perlu ditingkatkan. Hingga saat ini orientasi kerja petugas penjangkau lebih banyak memberikan informasi dan memfasilitasi serta mengejar cakupan dampingan. Dapat
disimpulkan bahwa kualitas layanan masih perlu ditingkatkan dengan membekali ketrampilan melakukan terapi perubahan perilaku yang lebih terstruktur bagi petugas
penjangkau. Tampaknya bekal yang pernah diberikan kepada petugas penjangkau belum cukup mampu mengubah perilaku secara konsisten. Hal ini ditunjukkan dari
fakta pasien yang patuh berobat hanya 22,6 . Hasil penelitian Strain, et al., 2001, menyimpulkan bahwa dosis tinggi
metadon meningkatkan retensi pengobatan dan mengurangi penggunaan opioid dan kokain terlarang, dan menyarankan bahwa pemantauan intensif awal pasien melalui
tes urin dapat sangat berharga dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko untuk penggunaan opioid dan kokain
terus.
5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Berobat di PTRM Puskesmas Tanjung Morawa
Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan berobat ke Klinik PTRM
Puskesmas Tanjung Morawa p0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa pengguna narkoba suntik yang mengetahui tentang fungsi dan
manfaat terapi metadon yang dilakukan di Klinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa akan mendukung kepatuhannya dalam berobat.
Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut menjadi acuan bagi pengelola Klinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa bahwa untuk meningkatkan kepatuhan
Universitas Sumatera Utara
pengguna narkoba suntik dalam berobat melalui terapi metadon terlebih dahulu harus dilakukan sosialisasi dan penyuluhan sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuannya tentang fungsi PTRM, manfaatnya serta prosedur pelayanan yang dilakukan. Bentuk sosialisasi dan penyuluhan dapat dilakukan melalui penyebaran
informasi PTRM, jenis dan bentuk kegiatan yang dilakukan pada PTRM. Sesuai dengan penelitian Harjon 2009 di klinik PTRM UPTD Puskesmas
Bogor Timur yang menyimpulkan bahwa ada kecenderungan hubungan pengetahuan tentang terapi metadon dengan drop out dari terapi metadon, hal ini menunjukkan
aspek pengetahuan menentukan tingkat kepatuhan. Hasil penelitian Eka, dkk., 2003 prinsip keterjangkauan dalam
penanggulangan penyalahgunaan narkoba melalui terapi metadon adalah suatu proses untuk berupaya berinteraksi dengan individu maupun kelompok masyarakat yang
didampingi, dalam rangka mewujudkan suatu tujuan tertentu. Dalam penanggulangan masalah Napza, penjangkauan bertujuan untuk mengurangi dampak buruk
penyalahgunaan Napza serta memotivasi mereka untuk berupaya tidak menggunakan Napza. Penjangkauan harus dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman atau
terlatih dan mengerti mengenai prinsip dan tehnik penjangkauan serta mampu melibatkan peran serta para pecandu mantan atau pun pihak lain yang kompeten
dalam penanggulangan masalah Napza. Hasil penelitian Prasetijo 2005 tentang beberapa faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan berobat menyimpulkan 61,2 responden tidak patuh sebesar
Universitas Sumatera Utara
65,9 mempunyai pengetahuan rendah. Hasil analisa statistik munujukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat. Hal ini mendukung
Kepmenkes RI Nomor 494MenkesSKVII2006 tentang pelayanan terapi rumatan metadon serta pedoman program terapi rumatan metadon bahwa pelayanan metadon
memerlukan kesungguhan dalam dalam meningkatkan pengetahuan penasun karena sifat terapinya yang membuat kepatuhan penyedia jasa layanan dan pasien pada
ketentuan terapi harus dijalankan sesuai program berdasarkan pedoman.
5.3 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Berobat di PTRM Puskesmas Tanjung Morawa