1 Kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN

85 Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ketiga informan sebagai ibu tunggal yang memiliki anak remaja perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan peneliti menemukan beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa di dalam sebuah keluarga yang dikepalai oleh seorang ibu dimana ibu tunggal disini memiliki peran ganda sebagai pendidik sekaligus pencari nafkah dan kepala keluarga. Para ibu tunggal yang memiliki peran ganda tersebut mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baikterhadap remaja perempuannya sehingga kualitas komunikasi yang terjalin di dalam keluarga dapat berlangsung optimal. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya umpan balik dari masing-masing remaja perempuan mereka. Kedekatan yang terjalin dari ketiga informan tersebut terhadap remaja perempuan mereka masing-masing memiliki berberapa perbedaan, namun ditemukan pula beberapa kesamaan pada informan 1 dan 3, dimana mereka telah berhasil menjalankan fungsinya sebagai ibu tunggal. Keberhasilan penyingkapan diri self disclosure yang dilakukan dapat dilihat dari hubungan antara ibu tunggal dengan anak remaja perempuan yang terjalin semakin akrab dan intim. Lain halnya dengan informan 2, proses penyingkapan diri self disclosure yang terjadi tidak berhasil karena hubungan antara ibu tunggal dengan remaja perempuannya tidak terjalin dengan akrab dan intim dikarenakan umpan balik feedbackdari remaja perempuannya tidak diterima oleh ibu tunggal tersebut. Hal ini menegaskan bahwa umpan balik menjadi sesuatu hal yang wajib dilakukan demi berlangsungnya komunikasi yang ideal antara komunikator dan komunikan. 2. Strategi yang digunakan ibu tunggal terhadap anak remaja perempuannya dapat diketahui dari tingkat keakraban yang mereka Universitas Sumatera Utara jalin. Semakin terbuka anak remaja perempuan tersebut kepada ibunya maka proses komunikasiakan berjalan dengan lancar, begitu juga sebaliknya. Seperti yang terjadi pada informan 2, bahwa anak remaja perempuannya tidak dapat membuka diri kepada ibunya. Sehingga proses penyingkapan diri self disclosuremenjadi sedikit terhambat dan hubungan yang terjalin tidak dapat sampai kepada tingkat yang akrab dan intim. Dalam hal keuangan dan pekerjaan dari masing- masing informan yang memiliki latar belakang berbeda, sudah tentu strategi penyingkapan diri self disclosureyang dilakukan antara ibu tunggal dengan remaja perempuannya juga memiliki perbedaan pula. Semisal pada informan 1 dan informan 3 yang memiliki profesi sebagai guru, sudah tentu akan memiliki waktu luang yang dapat digunakan untuk melakukan penyingkapan diri self disclosure dengan remaja perempuannya. Ditambah lagi dengan latar belakang pendidikan sang ibu yang sudah tentu ikut menentukan kualitas dari ibu tersebut. Lain halnya dengan informan kedua yang memiliki profesi sebagai pedagang dengan latar belakang pendidikan dan pergaulan yang bisa dikatakan pas-pasan, sehingga kurang bisa mengatur waktu untuk melakukan penyingkapan diriself disclosure dengan remaja perempuannya. Kondisi keuangan yang belum bisa dikatakan cukup, menuntut informan kedua ini untuk lebih keras lagi dalam mengumpulkan rupiah demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membangun hubungan yang lebih akrab dan intim terhadap anak-anaknya terutama dengan remaja perempuan ibu tersebut. 3. Adapun kesulitan dalam proses penyingkapan diri self disclosureantara ibu tunggal dengan remaja perempuannya adalah terletak pada umpan balik feedback yang diterima ibu tunggal dari anak remaja perempuannya. Untuk dapat melanjutkan hubungan kepada tingkat yang lebih mendalam sangat dibutuhkan respon dari Universitas Sumatera Utara lawan komunikasi kita, dalam hal ini adalah remaja perempuan dari para ibu tunggal tersebut.

5. 2 Saran

Dokumen yang terkait

Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

27 175 108

Gambaran Self Disclosure pada remaja etnis India Tamil

7 85 106

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI (SELF DISCLOSURE)PADA REMAJA

1 10 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Kajian - Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 9

Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 14

Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan)

0 0 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntung

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Konteks Masalah - Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan)

0 0 7

Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan)

0 0 15