KEGUNAAN PENELITIAN Rasio-Rasio Keuangan yang Mengindikasikan Probabilitas Kegagalan Perusahaan-Perusahaan dalam Industri Jasa Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

6 | H a l a m a n

1.5 RERANGKA PEMIKIRAN

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu memenuhi dan menyesuaikan diri dengan perubahan dan keinginan pasar. Untuk itu para pelaku bisnis harus mencermati perusahaannya saat ini, akan sukses atau akan mengalami kegagalan. Berdasarkan pada tujuan tersebut, perusahaan memerlukan suatu indikator untuk memberikan indikasi adanya financial distress yang dapat berakibat pada kegagalan perusahaan di masa mendatang. Kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio- rasio keuangan dapat digunakan untuk membentuk model Z-score Model yang dapat memrediksi probabilitas suatu perusahaan akan termasuk ke dalam kelompok perusahaan gagal atau tidak gagal di masa mendatang. Dengan adanya indikator tersebut, perusahan dapat mengambil tindakan perbaikan terhadap kesulitan keuangan yang sedang dihadapi sehingga bisa menghindarkan perusahaan dari kegagalan. O’Connor 1973, sebagaimana dikutip Machfoedz, 1994 mengindikasikan bahwa terdapat bukti bahwa ada pemikiran mula-mula dan yang paling umum mengenai informasi keuangan harus dievaluasi dalam kaitannya dengan tujuan atau kegunaan. Machfoedz 1994 juga menambahkan bahwa informasi keuangan dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan keuangan. Pihak-pihak eksternal perusahaan dapat menggunakan informasi ini dalam beberapa cara: untuk mengukur kinerja perusahaan, untuk memrediksi harga saham perusahaan di masa yang akan datang dan hubungannya dengan return saham dan earnings di masa yang akan datang. Pengetahuan atas kekuatan hubungan informasi keuangan dengan fenomena ekonomi tertentu menyediakan pengetahuan akan kegunaan nilai dari informasi tersebut dan membantu dalam pengambilan keputusan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menggunakan informasi keuangan tersebut adalah analisa rasio. 7 | H a l a m a n Kegunaan nilai rasio keuangan dapat diuji untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan yang dipilih dalam penelitian ini adalah untuk prediksi kegagalan, karena rasio keuangan telah banyak digunakan sebagai prediktor kegagalan Beaver, 1966. Osteryoung et al. 1992, menyatakan bahwa rasio keuangan digunakan secara luas oleh peneliti akademis, analis keuangan, dan manajer pada bisnis kecil. Pada umumnya, para peneliti menggunakan rasio keuangan sebagai variabel prediktor dalam model yang meramalkan mengenai kesulitan dan kegagalan bisnis. Hal serupa juga diungkapkan oleh Machfoedz 1994 yang menyatakan bahwa sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menguji kegunaan nilai usefulness informasi keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yang dapat dihitung dari informasi dalam laporan keuangan tersebut untuk menentukan kekuatan hubungan antara rasio-rasio tersebut dengan fenomena ekonomi. Area penelitian utama di antaranya adalah prediksi kegagalan Dambolera and Khairy, 1983; Whittred and Zimmer, 1984; Houghton, 1984; dan Robertson, 1985, prediksi peringkat obligasi Pinches and Mingo, 1973; Lee et al. 1982, karakteristik perusahaan merger Simkowitz and Monroe, 1971; Rege, 1984, serta prediksi dan hubungan dengan return saham biasa O’Connor, 1973; Ou and Penman, 1989; Barlev and Livnat, 1990; dan Penman, 1992. Berbagai pendapat dalam penggolongan rasio keuangan dapat dilihat dari variasi penggunaan variabel rasio keuangan dalam penelitian. Beaver 1966 menggunakan rasio keuangan untuk memrediksi kebangkrutan. Dengan menggunakan dichotomous classification technique diperoleh hasil: rasio dari aliran kas terhadap kewajiban total merupakan prediktor yang paling baik untuk menentukan kepailitan sebuah perusahaan. Altman 1968 meneliti topik yang sama dengan Beaver dengan variasi terbaik yang membentuk persamaan adalah: Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total Assets, Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value of Equity to Book