Saham Ekuitas atau Shares
17
mengacu pada syariat Islam. Reksadana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada instrumen investasi dari perusahaan yang pengelolaan atau
produknya bertentangan dengan syariat Islam, misalnya pabrik minuman beralkohol, industri peternakan babi, jasa keuangan yaang melibatkan sistem
riba dalam operasionalnya serta bisnis hiburan yang berbau maksiat. 2.
Nilai Saham dan Harga Saham Syariah
Menurut Jogiyanto bahwa setiap jenis saham memiliki beberapa nilai yang terkandung dalam setiap lembar saham tersebut. Nilai yang terkandung dalam
setiap lembar saham terdiri dari :
4
a. Nilai Buku Book Value Nilai buku book value per lembar saham menunjukan aktiva bersih
net asset yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang
saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
b. Nilai Pasar Market Value Nilai pasar market value berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku
merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
4
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2003, h. 79.
18
yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.
c. Nilai Intrinsik Intrinsic Value Nilai intrinsik intrinsic value adalah nilai seharusnya dari suatu
saham, atau sering disebut dengan nilai wajar dari harga saham. Saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut, pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep
penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep
ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh emiten dan perusahaan publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu
saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh :
5
a. Emiten dan perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan ublik
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
5
Diakses dari http:www.bapepam.go.idsyariahpengenalan_produk_syariah.html
pada 14 Juli 2014.