kontribusi minyak sawit naik menjadi 30,1 persen dan periode 2007-2012 naik tipis menjadi sebesar 30,18 persen.
Setiap tahun diperkirakan produksi minyak sawit dunia meningkat rata-rata 6,5 persen, dengan menempatkan Malaysia sebagai kontributor terbesar. Namun, selisih
ini sepanjang tahun semakin mengecil, seiring dipacunya sektor perkebunan besar di Indonesia dengan investasi besar-besaran baik PMDN maupun PMA. Ditambah lagi
dengan politik konversi hutan Indonesia untuk penyediaan areal perkebunan besar dan pemberian kemudahan dari pemerintah kepada investor besar.
Hakim, A.B. 1999
2.3 Klasifikasi Botani Kelapa Sawit
Klasifikasi botani kelapa sawit adalah sebagai berikut : Diviso
: Tracheophyta
Subdivision :
Pteropsida Kelas
: Angiospermae
Subklelas :
Monocotiledonae Ordo
: Cocoideae
Familia :
Palmae Genus
: Elaeis
Spesies :
Elaeis Guinensis Varietas
: Dura, Psifera, Tenera
Universitas Sumatera Utara
Dalam satu tahun, produksi pelepah setiap pohon adalah sekitar 27 pelepah. Jumlah pelepah yang dihasilkan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut : 1 Varietas dan kualitas pertumbuhan.
2 Jenis tanah. 3 Iklim distribusi curah hujan dan intensitas sinar matahari.
4 Perlakuan budi daya pemupukan. Pada awal penanaman, jumlah pelepah, jumlah pelepah yang diproduksi hanya
sedikit. Jumlah ini kemudian meningkat dan mencapai puncak pada umur 3-4 tahun. Pada umur 8-10 tahun, produksi pelepah akan mengalami penurunan. Semakin tinggi
produksi pelepah, semakin cepat pertambahan besar dan berat buah, tetapi semakin cepat pula pertambahan tinggi batang, yang berarti akan memperpendek usia
produktif.
2.4 Tipe – Tipe Buah Kelapa Sawit
Berdasarkan tebal tipisnya tempurung epikarp, kelapa sawit dibedakan menjadi lima varietas utama, yaitu :
a Varietas dura
Tempurung cukup tebal 2 – 8mm, daging buah tipis, persentase buah terhadap buah 35 – 50, inti buah kernel besar, tetapi kandungan minyak rendah.
Dalam berbagai persilangan menghasilkan varietas baru, varietas dura selalu dijadikan sebagai tanaman betina ibu oleh pusat – pusat penelitian atau produsen benih.
Universitas Sumatera Utara
b Varietas psifera
Tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada. Daging buah tebal, inti buah sangat kecil. Kandungan minyak pada buah cukup tinggi karena sabutnya daging
tebal, tetapi kandungan minyak inti rendah karena ukuran kernelnya sangat kecil. Dalam persilangan untuk menghasilkan varietas baru, varietas psifera dijadikan
sebagai tanaman pejantan bapak atau sebagai penghasil tepung sari. c
Varietas tenera Merupakan hasil persilangan antara varietas dura D dan varietas psifera P
sehingga sifat – sifat morfologi dan anatomi varietas ini D x P merupakan perpaduan antara kedua sifat induknya, yaitu dura sebagai ibu dan Psifera sebagai bapak. Tebal
tempurung varietas Tenera adalah 0,5 – 4,0 mm, persentase buah terhadap buah 60 – 90, kandungan daging minyak buah 18 – 23 , dan kandungan minyak inti 5.
d Varietas marco carya
Daging buah sangat tipis, tempurung sangat tebal 4 – 5mm. e
Varietas dwikka wakka Dwikka wakka mempunyai ciri yang khas, yaitu daging buahnya sabut
berlapis dua. Oleh karena itu disebut Dwikka. Marco Carya dan Dwikka Wakka merupakan varietas yang jarang ditenukan di
lapangan, sedangkan Tenera merupakan varietas yang paling banyak dibudidayakan karena dianggap paling menguntungkan secara ekonomi sehingga hampir semua
perkebunan komersial kelapa sawit telah membudidayakan varietas ini. Mustafa,H. 2004
Universitas Sumatera Utara
2.5 Minyak Sawit