Latar Belakang Pemanfaatan limbah padat proses pengolahan agar PT Agarindo Bogatama sebagai media tanam hortikultura

1 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu jenis rumput laut yang dimanfaatkan dalam olahan industri hasil perairan adalah Gracillaria sp. dan Gellidium sp., dimana kedua jenis ini mampu menghasilkan senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Pasar agar dunia tahun 2001 mencapai 7.630 ton dengan kebutuhan bahan baku sekitar 76.000 ton rumput laut kering, sedangkan hasil panen saat itu hanya sekitar 55.000 ton rumput laut kering. Kebutuhan agar di dalam negeri juga tidak berbeda. Kebutuhan Gracillaria sp. untuk industri agar di dalam negeri dan ekspor mencapai 27.000 ton rumput laut kering per tahun. Sementara, produksi rumput laut kering untuk jenis tersebut hanya mencapai 16.000 ton Budiono 2008. Dengan demikian, peluang pasar yang masih harus dipenuhi sebanyak 11.000 ton rumput laut kering setiap tahunnya. Kebutuhan agar yang terus meningkat, menjadikan industri rumput laut semakin meningkatkan produksinya. Sebagaimana kegiatan pengolahan hasil perairan lainnya, industri agar ini juga menghasilkan limbah, dimana setiap harinya industri penghasil agar menghasilkan limbah padat sebanyak 65-70 dari bahan baku yang masuk Kim et al. 2007. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup KLH 2010 melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan PROPER, terdapat 152 perusahaan yang memperoleh peringkat merah karena dianggap kurang baik dalam pengelolaan limbah. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Agarindo Bogatama, dimana perusahaan ini merupakan produsen dan pemasok tepung agar-agar terbesar kedua di dunia yang berlokasi di Tangerang Lampiran 1. Perusahaan dikategorikan merah karena upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi administrasi Lampiran 2 KLH 2010. Limbah padat yang dihasilkan oleh industri pengolahan agar biasanya hanya dibiarkan menumpuk di lokasi penimbunan. Walaupun tidak berbahaya, timbunan limbah tersebut berpotensi menimbulkan masalah, terutama jika lokasi 2 penimbunan sudah tidak mampu lagi menampung limbah hasil produksi. Di satu sisi, limbah agar berpotensi untuk digunakan sebagai media tanam yang kaya unsur hara, karena limbah yang berasal dari rumput laut mengandung unsur hara alkalis seperti Ca dan Mg, serta kandungan selulosa yang dapat meningkatkan porositas untuk menopang pertumbuhan tanaman. Media tanam merupakan media yang dapat digunakan untuk menyimpan air dan unsur hara serta melepaskannya pada perakaran secara perlahan-lahan, tidak mudah melapuk, tersedianya udara yang cukup bagi perakaran, mudah didapat dan relatif murah harganya Tirta 2006. Kandungan unsur hara limbah padat proses pengolahan agar, sangat bermanfaat bagi tanaman dan tanah, misalnya Mg yang dibutuhkan tanaman sebagai penyusun klorofil dan Ca mampu mengendalikan pH tanah yang asam. Dalam proses penanaman, biasanya Ca dan Mg ditambahkan dalam bentuk dolomit Saputra 2008. Kalium K berperan dalam proses fisiologis, metabolik dalam sel, perkembangan akar, mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit Hardjowigen 1987. Mangan Mn berperan untuk kelancaran proses asimilasi dan merupakan komponen penting dalam berbagai enzim Lingga 1998. Boron B berperan dalam pembelahan dan pembesaran sel. Perlunya pemanfaatan limbah padat proses pengolahan industri agar dan kebutuhan unsur hara tambahan yang diperlukan tanaman, yang kedepan akan semakin tinggi karena permintaan produksi tanaman sayur yang semakin meningkat Sutanto 2002, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian untuk melihat seberapa jauh pengaruh pemanfaatan media tanam dari limbah agar terhadap pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini diharapkan akan mengarah kepada penerapan prinsip “Zero Waste Industry”, yang bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat.

1.2 Tujuan