Produksi Kedelai Kebutuhan Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Produksi Kedelai

Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan penanaman bibit kedelai dan perawatan serta pemupukan yang teratur sehingga menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan dan digunakan. Pentingnya produksi kedelai ini bagi kehidupan manusia disebabkan kedelai merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang merupakan sumber kalori utama untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari umumnya di Indonesia dan khususnya di Propinsi Sumatera Utara.

2.2 Kebutuhan

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan masing – masing dimana kebutuhan tersebut adalah suatu harapan, ataupun keinginanan yang harus dicukupi dimana keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan pelaksanaan aktivitasnya. Universitas Sumatera Utara Kebutuhan pokok adalah sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi atau dikabulkan demi untuk melakukan aktivitas. Jika hal tersebut tidak dipenuhi atau dicukupi akan menghambat ataupun membatalkan semua atau sebagian atau aktivitas yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan. Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi kedelai memegang peranan sangat penting demi kelanjutan aktivitas ataupun pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya di Propinsi Sumatera Utara.

2.3 Peramalan

2.3.1 Pengertian Peramalan

Dalam hal penyusunan suatu rencana dalam rangka pencapaian tujuan sering terjadi adanya perbedaan waktu antara kegiatan penyusunan rencana yang berupa penentuan kegiatan apa saja yang perlu atau harus dilakukan, oleh karena eratnya hubungan perencanaan dan peramalan maka dapat dilihat bahwa dalam penyusunan rencana sebenarnya telah terlibat masalah peramalan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar untuk penyusunan rencana. Berdasarkan sifatnya teknik peramalan dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: 1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil pramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan Universitas Sumatera Utara berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunannya. 2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan pada data historis yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut : 1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu 2. Informasi tersebut dapat dukuantitatif dalam bentuk data 3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik statistik dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola, perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan pengaruh random. Termasuk dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Box - Jenkis.Teknik determinasi mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya. Termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda, autoregresi, dan model input output. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Langkah – langkah Peramalan

Kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting yaitu: 1. Menganalisa data yang lalu.Tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa yang lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut. 2. Menentukan metode yang dipergunakan. Masing – masing metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan perkataan lain, metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai kenyataan yang sekecil mungkin. 3. Memproyeksi data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan. Hasil inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

2.3.3 Manfaat Peramalan

Kualitas dan mutu hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Universitas Sumatera Utara Suatu proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin. Peranan proyeksi sangat membantu di bidang-bidang lain yang membutuhkan, maka proyeksi dapat digunakan untuk : 1. Dasar utama untuk membuat suatu perencanaan,agar prencanaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan yang telah ada. 2. Sebagai dasar pembanding dari hasil kerja yang nyata, dengan hasil proyeksi yang telah ditentukan. Kalau suatu hasil proyeksi tidak tercapai, maka faktor apa yang menjadi penyebabnya akan dicari dan dilakukan perbaikan atau koreksi. Proyeksi tingkat produksi kedelai melihat kedepan akan hasil dari produksi padi tersebut dengan melihat perkembangan pertumbuhan tanaman kedelai tersebut dari tahun-tahun sebelumnya.

2.3.4 Menghitung kesalahan peramalan

Hasil proyeksi yang akurat adalah forecast yang bisa meminimalkan kesalahan meramal forecast error. Besarnya forecast error kesalahan meramal dihitung dengan mengurangi data yang sebenarnya dengan besarnya ramalan. Error = Data yang sebenarnya – ramalan = X t – F t Universitas Sumatera Utara Dimana : X t : Data sebenarnya periode ke t F t : Ramalan periode ke t Dalam menghitung forecast error digunakan : a. Mean Absolute Error : Mean Absolute error adalah rata-rata absolute dari kesalahan meramal, tanpa menghiraukan tanda positif atau tanda negatif. MAE = n F X t t − ∑ b. Mean Square Error : Mean Square error adalah rata-rata kesalahan meramal dikuadratkan. MSE = n F X t t 2 − ∑

2.3.5 Metode double exponential smoothing pemulusan eksponensial ganda

Peramalan dengan menggunakan metode double exponential smoothing atau disebut juga metode exponential smoothing yang linier dapat dilakukan dengan perhitungan yang hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai α. Dasar pemikiran dari metode double exponential smoothing ini adalah, baik nilai pelicin smoothing value tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada data itu ada trend, maka nilai-nilai pelicin tunggal single smoothing value ditambahkan nilai-nilai pelicin ganda double smoothing value. Universitas Sumatera Utara Metode smoothing metode pemulusanpelicin merupakan teknik meramal dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai pada periode yang akan datang. Dalam metode ini data historis digunakan untuk memperoleh angka yang dilicinkan atau diratakan. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. Pada peramalan tingkat produksi kedelai tahun 2009 yang menggunakan double exponential smoothing pemulusan eksponensial ganda memiliki tahap-tahap dalam menentukan ramalan. Persamaan-persamaan yang dipergunakan dalam penerapan metode double exponential smoothing adalah seperti yang akan diuraikan dibawah ini, persamaan atau formula ini dikenal dengan nama Metode atau teknik “Brown’s one parameter linier exponential smoothing”. Pada dasarnya formula atau tahapan- tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Menentukan Smoothing Pertama S ′ t S ′t : αX t + 1- α S′ 1 − t S ′ t : Smoothing pertama periode t X t : Nilai real periode t S ′ 1 − t : Smoothing pertama periode t-1 b. Menentukan Smoothing kedua S ″ t S ″ t : αS′t + 1-α S″ 1 − t S ″ 1 − t : Smoothing kedua periode t-1 Universitas Sumatera Utara c. Menentukan Besarnya Konstanta a t a t : 2S ′ t - S ″ t d. Menentukan Besarnya Slope b t b t : α α − 1 S ′ t - S ″ t e. Menentukan Besarnya Forecast F m t + F m t + : a t + b t m, dimana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalkan. Dengan menggunakan rumus - rumus yang sudah ada, penulis melakukan suatu proyeksiperamalan tingkat produksi kedelai tahun 2009.Dengan melihat selisih produksi kedelai dari setiap tahunnya tidak begitu konstan naik turun. Sehingga peramalan kedelai dilakukan dengan metode pemulusan eksponential ganda untuk melicinkan memuluskan ramalan produksi kedelai dari tahun ke tahun. Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH BADAN KETAHANAN PANGAN

3.1 Sejarah Perkembangan Badan Ketahanan Pangan

Pada orde baru program intensifikasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi beras menuju swasembada pangan. Untuk mewujudkan swasembada pangan dibentuk suatu wadah koordinasi yang bersifat fungsional dari berbagai dinas instansi terkait baik ditingkat pusat, propinsi, kabupaten kota dan sampai ketingkat desa yang disebut Badan Pengendali BIMAS Bimbingan Massal ditingkat pusat, satuan pembina BIMAS ditingkat propinsi dan satuan pelaksanaan BIMAS ditingkat Kabupaten, dan satuan penggerak BIMAS ditingkat Kecamatan dan desa. Wadah koordinasi ini ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden ditingkat pusat, keputusan Gubernur ditingkat Propinsi, keputusan BupatiWalikota ditingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Untuk mendukung wadah koordinasi yang bersifat fungsional tersebut, maka ditetapkan adanya Sekretariat Pembina BIMAS ditingkat Propinsi dan Sekretariat pelaksanaan BIMAS ditingkat KabupatenKota yang dipimpin oleh seorang Sekretaris. Seiring perkembangan otonomi daerah maka seluruh lembaga struktural yang bersifat vertikal, bergabung dan menyatu ke dalam lembaga struktural dinas daerah. Sehingga dengan demikian lembaga struktural yang bersifat vertikal yang ada, tetapi Universitas Sumatera Utara sekarang ini tidak ada lagi kecuali Lembaga Struktural yang menangani keuangan, kehakiman, agama dan pertahanan. Mengingat wadah koordinasi yang bersifat fungsional yaitu satuan pembinaan BIMAS ditingkat Propinsi, satuan pelaksanaan BIMAS ditingkat Kabupaten, dipandang tugas-tugasnya masih diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi bahan pangan pokok dan strategis secara luas, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah PEMDA Sumatera Utara membentuk suatu badan yang disebut dengan Badan Ketahanan Pangan BKP oleh karena itu Badan Ketahanan Pangan ini berperan sebagai Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan yang sekaligus merupakan transparansi dari satuan pembina BIMAS. Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas dan fungsi yang bersifat koordinatif yang merupakan kesinambungan dari tugas dan fungsi koordinasi yang ditanggung oleh satuan pembina BIMAS dan satuan pelaksana BIMAS pada pemerintah orde baru. Seluruh institusi Badan Ketahanan Pangan menempati kantor lama Kanwil Departemen Pertanian Propinsi Sumatera Utara dan kantor lama BIMAS dan pegawainya berasal dari pegawai sekretariat satuan pembinaan BIMAS dan pegawai Kanwil Departemen Pertanian Sumatera Utara.

3.1.1 Visi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara

Visi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara yaitu: “Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki Universitas Sumatera Utara secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera”.

3.1.2 Misi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara

Misi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara: 1. Meningkatkan kebudayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.

3.1.3 Tugas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara

Tugas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara: 1. Sebagai salah satu lembaga teknis daerah Perda No. 4 Tahun 2001, membantu kepala daerah dala pemliharaan ketahanan pangan 2. Sebagai Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan SK GUBSU No.18844250KThn 2002, membantu Gubernur dalam fasilitas pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan dan program dibidang ketahan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi keamanan pangan, dan melaksanakan pengendalian, monitoring, dan evaluasi ketahanan pangan daerah. Universitas Sumatera Utara

3.1.4 Fungsi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara

Fungsi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara: 1. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan impor b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi dan beras, bermutu bergizi dan aman. 2. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui rapat Dewan Ketahanan Pangan, rapat kelompok kerja guna mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Monitoring pelaksanaan kegiatan uasaha tani b. Monitoring ekspor impor bahan pangan strategis c. Monitoring harga bahan pangan strategis dan lokal d. Monitoring pengadaan penyimpanan penyaluran cadangan makanan e. Monitoring kewapadaan pangan Bencana alam dan gangguan OPT f. Monitoring daerah rawan pangan g. Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan h. Monitoring mutu dan keamanan pangan i. Survei yang terkoordinasi ke lapangan Universitas Sumatera Utara 3. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama sembilan bahan pangan pokok 4. Mengkoordinasi pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.

3.1.5 Lokasi Badan Ketahanan Pangan

Bangunan Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara seluas ± 1.276m di atas tanah seluas 14.271m yang terletak di Jl. Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution No. 24 Medan.

3.2 Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan

Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan yaitu: Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan Eselon IIa dan dibantu oleh empat orang Pejabat Struktural Eselon IIIa dan 14 orang pejabat Eselon IVa serta kelompok Jabatan Fungsional KJF yakni: 1. Sekretariat a. Sub Bagian Keuangan b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Hukum Dan Organisasi 2. Bidang Pengkajian Pangan a. Sub Bidang Pengadaan dan Cadangan Makanan Universitas Sumatera Utara b. Sub bidang mutu pangan dan gizi c. Sub Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Pangan d. Sub Bidang Analisis Harga Pangan 3. Bidang Kewaspadaan Pangan dan Gizi a. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Pangan b. Sub Bidang Sistem Informasi Manajemen Pangan c. Sub Bidang Rawan Pangan 4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Sumber Daya a. Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan b. Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Sumber Daya c. Sub Bidang Penganekaragaman Pangan Lokal 5. Kelompok Jabatan Fungsional 3.3 Kegiatan dan Jaringan Kerja Badan Ketahanan Pangan 3.3.1 Kegiatan Badan Ketahanan Pangan