a. Tersedia dan berkesinambungan Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit
ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat. c. Mudah dicapai
Pelayanan kesehatan yang baik mudah dicapai accessible oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Bila
fasilitas ini mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan.
d. Mudah dijangkau Dari sudut biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat. e. Berkualitas
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan menunjukkan tingkat kesempurnaan dan dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan serta tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar yang telah ditetapkan.
2.5. Landasan Teori
Pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial budaya, ekonomi, organisasi, atau hambatan bahasa. Akses geografis dapat diukur dengan
Universitas Sumatera Utara
jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan, dan hambatan fisik lain Bustami, 2011. Menurut Sujarto dalam Lastri 1997 faktor yang harus diperhatikan dalam
perencanaan fasilitas kesehatan meliputi: distribusi kepadatan penduduk, aksesibilitas, ketersediaan lahan, dan lingkungan.
Pelayanan kesehatan yang prima mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan seperti yang telah dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithmal dan Berri
1985 dalam Bustami 2011 dapat dijadikan sebagai acuan. Konsep tersebut memformulasikan 5 faktor pokok dalam keunggulan pelayanan yaitu bukti fisik
tangibles, reliabilitas reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, dan empati empathy.
Menurut Azwar 2006, terdapat 5 lima syarat pelayanan kesehatan yang baik yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai,
mudah dijangkau, dan berkualitas. Pemanfaatan pelayanan kesehatan melalui pendekatan model Anderson
1974 dalam Notoatmodjo 2007 yang menggambarkan ada 3 kategori utama yang berpengaruh terhadap perilaku pencarianpemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu
predisposing characteristic atau karakteristik predisposisi, enabling characteristic atau karakteristik pendukung dan Need characteristic atau karakteristik kebutuhan.
Karakteristik predisposisi atau predisposing characteristics ini berdasarkan karakteristik pasien meliputi ciri demografi, struktur sosial, keyakinan terhadap
pelayanan kesehatan Health beliefs. Karakteristik pendukung atau enabling characteristics menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang letaknya strategis mudah dijangkau, biaya pengobatan murah. Sedangkan individu memanfaatkan
pelayanan kesehatan dari karakteristik kebutuhan atau need characteristics yaitu adanya kualitas pelayanan yang memadai.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit, namun karena peneliti menduga ada beberapa faktor yang paling dominan dan juga karena keterbatasan waktu, maka penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa
faktorvariabel penelitian saja yaitu dari letak geografis dan kualitas pelayanan saja.
2.6. Kerangka Konsep