Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

68

B. Analisis Data

1. Karakteristik Penumpang a. Hasil Penelitian Dari hasil survai yang dilaksanakan dapat dilihat komposisi penumpang berdasarkan karakteristiknya. • Jenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden pengguna bus kota 45 adalah pria dan 55 adalah wanita. Rasio jenis kelamin tersebut menunjukkan bahwa sampel cukup acak. • Usia Hasil survai wawancara menunjukkan bahwa responden pengguna bus kota kebanyakan berusia 24-50 tahun 34 dan tidak ada yang berusia dibawah 13 tahun. Komposisi responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah 13 tahun 13 - 15 tahun 12 12 16 - 18 tahun 13 13 19 - 23 tahun 32 32 24 - 50 tahun 34 34 50 tahun 9 9 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 69 • Pendidikan Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMU 40 dan perguruan tinggi 40 serta tidak ada responden yang tidak punya pendidikan formal atau tidak lulus SD. Secara lengkap komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Tidak lulus SD SD 5 5 SMP 15 15 SMU 40 40 Perguruan Tinggi 40 40 Jumlah Total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 • Jenis Pekerjaan Pelajarmahasiswa menjadi responden terbanyak 39 dari sampel pengguna bus kota. Ditinjau dari komposisi, responden pangguna bus kota cukup merata. Komposisi responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pekerjaan Jumlah PNSTNIPOLRI 8 8 Karyawan 23 23 Wiraswasta 11 11 Pensiunan 2 2 PelajarMahasiswa 39 39 Ibu Rumah Tangga 7 7 Lainnya 10 10 Jumlah Total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 70 • Tingkat pendapatan Sebagian besar responden pengguna bus belum memiliki penghasilan, sedangkan responden yang berpenghasilan Rp. 2.000.000 tidak ada. Secara lengkap komposisi responden berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Pendapatan Jumlah Belum punya 41 41 Rp. 500.000 34 34 Rp. 500.000-Rp.1.000.000 15 15 Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 9 9 Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 1 1 Rp.2.000.000 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 • Kepemilikan Kendaraan Responden yang tidak mempunyai kendaraan sebanyak 26 sedangkan responden yang mempunyai mobil tidak ada. Secara lengkap komposisi responden berdasarkan maksud perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Kompisisi responden berdasarkan Kepemilikan Kendaraan Kepemilikan Kendaraan Jumlah Mobil Sepeda motor 46 46 Sepeda 28 28 Tidak punya 26 26 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 71 • Maksud Perjalanan Hasil survai wawancara menunjukkan bahwa responden pengguna bus kota paling banyak melakukan perjalanan dengan maksud sekolah atau kuliah yaitu 33 orang 33. Untuk tujuan bekerjabisnis menempati posisi kedua yaitu sebesar 32. Secara lengkap komposisi responden berdasarkan maksud perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Komposisi Responden Berdasarkan Maksud Perjalanan Maksud perjalanan Jumlah Bekerjabisnis 32 32 Sekolahkuliah 33 33 Kunjungan keluargateman 13 13 Rekreasi 5 5 Belanjake toko 13 13 Lainnya 4 4 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 • Kepastian menggunakan bus kota menuju tempat aktifitas Dari survai wawancara dapat diketahui bahwa sebanyak 58 penumpang bus kota selalu menggunakan bus kota menuju tempat aktifitasnya. Tabel 4.9 menunjukkan kepastian penumpang menggunakan bus kota. Tabel 4.9 Komposisi Responden Berdasarkan Kepastian Menggunakan Moda Kepastian menggunakan bus kota Jumlah Ya 58 58 Tidak 42 42 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 72 • Alasan menggunakan bus kota bagi penumpang yang tidak selalu naik bus. Dari survai wawancara diketahui bahwa alasan menggunakan bus kota yang paling banyak adalah murah 13 dan alasan lainnya seperti sepeda motor rusak, tidak ada yang menjemput dan lain-lain sebnayak 13. Secara lengkap komposisi responden berdasarkan alasan menggunakan bus kota dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Moda Alasan menggunakan bus kota Jumlah Tidak ada alasan 58 58 Murah 13 13 Cepat 10 10 Aman 2 2 Nyaman 4 4 Lainnya 13 13 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 • Jam Perjalanan Dari survai wawancara, sebanyak 58 responden melakukan perjalanan pada jam sibuk yaitu antara jam 06.00-08.00, jam 12.00-14.00 dan jam 16.00-18.00, sedangkan 42 melakukan perjalanan pada jam tidak sibuk yaitu antara jam 08.00-12.00 dan jam 14.00-15.00. Tabel 4.11 Komposisi Responden Berdasarkan Jam Perjalanan Jam perjalanan Jumlah Jam sibuk 58 58 Jam tidak sibuk 42 42 Jumlah total 100 100 Sumber : hasil survai, 2004 73 b. Analisis Korelasi Data karakteristik responden yang ada dianalisis korelasinya terhadap pilihan moda bus kota. Nilai korelasi ini digunakan untuk memastikan ada atau tidaknya pengaruh faktor sosio ekonomi penumpang dalam menentukan pilihan moda. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Korelasi Karakteristik Penumpang Bus Kota Variabel Pilihan Bus Kota r Sig Jenis Kelamin -0,110 0,274 Usia 0,140 0,165 Pendidikan 0,031 0,760 Pekerjaan -0,184 0,067 Pendapatan 0,058 0,563 Kepemilikan kendaraan 0,186 0,064 Maksud Perjalanan 0,056 0,577 Kepastian Menggunakan Bus Kota -0,221 0,027 Alasan Menggunakan Bus Kota -0,147 0,178 Jam Perjalanan -0,147 0,143 Keterangan : r = koefisien korelasi pilihan bus kota = signifikan untuk tingkat signifikansi 0.05 Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada faktor sosio ekonomi responden yang berpengaruh terhadap pilihan moda bus kota. c. Signifikansi Koefisien Korelasi Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan uji t 2-tail untuk mengetahui apakah nilai-nilai koefisien korelasi tersebut secara individu mempunyai pengaruh yang berarti signifikan terhadap tingkat pelayanan. Uji ini 74 dilakukan dengan bantuan program SPSS 10.0. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara sebagai berikut : • Menentukan hipotesis yang digunakan ü H0 = koefisien korelasi tidak signifikan ü H1 = koefisien korelasi signifikan • Menentukan dasar pengambilan keputusan ü Jika signifikansi 0,05 maka menerima H0 ü Jika signifikansi 0,05 maka menerima H1 • Menentukan hasil uji Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13 Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Variabel Pilihan Bus Kota Sig Keputusan Jenis Kelamin 0,274 Tidak signifikan Usia 0,165 Tidak signifikan Pendidikan 0,760 Tidak signifikan Pekerjaan 0,067 Tidak signifikan Pendapatan 0,563 Tidak signifikan Kepemilikan kendaraan 0,064 Tidak signifikan Maksud Perjalanan 0,577 Tidak signifikan Kepastian Menggunakan Bus Kota 0,027 Signifikan Alasan Menggunakan Bus Kota 0,178 Tidak signifikan Jam Perjalanan 0,143 Tidak signifikan Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 75 Berdasarkan uji signifikansi tersebut dapat diketahui beberapa hal : • Karakteristik penumpang bus kota tidak ada yang berpengaruh secara signifikan terhadap pilihan moda. • Koefisien korelasi faktor pendapatan 0,058 menunjukkan pengaruh yang lemah dan positif, artinya responden dengan pendapatan yang rendah cenderung memilih angkutan umum bus kota sebagai moda menuju tempat aktifitasnya. 2. Analisis Regresi Pilihan Moda Berdasarkan data yang didapat dari survai wawancara dapat dibuat persamaan pendekatan untuk memprediksi model probabilitas pilihan moda. Pendekatan persamaan diperoleh dengan melakukan kalibrasi probabilitas pilihan moda dengan atribut-atribut yang melekat pada tingkat pelayanan. Kalibrasi dilakukan dengan analisis regresi berganda. Rumus yang digunakan adalah : P = a + a 1 TC + a 2 TT + a 3 WT + a 4 BO + a 5 S + a 6 VC Dengan TC adalah biaya perjalanan, TT adalah lama perjalanan, WT adalah waktu tunggu, BO adalah okupansi bus, S adalah kesempatan mendapatkan tempat duduk, dan VC adalah kenyamanan kendaraan. Analisis regresi untuk mendapatkan persamaan pilihan moda bus kota dilakukan dengan bantuan progaram SPSS 10.0. 76 Kalibrasi persamaan pilihan moda dilakukan berdasarkan nilai probabilitas tingkat pelayanan rata-rata tiap skenario yang didapat dari analisis deskripsi pada Lampiran C. Analisis deskripsi berisi nilai rata-rata tiap skenario dan standar deviasi tiap skenario. Input data analisis regresi pilihan moda adalah nilai rata-rata tiap skenario pilihan moda diambil dari analisis deskripsi, tarif, lama perjalanan, dan waktu tunggu nilainya diambil dari tiap-tiap skenario, serta kesempatan mendapat tempat duduk, okupansi bus, dan kenyamanan kendaraan yang merupakan data kualitatif diberi koding sehingga dapat dimasukkan dalam perhitungan. Selanjutnya pilihan moda ditetapkan sebagai variabel terikat, sedangkan tarif, lama perjalanan, waktu tunggu, kesempatan mendapat tempat duduk, okupansi bus dan kenyamanan kendaraan disebut variabel bebas. Output data analisis regresi pilihan moda memperlihatkan bahwa variabel bebas yang layak masuk dalam persamaan adalah tarif, lama perjalanan, kesempatan mendapat tempat duduk, okupansi bus, dan kenyamanan kendaraan, sedangkan variabel waktu tunggu hilang dari persamaan, berarti variabel ini tidak layak masuk dalam persamaan pilihan moda. Input dan output secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran D. Hasil perhitungan kalibrasi pilihan moda dapat dilihat pada Tabel 4.14. 77 Tabel 4.14 Kalibrasi Persamaan Pilihan Moda Variabel Koefisien t hitung Signifikansi Konstanta 0,375 24,372 0,000 Tarif 0,0000687 1,233 0,238 Lama Perjalanan -0,0021 -2,877 0,012 Tempat Duduk 0,157 14,088 0,000 Okupansi bus 0,120 10,762 0,000 Kenyamanan Kend. 0,111 9,940 0,000 r 2 0,966 F hitung 80,66 Signifikansi F 0,000 Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 Berdasarkan Tabel 4.14 tersebut diketahui bahwa persamaan yang didapat adalah sebagai berikut : P = 0,375 + 0,0000687 TC – 0,0021 TT + 0,157 S + 0,120 BO + 0,111 VC Nilai konstanta persamaan yang relatif kecil yaitu 0,375 menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang ada berpengaruh cukup besar terhadap variabel terikatnya. Semakin banyak variabel bebas yang masuk dalam persamaan, maka nilai konstanta akan semakin kecil. a. Koefisien Determinasi r 2 Dari perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,966 Artinya variabel-variabel bebas mempunyai kontribusi yang cukup besar, sebesar 96,6 terhadap variabel terikatnya dan dapat dipergunakan dalam model. 78 b. Uji Parsial uji t Uji ini untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh mempunyai pengaruh yang berarti signifikan terhadap variabel terikat. • Hipotesis yang digunakan H : α = 0 ; berarti koefisien tidak dapat digunakan H 1 : α ≠ 0 ; berarti koefisien dapat digunakan • Dasar pengambilan keputusan ü Berdasar nilai t hitung § Jika t hitung t tabel, maka H diterima § Jika t hitung t tabel, maka H ditolak ü Berdasar nilai signifikansi § Jika signifikansi 0,05 maka H diterima § Jika signifikansi 0,05 maka H ditolak • Penentuan nilai t tabel Digunakan tingkat signifikansi 0,05 Derajat kebebasan df pembilang = jumlah variabel bebas = 6 Derajat kebebasan penyebut = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1 = 20 – 6 – 1 = 13 Uji t 2 arah 2 tail dari tabel = 2,16 • Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan terlihat pada Tabel 4.15 79 Tabel 4. 15 Uji t Persamaan Tingkat Pelayanan Variabel Koefisien t hitung Signifikansi Keputusan Konstanta 0,375 24,372 0,000 Signifikan Tarif 0,0000687 1,233 0,238 Tidak Signifikan Lama Perjalanan -0,0021 -2,877 0,012 Signifikan Tempat Duduk 0,157 14,088 0,000 Signifikan Okupansi bus 0,120 10,762 0,000 Signifikan Kenyamanan Kend. 0,111 9,940 0,000 Signifikan Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 Dari Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa variabel tarif tidak berpengaruh terhadap probabilitas pemilihan moda sebagai variabel terikat. Uji signifikansi konstanta menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Singgih Santoso 2000:197 seperti dikutip Emi Mutiah 2003 menerangkan bahwa dalam aplikasi praktis, uji signifikansi kontanta bisa diabaikan dan sudah dianggap signifikan, dan bisa digunakan untuk memprediksi variabel terikat. c. Uji Simultan ANOVA test uji F Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS 10.0. • Hipotesis yang digunakan adalah : ü Hipotesis nol H : variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. ü Hipotesis nol H 1 : variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 80 • Dasar pengambilan keputusan ü Berdasar nilai F § Jika F hitung F tabel, maka H diterima § Jika F hitung F tabel, maka H ditolak ü Berdasar signifikansi § Jika signifikansi 0,05, maka H diterima § Jika signifikansi 0,05, maka H ditolak • Penentuan F tabel Digunakan tingkat signifikansi 0,05 Derajat kebebasan df pembilang = jumlah variabel bebas = 6 Derajat kebebasan penyebut = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1 = 20 – 6 – 1 = 13 Maka didapat F tabel = 2,92 • Pengambilan kesimpulan Dengan membandingkan F hitung pada Tabel 4.14 dengan F tabel, diketahui F hitung = 80,66 lebih besar dari F tabel = 2,92, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak. Demikian juga jika dilihat dari nilai signifikansi hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 10.0, memberikan nilai signifikansi 0,000 yang berarti H ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 81 d. Uji Kolinearitas Uji kolinearitas merupakan hubungan antara suatu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya. Model yang baik seharusnya tidak terdapat kolinearitas antar variabel-variabel bebasnya. Uji statistik yang dipakai variance inflation factor VIF. VIF adalah faktor pengaruh pada suatu variabel bebas akibat perubahan variansi variabel bebas lainnya. Apabila tidak ada kolinearitas maka VIF mendekati 1. Apabila VIF melebihi 10 maka terjadi problem kolinearitas yang serius. Untuk mengetahui besarnya kolinearitas pada persamaan, dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Uji Kolinearitas Pilihan Moda Bus Kota Variabel Tolerance VIF Rk 2 Tarif 0,600 1,667 0,400 Lama perjalanan 0,600 1,667 0,400 Mendapat tempat duduk 0,600 1,667 0,400 Okupansi bus 0,600 1,667 0,400 Kenyamanan kendaraan 0,600 1,667 0,400 Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 Besarnya Rk 2 tersebut merupakan prosentase yang bisa dijelaskan suatu variabel bebas oleh variabel bebas lainnya. Nilai VIF dari semua variabel masih di bawah 10, sehingga bisa dikatakan tidak ada efek multikolinearitas. 82 3. Analisis Elastisitas Adanya perbedaan antara karakteristik penumpang bus kota menyebabkan munculnya perbedaan tanggapan mereka dalam menghadapi perubahan atribut tingkat pelayanan bus kota. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis elastisitas untuk mengetahui pengaruh perubahan karakteristik pelayanan terhadap pilihan moda. Persamaan yang dipakai adalah persamaan kebutuhan Kraft-Sack Mustaji, 2001 seperti berikut ini : â6 â5 â4 â3 â2 â1 VC BO S WT TT TC â P + + + + + + = Dengan TC adalah tarif, TT adalah lama perjalanan, WT adalah waktu tunggu, S adalah kesempatan mendapat tempat duduk, BO adalah okupansi bus dan VC adalah kenyamanan kendaraan. Persamaan tersebut ditransformasikan menjadi fungsi linier berbentuk fungsi logaritmis, seperti berikut : LogP=Log β + β 1 LogTC+ β 2 LogTT+ β 3 LogWT+ β 4 LogS+ β 5 LogBO+ β 6 LogVC Besarnya elastisitas tarif bus kota dinyatakan oleh konstanta β 1, lama perjalanan oleh β 2 , waktu tunggu oleh β 3 , kesempatan mendapat tempat duduk oleh β 4 , okupansi bus oleh β 5 , dan kenyamanan kendaraan oleh β 6 . Selanjutnya perhitungan dilakukan menggunakan rumus yang telah ditransformasikan ke fungsi linier tersebut. Input data elastisitas pilihan moda bus kota dapat dilihat pada Lampiran E. Nilai probabilitas pilihan moda diambil dari rata-rata tiap skenario yang diperoleh dari analisis deskripsi seperti tertulis pada Lampiran B. Output lengkap perhitungan elastisitas dapat dilihat pada Lampiran E, sedangkan hasil 83 perhitungan nilai elastisitas dan statistik uji persamaan terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Persamaan dan Parameter Fungsi Kebutuhan Moda Bus kota Variabel Koefisien t hitung Signifikansi Konstanta 0,36 2,136 0,051 Log TT -0,425 -4,588 0,000 Log WT -0,089 -2,319 0,036 Log S 0,462 11,995 0,000 Log BO 0,359 9,322 0,000 Log VC 0,383 9,949 0,000 r 2 0,942 F hitung 45,331 Signifikansi F 0,000 Sumber : hasil perhitungan dengan program SPSS 10.0 Selanjutnya dilakukan analisis dan uji statistik lebih lanjut terhadap hasil analisis tersebut. a. Koefisien Determinasi r 2 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien determinasi r 2 adalah 0,942. Hal ini menunjukkan bahwa pada bus kota 94,2 variabel bebasnya dapat menerangkan variabel terikat pada persamaan tersebut. Persamaan yang diperoleh dapat dipergunakan untuk mendapatkan elastisitas permintaan terhadap moda bus kota. b. Uji Parsial uji t Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh dapat diterima untuk signifikansi 0,05. langkah yang diambil adalah : • Hipotesis yang digunakan H : α = 0 ; berarti koefisien tidak dapat digunakan 84 H 1 : α ≠ 0 ; berarti koefisien dapat digunakan • Dasar pengambilan keputusan ü Berdasar nilai t hitung § Jika t hitung t tabel, maka H diterima § Jika t hitung t tabel, maka H ditolak ü Berdasar nilai signifikansi § Jika signifikansi 0,05 maka H diterima § Jika signifikansi 0,05 maka H ditolak • Penentuan nilai t tabel Digunakan tingkat signifikansi 0,05 Derajat kebebasan df pembilang = jumlah variabel bebas = 6 Derajat kebebasan penyebut = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1 = 20 – 6 – 1 = 13 Uji t 2 arah 2 tail dari tabel = 2,16 • Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan terhadap uji t berdasarkan output SPSS 10.0 selengkapnya disajikan dalam Tabel 4.18. Tabel 4.18 Uji t Terhadap Nilai Elastisitas Moda Bus Kota Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keputusan Konstanta 2,136 0,051 Tidak signifikan Log TT -4,588 0,000 Signifikan Log WT -2,319 2,16 0,036 Signifikan Log S 11,995 0,000 Signifikan Log BO 9,322 0,000 Signifikan Log VC 9,949 0,000 Signifikan Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 85 Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa permintaan terhadap moda bus kota ditentukan oleh lama perjalanan, waktu tunggu, kesempatan mendapat tempat duduk, okupansi bus dan kenyamanan kendaraan. c. Uji SimultanANOVA uji F Meskipun dalam uji parsial masing-masing individu dapat digunakan dalam persamaan, namun perlu dilakukan uji simultan uji F untuk mengetahui apakah kombinasi varibel-variabel bebas secara bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap vaiabel terikat. • Hipotesis yang digunakan adalah : ü Hipotesis nol H : variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. ü Hipotesis nol H 1 : variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. • Dasar pengambilan keputusan ü Berdasar nilai F § Jika F hitung F tabel, maka H diterima § Jika F hitung F tabel, maka H ditolak ü Berdasar signifikansi § Jika signifikansi 0,05, maka H diterima § Jika signifikansi 0,05, maka H ditolak 86 • Penentuan F tabel Digunakan tingkat signifikansi 0,05 Derajat kebebasan df pembilang = jumlah variabel bebas = 6 Derajat kebebasan penyebut = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1 = 20 – 6 – 1 = 13 Maka didapat F tabel = 2,92 • Pengambilan kesimpulan Hasil pengambilan keputusan untuk uji F dapat dilihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Uji F Elastisitas Pilihan Moda Bus Kota Moda F hitung F tabel Signifikansi Keputusan Bus kota 45,331 2,92 0,000 Signifikan Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 Setelah dilakukan uji t dan uji F maka besaran koefisien regresi variabel bebas pada tabel 4.18 dapat dipakai sebagai nilai elastisitas. Nilai elastisitas variabel bebas terhadap pilihan moda dapat dilihat pada Tabel 4.20. Tabel 4.20 Elastisitas Pilihan Moda Varibel Nilai Elastisitas e TT -0,425 e WT -0,089 e S 0,462 e BO 0,359 e VC 0,383 Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0 87 Dari Tabel 4.20 tersebut terlihat bahwa permintaan moda bus kota akan mengalami perubahan sebagai berikut : 1 Berkurang 0,425 jika lama perjalanan diperlambat 1 2 Berkurang 0,089 jika waktu tunggu diperpanjang 1 3 Bertambah 0,462 jika kesempatan mendapatkan tempat duduk naik 1 4 Bertambah 0,359 jika jumlah penumpang bus turun 1 5 Bertambah 0,383 untuk setiap peningkatan kenyamanan kendaraan. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan adanya perbedaan respon penumpang bus kota dalam menanggapi perubahan atribut tingkat pelayanan dilihat dari perbedaan nilai elastisitas.

C. Pembahasan