Sistem Kanal Tapered Channel Latar Belakang

dimana : E w = Energi gelombang J w = Lebar chamber m ρ = Kerapatan air kgm 3 a = Amplitudo m P w = Daya listrik W η = Efisiensi 2.9.2 Energi Listrik Metode Pelamis Untuk menghitung energi listrik menggunakan rumus : E = 1 8 ∗ ρ ∗ g ∗ H 2 ............................................................2.7 Untuk menghitung daya listrik menggunakan rumus : P = ρ∗g 2 64 ∗π ∗ H 2 ∗ T............................................................2.6 dimana : P = Daya listrik per satuan panjang Wm ρ = Kerapatan air kgm 3 g = Percepatan gravitasi bumi ms 2 T = Periode gelombang s H = Tinggi gelombang m

2.10 Sistem Kanal Tapered Channel

Sistem Kanal atau Tapered Channel ini adalah sistem dimana gelombang air laut masuk ke dalam bak penampung dengan ketinggian yang disesuaikan yang melewati pintu meruncing dengan elevasi tertentu, kemudian air laut yang telah ditampung dapat menggerakan turbin sehingga menghasilkan energi serta daya listrik yang diperlukan. Sistem ini pertama kali dibuat di Toftestallen, Norwegia Gambar 2.10.1 pada tahun 1985, tetapi rusak akibat bencana badai Universitas Sumatera Utara pada tahun 1988. Seiring perkembangan teknologi, sistem Kanal ini lebih cocok digunakan di perairan Indonesia terutama Pantai Pulau Sumatera dan analisa perhitungan energi dan daya listriknya sama dengan sistem Kolom Osilasi Air yang bersifat on-shore. Tetapi karena efisiensi tidak diketahui akibat pembangkit yang rusak, maka hasil yang didapat tidak seperti dua sistem sebelumnya. Berikut adalah beberapa gambar untuk dimensi sistem Kanal Gambar 2.10 : Gambar 2.10 Model Dimensi Sistem Kanal Sistem Kanal memiliki prinsip kerja seperti pembangkit listrik tenaga air pada umumnya. Mempunyai tinggi dan elevasi pada dimensinya serta menampung air yang masuk ke dalam bak penampung tertutup sehingga dapat menggerakan generator atau turbin untuk menghasilkan energi dan daya listrik. Sistem ini sekarang banyak digunakan juga sebagai penahan gelombang,karena gelombang yang datang disimpan didalam bak penampung. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10.2 Pembangkit Listrik Sistem Kanal di Toftestallen, Norwegia Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia di muka bumi, semakin tinggi pula tingkat kebutuhan energi yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Sampai saat ini, dalam upaya memenuhi kebutuhan energi mayoritas masyarakat masih menggunakan sumber energi dari bahan bakar fosil. Namun seiring berkembangnya kehidupan manusia, tingkat ketersediaan sumber energi dari bahan bakar fosil juga semakin sedikit jumlahnya Sona dkk., 2014. Berdasarkan pada kebutuhan energi yang semakin meningkat, manusia berlomba-lomba untuk membuat sumber energi alternatif untuk menggantikan sumber energi konvensional. Sumber energi alternatif dapat berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui renewable energy seperti tenaga angin, air, sinar matahari dan gelombang laut Sona dkk., 2014. Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta km 2 atau mendekati 70 dari luas keseluruhan negara Indonesia. Akan tetapi, belum ada pemanfaatan potensi energi kelautan secara optimum terutama dalam membangkitkan tenaga listrik.Potensi energi laut dan samudera untuk menghasilkan listrik merupakan salah satu yang belum banyak diketahui masyarakat pada umumnya Utami, 2010. Pada dasarnya, prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi tersebut.Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih. Ada dua tipe teknologi yang digunakan, yaitu tipe tepi pantai on shore dan lepas pantai off shore. Beberapa alternatif teknologi itu adalah dengan menggunakan sistem kolom air berosilasi atau disebut oscillating water Universitas Sumatera Utara column OWC,sistem Pelamis dan sistem Kanal Tapered Channel Utami,2010. Bertolak dari uraian sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kemungkinan penerapan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan menggunakan sistem oscillating water column atau kolom air berosilasi dan sistem pelamis di wilayah perairan pantai Pulau Sumatera bagian Utara.

1.2 Perumusan Masalah