Pembelajaran CIRC Landasan Teori

m Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

2.1.3. Pembelajaran CIRC

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition termasuk salah satu tipe pembelajaran Cooperative Learning. Pada awalnya CIRC diterapkan dalam pembelajaran Bahasa. Dalam kelompok kecil, para siswa diberi suatu teksbacaan ceritanovel, kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi dan menulis ikhtisar cerita atau memberikan tanggapan terhadap isi cerita atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru Nur, 1999: 21. Dalam pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan jenis kelamin, sukubangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Dengan pembelajaran kelompok diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam satu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggungjawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dan memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC. Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno 2006: 3-4 memiliki delapan komponen. Delapan komponen tersebut antara lain: a Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang teriri atas 4 atau 5 siswa; b Placement Test, misalnya diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; c Student Creative, melaksanakan tugas daam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; d Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; e Team Scorer and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. f Teaching Group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang tugas kelompok; g Fact Test, yaitu pelaksanaan tes atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh; h Whole Class Units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. Beberapa kekuatan tipe CIRC adalah sebagai berikut: 1. Menunjang munculnya pembelajaran aktif, kreatif, efetif dan menyenangkan. 2. Melatih siswa untuk bekerja sama secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai life together. 3. Secara khusus kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut : a CIRC sangat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. b Dominasi guru dalam proses pembelajaran berkurang. c Pelaksanaan program sedehana. d Siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja dalam kelompok e Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. f Mengurangi perilaku siswa yang mengganggu. g Membantu siswa yang lemah. h Meningkatkan hasil belajar. Menurut Suyitno 2006 langkah-langkah yang ditempuh seorang guru mata pelajaran matematika dalam menerapkan pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut: 1. Guru menerangkan suatu materi pokok tertentu kepada para siswanya misalnya dengan metode ceramah. 2. Guru memberikan latihan soal termasuk cara menyelesaikan soal cerita. 3. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa Learning Society yang heterogen. Setiap kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa. 4. Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membaginya kepada setiap siswa dalam kelompok yang sudah terbentuk. 5. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut: a Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita tersebut, b Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, c Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, d Menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya, e Saling merevisi dan mengedit pekerjaanpenyelesaian jika ada yang perlu direvisi, dan f Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru. 6. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC Team Study. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. 7. Guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan temuannya di depan kelas. 8. Guru memberikan tugasPR soal cerita secara individual kepada para siswa tentang materi pokok yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini soal cerita diganti dengan soal pemecahan masalah. Menurut pendapat penulis, hal ini karena terkait dengan tingkat kesamaan pengerjaan soal cerita dengan soal pemecahan masalah, yaitu perlu menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan penyelesaiannya secara urut.

2.1.4. Alat Peraga Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45