Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Melakukan Pembelian air mineral Aqua

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN

AIR MINERAL AQUA

(Studi Kasus Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan)

OLEH :

HANIFA RAHMI 080521127

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPERTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pembelajaran (X3), Keyakinan dan Sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ektensi Fakultas Ekonomi USU Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang termasuk dalam rumpun causal research. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistic yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini menggunakan 83 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan accidental sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sedangkan secara parsial variabel Keyakinan dan Sikap mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan.

Kata kunci: Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap, dan keputusan Pembelian.


(3)

ABSTRACT

This research aims to examine how the influence of Motivation (X1),

Perception (X2), Learning(X3), Confidence and Attitudes (X4), on Buying

Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.

This research was a type of quantitative research, which includes the family of causal research. Analysis methods that use were descriptive analysis method and statistic method using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. Methods of collecting data were questionnaires and the study of documentation. The processed data using SPSS 17.0 for Windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method that was multiple regression analysis. This research were used 83 respondents which determinate by accidental sampling.

The result of this research by multiple linear regression test shows that Motivation, Perception, Learning, Confidence and Attitude have a positive and significant effect on Buying Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan. And based on partial test shows that Confidence and Attitude has the most dominant effect towards Buying Decision of Aqua mineral water in students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.

Keywords: motivation, perception, learning, confidence and attitude, and buying decision.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Melakukan Pembelian air mineral Aqua”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistyarini, SE, Msi Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan dorongan demi kesempurnaan skripsi ini.


(5)

6. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen penguji II yang telah memberikan saran dan dorongan demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Keluarga saya tercinta: Ayahanda Hilman dan Ibunda Nurhanidah, Spd, serta adik-adik saya Rizka Hasanah dan Intan Rukiyah. Terima kasih atas dukungan dan do’a yang diberikan sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk teman-teman Manajemen: Eka, Yuyun, Tia, Elda, Novi, Aya, Rina, serta seluruh anak Manajemen Ekstensi stambuk 2008 lainnya. Terima kasih atas bantuan, do’a serta dukungannya selama ini.

9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pencapaian kesempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang.

Medan, Mei 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Uraian Teoritis ... 8

2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 8

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 8 2.1.3. Proses Keputusan Membeli ... 17

2.2. Penelitian Terdahulu... 20

2.3. Kerangka Konseptual ... 21

2.4. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Batasan Operasional ... 23

3.4. Definisi Operasional ... 24

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 27

3.6. Populasi Dan Sampel ... 27

3.7. Jenis Data ... 28

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 29

3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 29

3.10.Teknis Analisis ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

4.1.2. Perluasan Produksi Aqua ... 36

4.1.3. Jenis-Jenis Produk Aqua... 37

4.1.4. Sumber Mata Air Aqua ... 37

4.1.5. Sertifikasi dan Penghargaan ... 40


(7)

4.3. Analisis Deskriptif ... 44

4.3.1. Deskriptif Responden ... 44

4.3.2. Deskriptif Variabel ... 46

1. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Motivasi... 46

2. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Persepsi ... 48

3. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Pembelajaran 49 4. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Keyakinan Dan Sikap ... 50

5. Deskripsi Penilaian Terhadap Variabel Keputusan Pembelian... 51

4.4. Uji Asumsi Klasik... 53

4.4.1. Uji Normalitas ... 53

4.4.2. Uji Heterokedastisitas... 55

4.4.3. Uji Multikolinieritas ... 57

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

4.6. Koefisien Determinan (R2) ... 60

4.7. Pengujian Hipotesis ... 62

4.7.1. Uji Simultan (Uji F) ... 62

4.7.2. Uji Parsial (Uji t) ... 64

4.8. Pembahasan Hasil Penelitian... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN… ... 74

Kuesioner ... 75

Uji Validitas ... 78

Analisis Data Statistik... 82

Tabel Jawaban Responden ... 91


(8)

DAFTAR TABEL

Judul Tabel : Halaman

Tabel 1.1. Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Aqua ... 4

Table 3.1. Defenisi Operasional Variabel ... 22

Table 3.2. Instrumen Skala Likert ... 26

Table 3.3. Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2007-2010 ... 27

Tabel 4.1. Mata Air Aqua... 40

Tabel 4.2. Item-Total Statistics ... 42

Tabel 4.3. Item-Total Statistics ... 43

Tabel 4.4. Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 4.5. Gambaran Umum Responden ... 45

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X1) ... 46

Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi (X2) ... 48

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pembelajaran (X3) ... 49

Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keyakinan dan Sikap (X4) ... 50

Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 51

Tabel 4.11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55

Tabel 4.12. Uji Glejser ... 57

Tabel 4.13. Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 58

Tabel 4.14. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel 4.15. Koefisien Determinasi (R) ... 61

Tabel 4.16. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 63


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1. Grafik Histogram Uji Normalitas ... 53

Gambar 4.2. Scatter Plot Uji Normalitas ... 54


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motivasi (X1), Persepsi (X2), Pembelajaran (X3), Keyakinan dan Sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ektensi Fakultas Ekonomi USU Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang termasuk dalam rumpun causal research. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistic yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini menggunakan 83 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan accidental sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sedangkan secara parsial variabel Keyakinan dan Sikap mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan.

Kata kunci: Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap, dan keputusan Pembelian.


(11)

ABSTRACT

This research aims to examine how the influence of Motivation (X1),

Perception (X2), Learning(X3), Confidence and Attitudes (X4), on Buying

Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.

This research was a type of quantitative research, which includes the family of causal research. Analysis methods that use were descriptive analysis method and statistic method using multiple linear regression, simultaneous test and partial test. Methods of collecting data were questionnaires and the study of documentation. The processed data using SPSS 17.0 for Windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method that was multiple regression analysis. This research were used 83 respondents which determinate by accidental sampling.

The result of this research by multiple linear regression test shows that Motivation, Perception, Learning, Confidence and Attitude have a positive and significant effect on Buying Decision of Aqua mineral water to students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan. And based on partial test shows that Confidence and Attitude has the most dominant effect towards Buying Decision of Aqua mineral water in students of Management Extensions of the Economics Faculty of USU Medan.

Keywords: motivation, perception, learning, confidence and attitude, and buying decision.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu produk yang bermain dipasar sekaligus memiliki pasar yang sangat potensial adalah air mineral. Dengan adanya persaingan antar perusahaan air minum dalam kemasan akan membuat konsumen benar-benar selektif dalam mengambil keputusan pembelian. Secara jelas masyarakat cenderung bersikap rasional dan selektif terhadap pembelian barang yang diinginkannya baik kualitas produk maupun harganya. Disisi lain dengan tumbuhnya pesaing-pesaiang baru maka perusahaan dituntut untuk mengambil langkah dan menerapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan pelanggannya.

Konsumen dalam melakukan rencana pembelian dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan produk, tempat, harga, dan pilihan-pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan dalam memilih produk yang bagaimana yang akan dibeli. Keputusan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya.

Keseluruhan perubahan kondisi masyarakat secara global mengakibatkan konsumen kian selektif dan bersikap kritis terhadap semua produk dan kinerja yang dilakukan perusahaan. Diferensiasi pada tingkat produk makin sulit dilakukan. Persaingan ditingkat produk makin ketat mempersempit ruang gerak


(13)

inovasi produk untuk melakukan diferensiasi. Usaha menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal untuk salah satu jalan untuk menjaga loyalitas pelanggan dapat dilakukan dengan menciptakan hubungan emosional antara konsumen dan produk.

Pemasar harus melihat tentang bermacam faktor yang mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis konsumen. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tapi harus benar-benar diperhitungkan. Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk setiap produk. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh. Dengan memahami perilaku konsumen melalui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen, perusahaan dapat mengenal konsumennya dan memuaskan keinginan konsumennya yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan konsumen, mempertahankan konsumen, dan memenangkan persaingan dengan kompetitornya.

Perilaku pembelian konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik


(14)

sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.

Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak dan terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya. Kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi tetapi ketersediaan air yang layak minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas dari AMDK.

Dari segi penjualan, industri ini mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Data dari Asosiasi Produsen Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) menunjukkan angka penjualan AMDK pada 2001 mencapai 5,4 miliar liter, setahun kemudian naik 31,5% menjadi 7,1 miliar liter. Lalu, pada 2003 meningkat 14,1% mencapai 8,1 miliar liter. diakses pada tanggal 22 Oktober 2010).

Total penjualan AMDK di Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari Rp. 3 triliun per tahun. Dari angka tersebut merek pasar 45%, lalu sebesar 30% oleh merek-merek lain, yaitu Ades, Total yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. tanggal 22 Oktober 2010).


(15)

Produk Aqua terus menguasai pasar untuk produk air mineral. Hal ini dapat dilihat dari omset penjualan air mineral merek Aqua yang terus meningkat. Berikut adalah data omset penjualan Aqua :

Tabel 1.1

Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Aqua

Tahun Omset Penjualan

(dalam triliun Rupiah)

% Pertumbuhan

2005 1.56

7.7% 16.7% 19.5% 17.3%

2006 1.68

2007 1.95

2008 2.33

2009 2.73

Sumber : www.aqua.com

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir jumlah omset penjualan air mineral Aqua mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kenaikan yang sangat signifikan dapat dilihat pada tiga tahun terakhir yaitu dimulai pada tahun 2007 dimana persentase kenaikan omset penjualan adalah 16,7%. Persentase kenaikan tersebut jauh lebih tinggi disbanding tahun sebelumnya yang hanya 7,7% dan diikuti oleh kenaikan pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa Aqua selalu berupaya untuk meningkatkan penjualan agar dapat bersaing dengan perusahaan air mineral lainnya dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Namun kenyataan ini tidak berlangsung lama sebab banyak produsen air minum lain yang dengan cepat dapat menangkap peluang pasar dengan menciptakan dan menawarkan jenis produk yang serupa. Satu per satu merek air


(16)

mineral bermunculan untuk menjadi pesaing di pasar ini, seperti air mineral Total, Avita, Club dan sebagainya. Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat, yang juga nampak pada industri air mineral, sehingga untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan usaha suatu perusahaan maka perusahaan harus melaksanakan kegiatan fungsionalnya secara teratur dan baik.

Rahasia keberhasilan Aqua adalah kemampuannya untuk tumbuh secara cepat untuk menciptakan ledakan permintaan untuk air dalam botol di Indonesia dan kemudian memasok permintaan itu. Pada dasarnya, orang Indonesia mengkonsumsi lebih kecil dari satu liter air dalam botol per tahun. Dibandingkan dengan 40 liter pertahun diantara orang Amerika dan 60 liter pertahun untuk orang Eropa. Ada terlihat banyak ruang untuk tumbuh, keduanya didalam negeri Indonesia dan diseputar kawasan Asia-Pasifik. diakses pada tanggal 22 Oktober 2010).

Konsumen termotivasi untuk membeli air mineral Aqua karena Aqua berasal dari 100% air pegunungan yang mengalir sendiri tanpa dipompa (self

flow), sehingga begitu jernih dan mengandung komposisi mineral seimbang. Aqua

diproses dengan teknologi tinggi dan penuh kontrol kualitas di setiap titiknya. Aqua selalu memperhatikan kualitas produknya, mulai dari pemilihan sumber, pemrosesan sampai dengan penanganan produk. Ada standar penyimpanan dan penanganan produk yang harus ditetapkan untuk tetap menjaga kualitas Aqua sampai di tangan konsumen.

Persepsi konsumen terhadap air mineral Aqua adalah bahwa Aqua merupakan air mineral yang harganya sesuai dengan kualitasnya, airnya tidak berbau, memiliki kesegaran yang sesuai selera konsumen dan mendapatkan


(17)

sertifikat mutu. Aqua mencoba untuk menggunakan pengaruh yang besar dari sebuah pembelajaran dimana konsumen termotivasi pada proses atau belajar akan sesuatu hal. Sehatnya mengkonsumsi air mineral dalam kemasan dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa pada remaja dan orang dewasa dehidrasi sering kali terjadi karena kebiasaan minum sehari-hari yang kurang. Menurut The

Indonesian Regional Hydration Study (THIRST), sebuah penelitian yang

mengungkap dehidrasi ringan di berbagai daerah di Indonesia, 46.1% subjek remaja dan dewasa mengalami dehidrasi ringan.

Keyakinan dan sikap konsumen terhadap air mineral Aqua dapat tumbuh melalui inovasi yang dilakukan oleh Aqua yaitu selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danone untuk peningkatan kualitas dan memperkuat pasar.

Mahasiswa adalah salah satu segmen pasar dari air mineral merek Aqua. Para mahasiswa yang seharian dikampus sangat memerlukan air mineral kemasan yang praktis. Berdasarkan pra survei yang dilakukan, mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU merupakan salah satu segmen pasar dari air mineral merek Aqua, hal ini dapat dilihat cukup banyak tersedia air mineral merek Aqua di warung-warung yang ada disekitar kampus Fakultas Ekonomi USU yang menjadi langganan mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU.

Berdasarkan gambaran yang disampaikan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen untuk Melakukan Pembelian Air Mineral Aqua (Studi Kasus Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU)”.


(18)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah faktor-faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral Aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian air mineral aqua.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan membuat strategi pemasaran dalam rangka memenuhi harapan konsumen.

b. Bagi Penulis

Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, dan menerapkan teori-teori atau literature yang diperoleh dari bangku kuliah serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.


(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian perilaku konsumen

Lamb, Hair, & McDaniel (2001:188) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa yang dibeli, juga termasuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk ataupun jasa.

Tjiptono (2002:8) menyatakn bahwa perilaku konsumen perlu dipantau karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode survey.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Kotler (2005:144-157) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat mempengaruhi pembelian konsumen.

a. Faktor kabudayaan

Faktor kebudayaan merupakan faktor-faktor yang memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen sehingga mengharuskan


(20)

pemasar untuk mengetahui pearn yang mempengaruhi konsumen tersebut, antara lain :

1) Budaya

Budaya adalah faktor penyebab dasar dari keinginan dan perilaku konsumen yang sebagian besar merupakan hasil proses belajar.

2) Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan system nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

b. Faktor sosial

Faktor sosial merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen yang tidak ditentukan oleh satu faktor saja, seperti pendapatan, tetapi diukur berdasarkan kombinasi dari pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Tingkah laku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yaitu :

1) Kelompok

Kelompok adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang ada di dalam kelompok tersebut. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi regular tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja dan kelompok sekunder yang


(21)

mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular. Mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi professional dan serikat pekerja. 2) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam pembelian berbagai produk dan jasa.

3) Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Konsumen sering kali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat. c. Faktor pribadi

Faktor pribadi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seorang pembeli yang pada dasarnya dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.

Faktor-faktor pribadi yang dapat mempengaruhi keputusan membeli seorang pembeli tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Umur dan tahap daur hidup

Konsumen mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi selalu berhubungan dengan usia konsumen. Keputusan pembelian juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang akan dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar sering kali menentukan pasar


(22)

sasaran dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan suatu produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiah tahap.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan barang dan jasa yang diproduksi perusahaan. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

3) Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Indikator ekonomi harus diperhatikan pemasar agar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang strategi pemasaran.

4) Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku pembelian. Kepribadian mengacu kepada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap


(23)

lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.

d. Faktor psikologis 1. Motivasi

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) “Motivation can be

described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang

yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan Setiadi (2003:94) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada suatu saat. Kebutuhan muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Sebuah motif atau dorongan adalah kebutuhan secara cukup dirangsang untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan (Kotler, 2007:226)

Menurut Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah merupakan tugas penting bagi para produsen, untuk itu pihak produsen perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk yang ditujukan konsumen harus memiliki strategi yang jitu, sehingga hal ini produsen harus memahami


(24)

konsep motivasi konsumen didalam melakukan pembelian. Dalam pengertian sehari-hari motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu, motivasi membuat seseorang memulai, melaksanakan dan mempertahankan kegiatan tertentu (Setiadi,2003:93)

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berbunyi movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya secara optimum.

Pengertian motivasi menurut para ahli atau pendapat lain Setiadi (2003:94) : American Encyclopedia : “Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia”.

Metode dan bentuk pemberian motivasi:

Setiadi (2003:105) menyatakan bahwa Metode/cara yang digunakan perusahaan dalam pemberian motivasi terdiri atas:

a) Metode Langsung (Direct Motivation)

Motivasi langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Hal ini sifatnya khusus, seperti bonus, tunjangan penghargaan terhadap pelanggan dan lain-lain.


(25)

b) Metode Tidak Langsung (Indirect Motivation)

Metode tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah konsumen untuk melakukan pembelian. Seperti pelayanan yang memuaskan, kualitas barang ditingkatkan, dan lain sebagainya.

c) Motivasi oleh perusahaan dalam bentuk insentif positif maupun negatif Motivasi positif (insentif positif) : produsen tidak saja memberikan dalam bentuk sejumlah uang tetapi bisa juga memotivasi (meransang konsumen ) dengan memberikan diskon, hadiah, pelayanan yang optimum ditujukan pada diferensiasi dan positioning yang dilakukan kepada mereka yang melakukan pembelian dan melakukan pembelian.

Motivasi negatif (insentif negatif) :Didalam motivasi negative produsen memotivasi konsumen dengan standar pembelian, maka mereka akan mendapatkan ganjaran. Dengan motivasi negatif ini semangat konsumen dalam jangka waktu pendek akan meningkat untuk melaksanakan pembelian karena mereka mempunyai kepentingan terhadap kebutuhan tersebut.

Menurut Setiadi (2003:107) kebutuhan manusia oleh Maslow diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti yang nyata akan tampak dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan papan.


(26)

b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan (Safety Needs and security)

Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.

c. Kebutuhan sosial (Social Needs), rasa memiliki dan cinta

Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan psikologis sudah terpenuhi.

d. Kebutuhan harga diri (Esteem Needs)

Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi pula kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestise, dan lain-lain.

e. Kebutuhan perwujudan diri (Self-Actualization Needs)

Kubutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran kepuasan.

2. Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui konsumen dalam memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai produk. Konsumen dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu :


(27)

a. Perhatian selektif

Kecenderungan bagi konsumen untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka dapatkan, berarti membuat pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.

b. Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung yang telah mereka yakini selama mendapatkan informasi.

c. Ingatan selektif

Konsumen cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari dan cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif.

3. Pembelajaran

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk yang berhubungan dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari, melalui pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk respond an pembenaran.


(28)

4. Keyakinan dan sikap

Sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan objek, orang atau suatu peristiwa (Robbins, 2006:169). Sedangkan menurut Kotler (2008:176) sikap adalah menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

Sedangkan definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003:214) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Allport tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten.

Melalui tindakan dan pembelajaran, konsumen mendapatkan keyakinan dan sikap. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relative konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu dan didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.


(29)

2.1.3. Proses Keputusan Membeli

Menurut Setiadi (2003:16), tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah :

a. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal ataupun karena disebabkan oleh rangsangan eksternal seseorang.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relative dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu :

1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran. 3) Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.

4) Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk. c. Evaluasi alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang


(30)

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

d. Keputusan membeli

Tahap evaluasi ini, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternative pilihan seseorang tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negative orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

e. Perilaku sesudah membeli.

Produk yang dibeli oleh konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindalakn-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

f. Kepuasan sesudah membeli

Tahap ini, konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli mungkin tidak menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari


(31)

dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

g. Tindakan-tindakan sesudah pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas itu berusaha mengurangi ketidakpuasannya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurang ketidakcocokanya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai (atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).

2.2. Penelitian Terdahulu

Daniel (2008) skripsi : “Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis terhadap Keputusan Konsumen Pada Karaoke Keluarga K2 Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan dan menjelaskan pengaruh variable pribadi dan psikologis secara bersama-sama maupun parsial terhadap proses keputusan konsumen.


(32)

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen. Secara parsial faktor psikologis lebih berpengaruh daripada faktor pribadi terhadap pemilihan Karaoke Keluarga K2 Medan.

Ardhika (2010) skripsi : “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh positif dan signfikan terhadap keputusan konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan. Hal ini dapat dilihat dari Uji F (simultan). Variabel faktor pskologis adalah yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan daripada faktor pribadi. Hal ini dapat dilihat dari hasil Uji t (parsial).

2.3. Kerangka Konseptual

Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis dari pembeli, sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, dan harus benar-benar diperhitungkan (Setiadi, 2003:11).

Kotler (2002:200) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu : faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen. Namun


(33)

untuk tiap produk atau jasa memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung dari perilaku konsumennya. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh.

Pada penelitian ini penulis memilih faktor psikologis sebagai faktor yang dominan mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian air mineral aqua dibandingkan faktor budaya, sosial, dan pribadi.

Sumber : Setiadi (2003:11), data diolah.

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian air mineral aqua pada mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Keputusan Membeli (Y) Faktor-Faktor Psikologis :

Motivasi(X1)

Persepsi(X2)

Pembelajaran(X3)

Keyakinan dan Sikap(X4)


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang termasuk dalam rumpun causal research yaitu suatu penelitian yang mencari dan mendeskripsikan adanya hubungan (sebab-akibat) dan pengaruh dari variable-variabel penelitian untuk ditarik kesimpulan.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH Medan. Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April 2011 sampai dengan Juni 2011.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, yaitu faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap).

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu keputusan konsumen dalam pembelian air mineral aqua.


(35)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas, yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor psikologis yang terdiri dari :

1. Motivasi, adalah dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.

2. Persepsi, adalah proses bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi.

3. Pembelajaran, adalah proses perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman dan informasi.

4. Keyakinan, adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Dan sikap adalah suatu penilaian suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.

b. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini variabel terikat (Y) adalah keputusan pembelian yaitu suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.


(36)

Table 1.2

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indiktor Skala

Ukur Motivasi (X1) Motivasi adalah dorongan

kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.

1. Kebutuhan akan air minum yang steril

2. Kebutuhan menjaga kesehatan

3. Kebutuhan akan

manfaat

Likert

Persepsi (X2) Persepsi adalah proses

bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasikan,

dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi.

Manfaat air mineral Keamanan sumber

air mineral 3. Variasi kemasan 4. Popularitas merek air

mineral

Likert

Pembelajaran (X3)

Pembelajaran adalah proses perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman dan informasi.

1. Pembelian karena informasi dari media iklan

2. Pengalaman diri sendiri

3. Informasi dari keluarga

4. Informasi dari teman 5. Informasi dari penjual

Likert

Keyakinan dan sikap (X4)

Keyakinan adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Sikap adalah suatu penilaian suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.

1. Keyakinan terhadap manfaat air mineral 2. Kepentingan terhadap

air mineral

3. Kepuasan pemakaian 4. Kesesuaian harga 5. Kemudahan mendapatkan air mineral Likert Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang

dianggap paling menguntungkan.

1. Pembelian berdasarkan coba-coba

2. Pembelian berdasarkan merek

3. Pembelian ulang air mineral Aqua

Likert


(37)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:86). Peneliti memberikan 5 (lima) alternatif jawaban kepada responden, maka skala yang digunakan 1 sampai 5, bobot pemetaaan adalah sebagai berikut :

Table 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2005:86)

3.6. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Maanajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU angkatan 2005 sampai 2009 yang berjumlah :


(38)

Table 3.3

Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2007-2010

Tahun Jumlah Mahasiswa

2007 159 orang

2008 165 orang

2009 81 orang

2010 70 orang

Total 475 orang

Sumber: Bagian Kemahasiswaan FE USU b. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pada rumus Slovin, sebagai patokan untuk menentukan ukuran sampel minimal yang harus diambil (Umar, 2005:149), yaitu :

N = N 1 + Ne2 = 475 1 + 475(0,1)2

= 82,60 (83) mahasiswa

Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = taraf kesalahan = 10%

Maka jumlah sampel yang diharapkan adalah 82,60 responden atau dibulatkan menjadi 83 orang responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling. Teknik


(39)

accidental sampling adalah teknik penarikan sampel secara kebetulan

yaitu Mahasiswa Manajemen Ekstensi yang kebetulan ditemui peneliti di lokasi penelitian yaitu pada Fakultas Ekonomi USU dimana kuesioner dibagikan kepada mahasiswa yang kebetulan pernah mengkonsumsi air mineral aqua dengan melalui wawancara awal yang dilakukan penulis.

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (questionare) kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara angkatan 2005 sampai dengan 2009.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil lapangan dan internet.


(40)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Daftar pertanyaan (questionare)

Penelitian menyediakan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang menjadi sampel penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet, dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Uji validitas dilakukan pada 30 responden dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Manajemen Reguler Fakultas Ekonomi USU. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r table. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.00

for windows dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r table, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung < r table, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.


(41)

Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, akan ditentukan reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha positif atau > r table, maka pernyataan reliable. 2. Jika r alpha negatif atau < r table, maka pernyataan tidak reliable.

3.10. Teknis Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi (Ginting dan Situmorang, 2008:187). b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun model persamaan yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan: Y = Keputusan pembelian air mineral aqua a = Konstanta

b = Koefisien regresi X1 = Motivasi

X2 = Persepsi

X3 = Pembelajaran

X4 = Keyakinan dan sikap


(42)

c. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik agar perkiraan tidak bias dan efisiensi. Ada beberapa criteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1) Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikansi 5% (0,05) artinya variable residual berdistribusi normal (Situmorang, et.al 2008:62).

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et.al, 2008:73)

3) Uji Multikolinearitas

Artinya variable independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation


(43)

variable terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, et.al, 2008:73).

d. Pengujian Hipotesis 1. Uji-t (uji secara parsial)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujiannya sebagai berikut :

H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Ha : b1≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dengan kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika thitung<ttabelpada α = 5%

Ha diterima jika thitung>ttabelpada α = 5%

2. Uji Fhitung (Uji Serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak

variabel bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung adalah :

H0 : b1 = 0 (variabel secara bersama-sama tidak terpengaruh positif


(44)

H0 : b1 ≠ 0 (variabel secara bersama-sama terpengaruh positif

signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria

pengambilan keputusan yaitu :

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabelpada α = 5%

3. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model

summaryb dan tertulis R square. Koefisien determinan menunjukkan kontribusi veriabel independen (X) terhadap dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan X menerangkan variabel Y.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah Aqua botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan Aqua 5 galon, pada waktu itu juga terbuat dari kaca.

Semula produk Aqua ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai jenis kemasan baru : 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk Aqua dapat terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau. Pada 1984, pabrik Aqua kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Pada 1985, pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi. Pada 1993, Aqua menyelenggarakan program Aqua peduli (Aqua Cares), sebagai


(46)

langkah pendauran ulang botol plastik Aqua menjadi materi plastik yang dapat digunakan kembali.

Pada 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan Aqua dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis. Pada 1998, penyatuan Aqua dan grup Danone pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan penempatan Aqua sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada 2000, bertepatan dengan pergantian millennium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Pada 2001, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT. Tirta Investama dari 40% menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group.

Aqua menang di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Sama (KKB 2002 – 2004) pada 1 Juni 2002. Pada 2003, perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System

Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).

Pada 2004, peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru


(47)

strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini memperkuat posisi Aqua sebagai produsen minuman. Pada tanggal 27 September, Aqua memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.

4.1.2. Perluasan Produksi Aqua

Diterimanya Aqua oleh masyarakat luas dan wilayah penjualan yang telah menjangkau seluruh pelosok Indonesia, maka Aqua harus segera meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat itu, lisensi untuk memproduksi Aqua diberikan kepada PT. Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Pemberian lisensi ini disertai dengan kewajiban penerapan standar produksi dan pengendalian mutu yang prima. Upaya ekspor dirintis sejak 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Total kapasitas produksi di seluruh pabrik Aqua pada saat ini adalah 1,665 milyar liter per tahun.

Di luar negeri, tepatnya di Filipina, dijalin pula kerja sama untuk memproduksi Aqua yang telah berproduksi sejak awal 1998. Sedangkan di Brunei Darussalam, pada tahun 1991 dilakukan kerja sama dengan membentuk IBIC Sdn. Bhd untuk memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek SEHAT. Nama dipilih karena tidak adanya sumber mata air pegunungan yang memenuhi standar produksi Aqua, sehingga bahan bakunya diambil dari sumur bor. Karena itu nama Aqua tidak digunakan.


(48)

4.1.3. Jenis-Jenis Produk Aqua

Produk Aqua terdiri dari beranekaragam kemasan dan ukuran, baik kemasan sekali pakai (dispossible) maupun kemasan ulang-alik (returnable).

Kemasan sekali pakai terdiri atas :

1. Botol PET (Poly Ethelen Terephthalate) : 150 ml, 625 ml, 600 ml, 330 ml. 2. Gelas plastik PP (Poly propelene) : 240 ml.

Kemasan ulang-alik terdiri atas : 1. Botol kaca : 380 ml.

2. Botol PC (Poly Carbonate) : 5 Galon (19 liter).

Semula Aqua memproduksi botol-botol plastiknya memakai bahan PVC (Poly Vinyl Chloride) yang kurang ramah lingkungan karena menimbulkan hujan asam jika dibakar. Pada tahun 1988 Aqua mengganti mesin produksi dan bahan bakunya dengan PET, sedangkan di Eropa pada saat itu masih memakai PVC. Aqualah yang pertama-tama merubah botol bulat desain Eropa menjadi standar dunia. Demikian pula dengan gelas plastik 240 ml yang semula berukuran 220 ml, diciptakan oleh Research & Development Aqua dan sekarang menjadi teramt popular di Indonesia.

4.1.4. Sumber Mata Air Aqua

Air Aqua telah melewati proses pemurnian secara alami selama perjalanannya dari pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah. Sepanjang perjalanannya ini, air menyerap mineral dan menjaga keseimbangannya sebagaimana di sumber mata air asalnya, yang merupakan mineral penting bagi kesehatan tubuh. Inilah keistimewaan mata air Aqua, yang


(49)

menjadikan setiap tetes Aqua ciptaan berharga alam semesta yang jernih dan segar dengan segala kebaikan dan keseimbangan alami mineralnya.

Aqua hanya berasal dari mata air pegunungan pilihan. Aqua berasal dari sumber mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di Indonesia. Meski Indonesia kaya akan sumber mata air, namun tidak semuanya layak menjadi sumber mata air Aqua.

Karenanya bagi Aqua, kerja keras untuk mencari sejumlah mata air terbaik di seluruh Indonesia, bukanlah main-main. Pada saat menemukan sumber mata air alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk Aqua.

9 kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan mata air pegunungan adalah :

1. Jumlah debit air dari sumber air harus seimbang dengan kebutuhan. Hal ini karena Aqua ingin memastikan bahwa lingkungan di sekitar mata air tetap terjaga.

2. Parameter fisik, misalnya PH atau tingkat konduktivitas.

3. Parameter kimia, seperti misalnya keberadaan elemen kalsium atau magnesium yang sesuai dengan standar SNI.

4. Parameter mikrobiologi, misalnya ketiadaan bakteri-bakteru yang kurang baik bagi kesehatan, sesuai dengan standar SNI.

5. Lingkungan mata air dan keberadaan sumber-sumber yang berpotensi untuk menjadi sumber polutan, karena penting bagi Aqua untuk memberikan air yang penuh dengan segala kebaikan alam.


(50)

6. Stabilitas parameter fisik, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap kemungkinan berubahnya parameter fisik dalam periode waktu tahunan. 7. Stabilitas parameter kimia, yaitu pemantauan jangka panjang terhadap

kemungkinan berubahnya parameter kimua dalam periode waktu tahunan. 8. Kesinambungan sumber air, dimana dalam proses pemilihan mata air,

Aqua memastikan bahwa mata air tersebut dapat bersifat berkesinambungan, baik dari segi kualitas maupun jumlah debit.

9. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung namun tetap menjaga lingkungan sekitar sumber mata air.

Selanjutnya Aqua berkomitmen untuk melakukan studi yang terintegrasi oleh tim ahli yang memerlukan waktu lebih dari 1 tahun untuk mempelajari karakteristik sumber mata air terpilih yang diterapkan dalam 5 tahap proses seleksi yang ketat, yang terdiri dari :

1. Studi identifikasi prospek, dimana sumber mata air akan dilihat berdasarkan kesesuaian dengan 9 kriteria diatas.

2. Studi geologi untuk semua sumber mata air untuk memastikan kualitas dan kuantitas mata air serta lingkungan di sekitarnya. Dan juga rencana untuk melakukan studi hidrogeologi dan hidrologi guna meningkatkan pengetahuan akan keunikan semua sumber mata air Aqua.

3. Studi geolistrik untuk menginterpretasi kualitas dan kuantitas air berdasarkan kondisi mata air serta lingkungan sekitarnya.

4. Studi eksplorasi awal untuk menentukan kemungkinan suatu mata air pegunungan untuk menjadi mata air Aqua.


(51)

5. Studi pendayagunaan mata air yang menyeluruh untuk memastikan kesinambungan mata air.

Dan setelah melalui proses seleksi yang panjang dan ketat tersebut, saat ini Aqua telah memiliki 11 mata air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu :

Tabel 4.1 Mata Air Aqua

Mata Air Pegunungan Yang Terkait Dengan Mata Air Brastagi Gunung Sibayak (±1.250 meter)

Jabung - Lampung Balak Ridge (±245 meter) Kubang - Sukabumi Gunung Salak (±2.210 meter)

Lido Gunung Salak (±2.210 meter)

Cipondoh - Subang Gunung Tangkubanperahu (±2.209 meter)

Mangli Gunung Sindoro (±3.136 meter)

Sigedang Gunung Merapi (±2.920 meter)

Pandaan Gunung Arjuno (±3.339 meter)

Keboncandi Gunung Bromo (±245 meter)

Mambal Gunung Batur (±245 meter)

4.1.5. Sertifikasi dan Penghargaan

1. ISO 9001:2000 (sistem manajemen mutu). Kemampuan untuk memenuhi berbagai persyaratan internasional berdasarkan karakteristik/sifat yang dimiliki suatu produk.

2. ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan). Bagian dari sistem manajemen yang mencakup struktur organisasi, perencanaan, kegiatan, tanggung jawab, praktek dan sumber daya untuk membangun, menerapkan, mencapai, menelaah, dan memelihara kebijakan lingkungan. 3. HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Sebuah

konsep/gagasan yang sistematik untuk mengidentifikasikan (potensi) bahaya yang sangat mempengaruhi keamanan pangan.


(52)

4. GMP (Good Manufactoring Practices) DANONE 2005 Persyaratan Group DANONE tentang proses produksi yang baik (terdiri atas 153 syarat). 5. Indonesia Best Brand Award 2004-2005.

6. Indonesian Golden Brand award 2003-2005. 7. Indonesia Platimum Brand Award tahun 2006. 8. Packaging Comsumer Branding Award 2005, Gold. 9. Superbrand 2004.

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 17.0 for windows dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan


(53)

ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.

Tabel 4.2 Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 77.6333 65.482 .399 .869

VAR00002 77.7000 66.631 .420 .869

VAR00003 78.1333 64.326 .408 .869

VAR00004 77.5000 65.293 .422 .869

VAR00005 77.7667 65.495 .290 .873

VAR00006 78.3333 63.816 .433 .868

VAR00007 78.3333 60.506 .606 .862

VAR00008 78.4333 62.737 .467 .867

VAR00009 78.3333 59.402 .629 .861

VAR00010 78.0000 65.034 .324 .872

VAR00011 78.0000 65.379 .425 .869

VAR00012 78.2000 65.269 .297 .873

VAR00013 77.6667 64.575 .422 .868

VAR00014 77.7333 68.340 .081 .879

VAR00015 78.2333 64.461 .384 .870

VAR00016 77.8000 62.855 .613 .863

VAR00017 77.7333 60.478 .655 .860

VAR00018 77.9667 63.206 .455 .868

VAR00019 77.7333 63.168 .649 .862

VAR00020 77.8000 61.614 .680 .860

VAR00021 77.6333 59.895 .743 .857

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)

Terlihat pada pertanyaan nomor 5, 10, 12, dan 14 data tidak valid karena r


(54)

nomor 5, 10, 12, dan 14 dibawah 0.361. berarti pertanyaan yang tidak valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.3 Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 62.0000 51.310 .387 .879

VAR00002 62.0667 52.409 .392 .880

VAR00003 62.5000 50.052 .419 .879

VAR00004 61.8667 51.154 .408 .879

VAR00006 62.7000 50.079 .398 .880

VAR00007 62.7000 46.424 .638 .870

VAR00008 62.8000 48.166 .520 .875

VAR00009 62.7000 45.390 .665 .868

VAR00011 62.3667 51.826 .338 .881

VAR00013 62.0333 50.102 .452 .877

VAR00015 62.6000 49.903 .420 .879

VAR00016 62.1667 49.109 .587 .873

VAR00017 62.1000 46.645 .668 .868

VAR00018 62.3333 49.402 .433 .879

VAR00019 62.1000 49.334 .628 .872

VAR00020 62.1667 47.730 .687 .869

VAR00021 62.0000 46.276 .743 .865

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian


(55)

4.2.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha Jumlah Pertanyaan

0.881 17

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)

Pada 17 Pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0.883. ini berarti 0.881 > 0.60 dan 0.881 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.3. Analisis Deskriptif 4.3.1. Deskriptif Responden

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 17 butir pertanyaan, yakni tiga butir pertanyaan untuk variabel Motivasi (X1), tiga butir pertanyaan untuk variabel

Persepsi (X2), tiga butir pertanyaan untuk variabel Pembelajaran (X3), tiga butir

pertanyaan untuk variabel Keyakinan dan sikap (X4), dan lima butir pertanyaan


(56)

Kuesioner disebarkan kepada delapan puluh tiga (83) orang mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan angkatan 2007-2010. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan usia, jenis kelamin, dan angkatan.

Berikut ini adalah karakteristik responden yang berjumlah 83 orang : Tabel 4.5

Gambaran Umum Responden Karakteristik Jumlah Responden Jumlah (%) Total (%) Umur

≤ 22 tahun 18 21,69

100

23 tahun 26 31,32

24 tahun 24 28,30

≥ 25 tahun 15 18,07

Jenis Kelamin

Laki-laki 26 31,33

100

Perempuan 57 68,67

Angkatan

2007 5 6,02

100

2008 38 45,78

2009 25 30,13

2010 14 16,86

Sumber: Data Primer diolah Peneliti (Mei 2011)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden penelitian mayoritas berada pada umur 23 tahun yaitu sebesar 31,32%, diikuti umur 24 tahun sebesar 28,30%, umur ≤22 tahun 21,69%, dan umur ≥25 tahun sebesar 18,07%. Hal ini menunjukkan responden pada tingkat umur 23 tahun lebih aktif dikampus sehingga membutuhkan air mineral agar terhindar dari dehidrasi. Pada penelitian ini responden dengan jenis kelamin perempuan adalah sebesar 68,67%, lebih


(57)

tinggi dibandingkan responden laki-laki yang hanya sebesar 31,33%. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak mengkonsumsi air minum ketimbang laki-laki karena untuk menghindari risiko infeksi saluran kemih yang lebih banyak terjadi pada wanita. Berdasarkan angkatan, responden yang mengkonsumsi produk yang diteliti mayoritas berada pada angkatan 2008 yaitu sebesar 45,78%, diikuti oleh angkatan 2009 sebesar 30,13%, angkatan 2010 sebesar 18,07, dan persentase yang paling kecil pada angkatan 2007 yaitu sebesar 6,02%. Hal ini menunjukkan angkatan 2008 lebih banyak mengikuti perkuliahan sehingga membutukan air mineral agar terhindar dari dehidrasi.

4.3.2. Deskriptif Variabel

1. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Motivasi

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan gambaran dari hasil penelitian berdasarkan jawaban responden mengenai Aqua dengan indikator Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan sikap, dan Keputusan Pembelian.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X1)

No Item

SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 34 41,0 46 55,4 1 1,2 2 2,4 0 0 83 100

2 26 31,3 52 62,7 4 4,8 1 1,2 0 0 83 100

3 27 32,5 48 57,8 6 7,2 2 2,4 0 0 83 100


(58)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pertanyaan pertama, dari 83 responden terdapat 41,0% menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli air mineral Aqua karena adanya dorongan kebutuhan akan air minum yang steril, 55,4% menyatakan setuju, 1,2% menyatakan kurang setuju 2,4% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pertanyaan kedua, dari 83 responden, 31,3% menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli air mineral Aqua karena adanya dorongan kebutuhan untuk menjaga kesehatan, 62,7% menyatakan setuju, 4,8% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pertanyaan ketiga, dari 83 responden, 32,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli air mineral Aqua karena adanya dorongan kebutuhan akan manfaatnya, sedangkan 57,8% menyatakan setuju, 7,2% menyatakan kurang setuju, 2,4% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.


(59)

2. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Persepsi Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi (X2)

No Item

SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 34 41,0 46 55,4 2 2,4 1 1,2 0 0 83 100

2 5 6,0 38 45,8 33 39,8 7 8,4 0 0 83 100

3 24 28,9 39 47,0 17 20,5 3 3,6 0 0 83 100

Sumber: Data Primer diolah peneliti (Mei 2011)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pertanyaan pertama, dari 83 responden terdapat 41,0% menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli air mineral Aqua karena keamanannya yaitu berasal dari sumber mata air pegunungan yang sudah diteliti, 55,4% menyatakan setuju, 2,4% menyatakan kurang setuju 1,2% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pertanyaan kedua, dari 83 responden, 6,0% menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli air mineral Aqua karena variasi kemasannya, 45,8% menyatakan setuju, 39,8% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pertanyaan ketiga, dari 83 responden, 28,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli air mineral Aqua karena mereknya sudah terkenal, sedangkan 47,0% menyatakan setuju,


(1)

32 Tiur Samosir 26 P 2009 4 4 4 12

33 Taufan Nova 25 L 2009 3 5 4 12

34 Maya 24 P 2009 4 4 4 12

35 Putri 23 P 2009 4 4 4 12

36 Annisa 22 P 2009 4 4 3 11

37 Ana 23 P 2009 4 4 3 11

38 Dola Oktaviana 23 P 2009 4 5 4 13

39 Dyna Febrianti 29 P 2009 4 3 2 9

40 Juliarta Sihotang 23 P 2009 2 2 1 5

41 Indah Ayu 24 P 2009 5 5 5 15

42 Tulus Sirait 25 L 2009 5 4 4 13

43 Salman Alfasa 23 L 2008 4 4 4 12

44 Rizkha Afriani 23 P 2008 3 4 2 9

45 Muchlianty Asril 23 P 2008 4 4 4 12

46 Sharrah Ramadhani 23 P 2008 4 4 4 12

47 Hafsah Nur 26 P 2008 4 3 3 10

48 Aurelya Manurung 23 P 2008 4 5 4 13

49 Leonardo 24 L 2008 5 4 5 14

50 Sari Rahayu 24 P 2008 5 4 4 13

51 Ali Ahlija 25 L 2008 3 3 4 10

52 Yenni Natalia 24 P 2008 5 4 4 13

53 Nora Roselia 24 P 2008 5 5 3 13

54 Novi Ana 23 P 2009 4 4 3 11

55 Lenni Kurnia 22 P 2009 3 5 4 12

56 Elvinawati 22 P 2009 4 4 4 12

57 Selly Isabela 24 P 2009 4 5 3 12

58 Yunifia Witri 24 P 2008 4 5 2 11

59 Muhammad Evan 27 L 2008 5 5 4 14

60 Martha Ondihon 24 P 2008 4 4 4 12

61 Milia Dewi 25 P 2008 4 4 4 12

62 Vanny Oktaviani 23 P 2008 3 4 4 11

63 Falentina Hutagaol 23 P 2009 4 5 3 12

64 Elvi Khairi 22 P 2009 4 3 4 11

65 Alfina Harahap 25 P 2009 2 2 3 7

66 Ardhi 22 L 2010 5 5 5 15

67 Hermanto 24 L 2009 4 4 4 12

68 Ansari Panjaitan 25 L 2008 4 5 3 12

69 Usman Rambe 25 L 2008 4 4 3 11

70 Erix 25 L 2008 4 4 4 12

71 Rocky 23 L 2010 4 4 4 12

72 Suranto 22 L 2010 4 4 3 11

73 Halim 22 L 2010 5 4 4 13


(2)

75 Monang 29 L 2008 3 5 3 11

76 Eric Mulya 25 L 2008 4 4 4 12

77 Suhendri 24 L 2010 3 4 3 10

78 Faisal 22 L 2007 4 5 4 13

79 Desy 24 P 2007 5 4 3 12

80 Anwar 22 L 2010 3 4 4 11

81 Fitri 22 P 2010 5 4 4 13

82 Jane 22 P 2010 5 5 3 13

83 Betha 23 P 2008 4 4 3 11

4. Variabel Keyakinan dan Sikap

No Nama Umur Jenis

Kelamin Angkatan

X4

Jumlah 1 2 3

1 Dedi 23 L 2010 5 4 3 12

2 Yesi 23 P 2008 5 4 4 13

3 Yossie Afrida 22 P 2008 5 4 4 13

4 Pebry 23 P 2008 4 3 3 10

5 Martha kristine 26 P 2008 5 4 4 13

6 Veronica 24 P 2008 4 3 3 10

7 Serita 24 P 2008 4 4 4 12

8 Eva 22 P 2009 4 4 4 12

9 Fina Loelmi 24 P 2008 4 4 4 12

10 Farradina 23 P 2010 4 4 4 12

11 Firman Logos 26 L 2008 4 4 4 12

12 Farida Hanum 24 P 2007 4 4 3 11

13 Panca Sukma 24 P 2008 4 2 4 10

14 Novita mandiara 23 P 2008 5 3 3 11

15 Rina Liza 23 P 2008 4 3 3 10

16 Fitri 22 P 2010 5 5 3 13

17 Indra Ekalaya 25 L 2008 5 4 4 13

18 Subutia 25 P 2008 4 4 3 11

19 Rio Tanjung 24 L 2008 4 3 3 10

20 vatiah Sari 22 P 2010 4 1 1 6

21 Safitria Sari 22 P 2009 5 3 4 12

22 Yunitia 24 P 2007 4 3 4 11

23 Fitriani 25 P 2007 4 4 4 12

24 Ira Nst 22 P 2010 4 4 4 12

25 Ria 28 P 2009 4 4 3 11

26 Linda Sari 23 P 2009 4 4 5 13

27 Siti Rodiah 24 P 2008 4 5 4 13

28 Tedy Pramana 22 L 2008 2 2 4 8


(3)

30 Eka Dewi 23 P 2009 5 5 3 13

31 Mutiara 24 P 2009 4 4 3 11

32 Tiur Samosir 26 P 2009 4 3 4 11

33 Taufan Nova 25 L 2009 5 5 3 13

34 Maya 24 P 2009 5 4 4 13

35 Putri 23 P 2009 5 4 4 13

36 Annisa 22 P 2009 4 3 4 11

37 Ana 23 P 2009 4 4 4 12

38 Dola Oktaviana 23 P 2009 5 4 4 13

39 Dyna Febrianti 29 P 2009 5 5 4 14

40 Juliarta Sihotang 23 P 2009 4 3 3 10

41 Indah Ayu 24 P 2009 5 5 5 15

42 Tulus Sirait 25 L 2009 4 4 4 12

43 Salman Alfasa 23 L 2008 4 2 3 9

44 Rizkha Afriani 23 P 2008 4 4 4 12

45 Muchlianty Asril 23 P 2008 5 4 4 13

46 Sharrah Ramadhani 23 P 2008 4 2 4 10

47 Hafsah Nur 26 P 2008 4 3 4 11

48 Aurelya Manurung 23 P 2008 5 4 4 13

49 Leonardo 24 L 2008 4 4 4 12

50 Sari Rahayu 24 P 2008 4 4 5 13

51 Ali Ahlija 25 L 2008 4 4 4 12

52 Yenni Natalia 24 P 2008 3 3 5 11

53 Nora Roselia 24 P 2008 5 4 3 12

54 Novi Ana 23 P 2009 5 4 4 13

55 Lenni Kurnia 22 P 2009 5 5 3 13

56 Elvinawati 22 P 2009 5 4 4 13

57 Selly Isabela 24 P 2009 5 4 4 13

58 Yunifia Witri 24 P 2008 4 4 4 12

59 Muhammad Evan 27 L 2008 5 4 4 13

60 Martha Ondihon 24 P 2008 5 5 4 14

61 Milia Dewi 25 P 2008 4 4 4 12

62 Vanny Oktaviani 23 P 2008 4 3 4 11

63 Falentina Hutagaol 23 P 2009 5 2 4 11

64 Elvi Khairi 22 P 2009 5 5 4 14

65 Alfina Harahap 25 P 2009 4 3 3 10

66 Ardhi 22 L 2010 5 5 5 15

67 Hermanto 24 L 2009 4 4 4 12

68 Ansari Panjaitan 25 L 2008 4 4 4 12

69 Usman Rambe 25 L 2008 4 4 4 12

70 Erix 25 L 2008 5 4 4 13

71 Rocky 23 L 2010 4 4 4 12


(4)

73 Halim 22 L 2010 4 4 3 11

74 Aswin 24 L 2010 4 4 5 13

75 Monang 29 L 2008 4 5 4 13

76 Eric Mulya 25 L 2008 5 4 4 13

77 Suhendri 24 L 2010 4 4 4 12

78 Faisal 22 L 2007 5 4 4 13

79 Desy 24 P 2007 4 4 5 13

80 Anwar 22 L 2010 4 4 4 12

81 Fitri 22 P 2010 4 3 5 12

82 Jane 22 P 2010 5 4 3 12

83 Betha 23 P 2008 5 4 4 13

5. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

No Nama Umur Jenis

Kelamin Angkatan

Y

Jumlah 1 2 3 4 5

1 Dedi 23 L 2010 5 3 4 4 5 21

2 Yesi 23 P 2008 4 3 5 4 5 21

3 Yossie Afrida 22 P 2008 3 4 5 4 4 20

4 Pebry 23 P 2008 4 3 5 5 4 21

5 Martha kristine 26 P 2008 5 4 5 4 5 23

6 Veronica 24 P 2008 3 4 4 4 4 19

7 Serita 24 P 2008 4 2 5 4 5 20

8 Eva 22 P 2009 3 3 4 3 4 17

9 Fina Loelmi 24 P 2008 4 4 3 3 4 18

10 Farradina 23 P 2010 4 4 4 4 4 20

11 Firman Logos 26 L 2008 4 4 4 4 4 20

12 Farida Hanum 24 P 2007 4 3 4 4 4 19

13 Panca Sukma 24 P 2008 4 3 4 4 4 19

14 Novita mandiara 23 P 2008 5 4 5 5 4 23

15 Rina Liza 23 P 2008 4 4 4 4 4 20

16 Fitri 22 P 2010 5 5 5 5 5 25

17 Indra Ekalaya 25 L 2008 4 3 4 4 4 19

18 Subutia 25 P 2008 5 3 5 4 4 21

19 Rio Tanjung 24 L 2008 5 3 3 4 5 20

20 vatiah Sari 22 P 2010 3 3 4 4 4 18

21 Safitria Sari 22 P 2009 4 4 5 4 5 22

22 Yunitia 24 P 2007 4 4 4 4 4 20

23 Fitriani 25 P 2007 4 4 4 4 4 20

24 Ira Nst 22 P 2010 4 4 4 4 4 20

25 Ria 28 P 2009 3 3 3 3 4 16

26 Linda Sari 23 P 2009 5 5 4 5 4 23


(5)

28 Tedy Pramana 22 L 2008 2 4 2 2 4 14

29 Yuninda 25 P 2009 4 4 5 4 4 21

30 Eka Dewi 23 P 2009 5 4 4 4 5 22

31 Mutiara 24 P 2009 3 1 3 3 4 14

32 Tiur Samosir 26 P 2009 4 2 4 4 3 17

33 Taufan Nova 25 L 2009 3 4 5 5 5 22

34 Maya 24 P 2009 5 5 5 5 5 25

35 Putri 23 P 2009 5 4 5 4 4 22

36 Annisa 22 P 2009 4 4 4 4 4 20

37 Ana 23 P 2009 4 4 4 4 4 20

38 Dola Oktaviana 23 P 2009 5 5 4 4 4 22

39 Dyna Febrianti 29 P 2009 4 2 4 4 5 19

40 Juliarta Sihotang 23 P 2009 4 3 4 4 3 18

41 Indah Ayu 24 P 2009 4 4 4 4 4 20

42 Tulus Sirait 25 L 2009 4 4 4 4 4 20

43 Salman Alfasa 23 L 2008 4 3 5 4 3 19

44 Rizkha Afriani 23 P 2008 4 3 4 4 4 19

45 Muchlianty Asril 23 P 2008 5 3 5 5 5 23

46 Sharrah Ramadhani 23 P 2008 4 2 4 4 4 18

47 Hafsah Nur 26 P 2008 3 4 4 3 4 18

48 Aurelya Manurung 23 P 2008 4 4 4 4 4 20

49 Leonardo 24 L 2008 3 4 3 4 5 19

50 Sari Rahayu 24 P 2008 5 4 4 4 4 21

51 Ali Ahlija 25 L 2008 4 4 5 5 4 22

52 Yenni Natalia 24 P 2008 5 4 3 4 3 19

53 Nora Roselia 24 P 2008 4 3 5 4 5 21

54 Novi Ana 23 P 2009 5 2 4 4 4 19

55 Lenni Kurnia 22 P 2009 3 4 5 5 5 22

56 Elvinawati 22 P 2009 5 3 5 5 5 23

57 Selly Isabela 24 P 2009 3 4 5 4 4 20

58 Yunifia Witri 24 P 2008 2 4 3 4 4 17

59 Muhammad Evan 27 L 2008 4 4 4 5 5 22

60 Martha Ondihon 24 P 2008 5 3 5 5 5 23

61 Milia Dewi 25 P 2008 4 4 4 4 5 21

62 Vanny Oktaviani 23 P 2008 5 4 4 4 5 22

63 Falentina Hutagaol 23 P 2009 5 4 5 4 4 22

64 Elvi Khairi 22 P 2009 4 3 4 4 4 19

65 Alfina Harahap 25 P 2009 4 4 4 4 3 19

66 Ardhi 22 L 2010 4 4 4 5 5 22

67 Hermanto 24 L 2009 4 4 3 3 5 19

68 Ansari Panjaitan 25 L 2008 4 4 4 5 4 21

69 Usman Rambe 25 L 2008 5 3 4 4 4 20


(6)

71 Rocky 23 L 2010 5 4 4 4 5 22

72 Suranto 22 L 2010 4 4 5 5 5 23

73 Halim 22 L 2010 3 3 3 3 4 16

74 Aswin 24 L 2010 5 4 4 5 4 22

75 Monang 29 L 2008 5 4 5 4 5 23

76 Eric Mulya 25 L 2008 3 4 5 4 4 20

77 Suhendri 24 L 2010 4 3 5 5 4 21

78 Faisal 22 L 2007 5 4 5 4 5 23

79 Desy 24 P 2007 5 4 4 4 4 21

80 Anwar 22 L 2010 4 4 5 5 5 23

81 Fitri 22 P 2010 5 4 3 4 4 20

82 Jane 22 P 2010 4 4 5 4 5 22


Dokumen yang terkait

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 3 120

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Merek Aqua (Studi pada konsumen AQUA di Kec.Nguter, Sukoharjo).

0 4 16

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Merek Aqua (Studi pada konsumen AQUA di Kec.Nguter, Sukoharjo).

0 2 11

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK HANDPHONE ANDROID Analisis Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone Android.

0 2 14

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 24

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh citra merek dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian Air Mineral Aqua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 20