Terapi Antibiotika Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Uji Sensitivitas Antimikroba

2.3 Terapi Antibiotika Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans

Pada terapi periodontal digunakan beberapa bahan dan obat yaitu periodontal packsperiodontal dressings, desensitizing agents, disclosing solutionsdisclosing tablets, analgetika, dan anti-mikrobaantibiotika. Semua bahan dan obat yang digunakan ini adalah untuk mengeliminasikan faktor etiologi terjadinya penyakit periodontal. 15 Antibiotika diindikasikan sebagai penunjang perawatan periodontal untuk mengeliminasi faktor etiologi utama yaitu bakteri. Bakteri yang menginvasi jaringan periodontal tidak dapat disingkirkan hanya dengan tindakan mekanis, sehingga perlu diberi terapi antibiotika untuk mendukung perawatan yang komprehensif. Antibiotika yang dipilih sebagai penunjang harus sesuai dengan bakteri yang menjadi target. Dalam hal ini yang menjadi patokan adalah KHM Konsentrasi Hambat Minimum yaitu memiliki konsentrasi minimal obat yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. 16 Obat yang sering digunakan pada saat ini lebih bersifat kimiawi dan terbukti memberikan efek samping kepada tubuh sehingga hal ini membuat individu sering berusaha untuk mencari bahan alami seperti tumbuhan yang dapat menggantikan obat kimia.

2.4 Buah Jeruk Nipis Citrus aurantifolia

Chrism. Swingle Tanaman obat mempunyai manfaat yang besar dalam mengobati berbagai penyakit yang menyerang manusia. Tanaman herbal digunakan secara luas di dalam pengobatan kerana mengandung bahan aktif yang bermanfaat dalam merawat penyakit. Banyak penelitian yang dibuat terhadap tanaman herbal dan kandungannya. Salah satunya adalah jeruk nipis. Jeruk nipis memiliki nama ilmiah Citrus aurantifolia Chrism. Swingle, Citrus javanica atau Citrus notissima. 16 Jeruk nipis Citrus aurantifolia Chrism. Swingle adalah tanaman memiliki banyak dahan dan ranting. Tanaman ini yang merupakan salah satu tanaman toga yang digunakan oleh masyarakat, baik untuk bumbu masakan maupun untuk obat-obatan mulai bagian perasan air buah jeruk nipisnya sampai daun-daunannya. Buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit. Kandungan jeruk nipis yang sudah banyak diketahui adalah kandungan vitamin C yang tinggi dibanding jenis jeruk lainnya. 17 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Klasifikasi ilmiah spesies jeruk nipis Citrus aurantifolia Chrism. Swingle 18 Klasifikasi Ilmiah Kingdom Plantae Order Sapindales Famili Rutaceae Genus Citrus Species Citrus aurantifolia

2.4.1 Kandungan Kimia Buah Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Chrism.

Swingle Buah jeruk nipis Citrus aurantifolia Chrism. Swingle memiliki rasa pahit, asam dan bersifat sedikit dingin. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam jeruk nipis di antaranya asam sitrat sebanyak 7-7,6, mineral, vitamin B1, sitral limonene, fellandren, lemon kamfer, geranil asetat, cadinen, dan linalin asetat. Selain itu, jeruk nipis mengandung vitamin C sebanyak 27 mg100 g jeruk, Kalsium sebanyak 40 mg100 g jeruk, dan Posfor sebanyak 22 mg 100 g jeruk. 19 Selain itu, ditemukan juga kandungan komponen sesquiterpene hidrokarbon α-santalene, -curcumene, -selinine dan germacrenes A, B, C dan D monoterpine hydrocarbon sabinine, -pinene, limonene,, monoterpine alcohol linalool, terpinen-4-ol, α- terpeniol, ester, monoterpene aldehyde, aliphatic aldehyde, pectinesterase. Kandungan aktif saponin dan flavonoid juga ditemukan di dalam buah jeruk nipis Citrus aurantifolia Chrism. Swingle. 3

2.4.2 Nilai Farmakologi Buah Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Chrism. Swingle

Efek farmakologis yang dimiliki oleh jeruk nipis di antaranya antidemam, mengurangi batuk, antiinflamasi dan antibakteri. 20 Kemampuan bakterisidal dari fenol dapat mendenaturasikan protein dan merusak membran sitoplasma sel. Ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma bakteri menyebabkan fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif dan pengendalian susunan protein sel bakteri terganggu. Gangguan Universitas Sumatera Utara integritas sitoplasma berakibat pada lolosnya makromolekul, dan ion dari sel sehingga sel bakteri kehilangan bentuknya dan menjadi lisis. Persenyawaan fenolat bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari konsentrasinya. Kandungan aktif saponin dan flavonoid yang terdapat dalam kulit jeruk nipis mempunyai sifat antimikrobial. 3 Menurut penelitian yang dijalankan oleh Abdul Razak dkk, membuktikan efek air perasan buah jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan bakteri positif Gramm Staphylococcus aureus. 21

2.4.2.1 Saponin dan Flavonoid

Tanaman dari divisi Magnoliophyta, termasuk tanaman dikotiledon dan monokotiledon mempunyai upaya mensintesis saponin. Kebanyakan tumbuhan yang menghasilkan saponin terdiri dari tumbuhan dikotiledon. Tumbuhan Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Chrism. Swingle tergolong tumbuhan dikotiledon. Saponin dalam aksi farmakologisnya memiliki sifat antiinflamatori, antikarsinogenik, antibakteri, antifungal dan antiviral. Produk vaksin saponin- based adalah yang pertama kali diperkenalkan secara kormesial. 22 Jeruk nipis mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin hesperitin 7- rutinosida, tangeretin, naringin, eriocitrin dan eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba yang akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel, sedangkan senyawa flavonoid memiliki mekanisme kerja dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Selain itu, Flavonoid menghambat sintesis asam nukleat bakteri, menghambat fungsi membran sitoplama bakteri dengan melakukan perusakan permeabilitas dinding sel bakteri dan menghambat energi metabolisme sel bakteri. 23

2.5 Uji Sensitivitas Antimikroba

Konsentrasi minimum penghambatan atau lebih dikenal dengan KHM Konsentrasi Hambat Minimum adalah konsentrasi terendah dari antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba tertentu setelah inkubasi. Kadar Bunuh Minimum KBM adalah konsentrasi minimal antimikrobial yang dapat membunuh bakteri. Nilai KHM adalah spesifik untuk tiap-tiap kombinasi dari antibiotika dan mikroba. Kadar Hambat Minimum KHM dari sebuah antibiotika terhadap mikroba digunakan untuk mengetahui sensitivitas dari mikroba Universitas Sumatera Utara terhadap antibiotika. Nilai KHM berlawanan dengan sensitivitas mikroba yang diuji. Semakin rendah nilai KHM dari sebuah antibiotika, sensitivitas dari bakteri akan semakin besar. 24 Salah satu metode uji antimikrobial adalah metode tube dilution technique. Uji ini dilakukan menggunakan beberapa tabung reaksi yang berisi cairan nutrisi yang cocok dengan organisme yang akan diuji. Kemudian organisme dimasukkan ke dalam cairan tersebut dan diinkubasi selama 18 jam. Setelah didapatkan KHM, setiap tabung yang terlihat jernih disubkultur untuk ditentukan KBM. Pengukuran KHM sangat penting dalam menentukan tahap resistensi bakteri. 25 Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Secara In Vitro

9 149 61

Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans Secara In Vitro

18 134 67

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

6 26 70

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

0 0 16

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

0 1 4

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

0 0 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

0 0 8

EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia (Chrism.) Swingle) TERHADAP BAKTERI Aggregatibacter actinomycetemcomitans SECARA IN VITRO

0 0 14

2.2 Etiologi Penyakit Periodontal - Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Secara In Vitro

0 0 12

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Secara In Vitro

0 1 15