53
5.1.3 Indeks Atkinson
Alat ukur ketiga yang digunakan untuk menganalisis kesenjangan adalah dengan menggunakan indeks Atkinson. Penghitungan Indeks Atkinson
menggunakan persamaan 3.8 sampai dengan 3.10. Indikator ekonomi pada ukuran ini menekankan pada indikator PDRB per kapita kabupatenkota dan rata-rata
PDRB per kapita Provinsi NTT yang bertujuan untuk mengetahui dampak social welfare loss atau dampak kesejahteraan sosial yang hilang akibat adanya
kesenjangan pendapatan setiap individu dalam wilayah kabupatenkota. Hasil perhitungan indeks Atkinson dapat ditunjukkan oleh Tabel 5.3 yang
menyertakan parameter kesenjangan ε yang bernilai 0,5 sampai dengan 3.
Tabel 5.3 Indeks Atkinson dan Persentase Pertumbuhan Provinsi NTT, 2007-2010
Tahun Indeks Atkinson dan Persentase Pertumbuhan
A0,5 A1
A2 A3
2007 0,03067
0,00 0,05804 0,00 0,10795
0,00 0,14909
0,00
2008
0,03052 -0,50 0,05849 0,77 0,11048
2,35 0,15480
3,83
2009 0,03125
2,38 0,05982 2,27 0,11287
2,17 0,15740
1,68
2010
0,03298 5,53 0,06292
5,19 0,11805 4,59
0,16364 3,97
Sumber: BPS diolah, 2011 Tabel 5.3 menggambarkan kecenderungan peningkatan kesenjangan
pendapatan ketika ε bervariasi untuk penggunaan data PDRB per kapita. Pola
kesenjangan cenderung berfluktuasi untuk ε=0,5, namun untuk ε=1, ε=2, dan ε=3 cenderung meningkat pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010.
54
Selama periode pengamatan memunculkan adanya indikasi ε yang
semakin besar maka persentase perubahan indeks Atkinson juga semakin besar. Pada tahun 2008 dengan ε=0,5 indeks Atkinson turun 0,5 persen, meningkat
ketika ε=1 yaitu 0,77 persen, dan ketika ε=2 meningkat sebesar 2,35 persen serta ketika
ε=3 meningkat kembali sebesar 3,83 persen. Pada tahun 2009 dengan ε=0,5 indeks Atkinson naik 2,38
persen, meningkat ketika ε=1 yaitu 2,27 persen, dan ketika ε=2 meningkat sebesar 2,17 persen serta ketika ε=3 meningkat kembali
sebesar 1,68 persen. Pada tahun 2010 dengan ε=0,5 indeks Atkinson naik 5,53
persen, meningkat ketika ε=1 yaitu 5,19 persen, dan ketika ε=2 meningkat sebesar 4,59 persen serta ketika
ε=3 meningkat kembali sebesar 3,97 persen. Hal ini menunjukkan jika transfer pendapatan masyarakat untuk
meningkatkan PDRB per kapita dilakukan hanya pada kabupaten dengan PDRB per kapita terkecil saja maka kesenjangan akan makin meningkat. Hal ini
disebabkan karena kesenjangan di Provinsi NTT rendah atau cenderung merata, sehingga mekanisme transfer justru akan memperbesar tingkat kesenjangan jika
dilakukan tidak tepat sasaran. Tahun 2007 dengan
ε=0,5 indeks Atkinson sebesar 0,0307 yang berarti terdapat social welfare loss sebesar 3,07 persen dan tidak termanfaatkan untuk
dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada. Adapun tahun 2008 social welfare loss menurun menjadi 3,05 persen dan
kembali meningkat menjadi 3,12 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak pada level 3,30 persen pada tahun 2010.
55
Tahun 2007 dengan ε=1 indeks Atkinson sebesar 0,0580 yang berarti
terdapat social welfare loss sebesar 5,80 persen dan tidak termanfaatkan untuk dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada.
Adapun tahun 2008 social welfare loss meningkat menjadi 5,85 persen dan kembali meningkat menjadi 5,98 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak
pada level 6,29 persen pada tahun 2010. Tahun 2007 dengan
ε=2 indeks Atkinson sebesar 0,1079 yang berarti terdapat social welfare loss sebesar 10,79 persen dan tidak termanfaatkan untuk
dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada. Adapun tahun 2008 social welfare loss meningkat menjadi 11,05 persen dan
kembali meningkat menjadi 11,29 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak pada level 11,80 persen pada tahun 2010.
Tahun 2007 dengan ε=3 Indeks Atkinson sebesar 0,1490 yang berarti
terdapat social welfare loss sebesar 14,90 persen dan tidak termanfaatkan untuk dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada.
Adapun tahun 2008 social welfare loss meningkat menjadi 15,48 persen dan kembali meningkat menjadi 15,74 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak
pada level 16,36 persen pada tahun 2010.
56
5.2 Tipologi Klassen