Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT MISKIN DAN

PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

TAHUN 2007

T E S I S

Oleh

E W I Y A L A I L I

057012012/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 8

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT MISKIN DAN

PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

TAHUN 2007

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

EWIYA LAILI

057012012/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 8


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT MISKIN DAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2007 Nama Mahasiswa : Ewiya Laili

Nomor Pokok : 057012012

Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD.Sp.JP) (dr.Yulianti,Sp.P,MARS)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr.Drs. Surya Utama, MS) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal Lulus: 18 Desember 2008

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(4)

Telah diuji pada

Tanggal 18 Desember 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD,Sp.JP Anggota : 1. dr. Yulianti, Sp.P,MARS

2. Prof.Dr.Ida Yustina, MSi 3. Drs. Agustrisno, MSP


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT MISKIN DAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

TAHUN 2007

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Desember 2008

Ewiya Laili

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(6)

ABSTRAK

Rumah sakit di kabupaten merupakan mata rantai yang penting dalam pelayanan kesehatan yang berjenjang dalam sistem rujukan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, termasuk kepada masyarakat miskin. Angka cakupan rujukan masyarakat miskin ke RSUD Pandan tahun 2006 rata-rata 0,56 % per bulan; pada tahun 2007 0,74% per bulan. Hal ini menunjukkan tingkat pemanfaatan RSUD sebagai fasilitas rujukan masih belum optimal. Pasien yang seharusnya memanfaatkan pelayanan kesehatan ke Rumah Sakit, tetap berobat ke Puskesmas secara berulang-ulang dengan keluhan penyakit yang sama.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007. Jenis penelitian survei dengan tipe

explanatory research. Populasi adalah seluruh masyarakat miskin yang dirujuk ke RSUD Pandan dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

proportional sampling. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.

Hasil analisis menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan adalah jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, beban tanggungan, jarak, biaya, kecepatan pelayanan, pelayanan personil, dan ketersediaan pelayanan. Adapun variabel yang tidak berpengaruh adalah umur, status perkawinan, pendidikan, transportasi, informasi, dan dukungan/anjuran. Variabel yang paling dominan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan adalah pendapatan (nilai B=3,754).

Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah disarankan agar lebih mensosialisasikan keberadaan dan kemampuan RSUD kepada masyarakat, agar pemanfaatan masyarakatnya semakin meningkat. Mengingat pendapatan merupakan variabel yang dominan dalam pemanfaatan RSUD Pandan, diusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah untuk mengintegrasikan pembangunan berbagai sektor secara simultan, agar ekonomi masyarakat meningkat.


(7)

ABSTRACT

District hospital is an important chain in health service of reference system to provide continuous health service, including the poor society. The coverage number of poor society refer the RSUD Pandan in 2006 was 0,56 % per month and in 2007, it was 0,74% per month. It shows that the level of RSUD use as a refer facilities still has not been optimal. The patients who should use the health service to hospital, remain having medical care in the Puskesmas continuously with of the same disease.

This explanatory research survey is aimed to analyze the influence of poor society characteristic and the health service toward the use of RSUD Pandan Tapanuli Tengah district health service in 2007. The population were all the poor society who were referred to RSUD Pandan and the sample taken by using proportional sampling technique. The primary data were obtained through interview by using questionnaire, data analysis is done by using multiple logistic regression test.

The result shows that the variables which influence on the use of RSUD Pandan service are sex, job, income, load responsibility, distance, cost, respon time, personel service, and service availibility. The variables which were not influenced, are age, marital status, education, transportation, information, and suggestion. The variable which has the most dominant influence on the use of RSUD Pandan service is income (value B=3,754).

It is suggested to the head of Health Office Tapanuli Tengah district to socialize more share on the existence and capability of RSUD to the society in order to increase. The utilization since the income is the most dominant variable in the use of RSUD Pandan, it is suggested to the government of Tapanuli Tengah to integrate the developments to all sectors simultaneously in order to increase the economy of the society.

Key words: Poor Society, Health Service, Hospital Utilization.

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis ini berjudul Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, dikerjakan untuk memenuhi syarat melaksanakan penelitian.

Penulisan ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam pembuatan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B., MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.

2. Dr.Drs. Surya Utama, MS Sebagai ketua Program Studi, dan Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, MSi dalam hal ini sekaligus penguji, serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti pendidikan.


(9)

3. Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD,Sp.JP dan dr. Yulianti, Sp.P,MARS selaku pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, pikiran, serta tenaga dalam membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tesis ini.

4. Orang tuaku yang senantiasa mendukung penulis, suami tercinta yang selalu setia memberikan motivasi selama pendidikan, anak-anakku yang tetap sabar dan mendukungku dalam pendidikan, serta kakak dan adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan dorongan penulis selama mengikuti pendidikan.

5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah serta rekan-rekan Staf Dinas Kesehatan yang telah mendukung penulis selama mengikuti pendidikan. 6. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa ”Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Angkatan 2005” yang telah membantu penulis selama proses penelitian ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan dalam penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan, untuk itu diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tesis ini. Segala saran dan kritik yang disampaikan untuk perbaikan tesis ini sebelumnya diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Terakhir penulis mohon maaf yang setulusnya kepada semua pihak jika ditemui kekurangan dan kekhilafan selama penulis mengikuti penelitian berlangsung. Medan, Desember 2008

Penulis

Ewiya Laili

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(10)

RIWAYAT HIDUP

Ewiya Laili, lahir pada tanggal 5 Mei 1973 di Perbaungan. Anak kedua dari delapan bersaudara dari Bapak Muhammad Amin (Alm) dan Ibu Nurhayati. Menikah dengan Ir. Azrai,MSi dikaruniai dua putra Alif Fitra Ariela, Ahda Azhimi Ariela dan satu putri Ananda Insyira Ariela.

Pada tahun 1979-1985, sekolah di SD Setia Budi Perbaungan dengan status berijazah. Tahun 1985-1988 SMP Setia Budi Perbaungan dengan status berijazah. Tahun 1988-1991 SMA Negeri Perbaungan dengan status berijazah. Tahun 1991-1995 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan status berijazah, serta pada tahun 2005-2008 melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara.

Bekerja sejak tahun 1997-2001 sebagai staf Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Provinsi NAD. Tahun 2001-sekarang staf Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Medan, Desember 2008


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Permasalahan ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Hipotesis... 7

1.5.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1.Rumah Sakit dan Sistem Rujukan ... 9

2.2.Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 10

2.3.Landasan Teoritis ... 19

2.4.Kerangka Konsep ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ... 21

3.1.Jenis Penelitian... 21

3.2.Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 21

3.3.Populasi dan Sampel ... 21

3.4.Metode Pengumpulan Data ... 23

3.5.Variabel dan Definisi Operasional ... 24

3.6.Metode Pengukuran ... 26

3.7.Metode Analisis Data... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN... 29

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

4.2. Karakteristik Responden ... 32

4.3. Pelayanan Kesehatan... 34

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(12)

4.4. Pengaruh Karakteristik Responden dan Pelayanan Kesehatan

Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan ... 37

4.5. Faktor Yang Paling Dominan ... 39

BAB V. PEMBAHASAN ... 40

5.1. Karakteristik Responden ... 40

5.2. Pelayanan Kesehatan... 44

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

6.1. Kesimpulan ... 51

6.2. Saran... 51


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul Halaman

1.1. Jumlah Masyarakat Miskin berdasarkan Jenis Penyakit yang Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Pelayanan RSUD Pandan Tahun 2007 ... ... 5 1.2. Jumlah dan Jenis Pengobatan Alternatif pada Pasien Yang Tidak

Memanfaatkan Pelayanan RSUD Pandan Tahun 2007... 6 3.1. Jumlah Pasien yang Memanfaatkan Pelayanan Berdasarkan Rujukan

ke RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007... 22 3.2. Jumlah Sampel Yang Akan Diteliti Berdasarkan

Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah ... 23 3.3. Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan

Kategori Hasil Ukur ... 27 4.1. Jarak Masing-Masing Ibu Kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

Tapanuli Tengah ... 29 4.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan

Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2005-2006 ... 31 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Status

Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, dan Beban Tanggungan... 32 4.4. Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Jarak, Transportasi, Biaya,

Kecepatan Pelayanan, Pelayanan Personil, Ketersediaan Pelayanan, Informasi, Dukungan ... 35 4.5. Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin dan

Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan ... 38

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(14)

4.6. Hasil Analisis Faktor Yang Paling Dominan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan... 39


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul Halaman

2.1. Kerangka konsep penelitian ... 20

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 54

2. Hasil uji validitas dan Reliabilitas ... 57

3. Master data penelitian ... 58

4. Hasil tabulasi silang variabel bebas dengan variabel terikat... 61

5. Hasil analisis bivariat ... 66


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu dan kemudahan menjangkau pelayanan kesehatan oleh seluruh lapisan masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai dalam pelayanan kesehatan dan sumber daya yang berpeluang besar untuk memberdayakan unit-unit pelayanan kesehatan di wilayahnya menuju pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan terjangkau.

Pelayanan rumah sakit yang bermutu dan terjangkau memberikan implikasi peningkatan pemanfaatan rumah sakit yang dilihat dari angka penggunaan tempat tidur di rumah sakit tersebut (Kumara, 1990).

Menurut Brotowasisto (1998) bahwa rumah sakit sebagai instansi pelayanan maupun bagian dari jaringan pelayanan kesehatan masih memiliki berbagai masalah umum yang dihadapi seperti pemerataan, kualitas pelayanan, efisiensi, aksesbilitas penduduk, pembiayaan, ketenagaan, obat dan bahan, sistem rujukan serta manajemen.

Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh masyarakat, diperlukan suatu tatanan yang terdiri atas kumpulan fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan upaya-upaya kesehatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Tatanan tersebut dikenal sebagai sistem rujukan. Pengembangan

Ewiya Laili : Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007, 2008


(18)

sistem rujukan semakin mendapat perhatian sebagaimana terlihat dalam sistem kesehatan nasional. Upaya kesehatan rujukan merupakan bagian dari Karya Husada Pertama, yaitu peningkatan dan pemanfaatan upaya kesehatan.

Rumah sakit di kabupaten merupakan mata rantai yang penting dalam pelayanan kesehatan yang berjenjang dalam sistem rujukan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkesinambungan. Rumah sakit pemerintah memberikan pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin.

Kriteria masyarakat miskin menurut BPS adalah sebagai berikut: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa plaster.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar sendiri atau bersama-sama dengan orang lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur, mata air tidak terlindung, sungai dan air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari.

8. Hanya mengkonsumsi daging, susu atau ayam satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan puskesmas/poliklinik.


(19)

12.Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 0,5 Ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600 ribu per bulan.

13.Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga; tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp.500 ribu seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya (BPS, 2008).

Menurut Kabid Yankesmas pemanfaatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan, bahwa angka cakupan rujukan masyarakat miskin ke RSUD Pandan oleh masyarakat miskin tahun 2006 mempunyai rata-rata 0,56 % per bulan. Angka ini cenderung meningkat pada tahun 2007 dimana jumlah kunjungan masyarakat miskin ke Puskesmas adalah sebanyak 14.099, sedangkan jumlah yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandan adalah sebanyak 1252 orang (rata-rata 0,74% per bulan). Sementara itu pemerintah membuat suatu kebijakan nasional dengan menargetkan cakupan rujukan masyarakat miskin ke Rumah Sakit sebesar 12 % perbulan (Askeskin, 2007).

Berdasarkan catatan rekam medik dari beberapa Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah diketahui bahwa masyarakat datang ke Puskesmas apabila berdasarkan indikasi medis diperlukan perawatan tindak lanjut ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Masyarakat tersebut menolak karena yakin bahwa apabila dirujuk, maka akan keluar dana yang lebih banyak lagi, dan sebagian lagi


(20)

tidak mau dirujuk dikarenakan tidak ada yang menjaga anggota keluarga yang lain yang ditinggalkan di rumah. Selain itu juga akan terganggu aktifitas fisik dan produktivitas bekerja sehingga penghasilan keluarga akan terganggu yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga secara keseluruhan. Kemudian, disamping itu informasi dan pengetahuanpun minim dari masyarakat tersebut tentang penyakit yang diderita. Masyarakat juga masih ada yang mengeluhkan tentang informasi sarana pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang kurang memadai serta kualitas pelayanan yang kurang terjamin.

Sebagai rumah sakit rujukan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, RSUD Pandan termasuk RS tipe C dengan jumlah tempat tidur 55, Bed Occupation Rate

(BOR) 32, Length of Stay (LOS) 3,0, Term of Interval (TOI) 6,4. Dokter spesialis yang ada di RSUD Pandan terdiri dari dokter Spesialis Mata, Spesialis Syaraf, Spesialis Penyakit Dalam, dan Spesialis Obgin.

Jumlah masyarakat miskin yang memiliki kartu Askeskin sesuai data BPS Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2006 adalah 166.186 jiwa (36.272 KK). Pada tahun 2007 jumlah masyarakat miskin menurun menjadi 164.770 jiwa (35.861 KK). Berdasarkan data rujukan dari Puskesmas di sekitar wilayah kerja Kabupaten Tapanuli Tengah diketahui bahwa jumlah masyarakat miskin yang dirujuk ke RSUD Pandan ada sebanyak 1252 orang. Dari 1252 orang tersebut jumlah yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan sebanyak 889 orang (71 %) dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 363 orang (29%).

Jumlah masyarakat miskin yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan berdasarkan jenis penyakitnya dapat dilihat pada tabel berikut:


(21)

Tabel 1.1. Jumlah Masyarakat Miskin Berdasarkan Jenis Penyakit Yang Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Pelayanan RSUD Pandan Tahun 2007

No. Jenis Penyakit Jumlah yang

Memanfaatkan

Jumlah yang tidak Memanfaatkan 1. Penyakit dalam (TB paru, Asma) 384 85 2. Penyakit Kebidanan / Kandungan

(Ibu hamil, melahirkan)

132 15 3. Penyakit Mioma, pembengkakan

kelenjar, benjolan

115 73 4. Penyakit mata (katarak, glaukoma) 61 28

5. Penyakit ISPA 32 41

6. Penyakit tekanan darah tinggi 64 21 7. Malaria (tropika, falsifarum) 12 5

8. Penyakit Jantung 26 35

9. Penyakit otot (rematik) 19 33

10. Gastritis (ulkus) 15 0

11. Diabetes Melitus 24 13

12. Herpes 3 0

13. Demam berkali-kali 2 6

Total 889 363

Sumber: Laporan Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007

Berdasarkan informasi dari petugas kesehatan di Puskesmas, bahwa pasien yang sudah dirujuk ke RSUD Pandan, tetapi tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan ke RSUD Pandan dan telah meninggal dunia, sebanyak 47 orang dari 363 orang (13 %). Selebihnya tetap melanjutkan pengobatan di Puskesmas dan ke Dukun yang ada di sekitar.

Jenis alternatif pengobatan pasien yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan ke RSUD Pandan dapat dilihat pada tabel berikut:


(22)

Tabel 1.2 Jumlah dan Jenis Pengobatan Alternatif pada Pasien Yang Tidak Memanfaatkan Pelayanan RSUD Pandan Tahun 2007

No. Alternatif Pengobatan Jumlah Persentase (%)

1. Ke Puskesmas 73 23,1

2. Ke Dukun 43 13,6

3. Ke Puskesmas dan ke Dukun 133 42,1

4. Lain-lain 67 21,2

Jumlah Total 316 100,0

Sumber:Family Folder

Berdasarkan survei pendahuluan melalui wawancara dengan petugas kesehatan diperoleh informasi bahwa umumnya pasien yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan ke Rumah Sakit, tetap berobat ke Puskesmas secara berulang-ulang dengan keluhan penyakit yang sama. Dan berdasarkan wawancara langsung dengan beberapa pasien diperoleh gambaran bahwa sebagian besar menyatakan sudah pasrah dengan penyakit yang dideritanya, sehingga kemungkinan yang paling buruk seandainya terjadi mereka siap untuk menerimanya.

Menurut Muzaham (1995) bahwa rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan karakteristik seseorang seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan. Nilai yang diharapkan pasien untuk dapat memenuhi harapan mereka adalah sikap petugas dan rasa empati. Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan informasi kesehatan.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007.


(23)

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah karakteristik masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh Karakteristik masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah dalam mengambil kebijakan dan strategi guna meningkatkan cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang berkenaan dengan penelitian ini untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian yang berbeda.


(24)

3. Sumber informasi bagi masyarakat dalam rangka memanfaatkan pelayanan kesehatan.


(25)

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit dan Sistem Rujukan

Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan medik spesialistik, pelayanan penunjang medik. Pelayanan instalasi dan pelayanan perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap.

Fungsi rumah sakit yaitu:

a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan perawatan kesehatan.

b. Sebagai tempat pendidikan dan latihan kerja tenga medik dan para medik.

c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.

Dalam menjalankan seluruh fungsinya ini rumah sakit mempunyai beban tanggung jawab memberikan pelayanan yang bermutu.

Sistem rujukan adalah sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya perlimpahan tanggung jawab atas problem yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih mampu. Lingkup kegiatan rujukan meliputi rujukan teknologi, bantuan sarana dan operasional, rujukan pasien dan spesimen, rujukan pengetahuan dan ketrampilan.


(26)

Menurut Ingerani (1996) dan Murdoto (1997) aspek yang berpengaruh dalam sistem rujukan antara lain:

a. Pengetahuan masyarakat

b. Kemampuan ekonomi masyarakat c. Fasilitas kesehatan

d. Operasionalisasi sistem rujukan

e. Keadaan geografis, sosio, dan demografis f. Pembiayaan

g. Penggerakan dan informasi

Selain hal di atas, yang ikut berperan dalam sistem rujukan kesehatan yang berada di kabupaten antara lain: dukun bayi, bidan, puskesmas, klinik bersalin, dan praktek dokter.

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1995).

Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu lebih bersifat luas, karenanya didalamnya tercakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai:


(27)

a. Ketersediaan pelayanan kesehatan (available)

Untuk dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, maka syarat yang harus dipenuhi adalah ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut, sehingga sering disebutkan, suatu pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.

b. Kewajaran pelayanan kesehatan (appropriate)

Pelayanan kesehatan sebagai pelayanan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. c. Kesinambungan pelayanan kesehatan (continue)

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah apabila pelayanan kesehatan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau apapun kebutuhan pemakai jasa pelayanan kesehatan.

d. Penerimaan pelayanan kesehatan (acceptable)

Pelayanan kesehatan tersebut harus dapat diupayakan diterima oleh pemakai jasa. e. Ketercapaian pelayanan kesehatan (accessible)

Pelayanan kesehatan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari daerah tempat tinggal sehingga dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan/

f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (affordable)

Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh semua pemakai jasa pelayanan kesehatan, dan karenanya tidak akan memuaskan pasien. Sebagai jalan keluarnya, disarankanlah perlunya mengupayakan pelayanan kesehatan yang biayanya sesuai dengan kemampuan pemakai jasa pelayanan


(28)

kesehatan. Karena keterjangkauan pelayanan kesehatan erat hubungannya dengan kepuasan pasien, dan kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan, maka suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila pelayanan dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

g. Efisiensi pelayanan kesehatan (efficient)

Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara efisien. h. Mutu pelayanan kesehatan (quality)

Mutu pelayanan kesehatan yang dimaksudkan disini adalah yang menunjuk pada kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan, yang apabila berhasil diwujudkan pasti akan memuaskan pasien. Bertitik tolak dari pendapat adanya kaitan antara mutu denga kepuasan, maka suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan adalah aman (Azwar, 1995).

Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam satu organisasi, untuk memelihara dan menjaga kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memelihara kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Persyaratan pelayanan kesehatan terdiri dari: tersedian dan berkesinambungan, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu (Azwar, 1996).

Keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan proses yang mencari dan memanfaatkan pelayanan kesehatan oleh seseorang dipengaruhi oleh banyak hal. Keputusan tersebut merupakan proses yang melibatkan keputusan


(29)

individual dan sosial yang dipengaruhi oleh profesionalisme kesehatan (Miller, 1997).

Di bawah ini merupakan gambar perilaku masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan:

Use Need

Ilnes Response

Enabling Factor

Family resources Community Resources

Predisposing Factor

Family composition Social Structure Health Belief

Gambar 2.1. Model Perilaku dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Andersen (1995) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian pelayanan kesehatan dapat digolongkan ke dalam 3 bagian, yaitu:

1. Faktor Predisposisi (predisposing factor)

Komponen predisposisi menggambarkan karakteristik pasien yang mempunyai kecenderungan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan terdiri dari: a. Demografi (umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi)

b. Struktur sosial (suku, ras, kebudayaan, pekerjaan, pendidikan)

c. Kepercayaan (kepercayaan terhadap penyakit, dokter, petugas kesehatan)


(30)

2. Faktor Pemungkin (enabling factor)

Faktor pemungkin terdiri dari: a. Kualitas Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian Bank Dunia di Indonesia pada tahun 1988 menunjukkan salah satu penyebab rendahnya pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat adalah kualitas pelayanan yang rendah (Brotowasisto, 1994).

b. Jarak Pelayanan

Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat tinggal pasien sampai ke tempat sumber perawatan.

c. Status Sosial Ekonomi

Status ekonomi mempengaruhi seseorang dalam membayar pelayanan kesehatan. Setiap orang dari segala lapisan sosial berhak menerima kesehatan. Tetapi kenyatannya menunjukkan bahwa lebih sering diprioritaskan orang dengan status ekonomi yang lebih tinggi. Status ekonomi merupakan salah satu faktor terhadap pelayanan kesehatan (Newachech, 1996).

3. Kebutuhan Pelayanan (need)

Keadaan status kesehatan seseorang menimbulkan suatu kebutuhan yang dirasakan dan membuat seseorang mengambil keputusan untuk mencari pertolongan kesehatan. Selain dipengaruhi faktor di atas ada beberapa faktor lagi yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu:


(31)

a. Tarif atau Biaya

Tarif atau biaya kesehatan sangat penting untuk menentukan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Adanya peningkatan harga pelayanan kesehatan akan menyebabkan penurunan permintaan (Zschock, 1979).

b. Fasilitas

Fasilitas yang baik akan mempengaruhi sikap dan perilaku pasien, pembentukan fasilitas yang benar akan menciptakan perasaan sehat, aman, dan nyaman. Setiap fasilitas perawatan kesehatan dan pelayanan sosial mempunyai pandangan yang mungkin menambahi atau mengurangi kepuasan pasien dan penampilan kerja (Kotler, 1997).

c. Pelayanan Personil

Pelayanan personil memegang peranan dalam menjaga mutu pelayanan sehingga pemakai jasa pelayanan kesehatan menjadi puas. Personil itu terdiri dari dokter maupun perawat, tenaga para medis serta penunjang non medis. Pelayanan personil dapat berupa pelayanan secara profesional dan keramahan sehingga meningkatkan citra dari rumah sakit tersebut (Lane, 1988).

d. Lokasi

Lokasi pelayanan kesehatan yang berada di lingkungan sosial ekonomi rendah biasanya yang berkunjunga, juga pelanggan dari masyarakat miskin, karena orang berpenghasilan tinggi tidak akan datang ke lingkungan miskin untuk perawatan medis (Kotler, 1984, Harmesta dan Suprihantom, 1995). Lokasi adalah yang paling diperhatikan bagi pencari pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan


(32)

mempengaruhi bagi pencari pelayanan kesehatan untuk berkunjung. Suatu studi mengatakan bahwa alasan yang penting untuk memilih rumah sakit adalah yang dekat dengan lokasi (Boscarino dan Steiber Cit, Jenson, 1987).

e. Kecepatan dan Kemudahan Pelayanan

Pada dasarnya manusia ingin kemudahan, begitu juga dengan mencari pelayanan kesehatan, mereka suka pelayanan yang cepat mulai dari pendaftaran sampai pada waktu pulang.

f. Informasi

Dengan adanya iklan dan promosi sangat efektif karena dapat langsung didengar dan dilihat baik itu mengenai fasilitas, harga yang akan mempengaruhi pilihan konsumen. Informasi dapat berupa pengalaman pribadi, teman-teman, surat kabar (Engel, 1995).

Keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan kombinasi dari kebutuhan normatif dengan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk konsumsi pelayanan kesehatan. Konsumen sering tergantung kepada informasi yang disediakan oleh institusi pelayanan kesehatan ditambah dengan profesinya. Faktor-faktor lain yang berpengaruh antara lain pendapatan, harga, lokasi, dan mutu pelayanan (Mills, 1990).

Menurut Groner dalam Sorhin (1977) 5 faktor utama yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan adalah:


(33)

a. Persepsi sakit

b. Realisasi kebutuhan (harapan, kepercayaan, pengalaman sebelumnya, adat istiadat)

c. Kemampuan membayar

d. Motivasi untuk memperoleh pelayanan kesehatan e. Lingkungan (tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan)

Sedangkan menurut Dever dalam Donabeden (1973) faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah: sosial budaya, organisasi, faktor konsumen, proses pelayanan kesehatan.

Menurut Handoko (1999) bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian dari proses berpikir ketika seseorang mempertimbangkan, memahami, mengingat, dan menalar tentang segala sesuatu. Sesuatu diputuskan akan dilakukan setelah menilai suatu keadaan, kenyataan, atau peristiwa yang sedang dihadapi.

Proses pengambilan keputusan pembeli/individu atas jasa-jasa profesional berbeda-beda, tergantung dari jenis keputusan, partisipan dalam pengambilan keputusan, jenis jasa, dan beberapa faktor lainnya. Dalam upaya mengurangi ketidakpastian yang dialami pembelian jasa-jasa profesional, orang cenderung untuk mencari informasi seluas-luasnya dari orang lain sebelum mengambil keputusan.

Anggota keluarga, teman, rekan kerja, dan sumber-sumber terpercaya lainnya sering kali terlibat dalam pengambilan keputusan seseorang. Adapun jenis-jenis orang mungkin ikut berperan dalam pengambilan keputusan individu adalah:


(34)

a. Pengambilan inisiatif adalah orang-orang yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan ide pembelian jasa-jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh adalah orang-orang yang berpandangan dan nasehatnya berperan cukup besar dalam pengambilan keputusan.

c. Pengambilan keputusan adalah orang yang akhirnya menentukan sebagian atau seluruh pengambilan keputusan, membeli atau tidak, apa yang dibeli, bagaimana atau dimana membeli.

d. Pembeli adalah orang-orang yang melakukan pembelian sebenarnya. e. Pemakai adalah orang (badan usaha) yang menerima jasa.

Sedangkan menurut Hebert (1998), proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan merupakan fungsi dari determinan-determinan: pengaruh lingkungan, perbedaan individu, proses psikologis yang masing-masing mempunyai kekuatan pengaruh terhadap proses keputusan konsumen. Proses ini merupakan tahapan dari pengambilan keputusan oleh konsumen yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, evaluasi hasil, dan pembelian ulang.


(35)

2.3. Landasan Teoritis

Menurut Alkatiri (1997) ada beberapa faktor pokok yang mempengaruhi upaya meningkatkan akses atau keterjangkauan terhadap rumah sakit yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat terhadap rumah sakit. Kemudahan untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit, adanya wilayah cakupan untuk memfokuskan upaya pemberian kemudahan pelayanan di rumah sakit.

Menurut Thadeus dan Maine (1990) bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan meliputi karakteristik pasien, kemudahan pelayanan, dan kualitas pelayanan.

Ketersediaan pelayanan kesehatan tergantung pada berbagai aspek mulai dari pengadaan sarana, prasana dan peralatan, adanya tenaga untuk mengelola fasilitas yang telah disediakan serta adanya kemampuan dari tenaga kesehatan untuk mengelola fasilitas tersebut dan memberi pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Penyediaan pelayanan kesehatan perlu diikuti dengan penyediaan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Kemudahan pelayanan termasuk biaya, transportasi dan informasi.

2.4. Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil studi kepustakaan dan landasan teoritis, dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut:


(36)

Karakteristik Masyarakat Miskin:

1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Status Perkawinan 4. Pendidikan

5. Pekerjaan 6. Pendapatan

7. Beban Tanggungan

Pelayanan Kesehatan:

1. Jarak

2. Transportasi 3. Biaya

4. Kecepatan Pelayanan 5. Pelayanan Personil 6. Ketersediaan Pelayanan 7. Informasi

8. Dukungan/anjuran

Pemanfaatan Pelayanan RSUD

Pandan


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory research

yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1989), yaitu menjelaskan pengaruh karakteristik masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas-puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan pertimbangan penelitian seperti ini belum pernah dilakukan di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Perencanaan penelitian dimulai dari persetujuan judul penelitian, survei pendahuluan, studi kepustakaan, penelitian lapangan terhitung mulai bulan oktober 2007 sampai dengan Agustus 2008.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat miskin yang dirujuk ke RSUD Pandan setelah berobat ke puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007 sebanyak 1252 orang.


(38)

(39)

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi, karena jumlah populasi kurang dari 10.000, maka besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003):

( )

2

1 N d N n

+ =

( )

2

1 , 0 1252 1 1252 + = n

( )

0,01

1252 1 1252 + = n 52 , 13 1252 = n 93 6 , 92 ≈ = n

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 93 orang. Pemilihan sampel menggunakan beberapa tahapan teknik: pertama, pemilihan sampel distrata atas 2, yakni mereka yang memanfaatkan dengan yang tidak memanfaatkan RSUD (Tabel 3.2). Setelah diambil secara proportional,

sampel individu kemudian dipilih dengan menggunakan simple random sampling.

Tabel 3.1. Jumlah Pasien yang Memanfaatkan Pelayanan Berdasarkan Rujukan ke RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007

No. Pemanfaatan RSUD

Pandan oleh Pasien yang dirujuk dari Puskesmas

Jumlah Perhitungan sampel Jumlah

Sampel 1. 2. Memanfaatkan Tidak memanfaatkan 889 363

889/1252 x 93 = 66,04 363/1252 x 93 = 26,96

66 27

Jumlah 1.252 Jumlah 93


(40)

Tabel 3.2. Jumlah sampel Yang akan diteliti Berdasarkan Puskesmas- puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah

No. Puskesmas Jumlah Yang

Memanfaatkan Jumlah Sampel Tidak Memanfaatkan Jumlah Sampel

1. Sibabangun 42 32 2 10 1

2. Pinang sori 132 99 7 33 2

3. Hutabalang 93 77 6 16 1

4. Tukka 131 101 8 30 2

5. Pandan 0 0 0 0 0

6. Sarudik 169 128 10 41 3

7. Aek Raisan 3 2 0 1 0

8. Poriana 168 132 10 36 3

9. Kolang 3 3 0 0 0

10. Gonting Mahe 18 14 1 4 0

11. Sorkam 37 29 2 8 1

12. Sipea-pea 240 147 11 93 7

13. Siantar Ca 12 6 0 6 0

14. Barus 65 42 3 23 2

15. Andam Dewi 0 0 0 0 0

16. Manduamas 139 77 6 62 5

17. Sirandorung 0 0 0 0 0

Jumlah 1252 889 66 363 27

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data karakteristik masyarakat dan pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sebelum pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner. Uji ini dilakukan di daerah yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik responden di tempat penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui pengukuran dan wawancara langsung pada subjek penelitian. Kuesioner digunakan sebagai panduan pada wawancara tatap muka dengan responden. Adapun petugas


(41)

wawancara (interviewer) adalah peneliti sendiri dibantu oleh tenaga terampil yang terlebih dahulu dilatih.

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bila mana data yang dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Untuk melihat validitas, maka nilai yang dilihat adalah nilai yang ada dalam kolom corrected item total correlation kemudian dibandingkan dengan r tabel. Sedangkan untuk melihat reliabilitas adalah dengan melihat nilai cronbach’s alpha if item deleted (Situmorang, 2008). Menurut Ghozali (2005) dan Kuncoro (2003) suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,80.

Uji coba (pre-test) kuesioner dilaksanakan di RS F.L Tobing Sibolga. Jumlah responden sebanyak 30 orang. RS F.L Tobing dipilih sebagai lokasi uji coba karena RS ini merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan pasien askeskin di kota Sibolga. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai corrected item total correlation > 0,361 dan nilai

cronbach’s alpha if item deleted > 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel (terlampir).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari Karakteristik masyarakat (umur, jenis kelamin, status


(42)

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, beban tanggungan) dan pelayanan kesehatan (jarak, transportasi, biaya, kecepatan pelayanan, pelayanan personil, ketersediaan pelayanan, informasi, dan dukungan/anjuran). Sedangkan variabel terikat adalah pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Definisi operasional dari variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Umur adalah lamanya waktu hidup responden berdasarkan ulang tahun terakhir. 2. Jenis kelamin adalah ciri biologis yang melekat pada diri responden

3. Status perkawinan adalah status pernikahan yang dimiliki oleh responden. 4. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diperoleh oleh responden. 5. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang menjadi mata pencaharian oleh responden. 6. Pendapatan adalah jumlah rata-rata penghasilan yang diperoleh responden untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ditentukan berdasarkan standar BPS yaitu Rp. 600.000.

7. Beban tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang dibiayai dalam keluarga responden, ditentukan berdasarkan ketentuan dalam program KB yaitu 1 istri dan 2 anak.

8. Jarak adalah jauhnya tempat tinggal pasien ke rumah sakit yang diukur dengan satuan kilometer, ditentukan dengan membagi jarak ke dalam lima bagian yang sama.

9. Transportasi adalah kendaraan yang dipergunakan di dalam pemanfaatan pelayanan di RS.


(43)

10.Biaya Pelayanan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk pelayanan di RS, ditentukan dari tanggapan pasien terhadap jumlah biaya yang dikeluarkan..

11.Kecepatan Pelayanan adalah lamanya mendapatkan pelayanan yang diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh pasien mendapatkan pelayanan awal di rumah sakit.

12.Pelayanan Personil adalah kualitas pelayanan yang diberikan oleh medis dan para medis berdasarkan nilai keramahtamahan dan sikap simpatik relatif terhadap apa yang diharapkan atau dibutuhkan oleh pasien.

13.Ketersediaan pelayanan adalah persepsi pasien terhadap kelengkapan fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan yang tersedia di rumah sakit.

14.Informasi adalah keterangan yang dapat diperoleh oleh pasien mengenai keberadaan rumah sakit dan penyakitnya yang bisa didapat melalui petugas kesehatan atau dari keluarga.

15.Dukungan/anjuran adalah pengarahan atau saran yang diberikan petugas yang ada di puskesmas dan keluarga responden.

16.Pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan adalah keputusan yang dibuat oleh masyarakat miskin untuk memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan setelah dirujuk dari Puskesmas.

3.6. Metode Pengukuran

Untuk memperjelas variabel penelitian seperti pada kerangka konsep di atas, maka diberikan metode pengukuran seperti pada tabel berikut:


(44)

Tabel 3.3. Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan Kategori Hasil Ukur

N o

Nama Variabel

Cara dan Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala

ukur

Kategori

1 2 3 4 5

Variabel Independen

1. Umur Menanyakan umur / Kuesioner

1. 18-40 2. 41-60 3. >60

Ratio 1. Dewasa dini 3. Dewasa madya 4. Dewasa Lanjut 2. Jenis Kelamin Observasi/ Kuesioner 1. Laki-laki 2. perempuan

Nominal 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Status perkawinan Menanyakan status pernikahan / Kuesioner

1. Belum kawin 2. Kawin

Nominal 1. Belum Kawin 2. Kawin

4. Pendidikan Menanyakan riwayat pendidikan / Kuesioner

1. SD 2. SMP, SLTA 3. PT

Ordinal 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 5. Pekerjaan Menanyakan pekerjaan /

Kuesioner

1. Pegawai swasta,

Wiraswasta, Petani, Buruh. 2. IRT, pengangguran

Nominal 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja

6. Pendapatan Menanyakan jumlah pendapatan/ Kuesioner

1. < Rp.6 00.000 2. ≥ Rp. 600.000

Ratio -

7. Beban Tanggungan Keluarga

Menanyakan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan/ Kuesioner

1. > 3 orang 2. ≤ 3 orang

Ratio 1. Banyak 2. Sedikit

8. Jarak Menanyakan jauhnya rumah ke RS/

Kuesioner

1. > 80 km 2. 61-80 km 3. 41-60 km 4. 21-40 km 5. < 20 km

Ratio 1. Sangat jauh 2. Jauh 3. Cukup dekat 4. Dekat 5. Sangat Dekat 9. Transportasi Menanyakan

transportasi yang akan dipakai ke RS/ kuesioner

1. Berangkat sendiri 2. Mobil Puskesmas

Nominal 1. Tidak Disediakan 2. Disediakan

1 0.

Biaya Menanyakan biaya yang akan dibayarkan / Kuesioner

1. Di atas kemampuan 2. Sesuai dengan kemampuan 3. Tidak bayar

Ordinal 1. Mahal 2. Tidak mahal 3. Gratis 1 1. Kecepatan pelayanan Menanyakan lamanya mendapatkan pelayanan awal/Kuesioner

1. > 30 menit 2. 10-30 menit 3. ≤ 10 menit

Ratio 1. Lambat 2. Sedang 3. Cepat 1 2. Pelayanan personil Menanyakan keramahtamahan dan sikap simpatik yang diberikan oleh petugas/ Kuesioner

1. Semua tidak ramah 2. Ada yang tidak ramah 3. Semua ramah

Ordinal 1. Tidak ada ramah 2. Sebagian ramah 3. Ramah


(45)

Lanjutan Tabel 3.3. 1 3. Ketersediaan pelayanan Menanyakan ketersediaan peralatan dan obat-obatan/ Kuesioner

1. Sebagian tidak tersedia 2. Semua tersedia

Nominal 1. Tidak Lengkap 2. Lengkap

1 4.

Informasi Menanyakan informasi keberadaan pelayanan RSUD Pandan serta penyakitnya/ Kuesioner

1. Tidak tahu

2. Puskesmas, Bidan, Dokter, Keluarga

Nominal 1. Tidak Ada informasi 2. Ada informasi

1 5.

Dukungan/ anjuran

Menanyakan anjuran yang diberikan oleh pihak lain/ Kuesioner

1. Tidak ada dukungan 2. Bidan, dokter, puskesmas,

keluarga sendiri

Nominal 1. Tidak ada dukungan/ anjuran

2. Ada anjuran

Variabel Dependen 1. Pemanfaatan RSUD Pandan Menanyakan keputusan dalam pemanfaatan RSUD Pandan/ Kuesioner

1. Tidak berobat ke RSUD Pandan

2. Berobat ke RSUD Pandan

Nominal 0. Tidak memanfaatkan 1. Memanfaatkan

3.7. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan analisis bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. Kemudian untuk mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh dengan pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95% (nilai p=0,05), dan jika diperoleh nilai B yang lebih besar diantara beberapa variabel, maka dinyatakan sebagai faktor dominan mempengaruhi variabel dependen.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakah salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Sumatera Utara. Jarak dari ibukota propinsi ± 359 km, terdiri dari 15 kecamatan dengan 160 desa/kelurahan. Sebelah Utara berbatasan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, Sebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Jarak masing-masing ibu kota kecamatan ke ibukota kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Jarak Masing-Masing Ibu Kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah

No. Ibukota Kecamatan Jarak (km)

1. Pinang sori 22

2. Lopian (Badiri) 12

3. Sibabangun 30

4. Tukka 5

5. Nauli (Sitahuis) 35

6. Tapian Nauli II 21

7. Kolang Nauli II 21

8. Sorkam 45

9. Pasaribu Tobing Jae (Sorkam Barat) 46 10. Siordang (Sosor Gadong) 62

11. Padang Masiang 76

12. Rina Bolak (Andam Dewi) 88

13. Bajamas (Sirandorung) 96

14. PO. Manduamas 108


(47)

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 (SP 2000) yang mencacah penduduk secara lengkap, penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah berjumlah sebanyak 244.679 jiwa. Menurut hasil proyeksi penduduk, pada tahun 2005 penduduk meningkat menjadi 286.124 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 130 jiwa per km2. Rata-rata laju pertumbuhan pendudukan Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk laki-laki lebih banyak (50,20%) daripada perempuan (49,8%), sehingga rasio jenis kelamin (sex ratio) 100,79 persen yang artinya pada setiap 10.000 orang penduduk perempuan terdapat 10.079 penduduk laki-laki.

Rata-rata anggota keluarga rumah tangga Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2005 adalah 4,9 yang merupakan suatu indikator untuk menunjukkan muatan suatu rumah tangga. Angka ini dapat dijadikan suatu acuan apakah keluarga di suatu daerah masih merupakan suatu keluarga besar atau sudah merupakan keluarga kecil. Penyebab kecilnya angka ini diduga meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membentuk keluarga yang sesuai dengan program keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang diikuti menurunnya tingkat kelahiran. Kemungkinan lain banyaknya anggota rumah tangga yang melakukan migrasi ke daerah lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan tertinggi ditamatkan merupakan salah satu indikator pokok untuk mengetahui kualitas pendidikan. Secara umum, dari tahun 2005-2006 tingkat pendidikan penduduk kabupaten Tapanuli Tengah mengalami peningkatan. Kondisi


(48)

ini dicerminkan semakin menurunnya persentase penduduk yang tidak/belum sekolah dan penduduk yang tidak/belum tamat SD.

Distribusi frekuensi penduduk usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2005-2006

2005 2006 Pendidikan tertinggi yang

ditamatkan L P L+P L P L+P

Tidak/belum sekolah 2,22 5,10 3,67 1,28 3,47 2,39 Tidak/belum tamat SD 30,49 30,91 30,70 27,54 30,50 29,03 SD sederajat 25,97 27,49 26,73 33,68 31,90 32,78 SLTP sederajat 23,99 20,57 22,28 21,55 17,93 19,72 SLTA ke atas 17,33 15,93 16,62 15,95 16,20 16,08 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS 2005-2006

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2005, persentase terbesar penduduk menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada penduduk yang tidak/belum tamat SD (30,70%), sedangkat pada tahun 2006 persentase terbesar berada pada penduduk tamat SD (32,87).

Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan yang cukup berarti pada persentase penduduk yang tamat SLTP dan SLTA. Pada tingkat SLTP terjadi penurunan yang signifikan dari 22,28 pada tahun 2005 menjadi 19,72 pada tahun 2006. Kondisi ini menggambarkan bahwa banyak penduduk yang tidak lagi melanjutkan sekolah setelah mereka tamat SD.


(49)

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan variabel bebas, yang terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan, pendapatan, dan beban tanggungan. Secara rinci karakteristik responden yang menjadi responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, dan Beban Tanggungan

Pemanfaatan Pelayanan

RSUD Pandan Jumlah

No. Karakteristik

Masyarakat Miskin Tidak % Ya % N %

1. Umur

a. Dewasa Dini 13 27,7 34 72,3 47 100 b. Dewasa Madya 9 30,0 21 70,0 30 100 c. Dewasa Lanjut 5 31,3 11 68,7 16 100

2. Jenis Kelamin

a. Laki-laki 18 40,9 26 59,1 44 100 b. Perempuan 9 18,4 40 81,6 49 100

3. Status Perkawinan

a. Tidak Kawin 9 42,9 12 57,1 21 100 b. Kawin 18 25,0 54 75,0 72 100 4. Pendidikan

a. Rendah 17 37,8 28 62,2 45 100 b. Sedang 10 20,8 38 79,2 48 100 5. Pekerjaan

a. Bekerja 24 36,4 42 63,6 66 100 b. Tidak Bekerja 3 11,1 24 88,9 27 100 6. Pendapatan

a. < Rp. 600.000,- 24 42.9 32 57.1 56 100 b. ≥ Rp. 600.000,- 3 8.1 34 91.9 37 100 7. Beban Tanggungan

a. Banyak 23 41.8 32 58.2 55 100 b. Sedikit 4 10.5 34 89.5 38 100

Total 27 29,0 66 71,0 93 100


(50)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 93 responden, terdapat 27 orang (29 %) yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan dan 66 orang (71 %) yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan usia dewasa lanjut yaitu 31,3 %, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan usia dewasa dini.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 40,9%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu 81,6%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan status tidak kawin yaitu 42,9%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan status kawin yaitu 79,2%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan pendidikan rendah yaitu 37,8%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan pendidikan sedang yaitu 79,2%.


(51)

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang bekerja yaitu 36,4%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang tidak bekerja yaitu 88,9%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan pendapatan rendah yaitu 42,9%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan pendapatan tinggi yaitu 91,9%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan beban tanggungan keluarga banyak yaitu 41,8%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan beban tanggungan keluarga sedikit yaitu 89,5%.

4.3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dalam penelitian ini juga merupakan variabel bebas, yang terdiri dari jarak, transportasi, biaya, kecepatan pelayanan, pelayanan personil, ketersediaan pelayanan. Secara rinci persepsi responden terhadap pelayanan kesehatan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(52)

Tabel 4.4. Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Jarak, Transportasi, Biaya, Kecepatan Pelayanan, Pelayanan Personil, Ketersediaan Pelayanan, Informasi, Dukungan

No. Pelayanan Kesehatan Pemanfaatan Pelayanan

RSUD Pandan

Jumlah

Tidak % Ya % N %

1. Jarak

a. Sangat Jauh 17 89.5 2 10.5 19 100

b. Jauh 3 42.9 4 57.1 7 100

c. Cukup Dekat 3 10.0 27 90.0 30 100 d. Dekat 3 16.7 15 83.3 18 100

e. Sangat Dekat 1 5.3 18 94.7 19 100 2. Transportasi

a. Tidak Disediakan 25 27.5 66 72.5 91 100 b. Disediakan 2 100.0 0 0.0 2 100 3. Biaya

a. Mahal 10 90.9 1 9.1 11 100 b. Sedang 7 53.8 6 46.2 13 100

c. Gratis 10 14.5 59 85.5 69 100 4. Kecepatan Pelayanan

a. Lambat 10 83.3 2 16.7 12 100 b. Sedang 11 28.2 28 71.8 39 100

c. Cepat 6 14.3 36 85.7 42 100 5. Pelayanan Personil

a. Tidak ada yang ramah 9 69.2 4 30.8 13 100 b. Sebagian Ramah 3 23.1 10 76.9 13 100 c. Ramah 15 22.4 52 77.6 67 100 6. Ketersediaan Pelayanan

a. Tidak Lengkap 10 66,7 5 33,3 15 100 c. Lengkap 17 21,8 61 78,2 78 100 7. Informasi

a. Tidak ada informasi 3 50.0 3 50.0 6 100 b. Ada Informasi 24 27.6 63 72.4 87 100 8. Dukungan

a. Tidak ada dukungan 3 37.5 5 62.5 8 100 b. Ada dukungan 24 28.2 61 71.8 85 100


(53)

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan jarak ke pelayanan kesehatan sangat jauh yaitu 89,5%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan jarak ke pelayanan kesehatan sangat dekat yaitu 94,7%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan transportasi disediakan yaitu 100,0%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden dengan transportasi tidak disediakan yaitu 72,5%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang mengatakan biaya mahal yaitu 90,9%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang mengatakan biaya gratis yaitu 85,5%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan kecepatan pelayanan lambat yaitu 83,3%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan kecepatan pelayanan cepat yaitu 85,7%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan pelayanan personil tidak ada yang ramah yaitu 69,2%. Sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan


(54)

adalah paling banyak pada responden yang menyatakan pelayanan personil ramah yaitu 77,6%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan ketersediaan pelayanan tidak lengkap yaitu 70,6%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan ketersediaan pelayanan lengkap yaitu 80,3%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan tidak ada informasi yaitu 50,0%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan ada informasi yaitu 94,7%.

Persentase orang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan tidak ada dukungan yaitu 37,5%, sedangkan persentase orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah paling banyak pada responden yang menyatakan ada dukungan yaitu 71,8%.

4.4. Pengaruh Karakteristik Responden dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat seperti pada tabel berikut ini:


(55)

Tabel 4.5. Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Masyarakat Miskin dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan

No. Variabel Penelitian B Sig.

1. Umur -0,091 0,762

2. Jenis Kelamin 1,124 0,019*

3. Status Perkawinan 0,811 0,118

4. Pendidikan 0,836 0,075

5. Pekerjaan 1,520 0,022*

6. Pendapatan 2.140 0.001*

7. Beban Tanggungan Keluarga 1.810 0.002*

8. Jarak 1,326 0,000*

9. Transportasi -22,174 0,999

10. Biaya 1.996 0.000*

11. Kecepatan Pelayanan 1.509 0.000*

12. Pelayanan Personil 0.895 0.004*

13. Ketersediaan Pelayanan 1.971 0.000*

14. Informasi 0.965 0.257

15. Dukungan/Anjuran 0.422 0.583

*

) Signifikan pada taraf nyata 95% (Sig. < 0,005)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima belas variabel yang diuji, terdapat sembilan variabel independen yang mempunyai pengaruh sifnifikan dengan variabel dependen yaitu variabel jenis kelamin dengan nilai sig. 0,019 (Sig.<0,005), pekerjaan dengan nilai sig. 0,022 (Sig.<0,005), pendapatan dengan nilai Sig. 0.001 (Sig.<0,005), beban tanggungan dengan nilai Sig. 0.002 (Sig.<0,005), jarak dengan nilai Sig. 0,000 (Sig.<0,005), biaya dengan nilai Sig. 0,000 (Sig.<0,005), kecepatan pelayanan dengan nilai Sig. 0,000 (Sig.<0,005), pelayanan personil dengan nilai Sig. 0,004 (Sig.<0,005), dan ketersediaan pelayanan dengan nilai Sig. 0,000 (Sig.<0,005).


(56)

4.5. Faktor Yang Paling Dominan

Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terhadap pemanfaatan, maka dilakukan analisis multivariat antara masing-masing variabel bebas (yang memenuhi syarat untuk masuk dalam uji multivariat) dengan variabel terikat.

Hasil uji multivariat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6. Hasil Analisis Faktor Yang Paling Dominan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan RSUD Pandan

No. Variabel Penelitian B Sig.

1. Pekerjaan 1,930 0,136

2. Pendapatan 3.754** 0.007

3. Beban Tanggungan Keluarga 2.141 0.059

4. Jarak 1,548 0,000

5. Biaya 2.985 0.004

**

) Faktor yang paling dominan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa variabel pendapatan mempunyai nilai B tertinggi yaitu sebesar 3,754, artinya variabel pendapatan merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan.


(57)

50

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden 1. Umur

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh umur terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.>0,005). Perbedaan persentase pasien yang memanfaatkan dan pasien yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan berdasarkan umur sangat kecil. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Sabaruddin (2002) yang menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan umur. Variabel umur merupakan hal yang penting, karena biasanya sasaran program pelayanan kesehatan cenderung berkaitan dengan umur. Seperti kita ketahui bahwa pada hakekatnya pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh semua golongan umur.

2. Jenis Kelamin

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.<0,005). Perbedaan persentase pasien perempuan dan laki-laki yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan sangat relatif kecil. Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan laki-laki biasanya bekerja untuk mencari nafkah, sehingga kalau pergi ke rumah sakit, maka tidak ada yang mencari nafkah.


(58)

3. Status Perkawinan

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh status perkawinan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.>0,005). Pasien yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas yang tidak kawin. Sedangkan pasien yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas yang kawin. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa faktor yang paling menentukan mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan atau tidak adalah pendapatan. Hal ini berhubungan dengan biaya pendampingan yang akan dikeluarkan.

4. Pendidikan

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendidikan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.>0,005). Cumming (2006) menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan alat yang dapat mengubah nilai dan norma keluarga, dengan pendidikan seseorang dapat menerima lebih banyak informasi dan memperluas cakrawala berpikir sehingga mudah untuk mengembangkan diri. Kalangie (1994) menyatakan bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi seseorang dimana pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta pengembangan kepribadian. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar


(59)

seseorang untuk lebih baik yang akan memungkinkan seseorang untuk menyerap informasi, juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang dihadapi. Dalam hubungannya dengan pelayanan kesehatan bila seseorang mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, maka akan mempercepat penerimaan pesan-pesan, informasi yang disampaikan tentang manfaat dan jenis pelayanan yang disediakan. Dengan peningkatkan pendidikan diharapkan pengetahuan terhadap masalah kesehatan dapat meningkat juga.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden kurang bervariasi, hanya ada pendidikan dasar dan menengah. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan penyakit yang dideritanya tidak terlalu parah, takut kalau ketahuan penyakitnya sudah parah untuk itu lebih bagus ditahankan, takut kalau penyakitnya tidak bisa sembuh lagi. Artinya jika penyakitnya terdeteksi sudah parah, maka mau tidak mau mereka harus opname di RS yang mengakibatkan mereka tidak dapat bekerja dan tidak punya penghasilan untuk menghidupi keluarganya.

5. Pekerjaan

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pekerjaan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sabaruddin (2002) yang

menyatakan bahwa pekerjaan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan


(60)

pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang agar memperoleh uang untuk dapat memelihara kehidupan, misalnya nelayan ataupun petani.

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan tidak ada mencari nafkah kalau ke rumah sakit. Biaya hidup diperoleh dari kerja harian.

6. Pendapatan

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendapatan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005). Status ekonomi mempengaruhi seseorang dalam membayar pelayanan kesehatan. Setiap orang dari segala lapisan sosial berhak menerima kesehatan. Tetapi kenyatannya menunjukkan bahwa lebih sering diprioritaskan orang dengan status ekonomi yang lebih tinggi. Status ekonomi merupakan salah satu faktor terhadap pelayanan kesehatan (Newachech, 1996).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa orang yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas pada responden dengan tingkat pendapatan rendah, demikian sebaliknya. Hal ini sangat berhubungan dengan biaya selama dirawat di rumah sakit, biaya hidup pendampingan pasien selama di RS dan juga biaya transportasi ke rumah sakit.


(61)

7. Beban Tanggungan Keluarga

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh beban tanggungan keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005). Hasil penelitian Sabaruddin (2002) menyatakan bahwa besarnya keluarga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif tidak dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

Beban tanggungan keluarga sangat berhubungan dengan rata-rata jumlah pendapatan per bulan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas pada responden dengan beban tanggungan keluarga sedikit. Demikian juga sebaliknya orang yang tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas pada responden dengan beban tanggungan keluarga banyak.

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan repot, tidak ada yang menjaga di RS, masih banyak anak lain yang kecil-kecil sehingga takut biaya pendampingan mahal.

5.2. Pelayanan Kesehatan 1. Jarak

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh jarak terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005). Penelitian Rafael (2000) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu


(62)

aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan seperti jarak tempuh dan waktu yang terbuang untuk pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut Azhari (2002) bahwa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah akses geografis, artinya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasi atau menghambat pemanfaatannya.

Dalam penelitian ini mayoritas responden tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah karena jarak yang sangat jauh.

Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan sikap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah jarak yang ditempuh dari tempat tinggal pasien sampai ke tempat sumber perawatan.

2. Transportasi

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh transportasi terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.> 0,005). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa yang memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan adalah mayoritas yang transportasinya tidak disediakan. Sedangkan pada pasien yang transportasinya disediakan menunjukkan bahwa semuanya tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan.

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan bukan karena ketersediaan kendaraan, tetapi lebih kepada kurangnya dukungan keluarga terhadap pemanfaatan pengobatan di RS Pandan sehingga mereka kurang tahu tentang informasi pemanfaatan RS tersebut. Di


(63)

samping itu juga jarak yang jauh dari rumah akan memakan waktu berhari-hari untuk tinggal di RS. Hal ini akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari karena tidak bekerja.

3. Biaya

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh biaya terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005).

Menurut Depkes RI (2002) di wilayah pedesaan ibu-ibu melahirkan cenderung meminta pertolongan kepada dukun daripada kepada petugas kesehatan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh faktor ekonomi, dimana ibu-ibu melahirkan tidak sanggup membayar jasa bidan sedangkan jasa dukun dapat dibayar dengan biaya yang lebih murah maupun dibayar tanpa uang, misalnya dibayar dengan padi, ternak, dll.

Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh semua pemakai jasa pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu diupayakan pelayanan ksehatan yang biayanya sesuai dengan kemampuan pemakai jasa pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan biaya hidup yang menjaga tidak ada, keluarga yang menjaga tidak ada sebab mencari nafkah untuk biaya hidup sehari-hari serta takut ada biaya tambahan dari rumah sakit.


(64)

4. Kecepatan Pelayanan

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh kecepatan pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005). Pada dasarnya manusia ingin kemudahan, begitu juga dengan mencari pelayanan kesehatan, mereka suka pelayanan yang cepat mulai dari pendaftaran sampai pada waktu pulang.

Seperti pendapat seorang responden yang menyatakan bahwa untuk berobat dia harus menunggu hampir setengah hari di RS untuk mendapatkan satu pelayanan. Pasien beranggapan bahwa tidak ada kemudahan baginya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain dia harus kehilangan pendapatan hanya untuk mendapatkan pelayanan.

5. Pelayanan Personil

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh pelayanan personil terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005).

Pelayanan personil memegang peranan dalam menjaga mutu pelayanan sehingga pemakai jasa pelayanan kesehatan menjadi puas. Personil itu terdiri dari dokter maupun perawat, tenaga para medis serta penunjang non medis. Pelayanan personil dapat berupa pelayanan secara profesional dan keramahan sehingga meningkatkan citra dari rumah sakit tersebut (Lane, 1988).

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan pengurusan di RS sangat sulit, pelayanan tidak puas,


(65)

trauma ke dokter yang sombong (kurang ramah/kurang komunikasi), dan jarang diperiksa.

6. Ketersediaan pelayanan

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh ketersediaan pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005). Menurut Rochmah (2004) yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah faktor organisasional yaitu ketersediaan sumber daya baik segi kualitas maupun kuantitas. Suatu pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa tersebut tersedia atau bisa didapat tanpa mempertimbangkan sulit atau mudahnya penggunaannya.

Responden tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan karena ketersediaan pelayanan tidak lengkap. Petugas cenderung memprioritaskan dan membatasi suatu metode tertentu karena keterbatasan persediaan, sehingga faktor ini akan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan.

Seperti seorang responden mengatakan bahwa dia pernah berobat ke RSUD karena mempunyai keluhan penyakit, petugas menyatakan bahwa dia tidak mempunyai penyakit, tetapi petugas memberikan obat untuk dimakannya. Hal ini menurut responden terjadi karena ketersediaan pelayanan di RSUD tidak lengkap dan mereka memakai cara sendiri untuk mengobati karena keterbatasan persediaan.


(66)

7. Informasi

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh informasi terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.>0,005). Dengan adanya iklan dan promosi sangat efektif karena dapat langsung didengar dan dilihat baik itu mengenai fasilitas, harga yang akan mempengaruhi pilihan konsumen. Informasi dapat berupa pengalaman pribadi, teman-teman, surat kabat (Engel, 1995).

Keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan kombinasi dari kebutuhan normatif dengan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk konsumsi pelayanan kesehatan. Konsumen sering tergantung kepada informasi yang disediakan oleh institusi pelayanan kesehatan ditambah dengan profesinya. Faktor-faktor lain yang berpengaruh antara lain pendapatan, harga, lokasi, dan mutu pelayanan (Mills, 1990).

8. Dukungan

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dukungan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.> 0,005). Menurut Handoko (1999) bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian dari proses berpikir ketika seseorang mempertimbangkan, memahami, mengingat, dan menalar tentang segala sesuatu. Sesuatu diputuskan akan dilakukan setelah menilai suatu keadaan, kenyataan, atau peristiwa yang sedang dihadapi.

Proses pengambilan keputusan individu atas jasa-jasa profesional berbeda-beda, tergantung dari jenis keputusan, partisipan dalam pengambilan keputusan, jenis


(67)

jasa, dan beberapa faktor lainnya. Dalam upaya mengurangi ketidakpastian yang dialami pembelian jasa-jasa profesional, orang cenderung untuk mencari informasi seluas-luasnya dari orang lain sebelum mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan tidak ada dukungan untuk berobat ke RS dari keluarga lain, dilarang suami karena tidak ada yang mengurus dan menjaga anak yang masih kecil-kecil di rumah.


(1)

trauma ke dokter yang sombong (kurang ramah/kurang komunikasi), dan jarang diperiksa.

6. Ketersediaan pelayanan

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh ketersediaan pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.< 0,005). Menurut Rochmah (2004) yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah faktor organisasional yaitu ketersediaan sumber daya baik segi kualitas maupun kuantitas. Suatu pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa tersebut tersedia atau bisa didapat tanpa mempertimbangkan sulit atau mudahnya penggunaannya.

Responden tidak memanfaatkan pelayanan RSUD Pandan karena ketersediaan pelayanan tidak lengkap. Petugas cenderung memprioritaskan dan membatasi suatu metode tertentu karena keterbatasan persediaan, sehingga faktor ini akan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan.

Seperti seorang responden mengatakan bahwa dia pernah berobat ke RSUD karena mempunyai keluhan penyakit, petugas menyatakan bahwa dia tidak mempunyai penyakit, tetapi petugas memberikan obat untuk dimakannya. Hal ini menurut responden terjadi karena ketersediaan pelayanan di RSUD tidak lengkap dan mereka memakai cara sendiri untuk mengobati karena keterbatasan persediaan.


(2)

7. Informasi

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh informasi terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.>0,005). Dengan adanya iklan dan promosi sangat efektif karena dapat langsung didengar dan dilihat baik itu mengenai fasilitas, harga yang akan mempengaruhi pilihan konsumen. Informasi dapat berupa pengalaman pribadi, teman-teman, surat kabat (Engel, 1995).

Keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan kombinasi dari kebutuhan normatif dengan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk konsumsi pelayanan kesehatan. Konsumen sering tergantung kepada informasi yang disediakan oleh institusi pelayanan kesehatan ditambah dengan profesinya. Faktor-faktor lain yang berpengaruh antara lain pendapatan, harga, lokasi, dan mutu pelayanan (Mills, 1990).

8. Dukungan

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dukungan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan (Sig.> 0,005). Menurut Handoko (1999) bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian dari proses berpikir ketika seseorang mempertimbangkan, memahami, mengingat, dan menalar tentang segala sesuatu. Sesuatu diputuskan akan dilakukan setelah menilai suatu keadaan, kenyataan, atau peristiwa yang sedang dihadapi.

Proses pengambilan keputusan individu atas jasa-jasa profesional berbeda-beda, tergantung dari jenis keputusan, partisipan dalam pengambilan keputusan, jenis


(3)

jasa, dan beberapa faktor lainnya. Dalam upaya mengurangi ketidakpastian yang dialami pembelian jasa-jasa profesional, orang cenderung untuk mencari informasi seluas-luasnya dari orang lain sebelum mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil wawancara, responden memilih tidak memanfaatkan pelayanan RSUD dengan alasan tidak ada dukungan untuk berobat ke RS dari keluarga lain, dilarang suami karena tidak ada yang mengurus dan menjaga anak yang masih kecil-kecil di rumah.


(4)

61 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, beban tanggungan, jarak, biaya, kecepatan pelayanan, pelayanan personil, ketersediaan pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD.

2. Tidak terdapat pengaruh umur, status perkawinan, pendidikan, transportasi, informasi, dukungan terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan.

3. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan adalah pendapatan.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Agar pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga meskipun mereka tidak bekerja beberapa hari karena sakit, masih dapat menghidupi keluarganya sesuai beban tanggungannya masing-masing.

2. Agar lebih menggalakkan program KB oleh petugas kesehatan terutama petugas kesehatan yang berada di desa.


(5)

3. Agar Puskesmas lebih proaktif kepada masyarakat khususnya pada masyarakat yang jarak rumahnya jauh dari RS Pandan.

4. Agar lebih mensosialisasikan keberadaan dan kemampuan RSUD kepada masyarakat melalui petugas-petugas di puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat miskin sebagai pemberi pelayanan tingkat pertama.

5. Peningkatan kerja sama yang baik antara RSUD dengan puskesmas guna peningkatan pemanfaatan RSUD oleh masyarakat sebagai pusat rujukan di kabupaten Tapanuli Tengah.

6. Disarankan ke peneliti berikutnya agar variabel pengalaman sebelumnya diteliti lebih lanjut karena kemungkinan membawa pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan RSUD Pandan.

7. Agar pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah mengadakan biaya pendampingan pasien.


(6)

63 DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri, A.S. 1997, Rumah Sakit Proaktif, Suatu Pemikiran awal, Jakarta.

Andersen, P. 1995. A Behavioral Model of Families Use of Health Service Research, University Chicago.

Azwar, A. 1996.Pengantar Administrasi Kesehatan, Bina Aksara, Jakarta. BPS, 2008, Badan Pusat Statistik Tahun 2008, Jakarta

Brotowasisto, 1999. Reformasi Rumah Sakit, Grya Husada Vol.2

Ghozali, I. 2005, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hebert, A.S. 1998, Perilaku Administrasi: Suatu Studi Tentang Proses Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Ingerani, 1996. Visi Departemen Kesehatan dalam Memantapkan Sistem Rujukan Dati II Melalaui Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah, Pelatihan Manajemen Strategis bagi Direktur RSUD, Yogyakarta.

Jaminan Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin

(ASKESKIN), 2007, Departemen Kesehatan RI

Kumara, R.N., 1990, Optimalisasi Penelitian Tentang Pengembangan Tenaga

Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Dinas Kesehatan. Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Ekonomi Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Miller, 1997. B.C. Use Of Medical Care by African American and White Older Persons: comparative Analysis of Three National Data Lets, Social sciences 52 B.

Murdoto, 1997. Analisis Sistem Rujukan Medis Ibu dan Anak Studi Kasus Rumah Sakit Umum Subang Tahun 1989-1996. Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta. Singarimbun, M., Sofian Effendi (Editor), 1989. Metode Penelitian Survey ,LP3ES,

Jakarta.