4.1.1 Gambaran Umum PTRM Puskesmas Tanjung Morawa
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.494MenkesSKVII2006 tentang Penetapan Rumah Sakit dan Satelit PTRM serta Pedoman PTRM, maka
dibukalah layanan metadon di Puskesmas Tanjung Morawa yang merupakan satelit dari RSUP H. Adam Malik Medan. Klinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa
berdiri sejak 28 Desember 2008 dan mulai melaksanakan kegiatan pada 11 Agustus 2009.
Klinik PTRM di Puskesmas Tanjung Morawa memiliki beberapa fasilitas untuk menjalankan pelayanannya yang terdiri dari :
a. Ruang Konsultasi Pada ruang konsultasi ini, selain digunakan untuk melakukan konsultasi, juga
terdapat brankas untuk menyimpan metadon, mengingat metadon adalah jenis narkotika yang pengamanannya harus khusus serta berkas rekam medis dari seluruh
klien Klinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa. Di ruang tunggu ini juga terdapat air mineral galon yang bebas dikonsumsi
oleh klien metadon setelah mereka mimun metadon. PTRM Puskesmas Tanjung Morawa memiliki petugas yang terdiri dari satu tim, yaitu 1 orang dokter umum,
1 orang perawat, 1 orang apoteker, 1 orang administrasi dan 1 orang petugas keamanan. Kecuali petugas keamanan, seluruh petugas yang ada di klinik PTRM ini
memiliki tugas rangkap, tidak hanya bertugas di klinik PTRM saja tetapi juga bertugas pada bagian pelayanan lainnya di Puskesmas Tanjung Morawa secara
keseluruhan. Dokter umum yang memberikan pelayanan di Klinik PTRM adalah
Universitas Sumatera Utara
dokter umum Poliklinik, sedangkan untuk administrasi, pemberian metadon dan perawat dilakukan oleh satu orang yang juga mempunyai tugas dibagian pelayanan
lain. Pelayanan PTRM diberikan setiap hari mulai dari hari Senin-Minggu dan hari libur, mulai pukul 08.00-12.00 untuk pelayanan pemberian metadon, layanan
kesehatan dasar dan pemeriksaan laboratorium screening dan retest untuk mengetahui kondisi awal dari pasien.
b. Ruang dispensing atau loket pemberian metadon Ruangan ini dirancang khusus dengan menggunakan loket pemberian
metadon. Tujuannya adalah menjaga metadon agar tetap terpantau oleh petugas PTRM, mengingat metadon merupakan jenis narkotika yang harus ketat
pengamanannya. Selain keamanan metadon, juga keamanan petugas pemberi metadon serta seluruh inventaris ruangan klinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa.
4.2 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 53 orang, karena dari 63 pasien pengguna narkoba suntik yang berkunjung ke Klinik PTRM Puskesmas Tanjung
Morawa terdapat 10 orang yang tidak bersedia diwawancarai atau tidak memahami yang ditanyakan oleh peneliti sehingga tidak mampu memberikan jawaban atau
penjelasan sesuai kepentingan penelitian Identitas responden meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan dan lama mengikuti program PTRM. Hasil penelitian menunjukkan usia yang dikategorikan berdasarkan umur terendah sampai tertinggi
Universitas Sumatera Utara
ditemukan terbanyak pada kelompok umur 33 – 44 tahun, yaitu 24 orang dan 16 orang 66,7 diantaranya tidak patuh berobat, jenis kelamin laki-laki 51 orang dan
39 orang 76,7 diantaranya tidak patuh berobat, tingkat pendidikan SMA yaitu 30 orang dan 24 orang 80,0 diantaranya tidak patuh berobat, responden yang tidak
bekerja yaitu 34 orang dan 25 orang 73,5 diantaranya tidak patuh berobat, status menikah 28 orang dan 22 orang 78,6 diantaranya tidak patuh berobat, lama
mengikuti program PTRM 6 bulan sebanyak 31 orang dan 23 orang 74,2 diantaranya tidak patuh berobat. Persentase kepatuhan berobat menurut identitas
responden dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Identitas Responden menurut Kepatuhan Berobat di Klinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa
No Identitas
Patuh Tidak Patuh
Jumlah n
n n
1. Umur
21 – 32 tahun 3
17.6 14
82.4 17 100.0
33 – 44 tahun 8
33.3 16
66.7 24 100.0
45 – 54 tahun 1
8.3 11
91.7 12 100.0
Jumlah 12
22.6 41