HASIL PENELITIAN Distribusi Maloklusi pada Pasien di Departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2009-2013

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU Medan dengan menggunakan data sekunder yaitu melalui pengamatan data pada rekam medik dan model studi pasien yang dirawat di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013 sebanyak 385 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode purposive sampling dengan jumlah 77 sampel setiap tahun. Jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin adalah 146 laki-laki dan 239 perempuan. Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan data sampel tersebut, dilakukan uji statistik deskriptif untuk mengetahui distribusi maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle dalam bentuk frekuensi dan persentase serta uji Chi-Square untuk mengetahui apakah ada perbedaan distribusi maloklusi berdasarkan jenis kelamin Tabel 3. Tabel 3. Distribusi maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle pada pasien di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013 Maloklusi klasifikasi Angle Total n = 385 Laki-laki n = 146 Perempuan n = 239 Nilai P n n n Klas I 160 41,6 66 45,2 94 39,3 0,256 Klas II divisi 1 71 18,4 23 15,7 48 20,1 0,288 Klas II divisi 2 18 4,7 5 3,4 13 5,43 0,364 Klas II subdivisi 103 26,8 38 26,0 65 27,1 0,801 Klas III 11 2,9 5 3,4 6 2,5 0,601 Klas III subdivisi 22 5,7 9 6,2 13 5,4 0,766 Keterangan : n = frekuensi = persentase Tabel 3 menunjukkan distribusi maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle pada pasien di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013. Hubungan molar Klas I memiliki persentase tertinggi yaitu 41,6 160 orang dengan persentase lebih tinggi pada laki-laki yaitu sebanyak 45,2 66 orang sedangkan pada perempuan sebanyak 39,3 94 orang. Persentase tertinggi kedua adalah persentase hubungan molar Klas II subdivisi yaitu sebanyak 26,8 103 orang, kemudian Klas II divisi 1 sebanyak 18,4 71 orang, Klas III subdivisi sebanyak 5,7 22 orang, Klas II divisi 2 sebanyak 4,7 18 orang dan Klas III sebanyak 2,9 11 orang. Distribusi maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle tidak menunjukkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Selain melihat maloklusi melalui klasifikasi Angle yaitu hubungan molar, penelitian ini juga mengamati bentuk-bentuk maloklusi lain yang sering dijumpai seperti crowding, spacing, crossbite, overjet dan overbite setiap sampel. Distribusi bentuk-bentuk umum maloklusi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi bentuk-bentuk umum maloklusi pada pasien di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013 Bentuk maloklusi Total n = 385 Laki-laki n = 146 Perempuan n = 239 Nilai P n n n Crowding Rahang Atas 100 26 37 25,3 63 26,3 0,825 Rahang Bawah 191 49,6 73 50 118 49,4 0,905 Spacing Rahang Atas 83 21,6 32 21,9 51 21,3 0,893 Rahang Bawah 64 16,6 30 20,5 34 14,2 0,106 Crossbite Crossbite Anterior 119 30,9 47 32,2 72 30,1 0,670 Crossbite Posterior 44 11,4 16 10,9 28 11,7 0,821 Overjet Normal 155 40,3 58 39,7 97 40,6 0,867 Protrusi 75 19,5 29 19,9 46 19,2 0,882 Crossbite Anterior 119 30,9 47 32,2 72 30,1 0,670 Edge to Edge 36 9,4 12 8,2 24 10,0 0,551 Overbite Normal 268 69,6 94 64,3 174 72,8 0,081 Deep bite 54 14 27 18,5 27 11,3 0,049 Open bite 30 7,8 14 9,6 16 6,7 0,304 Edge to Edge 36 9,4 12 8,2 24 10,0 0,551 Keterangan : n = frekuensi = persentase = perbedaan signifikan P 0,05 Tabel 4 menunjukkan distribusi bentuk umum maloklusi pada pasien di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013. Bentuk maloklusi paling umum adalah gigi berjejal crowding. Hal tersebut dapat dilihat pada penelitian ini yang memiliki persentase crowding yang tinggi yaitu pada rahang bawah sebanyak 49,6 191 orang. Bentuk umum maloklusi lain seperti spacing memilki persentase yang lebih tinggi pada rahang atas yaitu 21,6 83 orang. Pada penelitian ini, crossbite anterior memiliki persentase lebih tinggi daripada crossbite posterior yaitu sebanyak 30,9 119 orang. Overjet pada penelitian ini menunjukkan overjet normal memiliki persentase tertinggi yaitu 40,3 155 orang. Overjet berlebih atau protrusi memiliki persentase sebanyak 19,5 75 orang sedangkan overjet terbalik pada penelitian ini dikategorikan sebagai crossbite anterior yang memiliki persentase sebanyak 30,9 119 orang. Selain itu, dari tipe gigitan pada gigi anterior dapat terlihat persentase gigitan dalam atau deep bite memiliki persentase yang tertinggi apabila dibandingkan dengan tipe gigitan edge to edge dan open bite. Tetapi, secara umum sampel memiliki tipe gigitan dengan overbite normal yaitu sebanyak 69,6 268 orang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hanya deep bite yang memiliki perbedaan signifikan berdasarkan jenis kelamin dengan nilai P=0,049. Variabel lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan distribusi maloklusi berdasarkan jenis kelamin yang dapat terlihat pada nilai P yang lebih besar dari 0,05. Sampel pada penelitian ini adalah rekam medik dan model studi milik pasien pada masa gigi bercampur. Distribusi usia sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik 1. Grafik 1. Distribusi usia pasien pada masa gigi bercampur di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013 Distribusi usia pasien pada masa gigi bercampur di departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU menunjukkan bahwa sampel berusia 9 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 31,2 120 orang sedangkan sampel berusia 13 tahun memiliki persentase terendah yaitu 0,5 2 orang. Sampel dengan usia 7 tahun pada penelitian ini adalah sebanyak 2,6 10 orang, usia 8 tahun sebanyak 21,3 82 orang, usia 10 tahun sebanyak 28,6 110 orang, usia 11 tahun sebanyak 11,4 44 orang dan usia 12 tahun sebanyak 4,4 17 orang. 2,6 21,3 31,2 28,6 11,4 4,4 0,5 5 10 15 20 25 30 35 7 8 9 10 11 12 13 P er sen t a se Usia

BAB 5 PEMBAHASAN