lv tersebut dibagikan sesuai dengan kesepakatan, sebaliknya apabila
hasilnya mengalami kerugian, maka kerugian tersebut dibebankan sesuai kesepakatan.
b Profit Sharing , yaitu prinsip distribusi hasil usaha yang dihitung
dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana, apabila hasilnya memperoleh keuntungan, maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan kesepakatan, sebaliknya apabila hasilnya mengalami kerugian, maka kerugian tersebut dibebankan hanya
kepada pelaksana usaha mudharib. c
Revenue Sharing, yaitu prinsip distribusi hasil usaha yang dihitung dari jumlah pendapatan pengelolaan dana, tanpa dikurangi biaya
pengelolaan dana. Dewan Syariah Nasional DSN dalam fatwanya nomor : 15DSN-MUIIX2000, tanggal 16 September 2000 hanya
mengenal 2 dua prinsip distribusi hasil usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah, yaitu Profit Sharing dan Revenue Sharing.
Pada dasarnya Lembaga Keuangan Syariah boleh menggunakan kedua prinsip distribusi hasil usaha tersebut profit Sharing dan
Revenue Sharing, namun dilihat dari segi kemaslahatan, distribusi hasil usaha disarankan menggunakan prinsip Revenue Sharing.
g. Sistem Pengawasan di Beberapa Negara Islam
Sejak dekade tahun 1970-an umat Islam di berbagai negara telah berusaha untuk mendirikan bank-bank Islam. Tujuan dari pendirian bank
Islam ini pada umumnya adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip Islam, syariah Islam dan
tradisinya kedalam transaksi keuangan, perbankan dan bisnis-bisnis lain yang terkait.
Pada umumnya pengawasan bank Syariah berada didalam kerangka sistem pengawasan perbankan komersial internasional yang
ada. Di sebagian negara, Undang-undang khusus bagi bank syariah telah dibuat, sementara di sebagian yang lain tidak ada. Operasional
lvi perbankan syariah pada negara-negara yang tidak mempunyai undang-
undang khusus ini berjalan di bawah pedoman yang dibuat oleh bank sentral.
67
Hampir semua bank swasta yang ada telah memiliki Dewan Pengawas Syariah sendiri. Namun di Malaysia dan Sudan bank sentral
juga memiliki Dewan Pengawas Syariah sendiri Bank-bank di tiap anggota berada dalam pengawasan bank sentral.
Namun demikian, tren yang berkembang menunjukkan adanya wacana untuk memisahkan kerangka kebijakan moneter dalam manajemen
ekonomi makro dari pertimbangan ekonomi mikro kesehatan bank. Sebagai hasil dari adanya pemisahan ini, pengawasan bank akan
dipisahkan dari kebijakan moneter dan dilimpahkan kepada otoritas khusus. Terdapat banyak contoh dari pemisahan ini, diantaranya adalah
pemisahan fungsi pengawasan dari Bank of England pada tahun 1998 dan pembentukan otoritas jasa keuangan OJS yang bertanggung jawab
untuk menjalankan peran pengawasan.
68
Bank di Pakistan dan Iran tidak memiliki dewan syariah sebagaimana bank lainnya, namun departemen Agama Islam di
Pakistaan dan Dewan Keamanan Iran, telah menerapkan pedoman pengawasan ini. Dewan Syariah Nasional Pakistan diberikan wewenang
untuk meninjau ulang dan merumuskan undang-undang berdasarkan syariah. Dewan telah mn\enetapkan bahawa bunga interest adalah riba,
oleh karenanya, transaksi mark-up yang dilakukan dengan berbasis bunga tidak diperbolehkan.
69
Rudi Bonte, dalam analisisnya tentang terjadinya krisis di Asia, mengatakan bahwa kurang sungguh-sungguh dalam mengelola
perusahaan bidang perbankan merupakan faktor penting dalam
67
M Umer Chapra, Tariqullah Khan, Regulation and Supervision of Islamic Banks, Islamic Development Bank, Islamic Research and Training Institute, Jeddah – Saudi Arabia, 1421
H. 2000, hlm. 30.
68
Ibid, hlm. 37.
69
Umar Chapra, op.cit. hlm. 38.
lvii memberikan kontribusi timbulnya krisis di Asia, ditambah lagi dewan
direksi dan pihak pengelola bank tidak mematuhi aturan main yang telah disepakati.
70
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian mengenai MEKANISME PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN BANK INDONESIA TERHADAP BANK
JATENG SYARIAH DI SURAKARTA menurut pengamatan penulis selama ini belum pernah dilakukan penelitian dalam bentuk skripsi, tesis
maupun desertasi. Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian Non Doktrinal
mengenai MEKANISME PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN BANK INDONESIA TERHADAP BANK JATENG
SYARIAH DI SURAKARTA. C.
Kerangka Berfikir
Skema mekanisme pengawasan oleh Bank Indonesia dan Majlis Ulama Indonesia.
Berdasarkan ketentuan pasal 24 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, bahwa Bank Indonesia menetapkan peraturan,
memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan sanksi terhadap
70
Rudi Bonte, Supervisory Lessons to be Drawn from Asean Crisis, Basel Committee on Banking Supervision Warking Paper No 2 Juni 1999
Bank Indonesia Majlis Ulama Indonesia
Dewan Syari’ah Nasional Kantor Akuntan Publik
Dewan Pengawas Syari’ah
Bank Syariah – Unit Usaha Syari’ah