37
mengalami obesitas.Didapati nilai p=0,001, ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan faktor resiko antara stroke iskemik dengan stroke hemoragik secara
signifikan.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Pembahasan Angka Kejadian
Pada penelitian ini didapati jumlah sampel penderita stroke di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014 adalah sebanyak 636 pasien yang diambil dari
636 rekam medis. Menurut penelitian Fauziah I 2013, terdapat 117 pasien tahun 2012 di RSUP H. Adam Malik Medan. Pada tahun 2010 terdapat 84 orang
subjek penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan Qadrina S, 2011.
5.2.2. PembahasanDemografi Sampel
Pada penelitian ini ditemukan usia paling banyak pada penderita stroke adalah lansia akhir 33,0, diikuti dengan lansia awal 28,3, kemudian
manula 23,7, dewasa akhir10,5, dewasa muda 3,5, dan yang paling sedikit adalah remaja akhir 0,9.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Lestari 2010 yang mendapatkan bahwa persentasi kelompok umur 55 tahun67,5, lebih banyak menderita strokedibandingkan dengan kelompok
umur 40-55 tahun32,5. Menurut Kristiyawati 2009, peningkatan frekuensi stroke seiring dengan peningkatan umur berhubungan dengan proses penuaan,
dimana semua organ tubuh mengalami kemunduran fungsi termasuk pembuluh darah otak. Pembuluh darah menjadi tidak elastis terutama bagian endotel yang
mengalami penebalan pada bagian intima, sehingga mengakibatkan lumen pembuluh darah semakin sempit dan berdampak pada penurunan aliran darah
otak.Menurut Gofir 2009, bertambahnya usia mulai 55 tahun akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang terus meningkat sampai usia 80 tahun
yang kemudian akan cenderung turun. Keadaan ini terjadi akibat perubahan struktural jantung dan pembuluh darah yang menua. Kekakuan dinding
pembuluh darah aorta menyebabkan berkurangnya kemampuan pembuluh darah
Universitas Sumatera Utara
38
dalam melaksanakan fungsinya. Sehingga pada penderita stroke dengan usia 60 tahun lebih besar risiko untuk terjadinya stroke ulang.
Dari hasil penelitian ini, didapati jenis kelamin pasien stroke tahun 2014 di RSUP H. Adam Malik Medan yang paling banyak adalahlaki
– laki53 dan yang paling sedikit adalah perempuan 47. Pada penelitian lain juga
ditemukan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden lebih banyak berjenis kelamin laki
– laki54,4 Purwaningtiyas, 2014. Sama halnya dengan penelitian oleh Burhanuddin 2013, menunjukkan bahwa pasien stroke yang
berjenis kelamin laki-laki54,3 lebih banyak daripada perempuan45,7. Penelitian yang dilakukan oleh Marlina 2011 menyatakan bahwa berdasarkan
hasil tabulasi silang antara jenis kelamin dan faktor risiko stroke, wanita lebih sering mengalami hiperkolesterolemia dan kejadian stroke sebelumnya.
Kejadian stroke pada perempuan juga dikatakan meningkat pada usia pasca menopause, karena sebelum menopause wanita dilindungi oleh hormon
esterogen yang berperan dalam meningkatkan HDL, dimana HDL berperan penting dalam pencegahan proses aterosklerosis Price dan Wilson, 2006.
Didapati bahwa pekerjaan terbanyak pasien stroke tahun 2014 di RSUP H. Adam Malik Medan yang didiagnosa stroke adalah wiraswasta 28,3,
dilanjutkan dengan ibu rumah tangga 25,9, kemudian lain – lain 23,3,
pensiun 11,5, dan yang paling sedikit adalah PNS 11,0.Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Purwaningtiyas 2014 bahwa berdasarkan jenis
pekerjaan, mayoritas jenis pekerjaan responden adalah wiraswasta43,8. Penelitian ini mendapatkan suku pasien stroke tahun 2014 di RSUP H.
Adam Malik Medan terbanyak adalah suku Batak 51,9, diikuti dengan suku Jawa 25,6, kemudian suku Aceh 8,3, suku Padang 7,1, dan lain
– lain 7,1.Hal ini mungkin dikarenakan tempat penelitian dilaksanakan di Kota
Medan yang dominan suku Batak. Selain itu, hal ini mungkin juga dapat terjadi karena suku Batak lebih sering mengkonsumsi daging dan lemak dibandingkan
suku lainnya.
Universitas Sumatera Utara
39
5.2.3. Pembahasan Klasifikasi dan Diagnosa Sampel