Perbedaan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008 Analisis Hirarki Proses

Klausul 8.5.3 Tindakan Pencegahan Tindakan pencegahan merupakan tindakan untuk mencegah potensi masalah berubah menjadi masalah. Menentukan Penyebab ketidaksesuaian. Melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian sehingga kasus yang sama tidak terulang. Tindakan korektif atau pencegahan harus disesuaikan efek ketidaksesuaian yang terjadi evaluasi efektifitas tindakan korektif atau pencegahan untuk menjamin ketidaksesuaian tidak terulangi atau tidak terjadi. Record hasil tindakan perbaikan harus disimpan.

2.5 Perbedaan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008

ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk barangjasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan Gaspersz, 2003. Menurut Setyawan 2010 ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur tentang SMM, maka seringkali disebut sebagai “ISO 9001, QMS”. Tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah SMM ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Pada versi tahun 2000 tidak lagi dikenal 20 klausul wajib, tetapi lebih pada proses bisnis yang terjadi di dalam organisasi. Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara nyata lebih menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi dalam organisasi Setyawan, 2010.

2.6 Analisis Hirarki Proses

Menurut Saaty 1993, metode Analisis Hirarki Proses AHP adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan melalui pemecahan persoalan kedalam bagian- bagiannya, menata bagian atau peubah ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya tiap peubah dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan peubah yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Analisis Hirarki Proses AHP adalah suatu metode yang sering digunakan untuk menilai tindakan yang dikaitkan dengan perbandingan bobot kepentingan antara faktor dan perbandingan beberapa alternatif pilihan. AHP merupakan pendekatan dasar dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari AHP adalah menyelesaikan masalah yang kompleks atau tidak berkerangka dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit, mengatasi antara nasionalitas dan intuisi, memilih yang terbaik dari sejumlah alternatif yang telah dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriteria. Proses hirarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mengidentifikasikan persoalan dengan membuat asumsi masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua 2 alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan lebih baik dibanding tindakan lain. Alasan yang kesatu 1 adalah pengaruh-pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan, karena satu ukuran atau bidang yang berbeda dan yang kedua 2 menyatakan pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas. Prioritas merupakan suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas ini dilakukan menggunakan proses analisis hirarki. Menurut Saaty 1993, ada empat 4 prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu : 1. Prinsip menyusun hirarki Decomposition Setelah mendefinisikan permasalahan perlu dilakukan dekomposisi yaitu memecahkan persoalan utuh menjadi unsur-unsurnya sampai yang sekecil-kecilnya. 2. Prinsip menentukan prioritas Comparative Judgement Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua 2 unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas unsur-unsur. 3. Prinsip sintesis prioritas Synthesis of Prioritas Dari setiap matriks pairwise comparison vector eigen dimana akan menghasilkan prioritas lokal, karena pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk melakukan global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki. 4. Prinsip konsistensi logis Logical Consistency Konsistensi memiliki dua 2 makna. Kesatu 1 adalah bahwa objek- objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keragaman dan relevansinya. Kedua 2 adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Keuntungan menggunakan AHP sebagai alat analisis adalah : 1. AHP memberi modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur. 2. AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. AHP dapat menangani saling ketergantungan unsur-unsur dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linaer. 4. AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah unsur-unsur suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. AHP memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak terwujud untuk mendapatkan prioritas. 6. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 7. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 8. AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuannya. 9. AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil representatif dari penilaian yang berbeda-beda. 10. AHP memungkinkan orang memperhalus definisi pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan