Partai Politik Sebagai Pilar Demokrasi

commit to user 29

3. Partai Politik Sebagai Pilar Demokrasi

a. Pengertian Partai Politik Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 telah mengubah secara signifikan sistem Ketatanegaraan Indonesia yang mengharuskan dirubahnya peraturan di bawahnya antara lain Undang-Undang tentang Partai Politik. Undang Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik yang ditetapkan untuk dapat menggantikan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1999 yang tidak sesuai lagi dengan perubahan ketatanegaraan dan perkembangan kemasyarakatan. Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 dicantumkan bahwa pengertian dari Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan Negara melalui Pemilu. Menurut Ichlasul Amal, Partai politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik modern yang demokratis. Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan secara maksimal kepemimpinan politik secara sah legitimate dan damai 34 . Dalam pengertian modern, partai politik merupakan “suatu kelompok yang mengajukan calon-calon bagi pejabat publik untuk dipilih oleh rakyat, sehingga dapat memengaruhi tindakan-tindakan pemerintahan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, maka basis ideologi dan kepentingan yang diarahkan untuk memperoleh kekuasaan. Tanpa elemen tersebut, partai politik tidak akan mampu mengidentifikasikan dirinya dengan para pendukungnya. Selain itu, 34 Ichlasul Amal, Teori-teori Mutakhir Partai Politik, PT Tiara Wacana, Yogya, 1996, hlm.xv commit to user 30 dari definisi partai politik di atas juga menunjukkan kedudukan partai politik sebagai: 1 Salah satu wadah atau sarana partisipasi politik rakyat; 2 Perantara antara kekuatan-kekuatan sosial dan kekuatan pemerintah. 35 Sigmund Neumann sebagaimana dikutif oleh Budiardjo mengatakan bahwa partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memeroleh dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda 36 . Dengan demikian partai politik merupakan perantara yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas, atau dalam pandangan Kay Lawson 37 diterminilogikan sebagai linkage. Dalam Negara demokratis, partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi, antara lain fungsi komunikasi politik, artikulasi dan agregasi kepentingan, rekruitmenkaderisasi politik, sarana pengatur konflik conflict management serta pendidikansosialisasi politik. Dalam konteks ini partai politik berperan sebagai jembatan antara mereka yang memerintah the rulers dengan masyarakat politik yang diperintah the ruled. 35 Fadjar, Mukhtie. Partai Politik dalam Perkembangan Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Institute of Stengthening Transtition Society Studies In-TRANS Publising Malang, 2008, hlm.15-17. 36 Miriam Budiarjo, Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila, Op. Cit. Hlm. 200 37 Ichlasul Amal, Op.Cit. hlm. Xix. commit to user 31 Sampai dengan saat ini, partai politik diakui sebagai salah satu pilar utama dari empat pilar dalam mainstream demokrasi modern, oleh karenanya partai politik memberi pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan berpemerintahan, terlepas dari kenyataan aktual bahwa terkadang partai politik dalam prakteknya justru menjadi pihak pertama yang menciderai demokrasi itu sendiri . b. Jenis Partai Politik Berdasarkan tingkat komitmen partai politik terhadap ideologi dan kepentingan, Amal mengklasifikasikan partai politik kedalam lima jenis: 38 1 Partai Proto adalah tipe awal partai politik sebelum mencapai tingkat perkembangan yang muncul dewasa ini di Eropa Barat dari abad pertengahan sampai dengan akhir abad ke-19. Ciri paling awal dari partai porto adalah pembedaan antara anggota dan non- anggota. Masih belum tampak sebagai partai modern, tapi hanya merupakan faksi-faksi yang dibentuk berdasarkan ideologi yang ada dalam masyarakat. 2 Partai Kader Merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto, muncul sebelum diterapkan hak pilih secara luas bagi rakyat, sehingga sangat tergantung masyarakat kelas menengah ke atas yang mempunyai hak pilih, keanggotaan yang terbatas, kepemimpinan, serta pemberi dana. Tingkat organisasi dan ideologi masih rendah. 38 Ichlasul Amal, Teori-teori Mutakhir Partai Politik, dikutip dari: Fadjar, Mukhtie. Partai Politik dalam Perkembangan Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Institute of Stengthening Transtition Society Studies In-TRANS Publising Malang, 2008, hlm.17-19. commit to user 32 Ideologi yang dianut konservatisme ekstrim atau reformisme moderat, partai kader tidak perlu organisasi besar yang memobilisasi massa. 3 Partai Massa Partai ini muncul setelah terjadi perluasan hak pilih rakyat, sehingga dianggap sebagai suatu respon politik dan organisasi bagi perluasan hak pilih. Kalau partai proto dan partai kader muncul dari dalam parlemen dan memiliki basis pendukung kelas menengah ke atas dengan tingkat organisasi dan ideologi rendah, partai massa berdiri di luar parlemen dengan basis massa yang luas dengan ideologi yang kuat untuk memobilisasi massa dengan organisasi yang rapi. Tujuan utamanya bukan untuk sekedar memperoleh kemenangan tetapi juga memberikan pendidikan politik bagi rakyatanggota. 4 Partai Diktatorial Partai ini merupakan suatu tipe dengan partai massa, tetapi memiliki ideologi yang lebih kaku dan radikal. Kontrol terhadap anggota dan rekruitman anggota sangat ketat selektif karena dituntut kesetiaan dan komitmen terhadap ideologi. 5 Partai catch-all Partai ini merupakan gabungan partai massa dan partai kader. Istilah catch all pertama kali ditemukan dari Otto Kirchheimer untuk memberikan tipologi pada kecenderungan partai politik di Eropa Barat Pasca Perang Dunia II. Tujuan utama partai ini adalah memenangkan pemilihan umum dengan menawarkan program dan keuntungan bagi anggotanya sebagai ganti ideologi yang kaku. Aktivitas partai ini erat kaitannya dengan kelompok kepentingan dan kelompok penekan. commit to user 33 c. Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Bantuan Keuangan adalah bantuan berbentuk uang yang diberikan oleh pemerintah dan atau pemerintah daerah kepada partai politik yang mendapatkan kursi di lembaga perwakilan rakyat. Bantuan keuangan kepada partai politik diberikan pemerintah untuk membantu kegiatan dan kelancaran administrasi danatau sekretariat partai politik. Bantuan keuangan tersebut diberikan kepada partai politik yang mendapatkan kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah hasil Pemilihan Umum Tahun 2004 dan diberikan setiap tahun anggaran. Besarnya bantuan keuangan kepada partai politik disesuaikan dengan kemampuan APBD ditetapkan dengan peraturan daerah. Besarnya bantuan keuangan kepada partai politik untuk setiap kursi di tingkat kabupatenkota tidak melebihi bantuan keuangan yang diberikan kepada partai politik tingkat provinsi didasarkan pada pertimbangan bahwa volume kegiatan sekretariat partai politik tingkat provinsi dan kabupatenkota tidak sama dengan kegiatan partai politik tingkat pusat. 1 Tahap Pengajuan Pengajuan bantuan keuangan di tingkat kabupatenkota disampaikan secara tertulis oleh dewan pimpinan daerah partai politik di tingkat kabupatenkota atau sebutan lainnya yang sah kepada bupatiwalikota. dengan persyaratan: a Pengajuan bantuan keuangan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris atau sebutan lainnya yang sah. b Pengajuan bantuan keuangan harus dilengkapi dengan dokumen pengesahan dari Komisi Pemilihan Umum Daerah KabupatenKota. commit to user 34 c Surat keputusan DPP partai politik yang menetapkan susunan kepengurusan DPC Partai Politik tingkat kabupatenkota yang dilegalisir oleh ketua umum dan sekretaris jenderal DPP partai politik atau sebutan lainnya; d Foto copy surat keterangan NPWP yang dilegalisir pejabat yang berwenang; e Surat keterangan autentikasi hasil penetapan perolehan kursi partai politik di DPRD tingkat kabupatenkota yang dilegalisir Ketua atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum KabupatenKota. f Surat pernyataan partai politik yang menyatakan bersedia dituntut sesuai peraturan perundangan apabila memberikan keterangan yang tidak benar yang ditandatangani ketua dan sekretaris DPC atau sebutan lainnya di atas materai dengan menggunakan kop surat partai politik. Penelitian dan pemeriksaan kelengkapan administrasi pengajuan, penyerahan dan penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik tingkat kabupatenkota dilakukan oleh Tim Penelitian dan Pemeriksanaan Persyaratan Administrasi Pengajuan, Penyerahan dan Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik di tingkat KabupatenKota, yang dibentuk berdasarkan Keputusan BupatiWalikota yang diketuai Kepala BadanKantor Kesatuan Bangsa dan Politik atau sebutan lainnya dan anggotanya terdiri dari Komisi Pemilihan Umum KabupatenKota dan unsur Sekretariat Daerah. 2 Tahap Penyerahan Bantuan Keuangan Penyerahan bantuan keuangan kepada partai politik tingkat kabupatenkota dilakukan oleh bupatiwalikota atau pejabat yang ditunjuk kepada ketua dan bendahara atau sebutan commit to user 35 lainnya yang sah dengan berita acara serah terima. Penyerahan bantuan dilaksanakan dengan persyaratan administrasi: a Surat keterangan bank yang menyatakan memiliki nomor rekening bank atas nama DPC partai politik; b Surat tanda terima uang bantuan yang dibuat dalam bentuk kwitansi ditandatangani di atas materai oleh Ketua dan Bendahara DPC partai politik dengan menggunakan kop surat dan cap stempel partai politik; c Berita acara serah terima dibuat dalam rangkap 4 empat yang tandatangani oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik KabupatenKota atau sebutan lainnya sebagai pihak pertama dan oleh Ketua dan Bendahara DPC partai politik atau sebutan lainnya sebagai pihak kedua; 3 Tahap Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik tingkat kabupatenkota disampaikan kepada bupatiwalikota melalui Kepala BadanKantor Kesatuan Bangsa dan Politik atau sebutan lainnya paling lambat 4 empat bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan 39 dan tembusannya disampaikan kepada Gubernur dan Ketua Komisi Pemilihan Umum KabupatenKota. d. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Setelah Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik merupakan produk bersama antara lembaga Legislatif dan Eksekutif menggantikan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002. Perubahan ini 39 Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik. commit to user 36 juga berimbas pada mekanisme dan besaran Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, jika dalam Undang Undang Nomor 31 Tahun 2002 diatur bahwa besaran bantuan keuangan diberikan berdasarkan kursi yang diperoleh di lembaga legislatif, maka Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 diatur bahwa besaran bantuan keuangan didasarkan kepada jumlah suara yang diperoleh pada Pemilu Legislatif Tahun 2009. Pelaksanaan bantuan keuangan kepada partai politik kemudian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.

B. KERANGKA BERFIKIR