27
Mafrukhah, 2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dinamakan frasa preposisi. Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam preposisi yaitu preposisi tunggal dan preposisi majemuk.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan batasan preposisi berdasarkan standar kompetensi yang dijabarkan dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan KTSP, dimana materi pembelajaran mengenai preposisi atau kata depan di SD termasuk ke dalam tinjauan
dari segi sintaksisnya, yaitu preposisi yang berada didepan nomina, adjektiva, atau adverbia sehingga termasuk frasa yang dinamakan frasa
preposisi. Dalam penggolongan preposisi untuk pembelajaran di SD sendiri mencakup preposisi yang menandai tempat, preposisi yang
menandai maksud dan tujuan, preposisi yang menandai waktu, dan preposisi yang menandai sebab.
Sedangkan dalam penilaiannya penulis akan menggunakan acuan aturan penggunaan preposisi menurut Chaer dalam bukunya yang
berjudul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia 2000, hlm. 122. 5.
Pendekatan kontruktivisme Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemberian stimulus kepada peserta didik yang kemudian dikaitkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik. Pendekatan konstruktivisme diyakini dapat membantu siswa agar dapat belajar lebih aktif dan dapat mengembangkan
pemikirannya secara luas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sebagaimana yang dikemukankan oleh Sugiyono 2009, hlm. 307 yang
menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,
namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitin sederhana, yang
28
Mafrukhah, 2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan.
Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question,
tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
Digunakannya instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
1. Peneliti dianggap alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus dan lingkungan. 2.
Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan, tidak ada suatu instrumen berupa test
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia. 4.
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan atau
perbaikan.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dapat di artikan sebagai tata cara atau langkah-langkah dalam melakukan serangkaian tindakan yang di lakukan dengan cara yang sama agar
memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Tata cara atau langkah-langkah tersebut tersusun secara berurutan atau sistematis dan
berhubungan satu sama lainnya dan memiliki pola yang tetap berdasarkan urutan waktu.
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus, yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung
29
Mafrukhah, 2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan, bergantung pada selesai atau
tidaknya proses belajar mengajar dalam setiap tindakan pada siklus. Dalam setiap siklus, secara garis besar terdapat empat tahapan yang
biasanya dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dimana pada setiap tahapannya
dilakukan secara berurut atau sistematis yang di dasarkan pada prosedur yang telah dibuat.
Meskipun para ahli mengemukakan tahapan tersebut dengan bagan yang berbeda-beda tetapi secara garis besar dapat terlihat seperti bagan berikut ini.
Perencanaan
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
30
Mafrukhah, 2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
Arikunto, 2008, hlm. 16 Dalam gambar 3.1 model penelitian tindakan kelas diatas dapat terlihat
setiap alur dari tahapan penelitian tindakan kelas, berikut adalah penjabaran tentang empat tahapan penelitian tindakan kelas, yaitu.
1. Perencanaan planning
Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimaa tindakan tersebut akan dilakukan. Tindakan kegiatan
penelitian yang dilakukan yaitu menentukan kelas dan subyek penelitian yang sesuai dengan hakikat dan masalah penelitian tindakan kelas
kemudian melakukan pendekatan pembicaraan dengan kepala sekolah dan satu orang guru sebagai model. Kegiatan berikutnya adalah
merencanakan tindakan yang akan dilakukan oleh model. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah membuat scenario
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang mencakup langkah-langkah yang akan dilaksnakan oleh guru dan apa
yang akan dilakukan oleh siswa dan terlebih dahulu mnganalisis kurikulum atau bahan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN
Jeruk Tipis 1. Disamping itu hal terpenting dalam tahap ini adalah mempersiapkan sarana dan fasilitas serta sumber belajar yang di perlukan
dalam kelas serta mempersiapkan bagaimana cara mengobservasi dan alat observasinya.
2. Pelaksanaan Tindakan acting
Pengamatan
?
31
Mafrukhah, 2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ini dilakukanlah pelaksanaan tindakan yaitu Implementasi atau penerapan isi rancangan. Peneliti melaksanakan tindakan penelitian
yang berupa pelaksanaan kegiatan atau rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia
yaitu perancangan pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivisme untuk
membantu observer
dalam melakukan
pengamatan pelaksanaan tindakan dibuat alat pengumpul data sebagai alat dokumentasi atau catatan yang digunakan untuk memberikan umpan
balik yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. Di sepakati pula antara model dan observer bahwa kehadiran observer tidak akan
mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal yang perlu di garis bawahi adalah bahwa dalam tahap dua ini
pelaksana atau guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus berlaku wajar ketika dalam proses
pembelajaran. Tentu saja membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip.
3. Pengamatan observing
Dalam tahap ke-3 ini adalah dilakukannnya kegiatan pengamatan observing, yaitu semua kegiatan untuk mengenal, merekam, dan
mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yang direncanakan. Pada kenyataan tahap observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat, kegiatan ini di
lakukan karena ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, tentu tidak dapat menganalisis peristiwa yang sedang terjadi, oleh karena itu
pengamat mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
4. Refleksi reflecting
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan analisis, sintesis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang di
peroleh melalui alat pengumpul data yang terekam oleh model dan
32
Mafrukhah, 2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
observer akan dikonfirmasikan. Dianalisis dan di evaluasi agar dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya. Maksudnya adalah dalam kegiatan ini guru pelaksana mengemukakan
kembali apa yang sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Istilah refleksi lebih tepat digunakan ketika guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek penelitian
siswa-siswa yang
diajari, untuk
bersama-sama mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian
tindakan, yaitu ketika guru pelaksana mengatakan kepada pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang
belum. Kegiatan refleksi dilakukan berkelanjutan sehingga kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan selalu dapat ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya. Berpikir reflektif sebagai kegiatan berpikir secara
berulang-ulang melalui kegiatan mencermati kenyataan empiris dan mencernakan kenyataan empiris itu dengan pemikiran abstrak, adalah
salah satu modal penting bagi seorang peneliti dalam memudahkan penelitiannya.
F. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data