dapat menjadi objek jaminan fidusia tersebut maka yang dimaksud dengan benda adalah termasuk juga piutang receivables .
Khusus mengenai hasil dari benda yang menjadi objek jaminan fidusia, undang-undang mengatur bahwa jaminan fidusia meliputi hasil tersebut
dan juga klaim asuransi kecuali diperjanjikan lain. Dalam praktek hanya piutang yang berupa piutang atas nama yang sering menjadi obyek fidusia,
penyerahan mengenai hal tersebut dinamakan cessi dan dilakukan menurut syarat tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cessi sebagai jaminan
adalah fidusia atas piutang atas nama, dimana penyerahannya tidak dilakukan dengan constitutum prossessorium melainkan dengan cessi.
31
Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan harus disebut dengan jelas dalam akta jaminan fidusia baik identifikasi benda tersebut , maupun
penjelasan surat bukti kepemilikannya dan bagi benda inventory yang selalu berubah-ubah dan atau tetap harus dijelaskan jenis bendanya dan
kualitasnya, jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis benda, termasuk piutang baik yang telah ada pada saat
jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian. Pembebanan jaminan atas benda atau piutang yang diperoleh kemudian tidak perlu
dilakukan dengan perjanjian tersendiri.
32
C. Tahapan Proses Terjadinya Jaminan Fidusia
Dalam proses terjadinya jaminan fidusia di laksanakan melalui dua tahap
yaitu:
33
1. Tahap Pembebanan Jaminan Fidusia Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris
dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan fidusia. Dengan demikian, akta notaris di sini merupakansyarat materil untuk berlakunya
ketentuan-ketentuan Undang-undang Jaminan Fidusia atas perjanjian penjaminan fidusia, disamping juga sebagai alat bukti.
31
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Beberapa Masalah Pelaksanaan Lembaga Jaminan Khususnya Fidusia Di Dalam Praktek dan Pelaksanaannya Di Indonesia. Yogyakarta:
Liberty,1975 hlm. 32
32
Ibid, hlm 34.
33
Heru Supraptomo. Masalah Eksekusi Jaminan Fidusia dan Implikasi Lembaga Fidusia dalam Praktek Perbankan. Makalah
Lokakarya Fidusia dan Permasalahannya. Jakarta, 2006, hlm 8.
Perlu diketahui, bahwa suatu perjanjian pada umumnya tidak lahir pada saat penuangannya dalam suatu akta, tetapi sudah ada sebelumnya, yaitu sudah
ada sejak adanya kesepakatan antara para pihak yang memenuhi syarat Pasal 1320 KUH Perdata dan penuangannya dalam akta hanya dimaksudkan untuk
mendapatkan alat bukti saja. Akta notaril merupakan salah satu wujud akta otentik sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1868 dan Pasal 1870 KUH Perdata
yang memberikan kekuatan pembuktian yang sempurna terhadap para pihak dan ahli waris atau orang yang memdapatkan hak dari padanya.
Akta jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Undang- Undang Fidusia sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia Identitas tersebut meliputi nama lengkap, agama, tempat tinggal atau kedudukan dan tanggal lahir,
jenis kelamin, status perkawinan, dan pekerjaan. b. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia, yaitu mengenai macam
perjanjian, dan utang yang dijamin dengan fidusia. c. Uraian mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia. Uraian
mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia cukup dilakukan dengan mengidentifikasi benda tersebut, dan dijelaskan mengenai surat
bukti kepemilikannya. Dalam hal benda yang menjadi obyek jaminan fidusia merupakan benda dalam persediaan inventory yang selalu
berubah-ubah dan tidak tetap, seperti stok bahan baku, barang jadi, maka akta jaminan fidusia dicantumkan uraian mengenai jenis, merek, kualitas
dari benda tersebut.
d. Nilai penjaminan; e. Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
2. Tahap Pendaftaran Jamianan Fidusia Tujuan pendaftaran fidusia adalah melahirkan jaminan fidusia bagi
penerima fidusia, memberikan kepastian kepada kreditor lain mengenai benda yang telah dibebani jaminan fidusia dan memberikan hak yang didahulukan
terhadap kreditor dan untuk memenuhi asas publisitas karena kantor pendaftaran terbuka untuk umum.
34
Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan termasuk benda yang dibebani dengan jaminan fidusia berada di luar wilayah Republik
Indonesia. Pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusia dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi fidusia dan dilakukan pada kantor Pendaftaran
Fidusia yang merupakan bagian dalam lingkungan Departemen kehakiman Permohonan pendaftaran dilakukan oleh penerima fidusia, kuasa atau wakilnya
dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia, yang meliputi : a. Identitas pihak dan penerima fidusia;
b. Tanggal, nomor akta jaminan fidusia, nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta jaminan fidusia;
c. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia; d. Uraian mengenai benda yang menjadi objek jamianan fidusia;
e. Nilai penjaminan, dan f. Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
35
34
Purwahid Patrik dan Kashadi. Op.Cit, hlm. 41.
35
Ibid, hlm 42.
Kemudian Kantor Pendaftaran Fidusia mencatat jaminan dalam Buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan
permohonan pendaftaran guna melakukan pengecekan data setelah dilakukan pendaftaran, maka kantor Pendaftaran fidusia menerbitkan
Sertifikat Jaminan Fidusia kepada penerima fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran jaminan fidusia. Ketentuan ini
dimaksudkan agar Kantor Pendaftaran Fidusia tidak melakukan penilaian terhadap kebenaran yang dicantumkan dalam pernyataan pendaftaran
jaminan fidusia, akan tetapi hanya melakukan pengecekan data yang dimuat dalam pernyataan pendaftaran fidusia. Tanggal pencatatan jaminan
fidusia dalam buku Daftar Fidusia ini dianggap sebagai lahirnya jaminan fidusia.
36
Dengan demikian pendaftaran jaminan fidusia dalam Buku Daftar Fidusia, merupakan perbuatan konstitutif yang melahirkan jaminan fidusia. Penegasan
lebih lanjut dapat kita lihat dalam ketentuan Pasal 28 Undang-undang Fidusia yang menyatakan apabila atas benda yang sama menjadi obyek jaminan lebih dari
1 satu perjanjian jaminan fidusia, maka kreditor yang lebih dahulu mendaftarkannya adalah penerima fidusia. Hal ini penting diperhatikan oleh
kreditor yang menjadi pihak dalam perjanjian jaminan fidusia, karena hanya penerima fidusia, kuasa atau wakilnya yang boleh melakukan pendaftaran jaminan
fidusia. Sebagai bukti bagi kreditor bahwa ia merupakan penerima jaminan fidusia
adalah Sertifikat Jaminan Fidusia yang diterbitkan Kantor Pendaftaran Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
Sertifikat ini sebenarnya merupakan salinan dari Buku Daftar Fidusia yang memuat catatan tentang hal-hal yang sama dengan data dan keterangan yang ada
pada saat pernyataan pendaftaran.
36
Ibid, hlm 43.
D. Berakhirnya Jaminan Fidusia