Karakteristik Penderita Stroke Iskemik Dengan Infark Yang Rawat Inap Di Rsup Haji Adam Malik Medan

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK YANG RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012 SKRIPSI

Oleh :

NIM. 111021131 IZA FAUZIAH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

(3)

ABSTRAK

Stroke merupakan gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan cacat fisik terbesar dari seluruh penyakit degeneratif. Stroke dibagi menjadi dua berdasarkan patologisnya yaitu stroke iskemik dan haemoragik.

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap, dilakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain case series. Populasi dan sampel penelitian berjumlah 117 penderita pada tahun 2012 yang tercatat di rekam medis rumah sakit. Data Univariat dianalisis secara deskriptif sedangkan data bivariat dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square, Mann-Whitney dan Kruskal Wallis.

Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 45-65 tahun 65,8%, laki-laki 57,3%,Islam 60,7%, status kawin 97,4%, Tamat SMA/ sederajat 44,4%, Ibu Rumah Tangga 38,5%, dan luar Kota Medan 66,7%. Proporsi berdasarkan status rawatan dengan keluhan tertinggi lemah lengan dan tungkai kiri 38,5%, faktor resiko hipertensi 38,5%, berlokasi infak basal ganglia 39,3%,letak kelumpuhan hemiparesis sinistra 48,7%, tidak biaya sendiri 94,9%, Askes 52,9%, lama rawatan rata-rata 6,57 atau 7 hari, Pulang berobat jalan (PBJ) 55,6%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan sumber biaya (p=0,241). Ada perbedaan letak kelumpuhan hemiparesis sinistra secara bermakna lebih tinggi berdasarkan lokasinya, Ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita yang keadaan sewaktu pulang PBJ secara bermakna lebih lama daripada yang PAPS dan meninggal (p=0,000).

Riwayat hipertensi untuk melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat. Tindakan medis da perawatan dilakukan secara intensif bagi penderita untuk mengurangi angka Kematian. Bagi pihak rekam medik RSUP. Haji Adam Malik Medan untuk melengkapi pencatatan data penderita seperti suku.

Kata Kunci : Karakteristik Penderita, Stroke Iskemik dengan Infark, RSUP Haji Adam Malik


(4)

ABSTRACT

Stroke is a circulatory disorders in the brain that cause physical disability greatest of all degenerative diseases. Stroke is divided into two by pathological is ischemic stroke and haemoragic.

To know the characteristics of stroke ischemic patients with infark conducted a Research with case series design in RSUP. Haji Adam Malik Medan. Population and sampel was 117 people in 2012 were recorded in hospital medical records. Univariate data were analyzed descriptively while bivariate data were analyzed using Chi-square test, Mann-whitney and Kruskal wallis.

Based on the sociodemographic in highest proportion is pre elderly age group 45-65 years 65,8%, males 57,3%,Moeslem 60,7%, married 97,4%, Senior high school 44,4%, Housewife 38,5%, dan outside the city of Medan 66,7%. Proportion based on the highest treatment status, weak arm and left leg 38,5%, hypertension 38,5%, basal ganglia 39,3%, hemiparesis sinistra 48,7%, not source 94,9%, Askes 52,9%, the average length ofstay 6,57 or 7 days, outpatient expense control 55,6%. There was no significant difference between the average treatmenttime with source charge (p=0,241). There was a significant difference between infark location with location of the paralysis (p=0,000), and the average treatmenttime with condition while returning (p=0,000).

Patient who have a history of hypertension to perform the routine control and Health lifestyle. Medical treatment and maintainability for patient was done intensively to reduce mortality rate. For the medical recirds department of RSUP. Haji Adam Malik Medan to complete patient data recording such as ethnic..

Keyword : Stroke Ischemic with Infark, Characteristics of patient, RSUP Haji Adam Malik 2012


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Iza Fauziah

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 08 Agustus 1989

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah Jumlah Anggota Keluarga : 7 Bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Karya Jaya No.270 Medan Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1995-2001 : SD Negeri 060929 Medan 2. Tahun 2001-2004 : SLTP swasta ”YPK” Medan

3.Tahun 2004-2007 : SMA Negeri 13 Medan

4.Tahun 2007-2010 : AKPER Deli Husada Deli tua 5. Tahun 2011- 2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu drh. Hiswani, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

6. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Kepala Instalasi Rekam Medik RSUP Haji Adam Malik Medan, Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan RSUP Haji Adam Malik Medan, Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan RSUP Haji Adam Malik Medan, serta seluruh staf yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Orangtuaku tercinta Ayahanda dan Ibunda ku yang tersayang yang menjadi inspirasi sekaligus motivasi untuk penulis. Juga kepada abangku iyonk, engah dan alank serta kakak ku Ida dan adik-adik tercinta: Ana, Apit. Tidak lupa kepada keluarga besar penulis atas doa, kasih sayang, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Ratna yang telah membantu penulis dalam proses administrasi pengerjaan skrispsi ini.

10. Teman seperjuangan kak Titin, kak Juli, kak Uci, Kak Itink, Putri, Ayu, Ida, Kak epi, Kak ayu, Kiki atas doa, semangat, dan perhatian yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman peminatan epidemiologi: Khususnya Uya, Siska, Tri, Kak Nikmah, Kak Nerry, Winda, Bg Ali, dan lainnya yang telah memberikan motivasi dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu


(8)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Januari 2014


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... ... 6

2.1... Stroke 2.2.1 Defenisi Stroke... 6

2.2.2 Anatomi Dasar Otak... 7

2.2.3 Klasifikasi Stroke... 9

2.2 Stroke Iskemik 2.2.1 Defenisi Stroke Iskemik... 10

2.2.2 Klasifikasi Stroke Iskemik... 11

2.3 Epidemiologi Stroke 2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang... 13

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat ... ... 13

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu ... ... 14

2.3.4 Determinan Stroke... 14

2.4 Patofisiologi ... ... 18

2.5 Gejala Stroke ... ... 19

2.5.1 Gangguan Pada Pembuluh Darah Karotis ... ... 20

2.5.2 Gangguan Pada Pembuluh Darah Vertebrobasilaris .. ... 21

2.6 Diagnosis Stroke Iskemik 2.6.1 Anamnesis ... ... 22

2.6.2 Pemeriksaan Fisik ... 22

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang ... 23

2.7 Lokasi Infark ... ... 24

2.8 Letak Kelumpuhan ... ... 25

2.9 Pencegahan 2.9.1 Pencegahan Primer ... ... 26


(10)

2.9.3 Pencegahan Tersier ... ... 27

2.10 Kerangka Konsep ... ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 29

3.1... Jenis Penelitian ... ... 29

3.2... Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... 29

3.2.1 ... Lokasi Penelitian ... ... 29

3.2.2 ... Waktu Penelitian ... ... 29

3.3... Populasi dan Sampel ... ... 29

3.3.1 ... Populasi ... ... 29

3.3.2 ... Sampel ... ... 30

3.4... Pengumpulan Data ... ... 30

3.5... Analisa Data ... ... 30

3.6... Definisi Operasional ... ... 31

BAB 4 HASIL 4.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

4.1.2 Visi dan Misi RSUP. Haji Adam Malik Medan... 35

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Haji Adam Malik Medan. 36

4.1.4 Pelayanan Medis... 37

4.1.5 Pelayanan Penunjang Medis... 37

4.1.6 Penunjang Umum... 37

4.1.7 Ketenagaan... 38

4.2 Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Sosiodemografi. ... 40

4.3 Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan status Rawatan ... 42

4.4 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Iskemik dengan Infark .. 44

4.5 Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark ... 45

4.6 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya ... 46

4.7Lama rawatan Rata-rataBerdasarkan Sumber Biaya... 47 4.8 Lama rawatan Rata-rataBerdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... . 48


(11)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap

Berdasarkan Sosiodemografi ... 49

5.1.1 Umur ... 49

5.1.2 Jenis Kelamin ... 50

5.1.3 Agama ... 52

5.1.4 Status Perkawinan ... 53

5.1.5 Pendidikan Terakhir ... 51

5.1.6 Perkerjaan ... 54

5.1.7 Daerah Asal ... 56

5.2 Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan... 57

5.2.1... Keluhan Utama... ... 57

5.2.2... Faktor Risiko ... 58

5.2.3... Lokasi Infark ... 59

5.2.4... Letak kelumpuhan ... 60

5.2.5... Sumber Biaya ... 62

5.2.6... Keadaan sewaktu pulang ... 64

5.2.7... Lama rawatan rata-rata ... 65

5.3 Analisa Statistik ... 66

5.3.1 Umur Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

5.3.1 letak kelumpuhan berdasarkan lokasi infark ... 66

5.3.2 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya ... 67

5.3.3 Lama rawatan rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya ... 68

5.3.4Lama rawatan rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 71

6.2 Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1 Master Data Lampiran 2 Ouput Master Data

Lampiran 3 Surat Penelitian FKM USU


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012. ... .... 38 Tabel 4.2 Distribusi Ketenagaan Non Pegawai Negeri Sipil di RSUP Haji Adam Malik

Medan Tahun 2012 ... .... 38 Tabel 4.3 Distribusi Dokter Spesialis Kemenkes dan Kemendiknas di RSUP H Haji

Adam Malik Tahun 2012 ... .... 39 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan

Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan dan Daerah asal yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... ... 40 Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark

Berdasarkan Status Rawatan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 42 Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata (hari) Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang

Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 44 Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita

Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji Adam MalikTahun 2012 ... .... 45 Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya

Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji. Adam Malik Tahun 2012 ... .... 46

Tabel 4.9 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 47 Tabel 4.10 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita

Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 48


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi dasar otak ... 9

Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik... 11

Gambar 2.3 Stroke Iskemik Pada Otak... 12

Gambar 2.4 Patofisiologi Stroke Iskemik... 19

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Umur di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 49

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP. Haji Adam Malik MedanTahun 2012 ... 50

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Agama di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun2012... 52

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Status Perkawinan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 53

Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun2012... 54

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Pekerjaan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 55

Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Daerah Asal Penderita Stroke Iskemik dengan Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 56


(14)

Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan Keluhan Utama di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 57 Gambar 5.9 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan

Infark berdasarkan faktor risiko di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 58 Gambar 5.10 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan

Infark berdasarkan Lokasi Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 59

Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan letak kelumpuhan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 61 Gambar 5.12 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan

Infark berdasarkan sumber biaya di RSUP. Haji Adam Malik tahun 2012... 62 Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan

Infark berdasarkan sumber biaya yang telah digolongkan lebih spesifik di RSUP. Haji Adam Malik tahun 2012... 63 Gambar 5.14 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan

Infark berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUP. Haji Adam Malik Medan tahun 2012... 64 Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi

Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 66 Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi

Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 66 Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi

Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 66


(15)

Gambar 5.18 Diagram Bar Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan sumber Biaya di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 68 Gambar 5.19 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan sumber Biaya

di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 69 Gambar 5.20 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun


(16)

ABSTRAK

Stroke merupakan gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan cacat fisik terbesar dari seluruh penyakit degeneratif. Stroke dibagi menjadi dua berdasarkan patologisnya yaitu stroke iskemik dan haemoragik.

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap, dilakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain case series. Populasi dan sampel penelitian berjumlah 117 penderita pada tahun 2012 yang tercatat di rekam medis rumah sakit. Data Univariat dianalisis secara deskriptif sedangkan data bivariat dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square, Mann-Whitney dan Kruskal Wallis.

Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 45-65 tahun 65,8%, laki-laki 57,3%,Islam 60,7%, status kawin 97,4%, Tamat SMA/ sederajat 44,4%, Ibu Rumah Tangga 38,5%, dan luar Kota Medan 66,7%. Proporsi berdasarkan status rawatan dengan keluhan tertinggi lemah lengan dan tungkai kiri 38,5%, faktor resiko hipertensi 38,5%, berlokasi infak basal ganglia 39,3%,letak kelumpuhan hemiparesis sinistra 48,7%, tidak biaya sendiri 94,9%, Askes 52,9%, lama rawatan rata-rata 6,57 atau 7 hari, Pulang berobat jalan (PBJ) 55,6%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan sumber biaya (p=0,241). Ada perbedaan letak kelumpuhan hemiparesis sinistra secara bermakna lebih tinggi berdasarkan lokasinya, Ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita yang keadaan sewaktu pulang PBJ secara bermakna lebih lama daripada yang PAPS dan meninggal (p=0,000).

Riwayat hipertensi untuk melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat. Tindakan medis da perawatan dilakukan secara intensif bagi penderita untuk mengurangi angka Kematian. Bagi pihak rekam medik RSUP. Haji Adam Malik Medan untuk melengkapi pencatatan data penderita seperti suku.

Kata Kunci : Karakteristik Penderita, Stroke Iskemik dengan Infark, RSUP Haji Adam Malik


(17)

ABSTRACT

Stroke is a circulatory disorders in the brain that cause physical disability greatest of all degenerative diseases. Stroke is divided into two by pathological is ischemic stroke and haemoragic.

To know the characteristics of stroke ischemic patients with infark conducted a Research with case series design in RSUP. Haji Adam Malik Medan. Population and sampel was 117 people in 2012 were recorded in hospital medical records. Univariate data were analyzed descriptively while bivariate data were analyzed using Chi-square test, Mann-whitney and Kruskal wallis.

Based on the sociodemographic in highest proportion is pre elderly age group 45-65 years 65,8%, males 57,3%,Moeslem 60,7%, married 97,4%, Senior high school 44,4%, Housewife 38,5%, dan outside the city of Medan 66,7%. Proportion based on the highest treatment status, weak arm and left leg 38,5%, hypertension 38,5%, basal ganglia 39,3%, hemiparesis sinistra 48,7%, not source 94,9%, Askes 52,9%, the average length ofstay 6,57 or 7 days, outpatient expense control 55,6%. There was no significant difference between the average treatmenttime with source charge (p=0,241). There was a significant difference between infark location with location of the paralysis (p=0,000), and the average treatmenttime with condition while returning (p=0,000).

Patient who have a history of hypertension to perform the routine control and Health lifestyle. Medical treatment and maintainability for patient was done intensively to reduce mortality rate. For the medical recirds department of RSUP. Haji Adam Malik Medan to complete patient data recording such as ethnic..

Keyword : Stroke Ischemic with Infark, Characteristics of patient, RSUP Haji Adam Malik 2012


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Indonesia.1

Pada saat ini, bangsa Indonesia dalam proses perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberikan peran penting terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular.2

Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan akan menyebabkan usia harapan hidup semakin meningkat dan sebagai konsekuensinya maka masalah kesehatan berupa penyakit stroke, kardiovaskuler dan penyakit degeneratif lainnya juga akan semakin meningkat dimana akhirnya akan menyebabkan beban ekonomi yang semakin besar. Pada tahun 2000 usia harapan hidup di Indonesia mencapai 67 tahun dan jumlah populasi kelompok usia di atas 60 tahun diperkirakan sebanyak 17 juta jiwa. Menurut perkiraan pada tahun 2020 diproyeksikan usia harapan hidup di Indonesia akan mencapai 71 tahun dan jumlah populasi kelompok usia di atas 60 tahun diperkirakan sebanyak 28 juta jiwa dimana angka ini merupakan peringkat tertinggi keempat setelah RRC,India dan Amerika Latin.3


(19)

Stroke atau serangan otak (brain attack) di negara-negara industri merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Disamping itu stroke merupakan penyebab cacat fisik terbesar dari seluruh penyakit degeneratif, dengan akibat penurunan produktivitas kerja/sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat menjadi beban sosial baik bagi keluarganya maupun masyarakat dan negara pada umumnya.4

Data dari World Health Organization (WHO) tahun (2008) jumlah kematian didunia sebanyak 57 juta jiwa dan 6,17 juta jiwa meninggal dunia akibat stroke dengan Proportional Mortality Rate (PMR) 10,8%.7 Jumlah penderita stroke akan semakin meningkat tiap tahun dan diprediksi dua kali lipat pada tahun 2020.5 Pada tahun (2001), jumlah penderita stroke diseluruh dunia sebanyak 20,5 juta jiwa dan 5,5 juta jiwa diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia.6

Berdasarkan data dari National Heart, Lung, and Blood Institute (2012) pada tahun 2008 penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar ke empat di Amerika Serikat dengan jumlah 134.148 orang dengan angka proporsi sebesar 5,4% dari seluruh jumlah kematian (2,5 juta jiwa orang).7 Prevalensi stroke di Eropa telah diperkirakan mencapai 9,6 juta jiwa, di Amerika terdapat 4,8 juta jiwa dan di Afrika terdapat 1,6 juta jiwa.8,9 Menurut data dari British Heart Foundation (2010) diperoleh angka kematian (mortality rate) pada penderita stroke iskemik sebesar 5 per 100.000 penduduk dan stroke haemoragik sebesar 10 per 100.000 penduduk.10


(20)

Prevalensi Stroke di Indonesia mencapai angka 8,3 per 1000 penduduk Pada kelompok umur 55-64 tahun, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi baik di perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan berolahraga. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (13,6 per 1000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1000 penduduk).11,12

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, di Indonesia kejadian stroke iskemik lebih sering ditemukan dibandingkan stroke hemoragik. Dari studi rumah sakit yang dilakukan di Medan pada tahun 2001 terdapat 1263 kasus stroke yang dirawat, terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke hemoragik, di mana meninggal 201 orang (15,91%) terdiri dari 98 (11,93%) stroke iskemik dan 103 (23,30%) stroke hemoragik.12

Berdasarkan penelitian Marlina (2010) pasien yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai Desember 2010, didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 365 orang (58%) dari 628 orang pasien yang dirawat inap di bagian Neurologi. Proporsi untuk stroke iskemik sebanyak 251 orang (69%) dan stroke hemoragik sebanyak 114 orang (31%).13

Pada tahun 2002 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan, penderita stroke iskemik yang dirawat inap sebanyak 65 penderita dengan CFR 18,4%. Pada tahun 2003 jumlah penderita stroke yang dirawat inap sebanyak 447 penderita dengan CFR 23,4%.14


(21)

Hasil Survei pendahuluan di RSUP Haji Adam Malik Medan, diketahui jumlah penderita stroke iskemik infark rawat inap tahun 2012 adalah sebanyak 117 orang

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristrik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, agama, jenis kelamin, status perkawinan, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan daerah asal. b. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke iskemik dengan infark yang

rawat inap berdasarkan status rawatan meliputi keluhan utama, lokasi infark, letak kelumpuhan,sumber biaya, keadaan sewaktu pulang.

c. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap.


(22)

d. Mengetahui distribusi proporsi letak kelumpuhan penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan lokasi infark.

e. Mengetahui distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan sumber biaya.

f. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan sumber biaya.

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak rumah sakit dalam membuat perencanaan pelaksanaan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang lebih baik lagi bagi penderita stroke iskemik yang infark yang dirawat inap RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dan untuk menambah wawasan dan penerapan ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan di FKM USU Medan.

c. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dan referensi bagi perpustakaan FKM USU.


(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke

2.1.1 Definisi Stroke

Menurut WHO (2006), Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada gangguan vaskular. Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas, invaliditas) berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentuk cacat lainnya sebagai akibat gangguan fungsi otak.15

Secara Umum, stroke digunakan sebagai sinonim Cerebro Vaskular Disease (CVD) dan Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat atau kematian.2

2.1.2 Anatomi Dasar Otak 16,17

Otak merupakan organ yang paling unik di dalam tubuh. Segala hal seperti angan-angan, keinginan dan nafsu, perencanaan dan ingatan adalah aktivitas akhir dari otak. Otak berisi 98% jaringan syaraf tubuh dan sekitar 10 miliar neuron. Berat otak berkisar 1,4 kg dan mempunyai volume sekitar 1200 cc. Otak lebih kompleks dari pada batang otak, kira-kira 2% dari berat badan orang dewasa. Otak menerima


(24)

15% dari curah jantung, membutuhkan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kkal energi setiap hari.

Struktur otak secara umum terbagi menjadi 4 bagian. yaitu: a. Serebrum

Serebrum merupakan bagian otak yang paling besar, serebrum memiliki dua hemifer yang dihubungkan oleh korpus kallosum. Setiap hemifer terbagi atas empat lobus yaitu:

a.1 Lobus frontal, berfungsi sebagai aktivitas motorik, intelektual, emosi dan fisik.

a.2 Lobus parietal, berfungsi proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba, tekanan dan perubahan suhu ringan.

a.3 Lobus temporal, berfungsi sebagai input perasa pendengaran, pengecap,

fungsi penciuman dan memori.

a.4 Lobus oksipital, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna dan refleksi visual

b. Diecephalon

Terletak di atas batang otak dan terdiri atas:

b.1 Thalamus, berfungsi untuk menghubungkan dan integrasi dari medulla spinalis ke korteks serebri dan bagian lain dari otak

b.2 Hypothalamus, berfungsi dalam mempertahankan haemostatis seperti

pengaturan suhu tubuh, rasa haus, lapar dan kontrol terhadap sekresi hormon.


(25)

c. Batang otak

Berfungsi dalam pengaturan refleks untuk fungsi vital tubuh yang terdiri atas:

c.1 Otak tengah, berfungsi sebagai penghubung stimulus pergerakan otak dari dan ke otak.

c.2 Pons, berfungsi sebgai pusat refleks pernafasan dan mempengaruhi tingkat karbondioksida (CO2).

c.3 Medula oblongata¸ berfungsi dalam pusat refleks pernafasan, bersin, menelan, batuk, muntah, dan sekresi saliva.

d. Serebellum

Serebellum besarnya kira-kira seperempat dari serebrum. Berfungsi sebagai koordinasi aktivitas muskular, kontrol tonus otot, mempertahankan postus tubuh dan keseimbangan.

. Gambar 2.1 Anatomi dasar otak

Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang, serta tiga lapis jaringan penyambung yaitu:


(26)

d.1 Piameter : Lapisan vaskular, tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan menuju struktur dalam sistem saraf pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan otak.

d.2 Araknoid : Suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskular. Daerah antara piameter dan araknoid disebut subaraknoid.

d.3 Durameter : Jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi yang terdiri dari dua lapisan bagian luar (dura endosteal) dan bagian dalam (dura meningeal)

2.1.3 Klasifikasi Stroke 2,15

Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu: a. Stroke non haemoragik/iskemik (cerebral infection)

a.1 Berdasarkan manifestasi klinis :

i. Serangan iskemik sepintas (Transient Ischemic Attack-TIA)

ii. Defisit neurologik iskemik sepintas (Reversible Ischemic Neurological Deficit-RIND)

iii. Stroke progresif (Progessive stroke/stroke in evolution) iv. Stroke komplit (Completed stroke/Permanent stroke) a.2 Berdasarkan kausal

i. Stroke trombotik

ii. Stroke emboli/non emboli

b. Stroke haemoragik, berdasarkan bagian perdarahan: b.1 Perdarahan intraserebral (PIS)


(27)

b.3 Perdarahan subdural (PSD)

Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik

2.2 Stroke Iskemik18,19 2.2.1 Defenisi Stroke Iskemik

Stroke non Haemoragik atau stroke Iskemik adalah didefenisikan sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Sedangkan secara klinis stroke non haemoragik didefenisikan sebagai defisit neurologis fokal yang timbul akut dan berlangsung lebih dari 24 jam dan tidak disebabkan oleh perdarahan.


(28)

Gambar 2.3. Stroke Iskemik Pada Otak 2.2.2 Klasifikasi Stroke Iskemik19

1. Berdasarkan Manifestasi Klinis

a. Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA).

Ini adalah stroke yang paling ringan disebabkan oleh dinding pembuluh darah yang berubah karena terjadi endapan/ plaque dan bila istirahat maka aliran melambat dan terhalang. Dimana gejala-gejalanya seperti hemiparesis monoparesis, dan disfasia, menghilang dalam 24 jam.

b. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit) / Defisit Neurologik Iskemik Sepintas

Pada bentuk ini, defisit neurologis yang berkaitan dengan iskemika serebri fokal menetap lebih dari 24 jam kemudian mengalami kepulihan sempurna.


(29)

Dalam hal ini, gejala neurologis juga akan menghilang tetapi dalam waktu lebih lama dari 24 jam dan sembuh dalam waktu 21 hari.

c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)

Suatu stroke yang semakin bertambah gawat keadaannya yang memperlihatkan kelumpuhan yang sedang berkembang menjadi hemiparalisis total.

d. Stroke komplit (Completed Stroke/Permanent Stroke)

Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi. Defisit neurologis itu dapat merupakan hemiplegi,monoplegi atau afasia penyumbatan yang terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan oleh embolus ataupun trombus.

2. Berdasarkan proses patologik (kausal) a. Stroke Trombotik

Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.


(30)

b. Stroke Emboli/Non Trombotik

Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.

2.3 Epidemiologi Stroke

2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang

Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan Penanggulangan Stroke Nasional (P3SN) RSUP Bukit tinggi pada tahun 2002, terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59%, usia 30-50 tahun sebesar 20,76%, usia 51-70 tahun sebesar 52,69% dan usia 71-90 tahun sebesar 22,95%.20

Hasil penelitian Syarif. R di Rumah Sakit PTP Nusantara II Medan tahun 1999-2003 menunjukkan bahwa dari 220 sampel yang diteliti, berdasarkan suku penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar bersuku Jawa sebanyak 120 orang (54,5%) dan yang terendah suku Minang sebanyak 3 orang (1,4%), berdasarkan status perkawinan penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar berstatus kawin sebanyak 217 orang (98,6%) dan yang berstatus tidak kawin sebanyak 3 orang (1,4%).21

2.3.2 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat

Menurut American Heart Association, diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun, dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Angka kematian penderita stroke di Amerika adalah 50-100/100.000 penderita pertahun.20


(31)

Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, yang mengalami cacat ringan atau berat dengan proporsi 75% (375.000 orang) dan 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25%.22

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu

Menurut WHO (2005), stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.23

Di Indonesia, terdapat kecendrungan meningkat, berdasarkan laporan dari rumah sakit di 27 provinsi dimana ditemukan pada tahun 1984 sebesar 720/100.000, tahun 1985 sebesar 890/100.000, dan di tahun 1989 sebesar 950/100.000 penduduk.2 2.3.4 Determinan Stroke

Faktor risiko stroke terdiri dari dua kategori, yaitu: a. Faktor Yang Tidak Dapat Dikontrol

a.1 Umur

Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan terjadinya stroke semakin besar. Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi di Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular (penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit arteri perifer) kemungkinan disebabkan penurunan fungsi organ tubuh yang salah satunya elastisitas pembuluh darah sehingga mudah terjadi aterosklerosis. Dari data profil 28 rumah sakit di Indonesia umur tertinggi terjadi pada umur 45-64 tahun yaitu sebesar 54.2%, umur


(32)

diatas 65 tahun sebesar 33,5% dan umur terendah terdapat pada kelompok umur dibawah 45 tahun sebesar 11.8%.24

a.2 Jenis Kelamin

Stroke lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita. Namun, kematian akibat stroke lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding laki-laki karena umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena pemakaian hormon estrogen pada wanita sebelum pascamenopause dapat melindungi dirinya dari risiko terjadinya stroke tipe iskemik sebesar 44%.25Menurut laporan American Heart Association Statistics Subcommitte (2007) menyebutkan bahwa pada tahun 2004, sekitar 61% kematian akibat stroke di Amerika menyerang wanita. Penelitian Zia E dkk tahun 2009 di Swedia dengan desain case control, pada umur <75 tahun kemungkinan perempuan meninggal dunia akibat stroke 1,7 kali dibandingkan laki-laki (OR 1,77; 95% CI, 1,3 – 2,3)26

a.3 Ras/ Suku Bangsa

Ras kulit hitam lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit putih. Hal ini berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi garam yang tinggi pada ras kulit hitam. Insidensi stroke di daerah Tenggara Timur lebih tinggi dibandingkan Tenggara Barat Amerika. Hal ini disebabkan tingginya kadar garam pada masyarakat di daerah Tenggara Timur Amerika.25 Menurut penelitian Grude HF dkk tahun 2000-2001 di Amerika Serikat dengan desain case control, kemungkinan orang berkulit hitam meninggal dunia akibat stroke 1,5 kali dibandingkan orang berkulit putih (OR 1,55; 95% CI; 1,37 – 1,75).27


(33)

a.4 Riwayat Stroke/ TIA sebelumnya

Serangan ini harus dianggap sebagai suatu ancaman stroke dan menunjukkan adanya risiko bagi permasalahan peredaran darah dimasa mendatang. Seseorang yang pernah mengalami serangan iskemik sepintas tanpa memperoleh pengobatan mempunyai kemungkinan kurang lebih sebesar 7% untuk mengalami gangguan peredaran darah yang serius setiap tahunnya. Dalam waktu 5 tahun kemungkinan akan terserang stroke kembali sebanyak 35-42%.Para medis sepakat bahwa serangan TIA merupakan suatu ancaman serius yang mengacu terjadinya serangan stroke.4

b. Faktor yang Dapat Dikontrol b.1 Hipertensi

Faktor ini merupakan faktor resiko utama terjadinya stroke iskemik dan perdarahan. Sering disebut sebagai silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak empat sampai enam kali. Makin tinggi tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan/ perdarahan otak.4

b.2 Penyakit Jantung

Penyakit jantung yang berisiko besar menyebabkan penderita stroke meninggal antara lain aritmia jantung seperti fibrasi atrium, infark miokard, gagal jantung Terbentuknya embolus akibat fibrasi atrium, infark miokard, gagal jantung yang terlepas akan mengalir ke otak dan ke bagian tubuh yang lain, dan embolus ini akan menyumbat arteri dan menyebabkan infark otak (kematian jaringan otak).28 Berdasarkan penelitian Mandip S. dkk tahun 2007 di Amerika dengan desain kohort, penderita fibrasi atrium memiliki risiko 1,7 kali untuk menderita stroke dan


(34)

meninggal dunia dibandingkan dengan bukan penderita fibrasi atrium (RR 1,76; 95 % CI ;1,05-2,94).29

b.3 Merokok

Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir 2 kali lipat. Adapun perokok pasif berisiko terkena 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan karbondioksida yang ada pada rokok menyebabkan kelainan pada dinding pembuluh darah, disamping itu juga mempengaruhi komposisi darah sehingga mempermudah terjadinya proses gumpalan darah (stroke iskemik).4

b.4 Diabetes Mellitus

Diabetes melitus menimbulkan perubahan pada sistem vaskular (pembuluh darah dan jantung). Diabetes melitus mempercepat terjadinya arteriosklerosis yang lebih berat, lebih tersebar sehingga risiko penderita stroke meninggal lebihbesar.28 Berdasarkan penelitian Marini C dkk tahun 2005 di Amerika dengan desain case control, kemungkinan orang yang menderita diabetes melitus meninggal dunia akibat stroke 1,4 kali dibandingkan bukan penderita diabetes melitus (OR 1,48; 95% CI, 1,29 – 1,72).30

b.5 Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, diabetes mellitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain-lain. Peminum alkohol berat dapat meningkatkan resiko terkena stroke 1-3 kali lebih besar.31


(35)

Kondisi ini dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan jantung koroner. Kolesterol yang tinggi akan membentuk plak di dalam pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar kolesterol total >220 mg/dl meningkatkan resiko stroke 1,31-2,9 kali.4,26

2.4 Patofisiologi22

Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan keadaan hipoksi. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak, Iskemik yang terjadi dalam waktu kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak.

Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral


(36)

tengah dan arteri karotis interna. Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik total yang dapat teratasi.

Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut infark

Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri-arteri yang menuju otak.

2.5 Gejala Stroke Iskemik15

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala-Gejala dapat muncul untuk sementara, lalu menghilang atau lalu memberat atau menetap. Gejala ini muncul akibat daerah otak tertentu yang tidak berfungsi disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala yang muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.

2.5.1 Gangguan Pada Pembuluh Darah Karotis

a. Pada cabangnya yang menuju otak bagian tengah (arteri serebri media) dapat terjadi gejala-gejala sebagai berikut:


(37)

a.1 Gangguan rasa di daerah muka/ wajah pada satu sisi atau disertai gangguan rasa di lengan dan tungkai atas.

a.2 Dapat terjadi gangguan gerak/ kelumpuhan dari tingkat ringan sampai kelumpuhan total pada lengan dan tungkai pada satu sisi (Hemiparesis/ Hemiplegi).

a.3 Gangguan untuk berbicara baik berupa sulit untuk mengeluarkan kata-kata atau sulit mengerti pembicaraan orang lain (afasia).

a.4 Gangguan penglihatan dapat berupa kebutaan satu sisi, atau separuh lapangan pandangan (hemianopsia).

a.5 Mata selalu melirik kearah satu sisi (deviation conjugae). a.6 Kesadaran menurun

a.7 Tidak mengenal orang-orang yang sebelumnya dikenalnya (prosopagnosia) a.8 Mulut perot

a.9 Tidak mampu menghasilkan kata-kata atau bunyi secara baik dan benar, karena otot-otot yang membuat suara dan membentuknya kedalam kata-kata mengalami kerusakan (pelo/ disartria).

a.10 Merasa anggota badan pada satu sisi tidak ada

a.11 Sudah tidak tampak tanda-tanda kelainan namun tidak sadar kalau dirinya mengalami kelainan (misalnya, jalan sudah menabrak-nabrak tapi mengatakan tidak apa-apa).

a.12 Kehilangan kemampuan musik yang dahulu dipunyainya (amusia) b. Pada cabangnya yang menuju otak bagian depan (arteri serebri anterior) dapat terjadi gejala-gejala sebagai berikut:


(38)

b.1 Kelumpuhan salah satu tungkai dan gangguan saraf perasa b.2 Ngompol

b.3 Tidak sadar

b.4 Gangguan mengungkapkan maksud b.5 Menirukan omongan orang lain (ekholali)

c. Pada cabangnya yang menuju otak bagian belakang (arteri serebri posterior) Akan memberikan gejala-gejala sebagai berikut:

c.1 Kebutaan seluruh lapangan pandangan satu sisi atau separuh lapang pandang pada kedua mata, bila bilateral disebut cortical blindness

c.2 Rasa nyeri spontan atau hilangnya rasa nyeri dan rasa getar pada separuh satu sisi tubuh

c.3 Kesulitan memahami barang yang di lihat, namun dapat mengerti jika meraba atau mendengar suaranya

c.4 Kehilangan kemampuan mengenal warna.

2.5.2 Gangguan Pada Pembuluh Darah Vertebrobasilaris

a. Gangguan gerak bola mata, hingga terjadi diplopia jalan menjadi sempoyongan

b. Kehilangan keseimbangan

c. Kedua kaki lemah/ hipotoni, tidak dapat berdiri (paraparesis inferior) d. Vertigo atau dizziness (gangguan keseimbangan

e. Nistagmus (penglihatan ganda) f. Muntah


(39)

h. Tuli mendadak

2.6 Diagnosis Stroke Iskemik 17,32 2.6.1. Anamnesis

Anamnesis atau sering juga disebut dengan wawancara merupakan hal yang utama dilakukan untuk dapat mengerti penyakit yang diderita oleh pasien. Anamnesis secara umum yang dilakukan kepada pasien meliputi pengumpulan informasi tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial-budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi, dan gaya hidup penderita. Melalui anamnesis yang dilakukan dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah terjadinya penyakit.

2.6.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi keadaan fisik penderita secara umun dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis. Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan pada pasien meliputi pemeriksaan umum (suhu tubuh, gizi, tekanan darah, anemia, paru, jantung, denyut nadi) dan pemeriksaan fungsi saraf/mayor (tingkat kesadaran, fungsi serebri, saraf kranial, sistem motorik, respons refleks, sistem sensorik).

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tujuan untuk mencari penyebab dan mencegah rekurensi dan pada pasien yang berat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan perburukan fungsi SSP. Pemeriksaan penunjang


(40)

yang biasa dilakukan antara lain darah lengkap dan LED, Ureum, glukosa, elektrolit, lipid, rontgen dada dan EKG, dan CT Scan kepala.

Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan jumlah sel eritrosit, leukosit, dan trombosit. Melalui pemeriksaan darah rutin dapat diketahui beberapa penyakit atau kelainan darah seperti leukositosis, tromsosistosis dan penyakit anemia. Pemeriksaan gula darah juga sangat diperlukan untuk menilai ada atau tidaknya penyakit DM yang menjadi faktor resiko stroke. Pemeriksaan ini juga diperlukan untuk melihat penurunan kesadaran apakah diakibatkan karena stroke atau penyakit lain seperti DM. Demikian juga pemeriksaan lipid bertujuan untuk melihat faktor resiko penyakit stroke.

Pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan rutin , murah dan mudah dilakukan terhadap penderita stroke. Pemerikasaan ini dilakukan bertujuan untuk menilai adanya kelainan aritma jantung diidap sebelumnya, seperti miokardium (kematian sel-sel otot jantung). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menjadi dampak pisitif seperti penemuan alat CT Scan.

CT Scan (Computerized Tomograph Scanning) merupakan pengembangan dari alat rontgen konvensional, secara sederhana pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sinar-X yang berputar mengelilingi tubuh yang hendak diperiksa, kemudian hasilnya akan nampak dilayar komputer yang telah tersedia. Tumor dan perdarahan dalam otak dapat terlihat dengan gambar yang ditunjukkan seperti bayangan-bayanagan dalam film, menunjukkan ukuran dan lokasi luka.


(41)

2.7 Lokasi Infark 2.7.1 Bangsal Ganglia

Basal Ganglia merupakan bagian dari sistem ekstrapiramidal, yang mempunyai fungsi dasar yang berhubungan dengan gerakan yang terasosiasi, penyesuaian bentuk tubuh dan integrasi autonomik.33 Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan hemiplegi spastik pada sisi kontralateral.34

2.7.2 Occipital

Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan pasien kehilangan lapangan pandang misalnya kehilangan pandang sebelah kiri. Kerusakan pada bagian ini juga dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam berkomunikasi.35

2.7.3 Parietal35

Kerusakan pada parietal kiri mempengaruhi kemampuan berhitung seseorang yang bisa dilihat pada perhitungan sederhana. Gangguan pada fungsi ini disebut acalculia. Selain itu juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkreasi yang dapat diketahui dengan menyeruh pasien menggambar.

Parietal kanan menrupakan bagian yang berhubungan dengan persepsi. Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan penderita kurang memperhatikan sisi kiri, baik tangan maupun kaki, sehingga penderita tidak mampu mengidentifikasi kerusakan pada sisi kiri. Kerusakan pada parietal juga dapat mengakibatkan disorientasi terhadap sisi kiri,disorientasi spasial misalnya ketika menentukan arah jarum kompas, membaca peta, atau melihat figur tiga dimensi.


(42)

2.7.4 Lobus Frontalis

Lobus frontalis merupakan area kontrol motorik terhadap pergerakan yang di sadari termasuk yang berkaitan dengan bicara. Selain control motorik lobus frontalis juga berperan dalam kontrol ekspresi emosi dan perilaku, moral.

2.8 Letak Kelumpuhan

2.8.1 Kelumpuhan Sebelah Kiri (Hemiparesis Sinistra)

Kerusakan pada sebelah kanan otak (Hemispere kanan otak) yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tubuh bagian kiri.31 Pasien dengan kelumpuhan sebelah kiri sering memperhatikan ketidakmampuan persepsi visuomotor, kehilangan memori visual dan mengabaikan sisi sebelah kiri. Penderita memberikan perhatian hanya kepada sesuatu yang berada dalam lapangan pandang yang dilihatnya.15

2.8.2 Kelumpuhan Sebelah kanan (Hemiparesis Dextra)

Kerusakan pada sebelah kiri otak (Hemispere kiri otak) yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada tubuh bagian kanan.31 Penderita ini biasanya mempunyai kekurangan dalam komunikasi verbal. Namun persepsinya dan memori visuomotornya sangat baik, sehingga dalam melatih perilaku tertentu harus dengan cermat diperhatikan tahap demi tahap secara visual. Dalam berkomunikasi kita harus lebih banyak menggunakan bahasa tubuh.15

2.8.3 Kelumpuhan Kedua sisi (Paraparesis)

Merupakan kelumpuhan yang terjadi pada kedua sisi tubuh baik kiri maupun bagian kanan. Hal ini mengakibatkan kedua kaki sulit untuk digerakkan dan


(43)

mengalami hiperaduksi. Tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada keseimbangan jika sensasi normal.34

2.9 Pencegahan Faktor Risiko Stroke Iskemik19,28 2.9.1 Pencegahan Primer

Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke, yaitu:

a. Menghindari rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya.

b. Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan

c. Mengendalikan hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan jantung vaskuler aterosklerotik lainnya.

d. Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur. 2.9.2 Pencegahan Sekunder

a. Modifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risiko lainnya, seperti: a.1 Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai

a.2 Diabetes Mellitus : diet, obat hipoglikemik oral/ insulin a.3 Penyakit jantung aritmik nonvalvular (antikoagulan oral) a.4 Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat antidislipidemia a.5 Berhenti merokok

a.6 Hindari alkohol

b. Obat-obatan yang digunakan, seperti : Asetosal, Antikoagulan oral, Tiklopidin, Clopidogrel, dan lain-lain.


(44)

2.9.3 Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan adalah untuk mereka yang telah menderita stroke agar kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi ketergantungan pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.pencegahan tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan salah satu tindakan pencegahan tersier yang bertujuan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan fisik,ekonomi dan kemampuan untuk bekerja seoptimal mungkin.

Hal-hal yang dilakukan diantaranya: a. Terapi Fisik/ Fisioterapi

Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekakuan (konfraktur) dan mengoptimalkan pengobatan medis. Terapi awanya adalah pasien dilatih untuk mengangkat kepala, duduk dan berdiri, kemudian latihan ditingkatkan dengan memberikan rangsangan yang maksimal pada sisi yang lumpuh.

b. Terapi Bicara

Penderita dianjurkan memulihkan kemampuan bicaranya dengan cara mengemukakan segala hal yang ia ingin katakan walaupun timbul berbagai kesulitan dalam mengemukakan kepada orang lain.Dalam hal ini, peran keluarga sangat besar untuk tetap aktif mengajak penderita berbicara layaknya seperti orang sehat. Hal ini dilakukan untuk penderita stroke yang mengalami gangguan pada pusat bicara (lesi brokat).


(45)

c. Psikoterapi

Ada beberapa hal yang dirasakan oleh penderita yang selamat dari stroke beberapa tahun kemudian, diantaranya perasaan capai berlebihan,jadi pemarah, depresi dan stres. Hal ini dapat diatasi dengan menjalani kehidupan yang santai dan rileks dan bagi keluarga dianjurkan untuk terapi mengikutkan penderita dalam diskusi dan pengambilan Keputusan agar penderita merasa bahwa dia masih dihargai dalam keluarga.

2.10 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap

1. Sosiodemografi a. Umur b. Agama c. Jenis kelamin d. Status perkawinan e. Suku

f. Pendidikan terakhir g. Pekerjaan

h. Daerah asal 2. Status rawatan

a. Keluhan utama b. Faktor risiko c. Letak kelumpuhan d. Lama rawatan rata-rata e. Lokasi infark

f. Sumber biaya


(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi didasari atas pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A dengan fasilitas yang lengkap untuk merawat penderita stroke iskemik dengan infark dan tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua data pasien yang dinyatakan berdasarkan diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit stroke iskemik dengan infark pada kartu status yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 dengan jumlah penderita sebanyak 117 penderita.


(47)

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua data penderita Stroke iskemik dengan infark yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012. Besar sampel adalah sama dengan populasi (Total Sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memakai data sekunder yang diperoleh dari pencatatan kartu status (rekam medik) penderita stroke iskemik dengan infark yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012. Kartu status penderita stroke iskemik yang terpilih sebagai sampel dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan/ tabulasi terhadap variabel yang diteliti.

3.5 Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Data univariat dianalisis secara deskriptif dan data bivariat dianalisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square,uji Mann-Whitney dan uji Kruskal Wallis. Hasilnya disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram batang, dan diagram pie.

3.6 Defenisi Operasional Variabel

3.6.1 Penderita Stroke iskemik : Data pasien yang dinyatakan berdasarkan diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit stroke iskemik dengan infark pada kartu status yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik


(48)

Medan yang berobat mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun 2012.

3.6.2 Sosiodemogarafi yang terdapat didalam kartu status penderita meliputi: a. Umur adalah lamanya hidup penderita stroke iskemik dengan infark yang

dihitung berdasarkan tahun sejak lahir sampai ulang tahun terakhir sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. <45 tahun 2. 45-64 tahun 3. >65tahun

b. Agama adalah kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh penderita stroke iskemik dengan infark sesuai dengan yang terdapat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Khatolik 3. Kristen Protestan 4. Hindu

5. Budha

c. Jenis kelamin adalah ciri khas reproduksi yang dimiliki oleh penderita stroke iskemik dengan infark yang tercatat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. Laki-laki 2. Perempuan

d. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita stroke iskemik dengan infark sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:


(49)

1. Kawin 2. Belum kawin

e. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita stroke iskemik dengan infark sesuai dengan yang tertulis pada kartu status, dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Minang 6. Lain-lain

e. Pendidikan terakhir adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan berhasil diselesaikan penderita stroke iskemik dengan infark yang terdapat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. Tidak Tamat SD 2. Tamat SD/ sederajat 3. Tamat SMP/ sederajat 4. Tamat SMA/ sederajat

5. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi.

f. Pekerjaan adalah adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita stroke iskemik dengan infark sesuai yang tercatat pada kartu status.dikategorikan atas:

1. Tidak bekerja 2. Ibu Rumah Tangga 3. Petani

4. Wiraswasta

5. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 6. Lain-lain

g. Daerah asal adalah tempat tinggal penderita stroke iskemik dengan infark yang terdapat pada kartu status.dikategorikan atas:


(50)

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

3.6.3 Keluhan utama adalah jenis keluhan utama yang diderita oleh penderita stroke iskemik dengan infark pertama kali ketika datang berobat dan memeriksakan diri yang tercatat di dalam kartu status, dikategorikan atas: 1. Nyeri kepala mendadak

2. Kesadaran menurun 3. Ganguan gerak dan bicara 4. Lemah lengan dan tungkai kiri 5. Lemah lengan dan tungkai kanan

3.6.4 Faktor risiko adalah tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang berhubungan dengan peningkatan insidens penyakit stroke iskemik dengan infark yang terdapat pada kartu status.dikategorikan atas:

1. Hipertensi 2. Diabetes Melitus 3. Penyakit Jantung 4. Pernah Stroke

5. Konsumsi narkoba dan alkohol 6. Lebih dari satu faktor risiko 7. Kebiasaan merokok

8. Hiperkolesterolemi

3.6.5 Letak Kelumpuhan adalah lokasi dimana terjadi kelumpuhan di otak pada penderita stroke iskemik dengan infark yang terdapat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. Hemiparesis sinistra 2. Hemiparesis dextra 3. Paraparesis

3.6.6 Lama rawatan rata-rata adalah lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari rumah sakit yang tercatat pada kartu status.


(51)

3.6.7 Lokasi infark adalah lokasi penyumbatan pembuluh darah pada penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan hasil pemeriksaan CT-scan, dikategorikan atas:

1. Basal Ganglia 2. Occipital 3. Parietal 4. Temporal 5. Frontal

3.6.8 Sumber biaya adalah jenis administrasi pembiayaan penderita stroke iskemik dengan infark yang tercatat di dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Umum 2. ASKES 3. Jamkesmas 4. JPKMS 5. JKA 6. SKTM

3.6.9 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke iskemik dengan infark ketika keluar dari rumah sakit yang dinyatakan dengan:

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 3. Meninggal


(52)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintahan Pusat yang secara teknis berada di bawah Direktoral Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17 Medan Tuntungan, merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, dan Propinsi Sumatera Barat. 4.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Visi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah “Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera tahun 2015”

Visi tersebut diwujudkan melalui misi RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu: a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau. b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang

professional.

c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri.


(53)

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 244/MENKES/PER/III/2008 tanggal 11 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan c. Penunjang medis dan non medis d. Pengelolaan sumber daya manusia

e. Pendidikan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kodokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan

f. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya g. Penelitian dan pengembangan

h. Pelayanan rujukan


(54)

4.1.4. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagi prasarana yang terdiri dari dari instalasi rawat jalan, rawat gawat darurat, rawat inap terpadu A/B, Perawatan Intensif, Spesialis, dan penunjang pelayanan medis lainnya.

4.1.5. Pelayanan Penunjang Medis

Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium klinik, laboratorium anotomi, laboratorium mikrobiologi, farmasi dan pusat radiologi. Pusat radiologi terdiri dari:

a. Radio diagnostik : Radiologi Konvensional, Intervensional Radiologi, USG (Ultra Sonografi) 3D/4D, CT-Scan Spiral, Mamografi, dan Panografi. b. Radio Therapi : Brachyteraphy (Penyinaran Internal) dan Linac (Penyinaran

Eksternal)

4.1.6. Penunjang Umum

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dibangun diatas tanah seluas ± 10 Ha, terdapat bangunan bebarapa gedung yang menjadi sarana pelayanan kesehatan. Selain itu sarana dan prasarana di RSUP Haji Adam Malik Medan juga dilengkapi dengan Penyediaan Air Bersih, listrik, taman, dan parkir, pengelolaan limbah cair dan padat serta fasilitas umum lainnya. Rumah Sakit ini juga dilengkapi dengan pelayanan telekomunikasi diantaranya PABX 420 Nomor Extention, Internet, Wifi, Faxmile, dan Audio System/Pusat Informasi.


(55)

4.2. Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi

Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan sosiodemografi yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status perkawinan, Pendidikan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Sosiodemografi f (%)

Umur < 45 tahun 45-65tahun >65 tahun 9 77 31 7,7 65,8 26,5

Jumlah 117 100

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 67 50 57,3 42,7

117 100

Agama Islam Kristen Katolik Kristen Protestan Hindu 71 8 36 2 60,7 6,8 30,8 1,7

Jumlah 117 100

Status Perkawinan kawin Tidak kawin 114 3 97,4 2,6

Jumlah 117 100

Pendidikan Terakhir Tidak Tamat SD Tamat SD/ sederajat Tamat SMP/ sederajat Tamat SMA/ sederajat

Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi

2 21 26 52 16 1,7 17,9 22,3 44,4 13,7


(56)

Tabel 4.4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Pekerjaan dan Daerah Asal yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Pekerjaan Tidak bekerja Ibu Rumah Tangga Petani Wiraswasta PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 3 45 11 35 23 2,6 38,5 9,4 29,9 19,6

Jumlah 117 100

Daerah asal Kota Medan Luat Kota Medan

39 78

33,3 66,7

Jumlah 117 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita stroke iskemik dengan infark tertinggi adalah pada kelompok umur 45-65 tahun 65,8% dan kelompok umur terendah pada umur < 45 tahun sebesar 7,7%. Proporsi jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki yaitu sebesar 57,3% sedangkan perempuan sebesar 42,7%. proporsi agama penderita stroke iskemik dengan tertinggi adalah Islam 60,7% dan agama terendah adalah Hindu sebesar 1,7%. Proporsi status perkawinan tertinggi adalah Kawin yaitu sebesar 97,4% sedangkan Tidak kawin sebesar 2,6%. Proporsi pendidikan tertinggi adalah Tamat SMA/ sederajat yaitu sebesar 44,4% sedangkan pendidikan terendah Tidak Tamat SD sebesar 1,7%. Proporsi pekerjaan tertinggi adalahIbu Rumah Tangga yaitu sebesar 38,5% sedangkan pekerjaan terendah Tidak bekerja sebesar 2,6% Proporsi daerah asal lebih besar adalah Luar Kota Medan 66,7% sedangkan Kota Medan 33,3%.


(57)

4.3 Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap Berdasarkan Status Rawatan

Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan status rawatan yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Status rawatan F (%)

Keluhan Utama Nyeri kepala mendadak Kesadaran menurun Ganguan gerak dan bicara Lemah lengan dan tungkai kiri Lemah lengan dan tungkai kanan

16 13 8 45 35 13,7 11,1 6,8 38,5 29,9

Jumlah 117 100

Faktor Risiko

Hipertensi 45 38,5

Diabetes Melitus Penyakit jantung Pernah Stroke Kebiasaan merokok

Lebih Dari Satu Faktor Resiko Hiperkolesterolemi 15 5 18 4 5 25 12,8 4,3 15,4 3,3 4,3 21,4

Jumlah 117 100

Lokasi Infark Basal Ganglia Occipital Parietal Temporal Frontal 46 22 15 4 30 39,3 18,8 12,8 3,4 25,7

Jumlah 117 100

Letak Kelumpuhan Hemiparesis sinistra Hemiparesis dextra Paraparesis 57 44 16 48,7 37,6 13,7


(58)

Tabel 4.5.1 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Sumber Biaya Umum ASKES Jamkesmas JPKMS JKA SKTM 6 62 13 11 4 21 5,1 52,9 11,1 9,4 3,4 17,9

Jumlah 117 100

Biaya Sendiri Bukan biaya sendiri

6 111

5,1 94,9

Jumlah 117 100

Keadaan Sewaktu Pulang

PBJ 65 55,6

PAPS 23 19,7

Meninggal 29 24,7

Jumlah 117 100

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah lemah lengan dan tungkai kiri 38,5% dan terendah kesadaran menurun 6,8%. Proporsi proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan faktor risiko tertinggi adalah hipertensi 38,5% dan terendah kebiasaan merokok 3,4%. Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan lokasi Infark tertinggi adalah penderita stroke iskemik dengan infark di basal ganglia 86,4% dan terendah penderita stroke iskemik dengan infark di temporal 3,4%. Letak kelumpuhan tertinggi adalah hemiparesis sinistra 48,7% dan terendah paraparesis 13,7%. Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan sumber biaya tertinggi adalah Askes 53,0 % dan terendah JKA 3,4%. Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi


(59)

adalah pulang berobat jalan (PBJ) 55,6% dan terendah PAPS 19,7%. Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke iskemik dengan infark di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 adalah 24,7%.

4.4 Lama Rawatan Rata-rata (hari) Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap

Lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan status rawatan yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata (hari) Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Lama Rawatan Rata-rata Penderita yang Menderita Penyakit Stroke iskemik dengan Infark

Lama Rawatan Rata-rata Simpangan Baku

95% Tingkat Kepercayaan Lama Rawatan Terendah Lama Rawatan Tertinggi

6,57 0,358 5,86-7,28

1 20

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata Penderita yang menderita penyakit Stroke iskemik dengan infark adalah 6,57 hari atau 7 hari. Simpangan Baku0,358 hari dengan lama rawatan terendah 1 hari dan lama rawatan tertinggi 20 hari.


(60)

4.5 Analisa Statistik

4.5.1 Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Iskemik dengan Lokasi Infark Berdasarkan Lokasi Infark

Letak kelumpuhan penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan lokasi infark penderita stroke iskemik dengan infark rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Lokasi Infark Letak Kelumpuhan Total Hemiparesis Sinistra Hemiparesis

Dextra Paraparesis

f % f % F % f %

Basal Ganglia Occipital Parietal Temporal Frontal 20 7 11 3 16 43,5 31,8 73,3 75,0 53,3 21 15 3 1 4 45,7 68,2 20,0 25,0 13,4 5 0 1 0 10 10,8 ,0 6,7 ,0 33,3 46 22 15 4 30 100 100 100 100 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada penderita stroke iskemik dengan infark yang berlokasi di basal ganglia, proporsi letak kelumpuhan lebih tinggi adalah hemiparesis sinistra 45,7% sedangkan yang lebih rendah adalah paraparesis 24,6%. Pada penderita stroke iskemik dengan infark yang berlokasi di occipital, proporsi letak kelumpuhan lebih tinggi adalah hemiparesis sinistra 68,2% sedangkan yang lebih rendah adalah paraparesis 0,0%. Pada penderita stroke iskemik dengan infark yang berlokasi di parietal, proporsi letak kelumpuhan lebih tinggi adalah hemiparesis dextra 73,3% sedangkan yang lebih rendah adalah paraparesis 6,7%. Pada penderita stroke iskemik dengan infark yang berlokasi di temporal, proporsi letak kelumpuhan lebih tinggi adalah hemiparesis dextra 75,0% sedangkan yang lebih


(61)

rendah adalah paraparesis 0%. Pada penderita stroke iskemik dengan infark yang berlokasi di serebral, proporsi letak kelumpuhan lebih tinggi adalah hemiparesis dextra 53,3% sedangkan yang lebih rendah adalah hemiparesis sinistra 13,4%. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 6 sel (40,0%) expected count nya kurang dari 5.

Untuk Analisa lebih lanjut lokasi infark penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat Inap dibedakan atas 3 yaitu Anterior pada lokasi frontal, Posterior pada basal ganglia dan occipital, dan Lateral pada parietal dan temporal.

Tabel 4.7.1 Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Lokasi Infark Letak Kelumpuhan Total Hemiparesis Sinistra Hemiparesis

Dextra Paraparesis

f % f % F % f %

Anterior Posterior Lateral 16 27 14 53,3 39,7 73,7 4 36 4 13,3 52,9 21,1 10 5 1 33,4 7,4 5,2 30 68 19 100 100 100 p=0,000 Berdasarkan tabel 4.7.1 dapat dilihat bahwa pada penderita yang berlokasi infark di anterior proporsi letak kelumpuhan tertinggi di hemiparesis sinistra 53.3% dan terendah hemiparesis dextra, berlokasi infark di posterior tertinggi letak kelumpuhan hemiparesis dextra 39,7% dan terendah paraparesis 7,4%, sedangkan lokasi infark di lateral letak kelumpuhan tertinggi di hemiparesis sinistra 73,7% dan yang terendah berletak kelumpuhan paraparesis 5,2%. Hasil analisis statistik dengan uji Chi-square diperoleh nilai p<0,05 yang artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara letak kelumpuhan berdasarkan lokasi infark.


(62)

Untuk Analisa lebih lanjut letak kelumpuhan penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat Inap dibedakan atas 2 yaitu hemiparesis dan paraparesis

Tabel 4.7.2 Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Lokasi Infark

Letak Kelumpuhan

Hemiparesis Paraparesis Total

f % f % f %

Anterior Posterior Lateral 20 63 18 66.6% 92.6% 94.7% 10 5 1 33,4 7,4 5,3 30 68 19 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.7.2 dapat dilihat bahwa pada penderita yang berlokasi

infark di anterior proporsi letak kelumpuhan di hemiparesis 66.6% lebih besar dari paraparesis, berlokasi infark di posterior letak kelumpuhan hemiparesis dextra 92,6% lebih besar dari paraparesis, sedangkan lokasi infark di lateral letak kelumpuhan di hemiparesis 94,7 lebih besar dari paraparesis.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) expected count nya kurang dari 5.

4.5.2 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Sumber Biaya

Keadaan sewaktu pulang penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan Sumber Biaya yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(63)

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik MedanTahun 2012

No

Sumber Biaya

Keadaan Sewaktu Pulang Total

PBJ PAPS Meninggal

f % f % f % f %

1. 2.

Umum (biaya sendiri) Bukan biaya sendiri (Askes,Jamkesmas, JPKMS,JKA,SKTM) 1 64 16,7 57,7 4 19 66,7 17,1 1 28 16,6 25,2 6 111 100 100

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pada penderita stroke iskemik dengan infark yang sumber biaya umum, proporsi keadaan sewaktu pulang lebih banyak adalah pulang atas permintaan sendiri 66,7% sedangkan yang pulang berobat jalan 16,7% dan meninggal 16,6%. Pada penderita stroke iskemik dengan infark yang bukan sumber biaya sendiri, proporsi keadaan sewaktu pulang lebih banyak adalah pulang berobat jalan 57,7% dan yang meninggal 25,2% sedangkan pulang atas permintaan sendiri 17,1%. CFR berdasarkan sumber biaya lebih besar pada penderita stroke iskemik dengan infark yang bukan biaya sendiri 25,2% sedangkan biaya sendiri 16,6%.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang memiliki nilai expected count kurang dari 5.


(64)

4.5.3 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Sumber Biaya

Lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan Sumber Biaya yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-rata

f X SD

1. 2.

Umum (biaya sendiri) Bukan Biaya sendiri (Askes,Jamkesmas, JPKMS,JKA,SKTM)

6 111

4,83 6,67

2,714 3,909

p=0,241 Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark yang sumber biaya sendiri (umum) adalah 4.83 (5 hari) sedangkan lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark dengan bukan sumber biaya sendiri adalah 6.67 (7 hari).

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh p<0,05 artinya data lama rawatan tidak berdistribusi normal sehingga tidak dapat dilakukan dengan uji t-test kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p>0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.


(65)

4.5.4 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No Keadaan Sewaktu Pulang

Lama Rawatan Rata-rata

f X SD

1. 2. 3.

PBJ PAPS Meninggal

65 23 29

8,08 5,04 4,41

3,492 3,183 3,766

χ2= 37,263 df= 2 p=0,000

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark dengan pulang berobat jalan 8,08 (8 hari), pulang atas permintaan sendiri 5,04 (5 hari), sedangkan yang meningggal 4,41 (4 hari).

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.


(1)

Keadaan Sewaktu Pulang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid pbj 65 55.6 55.6 55.6

paps 23 19.7 19.7 75.2

meninggal 29 24.7 24.8 100.0


(2)

Total hemiparesis

sinistra

hemiparesis

dextra paraparesis

lokasi infark basal ganglia Count 20 21 5 46

% within lokasi infark 43.5% 45.7% 10.8% 100.0%

% within letak kelumpuhan 35.1% 47.7% 31.3% 39.3%

% of Total 17.1% 17.9% 4.3% 39.3%

occipital Count 7 15 0 22

% within lokasi infark 31.8% 68.2% .0% 100.0%

% within letak kelumpuhan 12.3% 34.1% .0% 18.8%

% of Total 6.0% 12.8% .0% 18.8%

parietal Count 11 3 1 15

% within lokasi infark 73.3% 20.0% 6.7% 100.0%

% within letak kelumpuhan 19.3% 6.8% 6.3% 12.8%

% of Total 9.4% 2.6% .9% 12.8%

temporal Count 3 1 0 4

% within lokasi infark 75.0% 25.0% .0% 100.0%

% within letak kelumpuhan 5.3% 2.3% .0% 3.4%

% of Total 2.6% .9% .0% 3.4%

Frontal Count 16 4 10 30

% within lokasi infark 53.3% 13.4% 33.3% 100.0%

% within letak kelumpuhan 28.1% 9.1% 62.5% 25.6%

% of Total 13.7% 3.4% 8.5% 25.6%

Total Count 57 44 16 117

% within lokasi infark 48.7% 37.6% 13.7% 100.0%

% within letak kelumpuhan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(3)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 29.316a 8 .000

Likelihood Ratio 31.145 8 .000

Linear-by-Linear Association .129 1 .720

N of Valid Cases 117

a. 6 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,55.

Sumber biaya statistik uji * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation Keadaan Sewaktu Pulang

Total pbj paps meninggal

Sumber biaya statistik uji

Biaya sendiri Count 1 4 1 6

% within Sumber biaya statistik uji

16.7% 66.7% 16.8% 100.0%

% within Keadaan Sewaktu Pulang

1.5% 17.4% 3.4% 5.1%

% of Total .9% 3.4% .9% 5.1%

tidak biaya sendiri

Count 64 19 28 111

% within Sumber biaya statistik uji

57.7% 17.1% 25.2% 100.0%

% within Keadaan Sewaktu Pulang

98.5% 82.6% 96.6% 94.9%

% of Total 54.7% 16.2% 23.9% 94.9%

Total Count 65 23 29 117

% within Sumber biaya statistik uji

55.6% 19.7% 24.9% 100.0%

% within Keadaan Sewaktu Pulang

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(4)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 8.999a 2 .011

Likelihood Ratio 7.045 2 .030

Linear-by-Linear Association .838 1 .360

N of Valid Cases 117

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,18.

ANOVA Lama Rawatan Rata-rata

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 19.132 1 19.132 1.281 .260

Within Groups 1717.500 115 14.935

Total 1736.632 116

Descriptives Lama Rawatan Rata-rata

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Biaya sendiri 6 4.83 2.714 1.108 1.98 7.68 2 9

tidak biaya sendiri

111 6.67 3.909 .371 5.93 7.40 1 20


(5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Lama Rawatan Rata-rata

N 117

Normal Parametersa,,b Mean 6.57

Std. Deviation 3.869

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .140

Negative -.102

Kolmogorov-Smirnov Z 1.515

Asymp. Sig. (2-tailed) .020

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Mann-Whitney Test

Ranks Sumber biaya statistik

uji N Mean Rank Sum of Ranks

Lama Rawatan Rata-rata Biaya sendiri 6 43.25 259.50

tidak biaya sendiri 111 59.85 6643.50

Total 117

Test Statisticsa

Lama Rawatan Rata-rata

Mann-Whitney U 238.500

Wilcoxon W 259.500

Z -1.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .241


(6)

Descriptives Lama Rawatan Rata-rata

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimu m

Maximu m Lower

Bound Upper Bound

pbj 65 8.08 3.492 .433 7.21 8.94 3 20

paps 23 5.04 3.183 .664 3.67 6.42 2 15

meninggal 29 4.41 3.766 .699 2.98 5.85 1 19

Total 117 6.57 3.869 .358 5.86 7.28 1 20

Kruskal-Wallis Test

Ranks Keadaan

Sewaktu Pulang N Mean Rank

Lama Rawatan Rata-rata pbj 65 75.78

paps 23 43.63

meninggal 29 33.59

Total 117

Test Statisticsa,b

Lama Rawatan Rata-rata

Chi-Square 37.263

df 2

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Keadaan Sewaktu Pulang