Hasil Penelitian PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN

81 Kemajuan teknologi merupakan salah satu cara untuk mengakses basis data dalam upaya membentuk terwujudnya perusahaan yang berbasis elektronik. Salah satu usaha untuk mengotimalkan tugas-tugas perusahaan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi adalah pengembangan komputerisasi data pemasokan barang, inventarisir maupun pemasaran produk. Beberapa keuntungan dalam pelaksanaan komputerisasi data antara lain : 1. Transparansi, karena pegawai dapat memperoleh informasi secara langsung 2. Efisiensi waktu, prinsip one captured multi used merupakan kunci utama dalam optimalisasi pemanfaatan database elektronik. 3. Kualitas data dapat diandalkan karena pemberian nomor-nomor Daftar Isiandilakuka n oleh sistem secara otomatis. 4. Sistem Informasi yang memungkinkan para pengambil keputusanuntuk dapat memperoleh dan menganalisa data sehingga menghasilkaninformasi yang terintegrasi.

4. Hasil Penelitian

Keberadaan sistem informasi sangat penting untuk mendukung para pemakaidalam melaksanakan tugasnya. Pada sebagian besar organisasi, pusat informasi secarafisik memberikan fasilitas pada para pemakai user agar dapat mengakses hardwaredan software, meminta dukungan pengembangan aplikasi dan memperoleh pelatihan. Universitas Sumatera Utara 82 Unit organisasi yang ingin berhasil baik, perlu adanya identitas atas informasi yang diperlukan oleh manajemen yang lebih memfokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dengan baik. Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman sistem informasi dalam melaksanakan tugas. Kriteria tugas yang pasti akan mendorong pencapaian tugas secara tepat, sehingga berfungsi dalam pengambilan keputusan. Adapun hasil wawancara dengan informan dilapangan, maka dibawah ini penulis sajikan hasil wawancaranya berikut ini : 4.1.Implementasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Mananjemen pada perusahaan merupakan suatu keputusan yang mana merupakan kewenangan seorangpimpinan untuk selalu dikoordinasikan dan mengkomunikasikan dengan para karyawankhususnya staf sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi antarkaryawan sangatlah penting karena dengan komunikasi pemahaman terhadap prosedurpelaksanaan SIM tersebut bisa berjalan dengan tujuan organisasi. Berbagai literatur menyebutkan beberapa aspek atau faktor yang menunjang keberhasilan sebuah sistem informasi diantara aspek perencanaan, aspek kelengkapan fasilitas, aspek implementasi, aspek efektifitas pemanfaatan. Dari beberapa aspek tersebut akan dijabarkan melalui petikan wawancara berikut; Universitas Sumatera Utara 83 a. Aspek Perencanaan Hasil wawancara dengan informan yaitu bagian pemasaran ibu Desnuryanti dan bagian personalia Bapak Julianto, ketika ditanya mengenai perencanaa awal ketika dibuatnya tentang sistem informasi dan manajemen perusahaan berpendapat; Oleh ibu Desnuryanti mengatakan diawal, perusahaan sudah memberikan instruksi pemakaian kepada karyawan. Namun, Pendesain perancang sistem; Mendesain sistem pengolahan berlandaskan komputer untuk menyajikan informasi yang diperincikan analis informasi perusahaan tidak terlalu memikirkannya, perusahaan juga terlihat tidak begitumemerlukan kemampuan teknis yang lebih tinggi dibandingkan analis informasi seperti bisa mengkhususkan diri dalam bidang seperti komunikasi data. Padahal di awal sudah ada SDM sebagai Pembuat program pemeliharaan dalam penyediaan informasi itu sepertinya sekarang sudah tidak berjalan lagi. Bagi saya juga sama Bapak Juliantosehingga dalam menyelenggarakan pemeliharaan perubahan dan perbaikan atas program yang ada tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Apalagi soal Administrator pangkalan data yang mencatat dan mengawasi pangkalan data perusahaan dulu pun ada. Ditambah Operator computer, Mengoperasikan peralatan computer, Pengawas Control clerk dimana Mencatat pengawasan informasi dan meneliti review pelaksanaan prosedur pengawasan juga kesemuanya di awal perencanaan sudah disiapkan SDM nya, namun hingga sekarang sistem itu tidak termanfaatkan dengan baik, dan mungkin tidak begitu ada manfaatnya bagi saya pribadi hasil wawancara, 25 Maret 2014. Universitas Sumatera Utara 84 b. Aspek Kelengkapan Fasilitas Hasil wawancara dengan informan yaitu Manager pengawasan mutu A.r. Nasution, s.farm.,apt ketika ditanya mengenai Softwaredan kelengkapan fasilitas maupun data yang merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi berpendapat : “Walaupun ada sistem informasi manajemen pada perusahaan ini, namun hal itu tidak terlalu berguna, kelengkapan untuk membuat sistem itu bukanlah hal yang sulit bagi perusahaan seperti komputernya, sumber daya manusianya, namun, SIM bagi perusahaan apalagi bidang kami tidak begitu besar andilnya bagi kami karena hampir semua pekerjaan kami perlu ketelitian dan keseriusan kami sendiri, tidak bisa menggunakan alat lain, kan perusahan bukan perusahaan yang menggunakan mesin robot. Tapi, SIM itu hanya digunakan oleh direktur utama dalam upaya menunjang informasi terkait kondisi perkembangan pasokan maupun penjualan produk saja, selain itu personalia para karyawan juga tercantum” hasil wawancara pada 25 Maret 2014. Jika dilihat dari sisi sumber manusia dalam pengelolaan informasi, yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya dalam wawancara dengan salah seorang karyawan yakni Manager administrasi dan keuangan Drs.H.Indra mardi mengatakan bahwa; “Dalam menjalankan operasional sistem informasi perusahaan sudah terstruktur dengan baik, karyawan yang ditugaskan memiliki kecakapan yang baik untuk mengoperasionalkannya. Sebenarnya perusahaan bisa saja membuat Universitas Sumatera Utara 85 sistem informasi manajemen yang lebih maju, tidak hanya berisi tentang perusahaan saja, namun hal itu kurang ada gunanya bagi kami, kami bekerja berdasarkan standar operasional yang sudah ditetapkan perusahaan, pimpinan juga dalam mengambil keputusan jarang melihat sebuah data base yang terhimpun dalam komputer itu, dan sepertinya data dalam komputer itu sudah tidak update lagi, atau mungkin sudah dimatiin, saya kurang tahu” hasil wawancara pada 25 Maret 2014 c. Aspek efektifitas pemanfaatan Hasil wawancara dengan informan yaitu manager produksi yakni Mahdayani 26 Maret 2014, ketika ditanya mengenai sejauh apa efektifitas pemanfaatan SIM perusahaan berpendapat : Pasti kalau ditanya beberapa orang saja bagi kami, para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem informasi, SIM itu dalam tingkat penggunaannya relatif rendah apalagi kepuasan para pengguna terhadap system. Selain itu pada tingkat seberapa sistem dapat memenuhi tujuan-tujuan yang spesifik, sebagaimana dicerminkan oleh peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan dari penggunaan system hal ini tidak berjalan dengan semestinya, kami bekerja juga dengan kemampuan kami sendiri bukan dengan komputer, apalagi ketika kerja kami berkaitan dengan hal paling spesifik. Efektifitas informasi ini hanya sekedar memberikan informasi perusahaan kami, data karyawan dan lain –lain, bukan soal informasi apa yang terjadi dengan perusahaan kami. Semua keputusan juga berada di dalam rapat umum bukan masing – masing manager atau karyawan. Universitas Sumatera Utara 86 Pendapat di atas sejalan apa yang diungkapkan juga oleh karyawan bagian Administrasi bapak Syahada “Kalau dilihat dari SDM, perusahaan sangat cukup mampu untuk mengelola sistem informasi manajemen itu, tapi bagi saya khususnya SIM itu kurang ada gunanya, makanya SDM yang ditempatkan pada bagian informasi tersebut tidak terlalu banyak, dan sepertinya sekarang hanya satu, dan itupun hanya mengelola data base dalam komputer saja, informasi karyawan, data keluar masuk barang itu tidak ada, dan hasil penjualan, barang keluar juga tidak ada sehingga selebihnya tidak dimanfaatkan lagi. SIM tidak terhubung dengan proses monitoring surat, arus keluar masuk surat maupun distribusi surat. Meskipun dalam SIM terdapat satu menu yaitu Persuratan, namun persuratan yang masuk tetap melalui Bagian Umum Administrasi saja, dan tidak pernah di input ke dalam SIM kami. Proses persuratan hanya terjadi pada Bagian Umum yaitu Administrasi.Tapi belum tentu bagi pimpinan kami, mungkin saja sangat berguna” hasil wawancara pada 25 Maret 2014 Hasil wawancara dengan informan yaitu bagian karyawan produksi Mhd. Hardiansyah 25 Maret 2014 ketika ditanya mengenai pemahaman dan efektifitas informasi tentang sistem informasi dan manajemen perusahaan berpendapat : “Pemahaman dan informasi tentang kebijakan sistem informasi danmanajemen pada perusahaan saya kira, pemahaman tentang informasi tersebut pasti memahaminya. Persoalannya adalah hampir seluruh bidang pekerjaan apabila didiskripsikan job deskripsi masing- masing karyawan, pembagian tugas secara spesifik sebetulnya SIM tidak begitu penting karena tingkat kepatuhan meraka sebetulnya ada alur dan Universitas Sumatera Utara 87 tahapan yang runtut yang harus dikerjakan oleh manusia bukan alat mesin apalagi komputer. Mungkin SIM itu hanya penting bagi pimpinan kami, seperti jumlah pemasokan barang maupun hasil penjualan produk dalam setiap tahunnya hasil wawancara pada 25 Maret 2014. Hal ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan fitur dalam SIM perusahaan tersebut bisa termanfaatkan dengan baik. Berbagai kendala menjadi penyebab kurang sempurnanya pemanfaatan SIM sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan informan Direktur Utama Azwir Adzes, 26 Maret 2014, diperoleh informasi bahwa kendala utamanya adalah; Yang pertama, kami memang kurang memanfaatkan fitur SIM dalam komputer itu, kami lebih banyak menggunakan dan mempelajari dari hal yang bentuknya fisik. Sebab kami bekerja hanya sesuai prosedur yang sudah baku dan itu hanya bisa dikerjakan oleh manusia bukan atas ketelitian komputer. Yang kedua, Sistem informasi yang kami gunakan hanya sebatas fitur data sejarah perusahaan kami, nama –nama karyawan kami, peraturan kami, kalau lebih spesifik mengenai perusahaan tidak kami cantumkan.Artinya semuanya tidak berpengaruh akan keberadaan dan penggunaan SIM terhadappenataan arsip yang berbentuk fisik,sebelum dan setelah digunakannya SIMmedia penyimpanan arsip fisik juga dimasing-masing BagianUnit tetap seperti semula. Berbicara efisiensi waktu, memang prinsip SIM merupakan kunci utama dalam optimalisasi pemanfaatan database elektronik. Selain itu SIM membuat Kualitas data dapat diandalkan karena pemberian nomor-nomor daftar isian dilakukan oleh sistem secara otomatis. Namun selebihnya tidak bisa dimanfaatkan oleh karyawan perusahaan. Apalagi kami juga kalau rapat pengambilan keputusan masih ala tradisional, musyawarah maupun terkadang keputusan hanya berada di tangan saya sendiri. Universitas Sumatera Utara 88 4.2.Pemanfaatan SIM Dalam Pengambilan Keputusan Analisis ini menggambarkan bahwa pengambilan keputusan adalah aspek paling penting darikegiatan manajemen. Pada sub bab ini menjelaskan pengambilan keputusan merupakankegiatan sentral dari manajemen, merupakan kunci kepemimpinanatau inti kepemimpinan. Bahkanpengambilan keputusan adalah kegiatan yang paling penting dari semua kegiatan karena di dalamnya manajer terlibat, danitu merupakan pertanggungjawaban utama dari semua administrator melalui suatu proses tempat keputusan-keputusan dibuat dan dilaksanakan Dari hasil wawancara beberapa responden pada perusahaan, yang dibagi ke dalam beberapa kelompok diantaranya, karyawan, manager hingga direktur utama perusahaan mengatakan bahwa; Hasil wawancara dengan informan yaitu bagian supervisor produksi Rizka Effriza 25 Maret 2014 ketika ditanya mengenai proses pengambilan keputusan di perusahaan berpendapat bahwa; Di perusahaan ini, kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan berada di rapat umum pemegang sahan yang pelaksanaanya dipertanggungjawabkan oleh direktur utama. Namun terkadang keputusan juga bisa secara tiba –tiba sesuai kebutuhan perusahaan. Hal itu dibuat sebagai respons terhadap masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat didefenisikan secara tepat dan cakupannya meliputi keputusan stratejik.Butuh keputusan segera. Hal itu juga dibenarkan oleh karyawan bidang teknisi Mhd. Solihin dalam wawancara 25 Maret 2014 mengatakan bawah; Universitas Sumatera Utara 89 Dalam pengambilan keputusan diperusahaan tidak harus serta merta dirapatkan dahulu apalagi bersifat hal teknis, karena kami semua karyawan sudah memiliki berbagai aturan dan masing- masing pekerjaan yang sudah terspesialisasi untuk bekerja, namun ketika menyangkut perusahaan dan kepentingan perusahaan apalagi karyawan, biasanya perusahaan melakukan rapat umum melalui arahan direktur utama. Dan biasanya direktur utama meminta masukan dari karyawan atau manager terlebih dahulu baru diambil keputusan bersama. Kedekatan antara direktur utama dan karyawan juga sangat baik, sehingga kami percaya saja apa yang diperintahkan untuk menjalankan pekerjaan itu tanpa harus melalui proses rapat segala dalam mengambil keputusan. Informasi mengenai kaitan peran SIM dalam proses pengambilan keputusan pada perusahaan ini juga dijelaskan oleh direktur utama Azwir Adzes dalam wawancara pada 26 Maret 2014 perusahaan yang menjelaskan bahwa; Secara singkat bahwa pada dasarnya ada dua jenis keputusan diperusahaan ini yaitu, pertama, keputusan terprogram, dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah organisasi yang repetitive atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam organisasi yang terjadi berulang-ulang, yang sudah biasa, tempat para manajer biasa memberi informasi yang jelas, Keputusan ini sifatnya rutin misalnya keputusan operasional, taktis jenis ini lebih sering disebut sebagai keputusan rutin.Cakupannya meliputi keputusan operasional dan keputusan taktis. Semua keputusan yang saya keluarkan sudah baku, dan itu hanya tinggal dijalankan oleh karyawan saja. Terkait SIM, hanya sebatas memberi informasi bukan bagi saya untuk menjadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Karena biasanya para manajer saya yang akan memberikan kejelasan persoalan yang ada melalui analisis fisik bukan analisis sistem komputer. Yang Kedua, keputusan tak terprogramdibuat sebagai respons terhadap masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat didefenisikan secara tepat, keputusan ini biasanya diambil oleh tanggung jawab manajer karena manajer lah yang paling paham keadaan di bawah bukan Universitas Sumatera Utara 90 saya.Dan terkait SIM tadi, mungkin bagi di tingkat manajer sangat penting database informasi itu, tapi bagi saya yang penting adalah analisis mereka terhadap perkembangan perusahaan ini. Mengenai bentuk keputusan yang diambil dari perusahaan ini juga dijelaskan oleh direktur utama Azwir Adzes dalam wawancara pada 26 Maret 2014 perusahaan yang menjelaskan bahwa; Dalam sehari –hari para manajer selalu didorong untuk mencari dan menemukan sendiri intuisu dan kreativitas suatu masalahnya. Sehingga para manajer dipilih melalui seleksi dan latihan agar paham menjalankan tugasnya dan pekerjaan rutin sehari-hari, dalam perusahaan seluruh prosedur operasional sudah dilakukan secara baku sehingga pemanfaatn SIM tidak begitu terlihat, dan itu hanya dibeberapa bidang saja, selebihnya bekerja sesuai prosedur dan standard yang sudah baku dan sudah ditetapkan sejak awal. Saya paham kalau berbicara proses pengambilan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian data merupakan proses yang dengan sangat mudah dilakukan teknologi informasi dengan mudah dan cepat melalui SIM. Dengan demikian dapat dibayangkan apabila data perusahaandisimpan hanya dalam bentuk fisik, namun di perusahaan ini dalam pengambilan keputusan tidak sepenuhnya tergantung pada informasi yang tersedia di komputer tapi perlu dibuktikan dilapangan juga. Universitas Sumatera Utara 91

5. Analisis Hasil Penelitian