Latar Belakang Analisis Yuridis terhadap Implementasi Perjanjian Pemborongan Rehab Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan antara Dinas Kesejahteraan dan Sosial dengan CV. Rapima

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar. Eksistensi dan kejayaan bangsa tidak terlepas dari sejarah silamnya dan para pahlawanlah yang telah menghantarkan kita ke pintu gerbang kemerdekaan sehingga dapat meneruskan perjuangan leluhurnya pembangunan kesejahteraan sosial. Upaya mewujudkan penghormatan kepada para pahlawan dapat dilakukan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha secara bersama-sama dengan cara memelihara dan mengelola Taman Makam Pahlawan TMP dan Makam Pahlawan Nasional MPN. 1 Pembinaan, pelestarian dan pengembangan nilai kepahlawanan dalam pelaksanaannya dijabarkan melalui program dan sasaran yang digariskan. Namun, dalam kenyataannya masih terlihat adanya kekurang mantapan terutama dalam upaya pelestarian nilai kepahlawanan. Untuk melestarikan dan mengembangkan nilai kepahlawanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya pembinaan terhadap masyarakat agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai- nilai tersebut terutama bagi golongan generasi muda. Penghayatan dan pengamalan nilai kepahlawanan dan keperintisan dapat dilihat melalui beberapa indikator antara lain : 1. Semakin erat serta membudayanya sikap dan perilaku kepahlawanan dan keperintisan dalam masyarakat seperti : a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Cinta bangsa dan tanah air c. Berjiwa militan 1 Kementrian Sosial RI Direktorat Kepahlawanan Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial, Standarisasi Taman Makam Pahlawan Nasional dan Makam Pahlawan Nasional, Jakarta, 2013, hal. 1 1 Universitas Sumatera Utara d. Gagah berani e. Rela berkorban tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan tanah air f. Percaya kepada kekuatankemampuan sendiri g. Bertanggung jawab h. Bercita-cita tinggi i. Berwibawa j. Berkepentingan k. Tidak menganal menyerah dan berkeluh kesah l. Mampu menghimpun kekuatan. 2. Semakin meningkat dan mantapnya kesadaran masyarakat dalam menghargai jasa-jasa pahlawan dan perintis kemerdekaan. 3. Adanya peningkatan peran serta masyarakat terhadap 7 program gerakan nasional pelestarian dan pengamalan nilai kepahlawanan, yaitu publikasi dan penyuluhan tentang kepahlawan, sarahsehan tentang kepahlawanan, mempercantik TMPMPN, ziarah wisata di TMPMPN, napak tilas, pemberian kemudahanpenghargaan kepada keluarga pahlawanperintis kemerdekaan dan pameran pembangunan. 2 Taman Makam Pahlawan Nasional TMPN dan Makam Pahlawan Nasional MPN cenderung luput dari perhatian publik. Keberadaannya dianggap tidak mempunyai manfaat bagi masyarakat sehingga kepedulian untuk ikut berpartisipasi dalam memelihara, apalagi untuk mengelola masih rendah. Taman Makam Pahlawan Nasional TMPN dan Makam Pahlawan Nasional MPN terkesan tertutup bagi umum. Kesan seperti ini tidak tepat dan mengurangi arti perjuangan para tokoh di masa lalu dan menghilangkan makna sejarah, juga mempersempit arti nilai-nilai keperintisan dan kepahlawanan yang semestinya tertanam kuat dalam jiwa bangsa. Pada titik inilah seharusnya Taman Makam Pahlawan Nasional TMPN dan Makam Pahlawan Nasional MPN di pelihara dan dikelola agar menjadi kebanggaan, menjadi simbol penghargaan dan menjadi wahana penanaman nilai-nilai keperintisan dan kepahlawanan, terutama bagi generasi muda. 2 Data dan Infomasi Pembinaan Kepahlawanan dan Keperintisan, Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial Direktorak Urusan Kepahlawan dan Perintis Kemerdekaan, Jakarta, 19961997, hal. 1 Universitas Sumatera Utara Saat ini terdapat 370 Taman Makam Pahlawan Nasional Nasional yang terdiri dari: 1 TMPN Utama TMPN Utama Kalibata, 30 TMPN Tingkat Provinsi, 338 TMPN tingkat KabupatenKota dan 1 TMPN di luar negeri Timor Leste. Selain itu terdapat pula 90 MPN: 89 MPN tersebar di 22 Provinsi dan 1 MPN berada di luar negeri MPN Tuanku Tambusai di Malaysia. Secara umum, kondisi faktual TMPN dan MPN masih memprihatinkan. Hal ini antara lain disebabkan belum terlaksananya pemeliharaan dan pengelolan yang sesuai dengan panduan standarisasi tentang TMPN dan MPN. Akibatnya sebahagian dari fungsi TMPN dan MPN tersebut tidak dapat dilaksanakan. Sebaliknya, TMPN dan MPN dinilai sebagai tempat pemakaman semata. Akhirnya baik TMPN maupun MPN secara kultural dianggap tidak memiliki perbedaan dengan tempat pemakaman umum lainnya. Kondisi faktual pengelolaan TMPN dan MPN masih banyak yang kurang terawat, di samping itu, peran aktif masyarakat dalam memelihara TMPNMPN masih sangat kurang. Oleh karenanya diperlukan peningkatan pemeliharaan, pembangunan, rehabilitasipemugaran dan peningkatan fungsi TMP dan MPN secara terus menerus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku. Adapun yang menjadi fungsi TMPN dan MPN adalah sebagai berikut : a. Sebagai wujud penghargaan dan penghormatan terhadap jasa-jasa para PahlawanPejuang. b. Sebagai Sarana Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial. c. Sebagai Obyek Studi dan Ziarah. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan fungsi TMPN dan MPN tersebut di atas, maka diperlukan berbagai komponen fisik yang dibangun untuk mewujudkan fungsi tersebut. Oleh karena itu diperlukan berbagai sarana dan prasarana fisik, baik di TMPN maupun di MPN. Komponen f isik TMPN : 1. Makam kijing dan nisan. 2. Petak makam. 3. Monumen. 4. Plaza utama. 5. Jalan utama. 6. Pintu gerbang. 7. Tembok nama. 8. Tiang bendera. 9. Tembok abadi. 10. Ruang kantor. 11. Perpustakaan. 12. Ruang persemanyaman. 13. Jalan setapak di petak makam. 14. Pagar keliling. 15. Pertamanan. 16. Halaman parkir. 17. Rumah Petugas. 3 Dengan memperhatikan gambaran umum TMPN dan MPN di atas, maka perlu di tetapkan Standard TMPN dan MPN. Penetapan standar ini dilakukan agar 3 Kementerian Sosial RI Direktorat Kepahlawanan Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial, Op, Cit. hal. 8 Universitas Sumatera Utara setiap pengelola TMPN dan MPN mempunyai acuan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi setempat dengan memperhatikan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 Tentang Standar pengelolaan Taman Pahlawan Nasional dan Makam Pahlawan Nasional. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyai tugas dalam memelihara Taman Makam Pahlawan Nasional TMPN dan Makam Pahlawan nasional MPN, berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 86HUK2010 tentang Organisasi Tata Kerja Kementrian Sosial. Pemerintah daerah mempunyai otonomi untuk mengelola dan menyelenggarakan tata pemerintahannya masing-masing mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah mengalami perubahan melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Undang-Undang tersebut memayungi tanggungjawab pemerintah daerah untuk mengelola wilayahnya. Hal ini dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Privinsi sebagai daerah otonom telah mengatur batas kewenangan Pemerintah dan Provinsi. 4 Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan amanat dari undang-undang otonomi daerah merupakan salah Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi untuk mengelola Taman Makam Pahlawan Nasional Bukit Barisan. Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu Dinas Provinsi Sumatera Utara dimana berperan untuk melakukan pembangunan 4 Ibid, hal. Universitas Sumatera Utara dalam bidang rehab Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan Medan merupakan salah satu wujud pembangunan di bidang fisik yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ini tidak dapat secara langsung melakukan pembangunan pekerjaan pemborongan, sehingga perlu untuk mengadakan kontrak dengan kontraktor yang persyaratannya sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Salah satu perusahaan kontraktor yang mengadakan kontrak dengan Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah CV. RAPIMA. Hubungan kerjasama antara Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dengan CV. RAPIMA disebut dengan perjanjian atau sering dikenal dengan kontrak. Dari segi hukum perjanjian, pemborongan pekerjaan harus tunduk kepada aturan-aturan hukum pejanjian yang diatur dalam KUH Perdata Buku III dan peraturan-peraturan lainnya seperti Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 selanjutnya disebut Kepres No. 802003 jo Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005 Selanjutnya disebut Perpres No. 322005 jo Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 Selanjutnya disebut Perpres No. 82006 jo Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Selanjutnya disebut Perpres Np. 542010 jo Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2011 Selanjutnya disebut Perpres No. 352011 untuk mencegah terjadinya sengketa dikemudian hari, karena adanya kesalahpahaman antara pihak pemberi pekerjaan dengan pihak yang melakukan pekerjaan. Aturan mengenai hak dan kewajiban serta hubungan pihak-pihak lain tersebut juga diatur dalam kontrak kerja atau suat perjanjian tersebut. Adanya surat perjanjian atau kontrak kerja tersebut masing-masing pihak harus menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan proyek pemborongan ini, para pihak yang terlibat tidak boleh mengabaikan akta perjanjian. Pemborongan dalam melaksanaakan pekerjaannya harus selalu berpatokan pada isi perjanjian yang telah disepakati bersama antara pemborong dengan yang memborongkan, karena apabila terjadi penyimpangan dapat dijadikan alasan untuk menyatakan telah terjadi wanprestasi, dan isi perjanjian harus memperhatikan asas keadilan dan keseimbangan.

B. Permasalahan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara)

1 67 98

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara Dinas Pekerjaan Umum KIMPRASWIL Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Bagas Belantara (Studi Kasus Pada CV. Bagas Belantara)

3 106 112

Analisis yuridis tentang pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara CV. Abdhi Tritunggal dengan Universitas Jember

1 7 81

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

1 21 106

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

4 25 108

Analisis Yuridis terhadap Implementasi Perjanjian Pemborongan Rehab Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan antara Dinas Kesejahteraan dan Sosial dengan CV. Rapima

0 2 38

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis terhadap Implementasi Perjanjian Pemborongan Rehab Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan antara Dinas Kesejahteraan dan Sosial dengan CV. Rapima

0 0 13