Limbah Industri BAB IV RTPLP IJOBALIT 2016

4.3.6. SAMPAH

Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat masalah sampah merupakan masalah klasik serta jumlah sampah yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk suatu wilayah perencanaan. Hal ini berlaku juga pada perkembangan di Kelurahan Ijobalit, baik itu dalam waktu yang cepat atau lambat akan mempengaruhi peningkatan jumlah sampah. Berdasarkan hasil baseline 98 Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPSTPA kurang dari 2 kali seminggu. Saat ini masalah persampahan di wilayah Kelurahan Ijobalit, terutama dikawasan perkampungan tidak terkelola dengan baik Masyarakat masih membuang sampah disempadan kali, di salurandrainase, pekaranganlahan kosong serta mengumpulkan sampah didepan rumah baru kemudian membakarnya atau dapat dikatakan dikelola secara tradisional. Dengan adanya kondisi tersebut apabila tidak ditangani secara tepat dan sejak dini maka akan menimbulkan dampak pada masa mendatang. Sebagai dasar arahan pengelolaan sampah pada masa mendatang di Kelurahan Ijobalit, dapat mengacu pada standart pengelolaan sampah. Pada kondisi Kelurahan ijobalit berdasarkan hasil analisa proyeksi produksi sampah, sampah yang dihasilkan per hari kurang dari 8 m3 maka alternative solusinya masing-masing rumah tangga Menyediakan tong sampah Kantong Plastikkarung bekas kemudian langsung di angkut oleh kendaraan roda tiga langsung ke lokasi TPA. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel Proyeksi produksi sampah dan kebutuhan sarana persampahan di bawah ini KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT 4.3.7. MITIGASI BENCANA 4.3.7.1. PROTEKSI KEBAKARAN Musibah kebakaran secara besar belum pernah terjadi di Kelurahan Ijobalit, namun potensi kebakaran sangat rentan terjadi. Jika dilihat dari kondisi saat ini, kecendrugan bencana kebakaran sangat rentan terjadi pada permukiman penduduk. Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka kajian dan asumsi terjadinya bancana kebakaran adalah sebagai berikut : - Rumah penduduk yang dominan tidak memiliki pekarangan. - Akses jalan lingkungan yang pada umumnya terbatas lebar gang dengan lebar 1,5 meter. - Minimnya pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun buatan. KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT - Tidak adanya kesiapan warga mengenai sarana antisipasi dan pencegahan kebakaran, seperti hidrant, minimnya sumber air di ruang terbuka dan jalur mitigasi. KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.3.7.2. Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi, Tsuname,

Letusan Gunung Api, Banjir, Angin TopanPutting Beliung, Tanah Longsor, Dll Di Kelurahan Ijobalit rawan akan bencana banjir genangan pada waktu musim hujan, bencana banjir yang ada tidak begitu besar dan hanya terjadi di musim penghujan, banjir ini lebih disebabkan saluran drainase yang kurang memadai, serta kurangnya perhatian warga dalam menyediakan lahan sisa di dalam pekarangan sebagai resapan, sehingga air hujan tidak terserap ke tanah Berdasarkan kondisi eksisting di atas, maka kajian dan asumsi terjadinya Banjir genangan adalah sebagai berikut : - Bencana banjir genangan dapat terjadi pada waktu musim hujan, tinggi genangan 30 cm dan durasi genangan 2jam Radi us Pencap aian Lokasi Penyelesaian 1 Taman Tempat Bermain 250 300 10 m ? Ditengah kelompok tetangga 2 Taman Tempat Bermain 2,500 1,250 1.0 00 m ? Di Pusat Kegiatan Lingkungan 3 Taman dan Lapangan Olah Rag a 30,000 9,000 Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidi kan 4 Taman dan Lapangan Olah Rag a 120,000 24,000 Terletak di jalan utama Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidi kan 5 Jalur Hijau Terletak menyebar 6 Kuburan Pemakaman Umu m 120,000 Mempertimbangka n radius pencapaian dan area yang dilay ani Sumber : SNI 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Krite ria N o Jenis Sarana Juml ah Pendu duk Penduk ung Jiw a Kebutu han Luas Lahan Min. m2 KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT yang hanya menimbulkan kerusakan matrial dan tidak sampai menimbulkan jatuh korban. - Minimnya jaringan jalan yang memiliki prasarana saluran drainase dan saluran drainase Yang tidak memadai - Kesadaran masyarakat tentang tanggap bencana tersebut masih rendah dan belum adanya antisipasi dini, seperti jalur mitigasi dan kualitas bangunan permukiman warga yang relatif dibawah standart atau sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: 4.3.8. RUANG TERBUKA PUBLIK Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan yang mempunyai arti landscape, hardscape dan taman bermain, dimana berfungsi sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan sebagai penyangga kehidupan wilayah disekitarnya. Berikut adalah standart analisa kebutuhan akan ruang terbuka. T ABEL

4.6. S

TANDART K EBUTUHAN R UANG T ERBUKA , T AMAN L APANGAN O LAH R AGA Jika dilihat dari kondis saat ini, ruang terbuka yang berada di wilayah Kelurahan Ijobalit adalah berupa areal makam dan tegalan. KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT Terdapat beberapa kajian dan asumsi perkembangan ruang terbuka pada masa mendatang yang terdapat di Kelurahan Ijobalit adalah :  Makam yang terdapat di Kelurahan Ijobalit sebanyak 1 unit yang berada di Lingkungan Ijobalit Daya dimana saat ini kondisi kawasan pemakaman tersebut masih terbatas terutama dari sisi penataan dan penerangan. Pada masa mendatang diasumsikan perlua adanya penataan dan penerangan yang memadai.  Pengembangan jalur hijau untuk di Kelurahan Ijobalit Induk pada masa mendatang diasumsikan dapat dikembangkan pada koridor jalan provinsi, jalan desa, jalan lingkungan, sekitar bantaran sungai dan saluran irigasi dengan penanaman pohon pelindung dan pengarah. Tegalan dan pekarangan yang terdapat di wilayah Kelurahan Ijobalit pada umumnya berada disekitar permukiman warga, dimana kecendrungan pemanfaatannya masih belum optimal dan bahkan banyak yang diterlantarkan ditumbuhi oleh tanaman semak dan tidak terawat. Asumsi perkiraan pada masa mendatang diharapkan peran serta pemilik lahan untuk dapat mengoptimalkan lahan tersebut melalui penataan pekarangan menjadi lebih berguna dan bermanfaat. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini : KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.4. ANALISIS KEBUTUHAN SARANA SOSIAL – EKONOMI

Masalah kemiskinan yang ada di wilayah perencanaan merupakan masalah klasik, dimana sampai saat ini masyarakat miskin tetap dapat bertahan dengan kondisi ekonomi saat ini. Kondisi ini dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat itu sendiri maupun kebijakan pemerintah tidak propoor0, pudarnya nilai-nilai kemanusiaan tolong menolong, gotong royong, dan lainnya. Berdasarkan pengelompokan KK miskin yang terdapat di wilayah perencanaan, maka kelompokkomunitas berdasarkan jenis pekerjaannya paling besar menjadi KK misikin adalah kelompok buruh tani. Hal ini disebabkan karena buruh tani adalah orang yang bukan sebagai pemilik sawah dan atau bukan sebagai penggarap, melainkan orang yang dipekerjakan oleh pemilik sawah dan pekerjaanya musiman, baik itu saat penanaman maupun dipekerjakan pada saat panen. Adapun kajian social dan ekonomi warga miskin di wilayah perencanaan ini dapat dilihat pada table di bawah ini.

4.5. ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA LINGKUNGAN

KELURAHAN IJOBALIT KELURAHAN IJOBALIT

4.5.1. KEBUTUHAN LISTRIK