METIL ESTER SULFONAT TINJAUAN PUSTAKA

Menurut MacArthur et al. 2002, bahan baku metil ester dapat berasal dari minyak kelapa, lemak hewan, dan minyak sawit. Metil ester dari lemak hewan dan minyak sawit didominasi dengan kandungan gugus ester asam lemak berantai karbon C16 dan C18. Metil ester yang berasal dari lemak hewan memiliki perbandingan C16 dan C18 sebesar 1:2 sedangkan metal ester yang diperoleh dari minyak kelapa sawit memiliki perbandingan C16 dan C18 sebesar 2:1. Selain dari komposisi rantai karbon dan asam lemak, pemilihan bahan baku untuk pembuatan metil ester dapat dipengaruhi juga oleh harga. Sesuai dengan tahapan prosesnya, metil ester dari minyak kelapa sawit kasar memiliki harga yang realtif lebih murah dibandingkan dengan metil ester dari minyak inti sawit dan minyak kelapa. Metil ester lebih banyak digunakan untuk aplikasi oleokimia dibandingkan dengan asam lemak karena memiliki keuntungan, di antaranya dapat diproduksi pada tekanan atmosfer normal dan kondisi suhu yang rendah sehingga konsumsi energi produksi lebih sedikit. Metil ester juga lebih tahan terhadap oksidasi, tidak bersifat korosif, dan tidak mudah berubah warna sehingga peralatan produksi tidak mahal serta pada waktu penyimpanan dan transportasi lebih mudah Hui, 1996. Metil ester menjadi produk antara dari minyak dan lemak yang dapat menjadi bahan baku pembuatan surfaktan di samping bahan baku lainnya seperti asam lemak fatty acid dan alkohol lemak fatty alcohol. Metil ester menjadi produk antara untuk membuat produk oleokimia selanjutnya melalui proses amidasi misalnya menjadi monoetanolamida atau dietanolamida, proses sukrolisis menjadi sukrosa ester, dan proses sulfonasi menjadi metil ester sulfonat Matheson, 1996.

2.4 METIL ESTER SULFONAT

Surfaktan metil ester sulfonat MES termasuk golongan surfaktan anionik, yaitu surfaktan yang bermuatan negatif pada gugus hidrofiliknya atau bagian aktif permukaan Watkins, 2001. MES diperoleh dari sulfonasi terhadap metil ester yang dapat diperoleh dari minyak nabati. Kualitas MES dipengaruhi oleh bahan baku produk. Bahan baku metil ester dapat berasal dari minyak kelapa, stearin sawit, kernel sawit PKO, dan lemak hewan babi, belum terhidrogenasi atau dimurnikan lebih lanjut. Kualitas bahan baku dapat dilihat dari nilai bilangan iod serta parameter lain seperti bahan tak tersabunkan, nilai bilangan asam, nilai bilangan penyabunan, berat molekul, kadar air, dan distribusi panjang rantai karbon MacArthur et al., 2002. MES dari minyak nabati yang mengandung atom karbon C 10 , C 12 dan C 14 biasa digunakan untuk light duty dishwashing detergent, sedangkan MES dari minyak nabati dengan atom karbon C 16-18 dan tallow biasa digunakan untuk deterjen bubuk dan deterjen cair heavy duty detergent. Pada penggunaannya, MES C 16 memperlihatkan daya detergensi terbaik, kemudian diikuti oleh C 18 dan C 14 Watkins, 2001. Kualitas MES bergantung pada keluasan manfaatnya untuk dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk produk. Hal ini dikaitkan dengan warna produk akhir, jumlah kandungan by product yang tak diinginkan, dan bentuk fisik produk akhir. Dalam proses pemurnian yang utama perlu diperhatikan adalah kemungkinan terbentuknya by product berupa sabun sulfonat atau lebih dikenal di-salt, yang terbentuk dari hidrolisis MES. Meskipun di-salt adalah surfaktan juga, tetapi komponen ini menyebabkan penurunan daya deterjensi MES dan sensitifitasnya pada air sadah semakin besar MacArthur et al., 2002. Tabel 4 Kualitas Metil Ester ME Komersial Parameter Kualitas Nilai Berat Molekul 218-284 Bilangan iod 0,10 – 0, 39 cgIgramME Bahan Tak Tersabunkan 0,05 – 0,27 Bilangan Asam 0,15 – 0,5 mgKOHgramME Bilangan Penyabunan 191 – 252 mgKOHgramME Kadar Air 0,04 – 0,19 Distribusi rantai karbon C12 0,00 - 0,85 C12 0,16 - 72,59 C14 1,55 - 26,9 C16 0,51 - 60,18 C18 0,00 - 64,45 C18 0,00 - 1,06 Sumber: MacArthur et al. 2002 Untuk menghasilkan kualitas produk terbaik, beberapa perlakuan penting yang harus dipertimbangkan adalah kondisi saat sulfonasi yaitu rasio mol, suhu reaksi, konsentrasi gugus SO 3 yang ditambahkan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah waktu netralisasi, jenis dan konsentrasi katalis, pH dan suhu netralisasi Foster, 1996. Reaksi sulfonasi molekul asam lemak untuk pembuatan MES dapat terjadi pada tiga sisi yaitu 1 gugus karboksil; 2 ba gian α-atom karbon; 3 rantai tidak jenuh ikatan rangkap. Gambar 7. Kemungkinan Terikatnya Pereaksi Kimia dalam Proses Sulfonasi Jungermann, 1979 Pemilihan proses sulfonasi bergantung pada beberapa faktor. Satu faktor terpenting adalah produk yang diinginkan dan kualitas produk yang dihasilkan. Beberapa proses dapat menghasilkan produk yang dapat beragam sementara yang lain hanya mampu menghasilkan beberapa jenis produk. Faktor kedua yang diperlukan adalah kapasitas produksi. Proses sulfamasi dengan bentuk batch hanya cocok untuk memproduksi pada kapasitas kecil. Proses gas SO 3 untuk proses kontinyu dna skala besar. Selain itu, biaya bahan kimia, biaya peralatan proses, sistem pengamanan yang diperlukan, dan biaya pembuangan limbah hasil proses. Untuk menghasilkan kualitas produk terbaik, beberapa perlakuan penting yang harus dipertimbangkan adalah rasio mol reaktan, suhu reaksi, konsentrasi grup sulfat yang ditambahkan SO 3 , NaHSO 3 , atau asam sulfit, waktu netralisasi, pH dan suhu netralisasi Foster, 1997.

2.5 ASAM METIL ESTER SULFONAT MESA