28
4.2. Pengamatan Mikroskopis Terhadap Preparat Histologis Spons Petrosia petrosia nigricans
Spons memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara seksual akan tetapi keterangan mengenai proses ini masih sedikit diketahui karena keberadaan gonad,
gamet dan embrio yang berada di mesohyl belum teridentifikasi dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya organ tubuh tertentu yang secara struktural
dikatakan sebagai organ reproduksi, sehingga cenderung sulit untuk menentukan seksualitasnya. Penentuan seksualitas spons dapat dilakukan melalui pengamatan
histologis dengan keberadaan sel gamet yang berbeda antara jantan dan betina. Perkembangan gamet-gametnya merupakan diferensiasi cadangan sel-sel spons
dewasa choanocytes dan archaeocytes ke dalam bentuk spermatogonia atau oogonia yang terbentuk dalam mesohyl.
Sampel spons yang ditransplantasikan di kolam percobaan ini adalah spons Petrosia petrosia nigricans yang berasal dari Pulau Pramuka kepulauan
Seribu. Pengamatan mikroskop terhadap preparat histologis spons Petrosia petrosia nigricans untuk menentukan seksualitasnya dilakukan dengan
pewarnaan
Haematoxylin dan Eosin
. Pengidentifikasian individu betina ditentukan dengan adanya oosit di dalamnya, sedangkan individu jantan terindentifikasi
dengan adanya spermatosit yang terdapat di dalam individu tersebut. Pada penelitian ini, sampel teridentifikasi sebagai individu betina. Individu jantan tidak
teridentifikasi dengan jelas karena tidak ditemukan spermatosit di dalamnya. Kesulitan dalam mengidentifikasi spermatosit atau spermatozoa spons disebabkan
oleh kecilnya ukuran spermatosit. Berdasarkan pengamatan hasil histologis yang dilakukan, tipe reproduksi spons Petrosia petrosia nigricans yang di
transplantsikan di kolam percobaan ini adalah gonokhorik yaitu hanya
29
memproduksi gamet jantan atau betina saja selama hidupnya. Seksualitas spons betina ini ditentukan berdasarkan hasil pengamatan preparat histologis yang hanya
ditemukan sel oosit saja tanpa teridentifikasi organ reproduksi jantan pada individu yang sama saat pengamatan.
4.3. Gonad Betina 4.3.1. Oosit