROFESIONALISME, KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP

KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Mochamad Idris NIM: 107082001539 JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

PENGARUH PROFESIONALISME, KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP

KUALITAS AUDIT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Mochamad Idris NIM: 107082001539

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si Reskino, SE, Ak, M.Si NIP. 197306152005011009 NIP. 197409282008012004

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, 15 April 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Mochamad Idris

2. NIM : 107082001539

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh profesionalisme, karakteristik personal

auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 April 2011

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _____________________ )

NIP. 19690203 200112 1 003 Ketua

2. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )

NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

3. Rini, SE., M.Si, Ak ( _____________________ )


(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mochamad Idris

No. Induk Mahasiswa : 107082001539

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, Juni 2011 Yang Menyatakan,


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 15 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

5. Nama : Mochamad Idris

6. NIM : 107082001539

7. Jurusan : Akuntansi

8. Judul Skripsi : “Pengaruh Profesionalisme, Karakteristik Personal

Auditor, dan Batasan Waktu Audit terhadap Kualitas Audit.”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2011

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( _____________________ )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

5. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )

NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

6. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si ( _____________________ )

NIP. 19730615 200501 1 009 Pembimbing I

7. Reskino, SE., Ak, M.Si ( _____________________ )

NIP. 19740928 200801 2 004 Pembimbing II

8. Prof. Dr. Azzam Jasin, Ak ( _____________________ )


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Mochamad Idris

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Desember 1988

3. Alamat : Jl. Kesehatan VI dalam No.27 RT 008/011 Kel. Bintaro Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan 12330

4. Telepon : 0857 1717 6569

5. Email : idrz.mochizz@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SDN Bintaro 012 Pagi Tahun 1995-2001

2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2001-2004

3. SMK Negeri 20 Jakarta Tahun 2004-2007

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2011

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Kelompok Ilmiah Remaja SMK N 20 Jakarta Sebagai Wakil Ketua (2004-2005)

2. Rohis SMK N 20 Jakarta Sebagai Wakil Ketua Divisi Humas (2005-2006) 3. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Staf


(7)

vii

4. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Staf Departemen Kemahasiswaan (2010-2011)

5. Anggota “Gbroegh Fishing Club” (2010 – sekarang)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Mochamad Cholili

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Desember 1945

3. Ibu : Hj. Zubaedah

4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1962


(8)

viii

INFLUENCE OF PROFESSIONALISM, AUDITORS PERSONAL CHARACTERISTIC, AND AUDIT TIME LIMIT TO AUDIT QUALITY

ABSTRACT

This study examines the influence of professionalism, auditor’s personal characteristic and audit time limit to audit quality . Respondents in this study are auditors who worked for Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor that were visited in this study were 80 auditors from 20 Public Accounting Firms. The method of determining the sample is by using purposive sampling method, while the data processing methods used by researcher are the multiple regression.

The result shows professionalism, auditor’s personal characteristic, and audit tenure have significantly influence to audit quality.

Keyword: Professionalism, Auditor’s Personal Characteristic, Audit Tenure, Audit Quality


(9)

ix

PENGARUH PROFESIONALISME, KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP

KUALITAS AUDIT ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 80 auditor dari 20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisi regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit secara simulatan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Kata kunci: Profesionalisme, Karakteristik Personal Auditor, Batasan Waktu Audit, Kualitas Audit


(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme, Karakteristik Personal Auditor, dan Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia yang telah memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

8. Ibu Reskino, SE, Ak, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.


(11)

xi

9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

10. Teman-teman akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2011


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Tinjauan Literatur ... 13


(13)

xiii

2. Profesionalisme ... 15

3. Karakteristik Personal Auditor ... 27

4. Batasan Waktu Audit ... 32

5. Kualitas Audit ... 35

B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ... 43

1. Profesionalisme dengan Kualitas Audit ... 43

2. Karakteristik Personal Auditor dengan Kualitas Audit ... 44

3. Batasan Waktu dengan Kualitas Audit ... 46

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 47

D. Kerangka Pemikiran ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 53

B. Metode Penentuan Sampel ... 53

C. Metode Pengumpulan Data ... 55

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ... 55

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 55

D. Metode Analisis Data ... 55

1. Statistik Deskriptif ... 56

2. Uji Kualitas Data ... 56

3. Uji Asumsi Klasik ... 57

4. Uji Hipotesis ... 58

E. Operasionalisasi Variabel ... 61


(14)

xiv

2. Variabel Independen ... 61

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 64

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64

2. Karakteristik Profil Responden ... 66

B. Hasil Uji Instrumen penelitian ... 70

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 71

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75

4. Hasil Uji Hipotesis ... 79

BAB V PENUTUP ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Implikasi ... 89

C. Saran ... 92

Daftar Pustaka ... 93


(15)

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan ` Halaman

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 48

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 63

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 65

4.2 Data Sampel Penelitian... 66

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 67

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 69

4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 70

4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70

4.9 Hasil Uji Validitas Profesionalisme ... 72

4.10 Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor ... 72

4.11 Hasil Uji Validitas Batasan Waktu Audit ... 73

4.12 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit ... 73


(16)

xvi

No. Keterangan Halaman

4.14 Hasil Uji Multikolonieritas ... 75 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 79 4.16 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 80 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 85


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 51

4.1 Grafik Scatterplot ………... 76

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 77


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian Skripsi ... 98

2 Surat Penelitian ... 100

3 Surat Keterangan dari KAP ... 103

4 Kuesioner Penelitian ... 107

5 Daftar Jawaban Responden ... 112


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, kebutuhan akan profesi akuntan publik sangatlah mendesak bagi perusahaan-perusahaan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Keinginan untuk mendapatkan pengakuan publik terhadap usahanya membuat perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba mendapatkan jasa auditor. Banyak kasus atau skandal keuangan yang terjadi saat ini terungkap oleh adanya peran auditor. Peran yang besar dalam mengungkap kasus tersebut tentunya melalui proses panjang yang memakan waktu dan segala macam tantangan profesi dari pada auditor. Karena sebagai akuntan publik yang memiliki integritas, seorang auditor dituntut untuk mematuhi kode etik profesi. Kode etik profesi inilah yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktiknya baik dengan masyarakat maupun sesama anggota. Dengan kode etik profesi, semua kegiatan auditor dapat dilihat seberapa besar tingkat profesionalisme seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya. Karena bukan menjadi rahasia lagi, tingkat profesionalisme auditor pada saat ini banyak dipertanyakan, hal tersebut disebabkan munculnya kasus-kasus tindak kecurangan atas pelaporan keuangan yang dilakukan oleh oknum-oknum auditor yang bekerja sama dengan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan besar. Hal tersebut tentunya dapat merugikan banyak pihak, di antaranya pemegang saham, investor, pemerintah, bahkan masyarakat umum yang ingin


(20)

2 mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang telah di audit. Namun dibalik itu semua, banyak juga auditor yang benar-benar serius dalam melaksanakan tugasnya, menghargai almamaternya sebagai akuntan publik dengan mentaati kode etik profesi yang telah ditetapkan. Dengan begitu, tingkat profesionalisme auditor tersebut tidak perlu diragukan lagi. Dan tentunya tidak merugikan banyak pihak yang menginginkan informasi dengan sebaik-baiknya tanpa ada manipulasi dari internal perusahaan maupun auditor sebagai pemeriksa laporan keuangan.

Terkait dengan tindakan para oknum auditor yang bekerjasama dengan perusahaan dalam pelaksanaan tindak kecurangan pelaporan keuangan menyebabkan kinerja dari auditor dipertanyakan. Maraknya skandal akuntansi pun tidak lepas dari peran oknum perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau golongan tertentu. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa skandal-skandal akuntansi belakangan ini membuktikan kinerja auditor tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Masih teringat di benak publik atas skandal yang terjadi di PT. Telkom yang melibatkan dua KAP sekaligus, yaitu KAP Eddy Pianto yang merupakan partner KAP Grant Thornton dan KAP Hadi Sutanto yang merupakan partner KAP PwC. Inti permasalahannya adalah PT. Telkom yang di audit KAP Eddy Pianto meminta laporan audit anak perusahaannya yaitu Telkomsel yang di audit oleh KAP Hadi Sutanto. Namun KAP Hadi Sutanto menolaknya karena beranggapan hal tersebut sesuai dengan peraturan AU 543. Karena permasalahan itu, maka SEC menolak hasil audit KAP Eddy Pianto atas PT. Telkom. Dalam kasus tersebut sebenarnya terjadi


(21)

3 kesalahpahaman dalam menginterpretasikan sebuah peraturan. Untuk itu, sebaiknya para auditor dalam melaksanakan tugasnya harus betul-betul mencermati peraturan yang berlaku agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak ada kesalahpahaman dengan pihak manapun.

Kemudian kasus lain yang menyebabkan profesi auditor tercoreng adalah skandal yang dilakukan oleh perusahaan PT. Great River. Kasus tersebut menyeret Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta menjadi tersangka dan pada akhirnya izinnya dibekukan pada 28 November 2006 oleh Menteri Keuangan saat itu. Skandal pada PT. Great River yang berhasil ditemukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengindikasikan kelebihan pencatatan atau overstatement penyajian account

penjualan dan piutang dalam laporan tersebut. Kelebihan itu berupa penambahan aktiva tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa pembuktian. Akibatnya, Great River kesulitan arus kas. Perusahaan tidak mampu membayar utang Rp250.000.000.000 kepada Bank Mandiri dan gagal membayar obligasi senilai Rp 400.000.000.000.

Di luar negeri, kasus-kasus kecurangan pada pelaporan keuangan dan penyalahgunaan wewenang juga marak terjadi. Masih terdengar kasus besar seperti Enron, WorldCom, dan kasus lainnya yang begitu menggemparkan. Bahkan mempengaruhi perekonomian Amerika Serikat pada saat itu. Kasus yang terjadi pada Enron adalah salah satu yang terbesar. Seperti diketahui Enron adalah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Bentuk kecurangan yang dilakukannya adalah dengan


(22)

4 menyembunyikan hutang, mendongkrak laba bersih lebih dari $1 miliar, dan menyogok pejabat asing untuk memenangkan kontrak di luar Amerika. Padahal saat itu, ada KAP yang sedang memeriksanya yaitu KAP Arthur Andersen. Namun pada kenyataannya, Arthur Andersen justru turut serta dalam tindak kecurangan yang dilakukan oleh Enron. Salah satunya adalah dengan memusnahkan dokumen yang bisa dijadikan bukti. Melihat keadaan seperti itu, Senator Sarbanes dan Oxley berinisiatif untuk menyusun Undang-Undang tentang pertanggungjawaban perusahaan publik, dan akhirnya dengan cepat

draft itu disetujui kongres pada akhir tahun 2001. Sarbanes Oxley Act ini sangat mempengaruhi profesi akuntan dan pasar modal.

Melihat kasus-kasus yang terjadi sudah seharusnya menjadi pelajaran, sehingga kedepannya tidak akan terulang lagi. Auditor sebagai pihak yang berwenang memeriksa keuangan perusahaan harus bekerja sesuai koridor yang disediakan sehingga auditor dapat mengetahui mana yang menjadi tugasnya dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Karena dengan tanggung jawabnya yang besar, seorang auditor dituntut untuk selalu mempertahankan integritasnya dalam melaksanakan pekerjaan. Disini peran keahlian dan kompetensi memiliki andil penting dalam membantu peran auditor tersebut. Namun seorang auditor pun harus profesional dalam pekerjaannya, di satu sisi keahlian dan kompetensi menjadi faktor akademis yang memang menjadi modal utama dalam melaksanakan audit, namun di sisi lain profesionalisme menjadi faktor yang sangat penting untuk menyempurnakan keahlian dan kompetensi tersebut. terlebih dengan kualitas kerja yang dihasilkan, tentunya


(23)

5 profesionalisme berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas audit. Baotham (2007:1) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara profesionalisme seorang auditor dengan kualitas audit. Ada keterkaitan tertentu yang menyebabkan pengaruh tersebut, misalnya ketika auditor bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya, independensi dan kompetensinya terjaga dari segala macam tekanan maupun intervensi dari berbagai pihak, dengan begitu kualitas audit yang dihasilkan pun sebanding dengan apa yang dilihat, diteliti, dan disimpulkan.

Seiring dengan perkembangan zaman, seorang auditor memiliki tantangan yang besar dalam melaksanakan pekerjaannya, ia harus memiliki integritas sebagai bukti keprofesionalannya, tapi di lain sisi, adanya dorongan dan intervensi dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya memiliki andil yang besar untuk mempengaruhi integritas auditor dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi profesi auditor.

Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit. Selain itu,


(24)

6 profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin (Herawaty et al., 2008:2). Kemudian Menurut Wahyudi (2006:2), untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Hal tersebut dikarenakan semakin berkembangnya jaringan dunia usaha pada saat ini menyebabkan alur mobilisasi perekonomian semakin meningkat dan kompleks, untuk itu diperlukan wawasan yang luas dalam menghadapi perkembangan pengetahuan tersebut.

Untuk mengetahui apakah laporan keuangan telah disusun secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), maka dilakukan pemeriksaan oleh eksternal auditor yang akan memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut. Ada kalanya opini kurang mendapat respon yang positif dikarenakan adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku oleh seorang auditor dalam proses audit (Irawati et al, 2005:1). Disini peran auditor dilihat, bagaimana kinerja perusahaan mempengaruhi profesionalisme auditor. Walaupun dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sudah diinformasikan secara detail, namun dalam kenyataannya banyak kecurangan yang terjadi. Auditor bisa secara sadar maupun tidak sadar menyalahi SAK untuk mencari keuntungan semata.

Kemudian, auditor yang berposisi sebagai pemeriksa laporan keuangan memiliki tanggung jawab yang besar dalam pekerjaannya. Sikap seorang


(25)

7 auditor memiliki titik poin yang dianggap tinggi untuk dipertanyakan. Karena bagaimanapun juga, nama baik seorang auditor tergantung pada bagaimana ia bersikap dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini, karakteristik personal auditor menjadi sebuah hal yang betul-betul mendapat perhatian yang lebih oleh auditor itu sendiri. Untuk itu, berbagai petunjuk dan pedoman etika yang diwajibkan kepada auditor harus dilaksanakan, sehingga pandangan publik terhadap kredibilitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi.

Penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedurs). Mereka juga mengemukakan penyebab para auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external locus of control) dan tingkat kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki para auditor (Donelly et al., 2003:95). Dari berbagai penyebab dan akibat pada pernyataan tersebut sudah jelas bahwa ketika auditor merasa memiliki kesempatan untuk melakukan sebuah tindak kecurangan, maka bukannya tidak mungkin ada akibat-akibat yang ditimbulkan.

Disebutkan bahwa karakteristik personal dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kualitas audit. Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan


(26)

8 kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit (Irawati et al, 2005:2). Untuk itulah diperlukan pengawasan yang ketat agar pelaksanaan pekerjaan audit dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Auditor sebagai pelaksana pemeriksa keuangan klien, dalam pelaksanaannya memang memiliki banyak tantangan. Selain berbagai tekanan dan intimidasi dalam pembuatan opini audit, seorang auditor memiliki batas waktu pelaksanaan audit. Dengan perbandingan, ketika waktu yang dimiliki auditor untuk melaksanakan audit sedikit, maka kualitas audit yang dibuat kurang baik, begitu juga sebaliknya. Ketika auditor memiliki waktu pelaksanaan audit yang cukup, maka hasil yang akan dicapai akan baik. Hal tersebut terjadi karena, faktor waktu yang membatasi kinerja audior membuat pelaksanaan audit menjadi tidak maksimal, misalnya dalam melakukan pengujian sampel ataupun transaksi-transaksi lainnya.

Batasan waktu audit merupakan suatu tenggang waktu yang diberikan kepada auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan klien. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya faktor-faktor seperti tugas yang diberikan dan jangka waktu yang dibutuhkan tidak sinkron. Misalnya tugas-tugas yang diberikan kepada auditor untuk melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan tidak sebanding dengan waktu yang dimilikinya. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan. Maka dari itu, auditor bertanggung jawab untuk membuat rencana audit yang lengkap beserta anggaran alokasi waktu manajemen, kemudian disesuaikan dengan standar


(27)

9

auditing dan peraturan yang berlaku, tanpa terkecuali dengan kesulitan untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab kualitas yang dihasilkan dan elemen-elemen lainnya yang mempengaruhi (Robertson, 2007 dalam Nor et al., 2010:5). Jadi ada semacam perencanaan matang yang harus dilakukan oleh auditor sebelum melakukan pekerjaannya. Bagaimana dengan waktu yang terbatas, auditor dapat menghasilkan kualitas kerja yang baik sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan pastinya sesuai dengan standar yang berlaku.

Namun, auditor sebagai pihak eksternal pemeriksa laporan keuangan perusahaan pastinya memiliki batasan waktu dalam melaksanakan pekerjaannya, terkadang ada perusahaan yang memberikan jangka waktu pelaksanaan audit yang panjang, tapi terkadang ada juga perusahaan yang memberikan waktu sedikit bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu, sebagai auditor yang berkompeten pastinya dapat mengatur pengelolaan waktunya, sehingga kualitas audit yang dihasilkan menjadi baik. Karena bagaimanapun juga, pekerjaan seorang auditor bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan dengan cepat, tapi memerlukan ketelitian tanpa mengurangi aspek efektif dan efisien. Untuk itu auditor harus memikirkan perencanaan program audit yang sangat matang agar pelaksanaan audit dapat berjalan tepat waktu.

Berdasarkan uraian yang dibahas sebelumnya, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Profesionalisme, Karakteristik Personal

Auditor, dan Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas Audit”. Urgensi dari dilakukan penelitian ini adalah banyaknya kasus-kasus audit laporan keuangan yang terjadi belakangan ini menyebabkan pengaruh yang signifikan


(28)

10 terhadap kinerja auditor. Karena sebagai pemeriksa laporan keuangan, tingkat profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan untuk menghasilkan kualitas audit yang baik. Adapun penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ussahawanitchakit (2008) yang membahas tentang kualitas audit. Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Ada penambahan 2 variabel independen yaitu variabel karakteristik personal auditor yang diperoleh dari penelitian Petronila et al (2006) dan variabel batasan waktu audit yang diperoleh dari penelitian Nor et al

(2010). Penelitian sebelumnya hanya menganalisa hubungan kualitas, profesionalisme, dan kualitas audit. Pada penelitian kali ini, penulis ingin menguji pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Adapun alasan penambahan variabel karakteristik personal auditor dan batasan waktu audit adalah sesuai dengan saran dari penelitian sebelumnya yang menyarankan untuk menambahkan variabel lain. Selain itu, karakteristik personal auditor dan batasan waktu audit memiliki pengaruh terhadap pekerjaan auditor itu sendiri, maka kualitas audit yang dihasilkan pun dapat ditentukan oleh karakter auditor dan lamanya waktu yang diberikan dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Penelitian sebelumnya dilakukan pada studi empiris di Thailand sehingga penelitian tersebut hanya menggambarkan kondisi auditor yang ada di


(29)

11 Thailand. Namun pada penelitian ini, penelitian dilakukan pada KAP yang berada di wilayah Jakarta. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit apabila dilakukan penelitian di Jakarta.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah karakteristik personal auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah batasan waktu audit berpengaruh terhadap kualitas audit?

4. Apakah profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit berpengaruh terhadap kualitas audit?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk menguji secara empiris pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit.

b. Untuk menguji secara empiris pengaruh karakteristik personal auditor terhadap kualitas audit.


(30)

12 c. Untuk menguji secara empiris pengaruh batasan waktu audit terhadap

kualitas audit.

d. Untuk menguji secara empiris pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti secara empiris kepada kepada semua pihak, diantaranya:

a. Bagi pemakai laporan keuangan

Diharapkan penelitian ini menjadi panduan bagi pemakai laporan keuangan sebagai bahan referensi tambahan.

b. Bagi auditor

Sebagai bahan masukan untuk terus mempertahankan sikap profesionalnya saat melakukan audit, serta menambah pengetahuan auditor untuk membuat hasil audit yang lebih baik.

c. Bagi Ilmu Auditing

Menambah literatur dan acuan bagi penelitian pada bidang audit terutama yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai kualitas audit.

d. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang auditing, dan mempraktekkannya sesuai dengan kondisi yang ada.


(31)

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kausal yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit, terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta.

B.Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Djatmiko, 2010:50).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut atau sebagian dari elemen-elemen populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada


(32)

54 populasi, misalnya karena keterbatasan dan tenaga, serta waktu (Djatmiko, 2010:50).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada wilayah Jakarta. Dari populasi ini, peneliti akan menentukan besarnya sampel dengan cara

purposive sampling (pemilihan sampel bertujuan), yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:131) dengan kriteria sebagai berikut:

a. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dengan alasan auditor yang telah memiliki pengalaman satu tahun sudah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi dan menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya.

b. Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta yang memiliki Nomor Register Ak. maupun tidak.

c. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Jakarta sesuai dengan Directory

Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (2010).

Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada Kantor Akuntan Publik


(33)

55 (KAP) yang ada di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta.

C.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, directory Kantor Akuntan Publik (KAP) 2010, internet, dan perangkat lain yang berikaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan

Peneliti memperoleh data melalui studi lapangan dengan metode kuesioner melalui daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Untuk mendapatkan data yang sebenarnya, kuesioner dibagikan kepada responden dengan mendatangi langsung ke tempat responden bekerja.

D.Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis:


(34)

56

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Correlation. Pengujian validitas dapat diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-masing pertanyaan., apabila

Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di bawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga sebaliknya, jika Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di atas level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid (Ghozali, 2009:49).


(35)

57 b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengatahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu data dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2009:45).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji normalitas. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Uji Multikolinearitas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Multikolinearitas umumnya dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya dengan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut-off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009:95)

b. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu


(36)

58 pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisisnya adalah jika ada titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009:125).

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan Normal P-P Plot, jika data yang digunakan menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:147).

4. Uji Hipotesis

Untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen yaitu variabel Profesionalisme (X1), Karakteristik Personal Auditor (X2), dan Batasan Waktu Audit (X3) terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit (Y), dilakukan dengan metode statistik dengan tingkat taraf signifikansi α = 0,05 artinya derajat kesalahan sebesar 5%. Alat yang digunakan untuk pengujian dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang bertujuan yaitu memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarannya (Santoso, 2004:163) . Dengan model persamaan sebagai berikut:


(37)

59

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Y : Kualitas audit

α : Konstanta

β1,….,3 : Koefisien regresi X1 : Profesionalisme

X2 : Karakteristik personal auditor X3 : Batasan waktu audit

e : error terms

Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati angka satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:87).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel


(38)

60 independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan) dan jika nilai probability

t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien signifikan) (Ghozali, 2009:88). c. Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:88).


(39)

61

E.Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit sebagai variabel dependen. Sedangkan profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit sebagai variabel independen. Dalam bagian ini, penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Variabel ini menggunakan 7 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Alim (2007) . Respon dari responden direkam dengan skala internal (likert) 5 poin dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sampai dengan sangat setuju (1).

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit.

a. Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu atribut individual yang melakukan kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat berbekal keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan dengan semangat pengabdian untuk menjalankan tugasnya. Variabel ini menggunakan 10 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Ussahawanitchakit (2008)


(40)

62 Respon dari responden direkam dengan skala internal (likert) 5 poin dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sampai dengan sangat setuju (1).

b. Karakteristik Personal Auditor

Karakteristik Personal auditor adalah kualitas orang-orang yang memasuki organisasi dengan karakter tertentu yang akan mempengaruhi perilaku mereka di tempat kerja. Variabel ini menggunakan 8 pertanyaan. Respon dari responden direkam dengan skala internal (likert) 5 poin dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sampai dengan sangat setuju (1). c. Batasan Waktu Audit

Batasan waktu audit adalah batasan waktu yang diberikan kepada auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan klien, yang diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia. Variabel ini menggunakan 5 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Nor (2010) . Respon dari responden direkam dengan skala internal (likert) 5 poin dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sampai dengan sangat setuju (1).


(41)

63

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan Skala Pengukuran Profesionalisme (X1) (Phapruke Ussahawanitcha kit, 2008)

1. Menggunakan pengetahuan 1 Interval

2. Teguh pada profesi 2

3. Penarikan diri dari 3

4. Profesi yang penting 4

5. Pendapat atas laporan keuangan 5 6. Ketepatan tingkat materialitas 6

7. Audit oleh eksternal auditor 7

8. Menilai auditor lainnya 8

9. Tukar pendapat 9

10. Mendukung organisasi 10

Karakteristik personal auditor (X2)

(Thio Anastasia Petronila et al.,2006)

1. Penugasan audit 11 Interval

2. Penyelesaian tugas 12

3. Merasa sangat berguna 13

4. Sikap positif pada diri sendiri 14

5. Kemampuan lebih dari kolega 15

6. Faktor koneksi dalam penugasan 16

7. Pekerjaan yang memuaskan 17

8. Pekerjaan yang menantang 18

Batasan waktu audit (X3) (Mohd Nazli Mohd Nor et al., 2010)

1. Ketepatan waktu 19 Interval

2. Pemenuhan target dengan waktu

yang ditentukan. 20

3. Kelonggaran waktu audit 21

4. Beban yang ditanggung dengan

Keterbatasan waktu 22

5. Gagal menerapkan prinsip-prinsip

akuntansi 23

Kualitas audit (Y)

(M. Nizarul Alim et al.,

2007)

1. Deteksi salah saji 24 Interval

2. Kesesuaian dengan SPAP 25

3. Kepatuhan terhadap SOP 26

4. Resiko Audit 27

5. Prinsip kehati-hatian 28

6. Proses pengendalian atas pekerjaan

oleh supervisor 29

7. Perhatian yang diberikan oleh


(42)

64

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta baik KAP kelas kecil, menengah, maupun besar. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor,

auditor senior, maupun auditor junior yang melakukan pekerjaan di bidang

auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden atau melalui pos, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta berdasarkan direktori Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Adapun penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 26 April 2011 sampai dengan 30 Mei 2011 dan dilakukan ke 20 Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta dengan peta distribusi disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:


(43)

65

Tabel 4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Kantor Akuntan Publik Kuesioner Dikirim

Kuesioner Dikembalikan

1 Drs. Hananta Budianto & Rekan (Pusat)

5 5

2 Armanda & Enita (Pusat) 7 7

3 Doli, Bambang, Sudarmadji, & Dadang (Pusat)

10 10

4 Dedy Zeinirwan Santosa 10 7

5 Ekamasni, Bustaman & Rekan (Pusat)

8 8

6 Arman Dhani & Rekan 5 0

7 Hasnil, M. Yasin, & Rekan (Pusat)

5 5

8 Tjahjadi, Pradhono, & Teramihardja (Cabang)

5 0

9 Drs. A.S. Akhmadwijaya 5 0

10 Drs. Rishanwar 6 0

11 Soejatna, Mulyana & Rekan 10 9

12 Drs. Teguh Heru Irianto 4 0

13 Eddy Prakarsa Permana & Siddharta

11 11

14 Drs. Abdulrahman Hasan Salipu

10 10

15 Agus Ubaidillah 3 0

16 Fajar Sutrisno 6 6

17 Krisnawan, Bussroni, Achsin & Alamsyah

6 6

18 Drs. Usman & Rekan (Pusat) 5 4

19 Drs. Eddy Kaslim 5 0

20 Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan (Pusat)

5 4

Total 131 92

Sumber: Data Primer

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 20 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 131 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 92 kuesioner atau 70,22%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 39


(44)

66 buah atau 29,77%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 80 buah atau 61,06%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 12 buah atau 9,16%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 131 100%

2. Jumlah kuesioner yang kembali 92 70,22%

3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 39 29,77%

4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 12 9,16%

5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 80 61,06%

Sumber: Data primer yang diolah

2. Karakteritik Profil Responden

Dalam penelitian yang dilakukan, responden yang dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di wilayah DKI Jakarta berdasarkan direktori Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Adapun kriteria dari auditor yang dituju antara lain sudah memiliki Nomor Register Ak maupun tidak, memiliki pengalaman kerja sebagai auditor minimal satu tahun, dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, usia, pendidikan terakhir dan pengalaman kerja.


(45)

67

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin yang disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data primer yang diolah

Dalam tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 47 orang atau 58,8% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 33 orang atau 41,3% responden berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir yang disajikan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4

Deskripsi Berdasarkan Posisi Terakhir H a s i l U j i

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 47 58.8 58.8 58.8

Perempuan 33 41.3 41.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Auditor Junior 46 57.5 57.5 57.5

Auditor Senior 25 31.3 31.3 88.8

Manajer 1 1.3 1.3 90.0

Supervisor 8 10.0 10.0 100.0

Total 80 100.0 100.0


(46)

68 Berdasarkan tabel 4.4 diatas informasi yang berhasil diperoleh adalah bahwa mayoritas responden sebanyak 46 orang atau sebesar 57,5% menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 25 orang atau 31,3%, sedangkan yaitu supervisor yaitu sebanyak 8 orang atau 10,0%, dan posisi manajer sebanyak 1 orang atau 1,3%.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir yang disajikan dalam tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 74 responden atau 92,5%. Sebanyak 1 orang atau 1,3% berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan sebanyak 5 orang atau 6,3% berpendidikan terakhir Diploma III (D3).

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D3 5 6.3 6.3 6.3

S1 74 92.5 92.5 98.8

S2 1 1.3 1.3 100.0

Total 80 100.0 100.0


(47)

69

d. Deskripsi responden berdasarkan usia

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan usia yang disajikan dalam tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Dalam tabel 4.6 di atas menunjukkan responden yang bekerja pada kantor akuntan publik sebesar 1,3% berusia antara 46-50 tahun. Sedangkan yang berusia antara 36-40 tahun dan 41-45 tahun sebanyak 2,5%. Responden yang berusia antara 31-35 tahun sebanyak 8,8%, yang berusia antara 26-30 tahun sebanyak 26,3%. Dan mayoritas responden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia antara 21-25 tahun yaitu sebanyak 58,8%.

e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja

Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja yang disajikan dalam tabel 4.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21-25 47 58.8 58.8 58.8

26-30 21 26.3 26.3 85.0

31-35 7 8.8 8.8 93.8

36-40 2 2.5 2.5 96.3

41-45 2 2.5 2.5 98.8

46-50 1 1.3 1.3 100.0

Total 80 100.0 100.0


(48)

70

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 61 auditor atau 76,3% memiliki pengalaman bekerja 1-3 tahun dan sisanya 19 auditor atau 23,8% memiliki pengalaman di atas 3 tahun.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profesionalisme, karakteristik personal auditor, batasan waktu audit, dan kualitas audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >3 tahun 19 23.8 23.8 23.8

1-3 tahun 61 76.3 76.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

TPA 80 32 48 40.03 3.572

TKPA 80 23 40 31.95 3.449

TBWA 80 10 25 18.34 3.405

TKA 80 23 35 28.61 2.660

Valid N

(listwise)

80

Sumber: Data primer yang diolah


(49)

71 Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel profesionalisme jawaban minimum responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 48, dengan rata-rata total jawaban 40,03 dan standar deviasi sebesar 3,572. Variabel karakteristik personal auditor jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 31,95 dan standar deviasi sebesar 3,449. Pada batasan waktu audit minimum jawaban responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 18,34 dan standar deviasi sebesar 3,405. Sedangkan, pada variabel kualitas audit jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 28,61 dan standar deviasi sebesar 2,660. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbilang baik, karena jumlah rata-rata tiap variabel lebih besar dari standar deviasi tiap variabel.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Correlation, apabila Pearson Correlation

yang diperoleh memiliki nilai signifikan di bawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga sebaliknya, apabila


(50)

72 level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid. Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu profesionalisme, karakteristik personal auditor, batasan waktu audit, dan kualitas audit dengan sampel 80 responden.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Profesionalisme Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

1 (P1) 0,324** 0,003 Valid

2 (P2) 0,539** 0,000 Valid

3 (P3) 0,624** 0,000 Valid

4 (P4) 0,504** 0,000 Valid

5 (P5) 0,558** 0,000 Valid

6 (P6) 0,667** 0,000 Valid

7 (P7) 0,741** 0,000 Valid

8 (P8) 0,532** 0,000 Valid

9 (P9) 0,433** 0,000 Valid

10 (P10) 0,514** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 di atas menunjukkan variabel profesionalisme memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor

Nomor Butir Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

11 (KPA1) 0,359** 0,001 Valid

12 (KPA2) 0,428** 0,000 Valid

13 (KPA3) 0,717** 0,000 Valid

14 (KPA4) 0,728** 0,000 Valid

15 (KPA5) 0,784** 0,000 Valid

16 (KPA6) 0,707** 0,000 Valid

17 (KPA7) 0,758** 0,000 Valid

18 (KPA8) 0,427** 0,000 Valid


(51)

73 Tabel 4.10 di atas menunjukkan variabel karakteristik personal auditor mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Batasan Waktu Audit Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

19 (BWA1) 0,545** 0,000 Valid

20 (BWA2) 0,744** 0,000 Valid

21 (BWA3) 0,793** 0,000 Valid

22 (BWA4) 0,637** 0,000 Valid

23 (BWA5) 0,788** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 di atas menunjukkan variabel batasan waktu audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

24 (KA1) 0,603** 0,000 Valid

25 (KA2) 0,554** 0,000 Valid

26 (KA3) 0,687** 0,000 Valid

27 (KA4) 0,741** 0,000 Valid

28 (KA5) 0,691** 0,000 Valid

29 (KA6) 0,689** 0,000 Valid

30 (KA7) 0,552** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 di atas menunjukkan variabel kualitas audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.


(52)

74

b. Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengatahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu data dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Profesionalisme 0,713 Reliabel

Karakteristik Personal Auditor 0,778 Reliabel

Batasan Waktu Audit 0,727 Reliabel

Kualitas Audit 0,740 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 di atas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel profesionalime 0,713, karakteristik personal auditor 0,778, batasan waktu audit 0,727, dan kualitas audit 0,740. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan tersebut bahwa item pertanyaan dalam kuesioner itu reliabel karena memiliki nilai

cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Sehingga apabila pertanyaan tersebut diajukan kembali akan diperoleh data yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.


(53)

75

3. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonearitas

Bertujuan untuk menguji adanya problem multiko. Umumnya dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya dengan Variance Inflation Factor (VIF).

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolonearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc e VIF 1 (Constant

)

5.823 2.198 2.650 .010

TPA .390 .081 .523 4.813 .000 .443 2.257 TKPA .253 .087 .328 2.895 .005 .409 2.447 TBWA -.048 .063 -.062 -.769 .444 .818 1.223 a. Dependent Variable: TKA

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 atau lebih besar dari 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 atau kurang dari 10 untuk setiap variabel. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk profesionalisme sebesar 0,443 dan VIF 2,257, karakteristik personal auditor nilai tolerance 0,409 dan VIF 2,447, serta batasan waktu audit nilai tolerance 0,818 dan VIF 1,223. Dengan demikian regresi tidak menemukan problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.


(54)

76

b. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Gambar 4.1 Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik tersebut menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Melihat keadaan seperti itu, berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model persamaan regresi, dengan demikian model regresi layak digunakan untuk memprediksi kualitas audit berdasarkan variabel yang


(55)

77 mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit.

c. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot


(56)

78 Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa gambar tersebut menunjukkan pola distribusi yang normal. Hal tersebut dikarenakan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Artinya model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa grafik histogram memenuhi pola distribusi normal. Hal tersebut dikarenakan garis pada grafik mengikuti bentuk grafik histogram. Sehingga model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.


(57)

79

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji koefisien determinasi

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian koefisien determinasi untuk variabel Y, X3, X2, dan X1.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, dan X3

Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit dapat menjelaskan 58,6% variabel kualitas audit. Sisanya 41,4% dijelaskan oleh pengaruh-pengaruh lain di luar model. Artinya bahwa, variabel-variabel independen yang dapat menjelaskan variabel-variabel dependen dalam penelitian ini cukup baik karena lebih dari 50%.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji statistik t) untuk variabel Y, X3, X2, dan X1.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .776a .602 .586 1.711

a. Predictors: (Constant), TBWA, TPA, TKPA


(58)

80

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2, dan X3 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.823 2.198 2.650 .010

TPA .390 .081 .523 4.813 .000 TKPA .253 .087 .328 2.895 .005 TBWA -.048 .063 -.062 -.769 .444

a. Dependent Variable: TKA

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa profesionalisme dan karakteristik personal auditor secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas audit karena memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan 0,005. Sementara variabel batasan waktu audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit karena memiliki tingkat signifikansi 0,444 atau lebih besar dari 0,05 dan memiliki tingkat koefisien -0,769. Artinya variabel batasan waktu audit memiliki hubungan negatif terhadap variabel kualitas audit atau berbanding terbalik. Misalnya apabila nilai batasan waktu audit lebih besar , maka nilai kualitas audit semakin kecil, begitu juga sebaliknya apabila nilai batasan waktu audit kecil maka nilai kualitas audit semakin besar.

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:


(59)

81 Keterangan:

X1 = Profesionalisme

X2 = Karakteristik Personal Auditor

X3 = Batasan Waktu Audit

Y = Kualitas Audit

Adapun pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel-variabel independen secara individual berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit

Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variasi variabel profesionalisme berpengaruh secara signifikan secara individual. Secara individual, profesionalisme memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang artinya jauh lebih kecil dari 0,05.

Profesionalisme pada hakikatnya merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang yang melaksanakan pekerjaan yang merupakan profesinya. Dalam hal ini seorang auditor yang bekerja memberikan jasa kepada klien harus betul-betul bersikap profesional agar pekerjaan yang dilaksanakan memberikan hasil yang maksimal. Tentunya dengan profesi tersebut, auditor menemukan banyak tantangan, seperti intimidasi dari klien ataupun


(60)

82 dari sesama rekan seprofesi. Disini adalah tingkat profesionalisme auditor dapat terlihat, terlebih lagi ketika pekerjaan yang dilakukan menyangkut kualitas audit yang dihasilkan. Semakin profesional seorang auditor, maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Jadi, ada semacam sikap yang mendorong auditor untuk bekerja sesuai dengan keahliannya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Penelitian ini mendukung penelitian Lavin (1976) dalam Alim (2007), Ussahawanitchakit (2008) dan Baotham (2007) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

2) Pengaruh karakteristik personal auditor terhadap kualitas audit

Hasil uji interaksi variabel menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. secara individual karakteristik personal auditor memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05.

Karakteristik personal auditor, dalam hal ini sebagai perilaku yang dimiliki seorang auditor memiliki andil yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan seorang auditor. Banyak perilaku-perilaku menyimpang yang kadang dimiliki auditor justru dapat mendatangkan kerugian bagi dirinya sendiri. Dalam hal


(61)

83 pekerjaannya, seorang auditor harus selalu berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan, sehingga pekerjaannya dapat terkendali. Misalnya seperti auditor yang memeriksa laporan keuangan, auditor melakukan penyimpangan dengan membiarkan adanya temuan yang sifatnya material. Hal ini akan menimbulkan permasalahan yang justru akan merugikan bagi auditor dan perusahaan yang di audit. Dengan kepatuhan terhadap kode etik, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Untuk itu diharapkan auditor memiliki perilaku yang baik, sehingga dalam melakukan pekerjaannya tidak terjadi penyimpangan dan dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Basuki (2010) dan Prasita (2007) yang menyatakan bahwa karakteristik personal auditor yang diproksikan oleh premature sign-off dan locus of control berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sementara Istianah (2007) dalam Sarita (2009) menyatakan bahwa ketika kualitas audit diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kepuasan kerja, maka terdapat pengaruh positif dan signifikan di dalamnya.


(62)

84 Hasil uji interaksi variabel menunjukkan bahwa batasan waktu audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit secara individual. Secara individual, batasan waktu audit memiliki tingkat signifikansi 0,444 jauh lebih besar dari 0,05.

Batasan waktu audit diindikasikan sebagai suatu anggaran waktu yang diberikan kepada auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Disini kecermatan auditor betul-betul harus diperhatikan, karena auditor harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sehingga pekerjaan selesai sesuai rencana. Tantangannya adalah, bagaimana seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas dengan waktu yang terbatas, tentunya dengan perhitungan biaya yang dikeluarkan dan tenaga yang dikeluarkan. Peran auditor dalam hal memutuskan anggaran waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit suatu perusahaan selama suatu periode sangat penting. Terlebih lagi auditor tersebut sudah berpengalaman, pastinya sudah sangat mengetahui kondisi lapangan seperti apa. Dengan begitu, auditor bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kemudian membuat laporan audit yang berkualitas.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nor

et al. (2010) yang menyatakan bahwa batasan waktu audit ketika diterapkan pada perusahaan audit besar (big four) tentu tidak memiliki pengaruh.


(63)

85

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikansi simultan (uji statistik F) untuk variabel Y, X3, X2, dan X1.

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, dan X3

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.17 di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 38,322 dengan tingkat signifikansi 0,000. Model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kualitas audit karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05, atau dengan kata lain variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan hasil tersebut berarti baik buruknya kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Karena seperti diketahui, auditor yang bekerja dengan menggunakan sikap profesional dan perilaku yang baik dalam melaksanakan audit akan menghasilkan suatu lapopran audit yang berkualitas, walaupun adanya batasan waktu yang ditetapkan. Untuk

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 336.525 3 112.175 38.322 .000a

Residual 222.463 76 2.927

Total 558.987 79 a. Predictors: (Constant), TBWA, TPA, TKPA


(64)

86 itu diharapkan dalam penerapannya auditor harus melaksanakann seluruh prosedur audit yang telah dibuat dan mematuhi kode etik profesi akuntan publik sehingga laporan audit yang dibuat betul-betul menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya tanpa ada rekayasa dan segala bentuk kecurangan.


(65)

87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Dalam melakukan penelitian ini jumlah responden yang digunakan adalah 80 auditor yang bekerja di 20 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta sesuai dengan direktori KAP 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profesionalisme memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Artinya, untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas, auditor dituntut untuk bersikap profesional. Auditor harus melaksanakan pekerjaannya dengan mentaati kode etik yang berlaku agar laporan audit yang dihasilkan menjelaskan kondisi sebenarnya, dan tentunya meningkatkan kualitas isi dari laporan audit tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lavin (1976) dalam Alim (2007), Ussahawanitchakit (2008) dan Baotham (2007) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.


(66)

88 2. Karakteristik personal auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit. Hasil tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05. Artinya untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas dibutuhkan juga sikap yang baik dari seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Karakteristik personal auditor dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit karena dalam kenyataannya sikap seorang auditor menentukan kualitas kerja yang dihasilkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Basuki (2010) dan Prasita (2007) yang menyatakan bahwa karakteristik personal auditor yang diproksikan oleh premature sign-off dan locus of control berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sementara Istianah (2007) dalam Sarita (2009) menyatakan bahwa ketika kualitas audit diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kepuasan kerja, maka terdapat pengaruh positif dan signifikan di dalamnya.

3. Batasan waktu audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,444 atau jauh di atas 0,05. Artinya bahwa batasan waktu yang dimiliki oleh auditor dalam melaksanakan pekerjaannya tidak bisa dijadikan dasar dalam menghasilkan laporan audit yang berkualitas karena tidak semua auditor merasa tertekan dengan waktu yang diberikan. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian


(67)

89 sebelumnya yang dilakukan oleh Nor et al. (2010) yang menyatakan bahwa batasan waktu audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 4. Profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit

secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,000 atau jauh dibawah 0,05. Artinya ketiga variabel independen tersebut dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain profesionalisme seorang auditor yang berkarakter akan menghasilkan kualitas kerja yang baik walaupun diberikan waktu yang terbatas.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kualitas audit. Karena seperti diketahui, sikap professional yang ditunjukkan seorang auditor akan menjadi sebuah poin penting dalam kinerjanya. Ketika sikap profesional itu ditunjukkan oleh auditor, maka secara tidak langsung auditor tersebut telah mengerti dan memahami bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah sebuah tantangan. Keterkaitannya dengan kualitas audit yang dihasilkannya adalah, semakin profesional seorang auditor, semakin baik kualitas audit yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Pernyataan tersebut cukup beralasan, karena bagaimanapun juga dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor benar-benar dituntut untuk menilai sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu.


(1)

(2)

(3)

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2008) Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas.

Variabel profesionalisme Tidak ada variabel karakteristik personal auditor, batasan waktu audit, dan kualitas audit.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

profesionalisme, pengetahuan akuntan publik berpengaruh secara signifikan dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas.

2. M. Nizarul Alim Dkk. (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi.

Variabel kualitas audit Tidak ada variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit.

Objek penelitian pada auditor yang bekerja di Jawa timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan

independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

3. Mohd Nazli Mohd Noor, Malcolm Auditors Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit

Variabel time budget pressure, audit quality.

Tidak ada variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor.

Objek penelitian pada

Penelitian ini menunjukkan bahwa batasan waktu audit

(Time Budget Pressure) tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Bersambung pada halaman selanjutnya


(4)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Smith, Zubaidah Ismail (2010) Quality Practices A Preliminary Study From Malaysian Context

Auditor yang bekerja di Malaysia

4. Phapruke Ussahawan itchakit (2008) Relationship Quality, Professionalism, and Audit Quality: an Empirical Studi of Auditors on Thailand

Variabel professionalism, audit quality

Tidak ada variabel karakteristik personal auditor, batasan waktu audit.

Objek penelitian pada auditor yang bekerja di Thailand.

Penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

5. Reni Yendrawat i (2008) Analisis Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan

Variabel profesionalisme Tidak ada variabel karakteristik personal auditor, batasan waktu audit, dan kualitas audit. Objek penelitian pada auditor yang bekerja di Yogyakarta

Penelitian ini menunjukkan bahwa Profesionalisme Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas.

6. Sumintorn Effects of Variabel professionalism, Tidak ada variabel Penelitian ini menunjukkan Tabel 2.1 (Lanjutan)


(5)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Baotham (2007)

Professionalism on Audit Quality and Self-Image of CPA’s in

Thailand

Audit quality Karakteristik personal

auditor, batasan waktu audit.

Objek penelitian pada auditor yang bekerja di Thailand.

Bahwa profesionalisme berpengarruh signifikan terhadap kualitas audit.

7. Susiana dan Arleen Herawaty (2007) Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan

Variabel kualitas audit Tidak ada variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, batasan waktu audit.

Menggunakan purposive sampling.

Penelitian ini menunjukkan bahwa independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

8. Thio Anastasia Petronila dan Yuke Irawati (2006) Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Variabel karakteristik personal auditor

Tidak ada variabel profesionalisme, batasan waktu audit, kualitas audit.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Karakteristik Personal Auditor berpengaruh

signifikan terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Tabel 2.1 (Lanjutan)


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh tekanan klien, pengamalan auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit; studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Selatan

6 23 115

Analisis pengaruh profesionalisme, independensi, keahlian, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kekeliruan (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

0 4 118

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh sikap skeptisme auditor profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Utara)

2 12 137

Pengaruh profesionalisme dan independensi Auditor terhadap kualitas audit dengan etika Auditor sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta)

1 5 124

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

4 53 32

Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

0 3 20

Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Auditing dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

0 0 2

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, PROSEDUR REVIEW , KONTROL KUALITAS DAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU PENGURANGAN KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Solo).

2 14 210

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

0 0 6