Distribusi Penderita Hipertensi Epidemiologi Hipertensi

d. Mata Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada retina area pada mata yang sensitif terhadap cahaya. Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan merupakan indikator awal penyakit jantung. 31

2.8. Epidemiologi Hipertensi

2.8.1. Distribusi Penderita Hipertensi

a. Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Orang Tekanan darah tinggi lumrah bagi pasien yang sudah berusia lanjut lansia. Ini karena terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah bagian dalam. Hal ini karena sebelumnya terjadi pengendapan lemak di dinding pembuluh darah. 22 Berdasarkan hasil Riskesdas Balitbangkes tahun 2007, hipertensi tampak meningkat sesuai peningkatan umur responden. Prevalensi hipertensi pada responden yang berumur 45-54 tahun 42,40, 55-64 tahun 53,70, 65-74 tahun 63,50, dan 75 tahun 67,30. 32 Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause biasanya setelah usia 50 tahun, tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria. 17 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Balitbangkes tahun 2007, prevalensi hipertensi pada kelompok umur 18 tahun pada pria 31,30 dan pada wanita 31,90. 32 Universitas Sumatera Utara Tekanan darah tinggi sangat sering terjadi pada orang berkulit hitam, yaitu 3 kali lebih sering dibandingkan orang berkulit putih. Perbedaan ini timbul akibat perbedaan genetik kedua populasi tersebut. Hipertensi pada orang keturunan Afrika lebih sensitif terhadap garam dalam pola makan, yang diperkirakan berkaitan dengan sistem renin- angiotensin. Orang berkulit hitam memiliki kadar renin yang lebih rendah. 31 Berdasarkan hasil penelitian Yulia 2010 yang dilakukan di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Sering Medan Tembung, diketahui bahwa prevalensi hipertensi pada kelompok lansia yang bekerja 31,58 dan pada kelompok yang tidak bekerja 37,88. Berdasarkan hasil penelitian yang sama, diketahui bahwa prevalensi hipertensi pada kelompok lansia yang memiliki kebiasaan merokok 70,97 dan pada kelompok yang tidak memiliki kebiasaan merokok 20,55. b. Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tempat 10 Saat ini terdapat kecenderungan pada masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko hipertensi seperti stres, obesitas kegemukan, kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan, membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif seperti hipertensi. 9 Tetapi hal ini sedikit berbeda dengan hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Balitbangkes tahun 2007, yang menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di perkotaan 30,80 dan di pedesaan 32,20. 32 Berdasarkan hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Yulia 2010, didapatkan bahwa prevalensi hipertensi di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Sering Medan Tembung tahun 2010 adalah 35,58. c. Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Waktu 10 Di Indonesia berdasarkan hasil survei INA-MONICA Multinational Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease tahun 1988 angka hipertensi mencapai 14,90, jumlah penderita hipertensi terus meningkat hingga 16,90 pada survei 5 tahun kemudian. 34 Di Jawa Tengah, berdasarkan laporan rumah sakit dan puskesmas, proporsi kasus hipertensi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan jumlah kasus penyakit tidak menular secara keseluruhan, pada tahun 2004 proporsi kasus hipertensi sebesar 17,34, meningkat menjadi 29,35 di tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 39,47.

2.8.2. Determinan Penderita Hipertensi