2 Uraian Teoritis 1 Komunikasi Antar Pribadi 2 Penyingkapan Diri Self Disclosure

Universitas Sumatera Utara menerima realitas itu. Perspektif atau cara pandang dalam realitas juga mempengaruhi terhadap penilaian sesuatu realitas

2. 2 Uraian Teoritis

Teori merupakan seperangkat prosisi yang menggambarkan suatu gejala yang terjadi. Proposisi-proposisi yang dikandung dan membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yang terjalin dalam hubungan sebab akibat. Namun, karena di dalam teori juga terkandung konsep teoritis, berfungsi menggambarkan realitas dunia sebagaimana yang terjadi diobservasi Suyanto, 2005: 34.Sedangkan menurut Khusyairi 2006: 37 teori merupakan suatu penjelasan yang sistematis untuk mengobservasi fakta-fakta yang berkaitan dengan aspek tertentu dalam kehidupan. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot Nawawi, 2001: 39. Dalam penelitian ini teori yang relevan adalah: 2. 2. 1 Komunikasi Antar Pribadi Kata komunikasi berasal dari perkataan communication, dan perkataan ini berasal dari bahasa Latin communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung antar orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna suatu hal yang dikomunikasi secara jelas Effendy, 1993: 30.Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang yang saling bereaksi baik secara langsung, verbal maupun non-verbal.Pentingnya komunikasi antar pribadi adalah karena prosesnya yang dialogis yang berarti komunikasi diantara dua orang yang berinteraksi secara aktif.Komunikasi antar pribadi yang paling sering dinilai lebih aktif adalah komunikasi antar pribadi secara tatap muka. Dengan saling bertatap muka, maka akan terjadi kontak pribadi personal contact. Universitas Sumatera Utara 2. 2. 2 Penyingkapan Diri Self Disclosure Dalam tindakan komunikasi diri self termasuk tindakan yang penting apalagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk melakukan proses penyingkapan diri self disclosure seseorang harus memahami waktu, tempat, dan keakraban. Kunci sukses dan hal yang paling mendasar dari penyingkapan diri self disclosure adalah kepercayaan. Morton dalam Dayakisni: 2003: 87 pengungkapan diri self disclosure merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Baginya,self disclosure ini dapat bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia.Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atauperasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci ungkap Sears 1994:254. Sedangkan Menurut Johnson dalam Supratiknya: 1995: 14 self disclosureadalah pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan individu tersebut. Jadi yang dimaksud dengan penyingkapan diri self disclosure adalah sebuah proses membagi informasi dan perasaan oleh seseorang terhadap orang lain secara jujur untuk mencapai sebuah keterbukaan.Mengungkapkan yang sebenarnya mengenai diri kita kepada orang lainyang juga bersedia mengungkapkan yang sebenarnya tentang dirinya, dipandang sebagai ukuran dari hubungan yang ideal. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan DeVito 1997: 62 bahwa keterbukaan diri ialah membagikan informasi pribadi meliputi pikiran, perasaan, pendapat pribadi dan juga informasi yang disembunyikan pada orang lain. Selanjutnya DeVito 1997: 63 mengemukakan beberapa manfaat dari keterbukaan diri antara lain: 1. Pemahaman diri yaitu kita mendapatkan perspektif baru tentang diri sendiri dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku kita sendiri, 2. Kemampuan mengatasi kesulitan yaitu kita akan mampu menangani masalah atau kesulitan, khususnya perasaan bersalah melalui keterbukaan diri, dengan mengungkapkan perasaan dan menerima dukungan, kita menjadi lebih siap untuk mengatasi perasaan bersalah, Universitas Sumatera Utara 3. Efisiensikomunikasi yaitu kita akan mengenal danmemahami apa yang dikatakan seseorangjika kita mengenal baik orang tersebut,karena keterbukaan diri adalah kondisi yangpenting untuk mengenal orang lain, 4. Kedalaman hubungan yaitu kita memberitahuorang lain bahwa kita mempercayai mereka,menghargai mereka, dan cukup peduli akanmereka sehingga akan membuat orang lainmau membuka diri dan membentuk setidak-tidaknya awal dari suatu hubungan. Pada dasarnya penyingkapan diri self disclosure berguna untuk mendengarkan pengalaman orang lain yang nantinya bisa menjadi pelajaran bagi diri kita, selain itu dengan penyingkapan diriself disclosure kita juga bisa mengetahui seperti apa diri kita dalam pandangan orang lain, dengan hal itu kita bisa melakukan introspeksi diri dalam berhubungan. Namun di sisi lain, tidak semua orang dapat menanggapi apa yang kita sampaikan bahkan sering terjadi salah paham sehingga malah menimbulkan masalah baru. Ketika seseorang telah mengetahui diri kita, bisa saja orang lain ini memanfatkan apa yang telah dia ketahui mengenai diri kita. Teori penyingkapan diri self disclosure yang didasarkan pada model interaksi manusia. Asumsi ini membawa Joseph Luft dan Harry Ingham menciptakan suatu teori atau model sebagai salah satu cara untuk melihat dinamika kepedulian terhadap diri sendiri self-awareness yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif manusia.Teori ini dikenal dengan Jendela Johari Johari Window. Sebutan ini diambil dari nama kedua tokoh tersebut, yaitu Joseph Luft dan Harry Ingham. Dalam Tubbs 1996: 13 salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-tingkat kesadaran dan penyingkapan diri dalam komunikasi insan adalah Jendela Johari Johari Window. Secara berurutan, kuadran-kuadran tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1Jendela Johari Sumber: Tubbs 1996: 13 1. Daerah Publik Open Areaadalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dan lain-lain. Area terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Bagi orang yang telah mengenal potensi dan kemampuan dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya sangatlah mudah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain sehingga orang dengan tipe ini pasti selalu menemui kesuksesan setiap langkahnya, karena orang lain tahu kemampuannya begitu juga dirinya sendiri. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita. 2. Derah Buta Blind Area, yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal sementara kita tahu kemampuan dan potensi diri sendiri, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan komunikasi merupakan cara agar lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri Universitas Sumatera Utara mulailah terbuka. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dan lain-lain. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind areaakan berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, makaakan bagus dalam bekerja tim. Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. 3. Daerah Tersembunyi Hidden Area, berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dan lain-lain. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain salah pengertian tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri. 4. Daerah Tidak Disadari Unconsciousness Area, adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali menyukai orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman. Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri Universitas Sumatera Utara tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang menyembunyikanmenutup dirinya.Informasi tentang dirinya disimpan rapat- rapat. Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul. Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain. Gambaran kepribadian di bawah ini dapat memberikan contoh mengenai daerah-daerah dalam Jendela Johari. Contoh Daerah- Daerah dalam Jendela Johari Gambar 2.1.1 A B C D Gambar 1 A B C D Gambar 2 A B C D Gambar 3 Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama penyingkapan diri self disclosure dan tahap yang kedua menerima umpan balik feedback. Tahap penyingkapan diri, orang memperluas daerah C lihat gambar 1, sedangkan untuk memperluas daerah B dibutuhkan umpan balik dari orang lain lihat gambar 2. Akhirnya, ia akan mempunyai daerah publik A yang semakin luas lihat gambar 3. Dalam hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell Supratiknya, 1995: 32, tingkatan- tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi, yaitu: 1. Basa-basi: merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal walaupun terdapat keterbukaan antara individu, tetapi tidak terjadi Universitas Sumatera Utara hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomunikasi basa-basi sekedar kesopananan. 2. Membicarakan orang lain: yang diungkapkan dalam komunikasi lebih tentang orang lain. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi individu tidak mengungkapan diri. 3. Menyatakan gagasan atau pendapat: sudah mulai dijalin hubungan yang erat individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lainnya. 4. Perasaan: setiap individu memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka dan menyatakan perasaan yang mendalam. 5. Hubungan puncak: pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam. Individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya. Sementara Altman dan Taylor dalam Hare, 1996: 273 mengemukakan suatu model perkembangan hubungan dengan penyingkapan diri self disclosure sebagai media utamanya.Keduanya membedakan keluasan yaitu jajaran topik dan kedalamannya yaitu keintiman atau kepribadian pada penyingkapan diri self disclosure. Proses untuk mencapai keakraban hubungan antar pribadi disebut dengan istilah penetrasi sosial. Dimensi keluasan yaitu dimana seseorang dapat berkomunikasi dengan siapa saja baik orang asing atau dengan teman dekat.Sedangkan dimensi kedalaman dimana seseorang berkomunikasi dengan orang dekat, yang diawali dan perkembangan hubungan yang dangkal sampai hubungan yang sangat akrab, atau mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi tentang dirinya. Menurut Sears 1994: 255 pada umumnya ketika berhubungan dengan orang asing penyingkapan diri self disclosure sedikit mendalam dan rentang sempit topik pembicaraan sedikit.Sedangkan perkenalan biasa, pengungkapan diri lebih mendalam dan rentang lebih luas.Sementara hubungan dengan teman dekat ditandai adanya pengungkapan diri yang mendalam dan rentangnya terluas topik pembicaraan semakin banyak. Universitas Sumatera Utara Dalam proses penyingkapan diri self disclosure terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh DeVito 1997: 62-65 berikut ini : a. Efek Diadik Dalam proses self disclosure nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok timbal balik. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka. b. Ukuran Khalayak Penyingkapan diri self disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi dalam komunikasi dengan khalayak kecil, misalnya dalam komunikasiantarpribadi atau komunikasi kelompok kecil. Jika khalayak komunikasi itu besar jumlahnya maka kita akan sulit mengontrol dan menerima umpan balik dari lawan komunikasi kita. Apabila khalayaknya kecil saja maka kita bisa mengontrol situasi komunikasi dan bisa melihat umpan balik itu. c. Topik Bahasan Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal-hal yang umum saja. Makin akrab maka akan makin mendalam topik pembicaraan kita. Tidak mungkin kita berbicara soal-soal yang sangat pribadi, pada orang yang baru kita kenal atau orang yang tidak akrab. Kita akan lebih memilih topik percakapan yang umum, seperti soal cuaca, politik secara umum, kondisi keuangan negara atau kondisi sosial. d. Valensi Ini terkait dengan sifat positif atau negative self disclosure.Pada umumnya, manusia cenderung lebih menyukai valensi positif atau self disclosure positif dibandingkan dengan self disclosurenegatif. e. Jenis Kelamin Beberapa penelitian menunjukkan ternyata wanita memang lebih terbuka dibandingkan dengan pria.Meski bukan berarti pria juga tidak Universitas Sumatera Utara melakukan self disclosure.Bedanya, apabila wanita mengungkapkan dirinya pada orang yang dia sukai maka pria mengungkapkan dirinya pada orang yang dipercayainya. f. Kepribadian Orang-orang yang pandai bergaul sociable dan exstrovert melakukan self disclosurelebih banyak daripada mereka yang kurangpandai bergaul dan lebih introvert.Perasaan gelisah juga mempengaruhi derajat self disclosure. Rasa gelisah adakalanya meningkatkan self disclosure kita dan kali lain mengulanginya sampai batas minimum. Individu yang kurang berani bicara pada umumnya juga kurang mengungkapkan diri ketimbang mereka yang merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi. g. Ras, Nasionalitas, dan Usia Ini juga bisa saja dipandang sebagai bentuk stereotip atas ras, nasionalitas, dan usia. Namun, kenyataan menunjukkan memang ada ras- ras tertentu yang lebih sering melakukan self disclosure dibandingkan dengan ras lainnya, begitu pula dengan keterkaitannya dengan usia. Masa remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya ke kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orangtua mereka.Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:Kartono, 1995:36 1. Masa remaja awal, 12 - 15 tahun Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat iniremaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya.Selain itu pada masa iniremaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. Universitas Sumatera Utara 2. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akankepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya. 3. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil.Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian.Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya.Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono dalam Deswita: 2006: 192 membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10–12 tahun, masa remaja awal 12–15 tahun, masa remaja pertengahan 15– 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21 tahun.Dari pengertian tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-21 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Ciri-ciri masa remaja seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciriyang membedakan denganperiode sebelum dan sesudahnya. Hurlock1980: 207 menerangkan beberapa ciri-ciriremaja sebagai berikut: a. Periode peralihan Dinamakan periode peralihan sebab pada masa ini, status remaja tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Universitas Sumatera Utara Bukan anak-anak dan juga bukan dewasa. Keadaan ini memberikan waktu bagi remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang sesuai dengan dirinya. b. Periode perubahan Saat remaja, perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan perubahan fisik.Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat sehingga perubahan perilaku dan sikap juga berubah dengan pesat. Remaja akan mulai merasa ingin mandiri dan terlepas dari orangtua. Sehingga tak jarang hal ini dianggap semacampemberontakan. c. Usia bermasalah Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh laki- laki maupun perempuan. Dalam keadaan seperti ini, remaja akanmembutuhkan orang lain untuk berbagi. Jika pada masa sebelumnya kanak-kanak seseorang akan berbagi dengan orangtua, maka padamasa ini seorang remaja lebih suka bila berbagi dengan teman sebayanya. Dengan menceritakan keadaannya, maka seorang remaja akan merasa lebih mudah dalam menghadapi sebuah permasalahan. d. Masa mencari identitas Pada masa remaja, mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas bila sama dengan teman sebayanya dalam segala hal. Remaja berkeinginan untuk tampil sesuai dengan jati dirinya yang sebenarnya. Pada saat itu remaja akan mencari figur-figur tertentu yang sesuai dengan dirinya. Selain itu pengungkapan dirinya juga dapat membantunya dalam menemukan jati diri. Dengan seorang remaja terbuka terhadap orang lain, maka saat itulah dia mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dia miliki sehingga nantinya akan terbangun sebuah konsep diri. Universitas Sumatera Utara e. Masa yang tidak realistik Remaja memandang dirinya sendiri dan orang lainsebagaimana yang dia inginkan dan bukan sebagaimana adanya.Pada remaja akhir, pada umumnya sering terganggu oleh idealisme yangberlebihan bahwa mereka yang bebas bila telah mencapai status orang dewasa. f. Ambang masa dewasa Dengan semakin mendekatnyausia kematangan yang sah, para remaja mulai memusatkan diri untuk mulai bertindak dan berperilakuseperti orang dewasa.Tuntutan untuk bekerja, berumah tangga, danlain sebagainya menyebabkan remaja dirundung kecemasan. Untuk mengurangi tingkat kecemasan tersebut, seorang remaja akanmengkomunikasikannya dengan orang lain guna mendapatkan supportsebagai bentuk timbal balik yang diperolehnya. h. Mitra dalam Hubungan Dengan mengingat tingkat keakraban sebagai penentu kedalaman self disclosuremaka lawan komunikasi atau mitra dalam hubungan akan menentukan self disclosure itu. Kita melakukan self disclosurekepada mereka yang kita anggap sebagai orang yang dekat misalnya teman dekat atau sesama anggota keluarga. Di samping itu, kita juga akan memandang bagaimana respon mereka. Apabila kitapandang mereka itu orang yang hangat dan penuh perhatian maka kitaakan melakukan self disclosure, apabila sebaliknya yang terjadi maka kita akan lebih memilih untuk menutup diri. Self disclosuremerupakan kegiatan memberikan informasi tentang perasaan dan pikiran kepada orang lain yang disampaikan secara verbal. Hubungan seperti ini akan menumbuhkan hubungan interpersonal dan faktor terpenting dalam hubungan interpersonal adalah hubungan komunikasi. Menurut Rakhmat 2004: 129 ada tiga faktor yang mempengaruhi komunikasi yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Percaya trust Sejak tahap pertama dalam hubungan interpersonal tahap perkenalan sampai pada tahap kedua tahap peneguhan, “percaya” menentukan efektivitas komunikasi. “Percaya” oleh Jalaludin Rakhmat didefinisikan dengan mengandalkan perilaku orang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Definisi tersebut mengemukakan ada tiga unsur percaya yaitu: a. Ada situasi menimbulkan resiko, b. Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain, c. Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya. “Percaya” akan meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikasi untuk mencapai maksudnya. Tanpa adanya percaya tidak akan ada pengertian, tanpa pengertian terjadi kegagalan komunikasi. Hilangnya kepercayaan pada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab. Menurut Deustch 1958, harga diri dan otoritarianisme mempengaruhi kepercayaan Rakhmat, 2004: 130 orang yang memiliki harga diri positif akan lebih mudah mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang mempunyai kepribadian otoriter sukar mempercayai orang lain. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi sikap percaya : - Karakteristik dan maksud orang lain. Seseorang akan menaruhkepercayaan kepada orang lain yang dianggap memilikikemampuan, keterampilan atau pengalaman dalam bidangtertentu. Seseorang yang memiliki reliabilitas berarti dapatdiandalkan, dapat diduga, jujur dan konsisten. - Hubungan kekuasaan. Percaya akan tumbuh apabila seseorangmempunyai kekuasaan terhadap orang lain. - Sifat dan kualitas komunikasi. Bila komunikasi bersifat terbuka,maksud dan tujuan sudah jelas, maka akan tumbuh sikap percaya. Universitas Sumatera Utara - Menerima. Kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Menerima adalahsikap yang melihat orang lain sebagai manusia individu yang patut dihargai. Menerima tidaklah berarti menyetujui semuaperilaku orang lain atau rela menanggung akibat- akibat perilakunya. Menerima berarti tidak menilai pribadi seseorangberdasarkan prilakunya yang tidak kita senangi. - Empati. Empati dianggap sebagai suatu perasaan memahamiorang lain yang tidak mempunyai arti emosional. Dalam empati, seseorang dapat menempatkan diri pada posisi orang lain secara emosional dan intelektual. Berempati berarti berusaha melihat dan ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. - Kejujuran. Ketidakjujuran akan menimbulkan ketidakpercayaan, sebaliknya keterbukaan akan mendorong orang lain percaya.Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga, ini membuat orang lain untuk percaya. 2. Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Seseorang yang bersikap defensif akan sulit menerima orang lain, tidak jujur dan tidak empatis, yang akhirnya akan mempengaruhi hubungan interpersonal. Orang yang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman sehingga pesan dalam komunikasi tidak tersampaikan. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah,dan pengalaman defensif. Aspek dalam sikap sportifyaitu a Deskripsi adalah penyampaian perasaan tanpa menilaidan menerima mereka sebagaiindividu yang patutdihargai. b Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencaripemecahan masalah. c Spontanitas adalah sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam. d Persamaan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis.Dalam sikap persamaan kita tidak mempertegas perbedaan. Universitas Sumatera Utara 3. Sikap Terbuka Sikap terbuka open-mindedness sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Seseorang yang memiliki sikap terbuka mempunyai karakteristik sebagai berikut : a Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika. b Dapat membedakan sesuatu dengan mudah dan melihat nuansa. c Berorientasi pada isi maksudnya lebih mementingkan isi dari suatu informasi ketimbang siapa yang menyampaikan informasi. d Mencari informasi dari berbagai sumber. e Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaannya. f Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan. 2. 2. 3 Teori Penetrasi Sosial Social Penetration Theory

Dokumen yang terkait

Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

27 175 108

Gambaran Self Disclosure pada remaja etnis India Tamil

7 85 106

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI (SELF DISCLOSURE)PADA REMAJA

1 10 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Kajian - Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 9

Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 14

Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan)

0 0 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntung

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Konteks Masalah - Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan)

0 0 7

Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Orangtua Tunggal dengan Anak (Studi Fenomenologi Penyingkapan Diri (Self Disclosure) Ibu Tunggal dengan Remaja Perempuan di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan)

0 0 15