Faktor-faktor non ekonomi bersama-sama faktor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan perekonomian. Faktor non ekonomi juga memiliki arti
penting di dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor non ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan adalah:
1. Faktor Sosial. Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. 2.
Faktor Manusia. Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi.
3. Faktor Politik dan Administratif. Struktur politik dan administrasi yang lemah
merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang. Menurut Nurkse Jhingan, 2005: “Pembangunan ekonomi berkaitan dengan
peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang histories”. Didalam penelitian ini Pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja,tabungan dan indeks
pendidikan menjadi pembahasan.
2.2.1. Definisi Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur pada batas usia kerja, dimana batas usia kerja setiap negara berbeda-beda Dumairy, 1996. Usia kerja adalah
penduduk berumur 15 tahun keatas yang telah dianggap mampu melaksanakan pekerjaan, mencari kerja, bersekolah, mengurus rumah tangga, dan kelompok lainnya
seperti pensiunan Disnaker, 2006. Secara makro dapat dikatakan bahwa pertumbuhan kesempatan kerja sangat
terkait dengan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, laju pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi akan mempengaruhi laju pertumbuhan kesempatan kerja. Hubungan antara laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan kesempatan kerja yang semakin
tinggi berarti setiap laju pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas Widodo, 1990.
Kerja menurut Disnaker adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja ini ada yang termasuk ke dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja berumur 15 tahun atau lebih yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja, diantaranya adalah mereka yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah
pelajar dan mahasiswa, mengurus rumah tangga, dan mereka yang tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai pekerja, sementara tidak bekerja atau
mencari pekerjaan Disnaker, 2006. Angka yang sering digunakan untuk menyatakan jumlah angkatan kerja adalah
TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, yang merupakan rasio antara angkatan kerja dan tenaga kerja. Secara umum, tenaga kerja manpower didefenisikan sebagai
penduduk yang berada pada usia kerja 15-64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Dinas Ketenaga Kerja
Gambar 2.4. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Ketenagakerjaan ILO
Menurut UU No. 25 Tahun 1997 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Ketenagakerjaan disebutkan bahwa: “Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau
perempuan yang sedang mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ”.
Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan akan permintaan tenaga kerja demand for labor dan penawaran
tenaga kerja supply of labor, pada suatu tingkat upah Kusumosuwidho dalam Subri, 2006:56. Keseimbangan tersebut dapat berupa lebih besarnya penawaran dibanding
permintaan terhadap tenaga kerja excess supply of labor atau lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja excess demand for labor .
1. Pandangan Adam Smith 1729 — 1790.
Smith menganggap bahwa manusia merupakan faktor produksi utama yang menetukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, alam tanah tidak ada artinya
Universitas Sumatera Utara
kalau tidak ada SDM yang mengolahnya, sehinngga bermanfaat bagi kehidupan. Smith juga melihat bahwa alokasi SDM yang efektif adalah awal pertumbuhan
ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal ban mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh. Dengan kata lain, alokasi SDM yang efektif
merupakan syarat perlu necessary condition bagi pertumbuhan ekonomi. 2.
Pandangan Lewis 1959 Lewis menyebutkan bahwa kelebihan pekerja bukan merupakan suatu masalah,
melainkan suatu kesempatan. Kelebihan pekerja pada suatu sektor akan memberi andil terhadap pertumbuhan produksi dan penyediaan kerja di sektor lain. Ada dua
struktur di dalam perekonomian, yaitu subsisten terbelakang dan kapitalis modern. Pada sektor subsisten terbelakang, tidak hanya terdiri dan sektor pertanian, tetapi
juga sektor informal seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran. Pekerja di sektor subsisten terbelakang mayoritas berada di wilayah pedesaan. Sektor
subsisten terbelakang memiliki kelebihan penawaran pekerja dan tingkat upah yang relatif lebih rendah daripada sektor kapitalis modern. Lebih rendahnya upah
pekerja di pedesaan akan mendorong pengusaha di wilayah perkotaan untuk merekrut pekerja dan pedesaan dalam pengembangan industri modern perkotaan.
Selama berlangsungnya proses industrialisasi, kelebihan penawaran pekerja di sektor subsistem terbelakang akan diserap.
Bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja di sektor industri modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Selanjutnya peningkatan
upah ini akan mengurangi ketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan
Universitas Sumatera Utara
pedesaan. Dengan demikian menurut Lewis, adanya kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaliknya kelebihan
pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa perpindahan pekerja dan sektor subsisten terbelakang ke sektor kapitalis
modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi “terlalu banyak”.
3. Pandangan Fei-Ranis 1961 Leon Fei-Ranis berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri
kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Fei-Ranis, ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh yakni:
a. Para penganggur semu yang tidak menambah produksi pertanian dialihkan ke
sektor industri dengan upah institusional yang sama. b.
Tahap di mana pekerja pertanian menambah produksi, tetapi memproduksi lebih kecil dan upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke
sektor industri.
Tahap ini ditandai dengan awal pertumbuhan swasembada pangan saat buruh
pertanian menghasilkan produksi lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dan dalam ha in kelebihan pekerja terserap ke sektorjasa dan industri yang terus-
menerus sejalan dengan pertambahan produksi dan perluasan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Definisi Tabungan Masyarakat