menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. Besarnya jumlah tabungan yang terjadi pada tahun 2008 tersebut disebabkan karena meningkatnya pendapatan.
Secara visual perkembangan tabungan di Labuhanbatu dapat dideskripsikan oleh Gambar 4.3.
PERTUMBUHAN TABUNGAN KABUPATEN LABUHANBATU PERIODE 1988-2008
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004 2006
2008
TAHUN
J U
M L
A H
J U
T A
R U
P IA
H
Gambar 4.3 Perkembangan Tabungan Labuhanbatu
Berdasarkan Gambar 4.3 maka dapat terlihat kecendrungan meningkatnya tabungan. Dimana puncaknya terjadi pada tahun 2008 yang mana pada saat itu
perekonomian Labuhanbatu dalam kondisi stabil.
4.1.4. Pertumbuhan Indeks Pendidikan
Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa dan merupakan
salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah
terus berupaya menuntaskan program wajib belajar 9 tahun yang dimulai tahun 1994. Dengan demikian diharapkan tingkat pendidikan penduduk akan lebih baik dan
sebaliknya jumlah penduduk yang buta huruf akan berkurang.
Universitas Sumatera Utara
Keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan
angka melek huruf. Untuk mengetahui kondisi pendidikan dapat dilihat dari nilai Angka Partisipasi
Sekolah APS yaitu perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah penduduk usia sekolah. Pada tahun 2002 APS Kabupaten Labuhanbatu tingkat SD sebesar 102,08,
SLTP 84,51 dan SLTA sebesar 55,82, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu
Kondisi yang Dicapai Indikator
Satuan 2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008
Partisipasi Sekolah
- 7 – 12 Tahun
- 13 – 15 Tahun
- -7 – 15 Tahun
- 16 – 18 Tahun
- 19 – 24 Tahun Persen
Persen Persen
Persen Persen
95,57 78,39
90,60 53,44
5,20 97,10
81,99 92,17
54,17 5,38
98,28 90,62
96,00 56,91
5,42 98,05
86,53 94,48
57,22 5,46
98,14 89,46
95,22 60,07
6,69 98,16
89,49 99,25
63,87 7,81
98,18 89,53
99,35 63,92
-
Pendidikan yang
ditamatkan -
Tidak Belum tamat SD -
Tamat SD -
Tamat SLTP -
Tamat SLTA -
Tamat Dip I,II,III -
Tamat D-IVS1 Tingkat Buta Huruf
Persen Persen
Persen Persen
Persen Persen
Persen 29,72
33,19 18,75
17,40 1,01
1,03 2,15
26,4 35,22
23,39 13,98
0,71 0,28
2,16 23,22
29,60 26,72
19,39 0,50
0,58 1,91
27,24 29,05
22,25 19,15
1,24 1,05
3,49 23,06
30,82 22,37
22,24 1,26
1,06 1,40
27,86 30,92
22,85 22,41
1,27 1,16
1.40 28,61
31,39 22,86
23,29 1,29
1,13 1,44
Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu Tingkat partisipasi sekolah menunjukkan bahwa, penduduk berumur 7 sd 12
tahun yang sekolah sebesar 98,05 persen pada tahun 2005. Persentase ini menurun dari 98,28 persen dibandingkan dengan tahun 2004 dan meningkat dari 97,10 persen pada
tahun 2003. Sementara itu, angka partisipasi sekolah untuk penduduk umur 13 sd 15 tahun yang sekolah sebesar 86,53 persen pada tahun 2005. Angka ini mengalami
Universitas Sumatera Utara
penurunan dari 90,62 persen pada tahun 2004 dan mengalami kenaikan dari 81,99 persen pada tahun 2003.
Dengan demikian, secara rata-rata angka partisipasi sekolah penduduk umur 7 sd 15 tahun telah mencapai 94,48 persen pada tahun 2005. Terjadi penurunan angka
partisipasi sekolah dari 96 persen pada tahun 2004. Penurunan ini mengindikasikan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap program pemerintah tentang wajib
belajar 9 tahun. Selain itu kondisi ekonomi yang serba sulit saat ini juga dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membiayai pendidikan anak.
Dengan adanya bantuan pemerintah ke dunia pendidikan yaitu dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah BOS diharapkan untuk tahun depan tingkat partisipasi sekolah
penduduk umur 7 sd 15 tahun dapat ditingkatkan. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2005
sebagian besar 29,05 persen tamatan SD, kemudian disusul yang tidakbelum tamat SD 27,24 persen, dan tamat SLTP 22,25 persen. Tamat SLTA sebesar 19,15 persen
dan selebihnya tamat AkademiSarjana. Jika dibandingkan dengan tahun 2004 kondisi ini lebih baik di pendidikan tingkat tinggi karena terjadi kenaikan tamatan pendidikan
AkademiSarjana dari 1,08 persen tahun 2004 menjadi 2,29 persen tahun 2005. Akan tetapi, kondisi lebih buruk terjadi pada penduduk yang tidakbelum tamat SD karena
adanya kenaikan dari tahun 23,22 persen tahun 2004 menjadi 27,24 persen tahun 2005. Dengan semakin menurunnya partisipasi sekolah dan meningkatnya angka
penduduk yang belumtamat SD menyebabkan meningkatnya angka buta huruf dari 1,91 persen pada tahun 2004 menjadi sebesar 3,49 persen tahun 2005.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian untuk indikator tingkat ketersediaan sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar adalah rasio murid dengan guru. Untuk lebih jelasnya rasio murid
dengan guru tahun 2004 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Rasio Guru dan Murid di kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008
No Tingkat pendidikan
Sekolah Murid
Guru Rasio Guru-Murid
1 2
3 SD
SLTP SLTA
738 120
43 146643
34138 17658
7429 2072
1117 19
16 15
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio guru dengan murid untuk tingkat
setara SD adalah 1 : 19, setara SLTP 1 : 16 dan setara SLTA 1 : 15. Hal ini memberikan pengertian bahwa untuk setara SD setiap guru melayani 19 murid. Di
Kabupaten Labuhanbatu rasio murid terhadap sekolah pada tahun 20072008 dapat dijelaskan
1. Rasio murid SD terhadap sekolah adalah 198, hal ini menunjukkan bahwa tiap
sekolah dasar rata-rata memiliki 198 murid. Sedangkan rasio murid terhadap guru 19 dan rasio murid terhadap ruangan kelas adalah 27.
2. Rasio murid SLTP terhadap sekolah adalah 283, hal ini berarti bahwa tiap sekolah
SLTP rata-rata memiliki 283 murid. Sedangkan rasio murid terhadap guru 16 dan rasio murid terhadap ruang kelas adalah 34
3. Rasio murid SLTA terhadap sekolah adalah 410, hal ini berarti bahwa tiap SLTA
rata-rata memiliki 410 murid sedangkan rasio murid terhadap guru adalah 15 dan rasio murid terhadap ruang kelas adalah 42
Universitas Sumatera Utara
Kemudian salah satu prasyarat agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan optimal adalah rasio ruang kelas dengan murid tahun 2004, sebagaimana dapat
dilihat tabel berikut:
Tabel 4.10. Rasio Ruang Kelas dan Murid di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008
No Tingkat
Pendidikan Sekolah
Murid Ruang
Kelas Rasio ruang
Kelas - Murid
1 2
3 SD
SLTP SLTA
738 120
18 146643
34138 9226
5405 1000
217 19
34 42
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Dari tabel diatas, khusus untuk sekolah negeri dapat dilihat bahwa rasio ruang
kelas dengan murid untuk tingkat SD adalah 1 : 19, SLTP 1 : 34 dan SLTA 1 : 42. Hal ini memberikan pengertian untuk tingkat SD setiap ruang kelas menampung sebanyak
35 murid. Jika dibandingkan dengan standart Departemen Pendidikan untuk setiap jenjang idealnya adalah 1 : 40. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio ruang kelas
dengan murid untuk tingkat SD dan SLTP sudah memenuhi standard. Kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah memiliki arti penting bagi
indikator pendidikan, sebab program wajib belajar 6 tahun dan program wajib belajar 9 tahun memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi komunitas untuk mengecap
pendidikan . Indeks pendidikan masyarakat adalah indeks angka melek huruf AMH
ditambah indeks rata-rata lama sekolah RLS. Indeks angka melek huruf dan indeks rata-rata lama sekolah digabung menjadi satu dengan perbandingan 2 : 1, sehingga
diperoleh Indeks Pendidikan dengan formula:
Universitas Sumatera Utara
RLS Indeks
AMH Indeks
IP 3
1 3
2 +
=
Apabila hasil perhitungan indeks tersebut dikalikan 100 maka Indeks ini akan bernilai antara 0 kondisi terburuk sampai dengan 100 kondisi terbaik. Angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah dapat menggambarkan tingkat perkembangan pembangunan bidang pendidikan. Kedua indikator tersebut dianggap cukup mewakili
beberapa indikator pendidikan lainnya. Perkembangan indeks pendidikan masyarakat di Labuhanbatu selalu mengalami perubahan dari tahun ketahun terutama dalam
periode pengamatan. Perkembangan indeks pendidikan Labuhanbatu dijelaskan melalui Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Pertumbuhan Indeks Pendidikan Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu 1988-2008
Tahun Angka Melek
Hurup Persen Lama Sekolah
Tahun Indeks
Pendidikan Point
Pertumbuhan
1988 83.52
3.24 57.03000
- 1989
83.54 3.36
57.08000 0,08
1990 84.97
3.61 58.12000
1,87 1991
85.26 3.58
58.30000 0,30
1992 85.27
4.09 58.48000
0,30 1993
85.55 4.87
58.93000 0,76
1994 85.78
5.03 59.13000
0,34 1995
85.92 5.06
59.23000 0,17
1996 86.97
6.18 60.31000
1,95 1997
86.98 6.18
60.32000 0,02
1998 88.1
6.7 61.23000
1,49 1999
90.48 7.97
63.25000 3,19
2000 92.49
7.21 64.35000
1,71 2001
95.43 7.39
66.38000 3,06
2002 96.3
7.12 66.87000
0,73 2003
97.62 7.63
67.92000 1,54
2004 96.99
7.42 67.43000
- 0,73 2005
98.0 7.79
68.23000 1,17
2006 97.16
7.42 67.54000
-1,02 2007
97.6 7.70
67.93000 0,57
2008 98.3
8.09 68.53000
0,87 Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu data diolah Tahun 1988-2009
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui perkembangan indeks pendidikan Kabupaten Labuhanbatu tahun 1988-2008. Indeks pendidikan yang paling tinggi terjadi pada
tahun 2008 yaitu sebesar 68.53. Sedangkan indeks pendidikan yang paling rendah terjadi pada tahun 1988 sebesar 57.03. Secara keseluruhan perkembangan indeks
pendidikan selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. Besarnya indeks pendidikan yang terjadi pada tahun 2008 tersebut disebabkan adanya peningkatan
pendapatan masyarakat sehingga memiliki kemampuan untuk bersekolah. Secara visual perkembangan indeks pendidikanLabuhanbatu atas dasar harga
berlaku dapat dideskripsikan oleh Gambar 4.4
PERTUMBUHAN INDEKS PENDIDIKAN KABUPATEN LABUHANBATU PERIODE 1988-2008
50 100
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004 2006
2008
TAHUN J
U M
L A
H I
N D
E K
S
Gambar 4.4. Pertumbuhan Indeks Pendidikan Masyarakat Labuhanbatu
Berdasarkan Gambar 4.4 maka dapat terlihat kecendrungan meningkatnya indeks pendidikan masyarakat masyarakat. Dimana kenaikan tertinggi terjadi pada
tahun tahun 2008 karena terjadinya peningkatan perekonomian daerah.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Hasil Estimasi Model Penelitian