65 Tabel 10 Perbandingan antara model konseptual dengan kondisi faktual untuk
subsistem ―Pola usahatani‖
Kegiatan dalam Model
Eksistensi Bagaimana
Dilakukan Siapa
pelaku Baik
Buruk Tindakan
inisiatif Melaksanakan
pendidikan dan latihan
Diklat Belum ada -
- -
Membentuk sekolah
lapang multisektor
Menerapkan pola usaha
tani terkini Ada
Sebagian petani telah
mencoba menggunak
an bibit karet unggul
dan menanam
dengan pola agroforestri
Beberapa orang
petani Belum
baik; masih inisiatif
petani Membina
kader petani andalan
dalam setiap komunitas
Mendirikan koperasi
Belum ada - -
- Dilakukan
jika modal sosial di
kelompok tani sudah
mantap
Memperbaiki jalan
Ada Pembuatan
jalan tanah yang
diperkeras Pertamina,
PT. MHP, Medco,
Indellberg. Selalu
tidak bisa dilalui
apabila musim
hujan Harus ada
inisiatif dari BPK untuk
turut memperbaiki
jalan.
4.4.6. Tahap 6 : Menetapkan langkah-langkah perubahan
Perbandingan antara model konseptual dengan kondisi faktual menguatkan keinginan aktor-aktor untuk menyusun prioritas bagi aktivitas yang dapat
ditempuh dalam jangka waktu secepatnya. Prioritas aktivitas dalam model konseptual yang bisa dilakukan para pihak untuk segera diwujudkan menjadi aksi
nyata ditetapkan sebagai berikut: 1. Melakukan inventarisasi lahan
2. Membentuk kelompok tani 3. Membuat perjanjian kerjasama antara masyarakat dengan pengelola
4. Melakukan penyuluhan hukum 5. Membuat tanaman baru di lahan kosong
Semua aktivitas dalam model konseptual ―hukum dan aturan‖ dianggap sebagai langkah-langkah awal yang dapat dilaksanakan secara bersama oleh
para pihak, tanpa tergantung pihak lain. Langkah-langkah pengelolaan ini
66 dirasakan sebagai proses yang paling masuk akal untuk terlaksana dan pada
saat aktor-aktor telah dapat memahami posisi masing-masing pihak. Para pihak bersepakat untuk memberi waktu selama 2 dua tahun bagi pencapaian
langkah-langkah prioritas ini. Kesepakatan tentang langkah-langkah prioritas dalam pengelolaan Blok
Agroforestri merupakan respon para pihak atas hasil diskusi simulasi dan perbandingan antara model konseptual dengan situasi sebenarnya. Atas
kesepakatan tersebut, fasillitator mempertanyakan pencapaian indikator tujuan sistem apabila proses itu tercapai. Aktor-aktor akhirnya mendiskusikan kondisi
seluruh indikator harapan masa depan apabila skenario langkah-langkah prioritas menjadi pilihan mereka. Ini mendorong keinginan untuk menilai kondisi semua
indikator apabila semua aktivitas dalam model konseptual dapat mereka jalankan atau tidak sama sekali.
Tabel 11 adalah hasil penilaian secara kualitatif dari aktor-aktor terhadap kondisi indikator tujuan sistem. Tiga skenario yang ada merupakan pilihan
rasional. Apabila skenario yang dipilih adalah langkah-langkah prioritas saja, ternyata hanya dua indikator yakni kualitas kenyamanan dan ketenangan dalam
berusahatani dan kualitas hubungan masyarakat dengan pengelola akan bernilai positif. Sementara, indikator pada subsistem program penelitian dan pola
usahatani masih menjadi tanda tanya atau diragukan pencapaiannya. Pencapaian indikator terburuk adalah pada saat seluruh aktivitas dalam
model konseptual tidak dijalankan seperti saat ini. Seluruh indikator akan bernilai negatif kecuali indikator pada subsistem pola usahatani yang masih
tanda tanya. Partisipan lokakarya bersepakat menganggap skenario status quo sebagai pilihan buruk dan akan berusaha menghindarinya.
Skenario terbaik dapat terwujud apabila semua aktivitas dalam model konseptual dilaksanakan secara konsisten. Semua indikator diyakini akan bernilai
positif. Namun, skenario radikal ini dianggap sulit langsung dilaksanakan, tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap pencapaian indikator dalam
subsistem ―hukum dan aturan‖. Skenario moderat dianggap sebagai kendaraan untuk menata kembali
hubungan antara masyarakat dengan pihak kehutanan. Ini merupakan proses pengujian apakah model konseptual yang telah mereka susun dapat menjadi
perangkat resolusi pengelolaan Blok Agroforestri. Proses menjalankan skenario moderat diharapkan dapat merekonstruksi cara pandang baru di antara mereka.
67 Tabel 11 Pilihan skenario menuju masa depan pengelolaan Blok Agroforestri
KHDTK Benakat
Jenis Skenario Indikator yang
dipengaruhi Kondisi
indikator +, - ,?
Peran Pihak
Radikal: Melaksanakan
semua aktivitas dalam
model A
+ Para pihak siap mendukung semua
aktivitas jika subsistem ―hukum dan aturan‖ telah berjalan.
B +
C +
D +
E +
F +
G +
H +
Moderat : Melaksanakan
aktivitas yang bisa segera
diwujudkan oleh para
pihak Prioritas
A +
Wakil masyarakat akan berinisiatif membentuk kelompok
tani. BPK sebagai leading sector
semua aktivitas. Pak Mardiyanto selaku penyuluh
kehutanan siap diterjunkan kapanpun
Dinas Kehutanan Muara Enim akan memfasilitasi kegiatan
inventarisasi, pembentukan kelompok tani dan pembuatan
surat perjanjian. Pak Susatyo Hutomo MHP akan
mendorong realisasi anggaran kerjasama.
Pemerintah kecamatan akan memfasilitasi semua aktivitas
dalam model agar sistem pengelolaan berjalan lancar.
B +
C ?
D ?
E ?
F ?
G ?
H ?
Status Quo: Tidak
melakukan aktivitas
apapun A
- Para pihak akan berusaha
menghindari skenario ini.
B -
C -
D -
E -
F ?
G ?
H ?
Keterangan: A
: Kualitas kenyamanan dan ketenangan dalam bekerja B
: Kualitas hubungan masyarakat dengan pengelola BPK C
: Jumlah dan jenis penelitian D
: Realisasi rencana Penelitian E
: Tingkat adopsi penelitian F
: Penghasilan Masyarakat G
: Produktifitas lahan H
: Jumlah pemanfaat lahan Blok Agroforestri
68 Pilihan skenario moderat mendorong aktor-aktor mendistribusikan
perannya sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing. Distribusi ini tidak hanya terkait dengan peran instansi atau kelompok yang
mereka wakili, namun menyangkut aksi individual sebagai aktor dalam kelompoknya.
4.4.7. Tahap 7 : Melakukan aksi untuk memperbaiki situasi masalah