Pengaruh Efikasi Diri dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan

(1)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) PENGARUH EFIKASI DIRI DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP

KEBERHASILAN USAHA RUMAH MAKAN NASI KAPAU Hj. UNI EMI

Para pengusaha yang terhormat, Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pertanyaan wawancara atas penelitian tentang pengaruh Efikasi Diri dan Kecerdasan Emosi terhadap Keberhasilan Usaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni emi. Saya mohon Anda dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda cross (X) pada jawaban anda yang Anda pilih dan menuliskan jawaban Anda pada tempat yang disediakan pada bagian I yaitu Identitas Responden. Sedangkan pertanyaan pada bagian II menyediakan jawaban dengan pilihan Ya atau Tidak. Masing-Masing responden hanya diberi kesempatan memilih 1 (satu) jawaban dengan cara memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia.


(2)

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ...

2. Status*) : a. Menikah b. Belum Menikah

3. Umur*) : a. Di bawah 20 tahun d. 41-50 tahun b. 21-30 tahun e. Di atas 50 thn c. 31-40 tahun

4. Pendidikan*) : a. SD d. Diploma g. S3 b. SMP e. S1 (Sarjana) c. SMA f. S2

5. Tempat/ Tgl. Lahir : ...

6. Alamat sekarang : ………..

7. Lama berwirausaha : ...

8. Nama Usaha : ...

9. Memulai Usaha (Tgl/Bln/Thn) : .../.../...

10.Alamat Usaha : ...


(3)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

No Pertanyaan Ya Tidak

Efikasi Diri

1 Apakah Anda yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis?

Alasan:

2 Apakah Anda selalu menyelesaikan masalah dengan cepat ?

Alasan:

3 Apakah anda yakin dapat mengembangkan usaha rumah makan ini?

Alasan:

4 Apakah anda yakin dapat bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha ini?. Alasan:.

5 Apakah anda mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha?

Alasan:

6 Apakah anda merasa mampu bersaing dengan pedagang lain?

Alasan:

7 Apakah anda berkeinginan untuk maju?

Alasan: tentu saja, setiap pelaku usaha pasti ingin usahanya maju dan berkembang 8 Apakah anda merasa mampu memotivasi

karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha?

Alasan:

9 Apakah anda Selalu tekun dalam bekerja? Alasan:

10 Apakah anda tipe orang yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan?


(4)

No Pertanyaan Ya Tidak

Kecerdasan Emosi

1

Apakah anda melayani pembeli dengan ramah dan baik?

Alasan: 2

Apakah anda dapat mengontrol emosi saat menangani pelanggan yang marah- marah?

Alasan:

3

Apakah anda dapat memotivasi diri untuk terus optimis dalam kegiatan usaha?

Alasan: 4

Apakah anda terpengaruh pada usaha pesaing yang sama jenisnya?

Alasan:

5

Apakah anda mampu mengenali emosi yang anda rasakan?

Alasan:s

6 Apakah anda memiliki rasa percaya diri? Alasan:

7

Apakah anda mampu mengendalikan emosi anda?

Alasan:

8

Apakah anda tipe orang yang memiliki sifat optimis?

Alasan:


(5)

dari orang Lain? Alasan:

10

Apakah anda mampu berkomunikasi dengan lancar dan baik?

Alasan:

No Pertanyaan Ya Tidak

Keberhasilan Usaha

1 Apakah Jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya? Alasan:

2 Apakah Jumlah produksi terus meningkat harinya ? Alasan:

3

Apakah Jumlah produksi dapat memenuhi permintaan pasar?

Alasan:

4 Apakah Pendapatan usaha meningkat setiap bulannya? Alasan:

5 Apakah Jumlah pelanggan terus bertambah? Alasan:

6

Apakah anda memiliki pelanggan dari luar daerah Medan?

Alasan:

7 Apakah modal usaha meningkat setiap tahunnya? Alasan:

8

Apakah gaji para karyawan semakin meningkat setiap tahunnya?

Alasan:


(6)

10 Apakah Pelanggan semakin puas dengan pelayanan dari rumah makan anda?

Alasan:

11 Apakah Loyalitas pelanggan anda meningkat? Alasan:

12

Adakah kemungkinan untuk membuka cabang baru?

Alasan: 13

Apakah laba yang Anda dapatkan sekarang sudah menutupi modal awal Anda ?

Alasan: 14

Apakah perkembangan usaha Anda selama ini dirasakan cukup memuaskan ?


(7)

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Abror Rachman. (1993). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. Astomoen, H Moko, 2005. Entreprenurship, Alfabeta, Bandung.

Basrowi, 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Bimo Walgito. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Chowdhury, Sanjib, 2009. Gender Difference and The Formation of Entrepreneurial Self efficacy. Michigan.

Dede Rahmat Hidayat.2011. Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Jakarta : Indeks

Echdar, H. Saban, 2013. Manajemen Entrepreneurship Kiat Sukses Menjadi Wirausaha. Penerbit : Andi, Makassar

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi, dan Frida Ramadini, 2010

Kewirausahaan.USU Press, Medan.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Penerbit : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat, 2003 Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit

:Erlangga, Jakarta.

Mujiadi. (2003). Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Nur Gufron & Rini Risna Wita, 2012. Teori-teori Psikologi Aruzz Media, Yogyakarta

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV. Alfabet, Bandung. Sunyoto, Danang, 2013. Kewirausahaan Untuk Kesehatan, NuhaMedika,

Yogyakarta.

Sunarya, PO Abas, Sudaryono & Asep Saefullah, 2010. Kewirausahaan. Penerbit : Andi, Tanggerang


(8)

Suryana, 2003.Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Tarigan, Josua. &Yenawan, Swenjiadi, 2013. Business And Personal Development, Andi, Surabaya.

Yanuarita, Franc. Andri, 2014. Rahasia Otak dan Kecerdasan Anak, Teranova Books, Jawa Tengah.

JURNAL

Bandura, Albert (1986). Self-Efficacy (Efikasi Diri).

12 April 2016).

Daulay, Rina W. dan Frida Ramadini. 2013. Efikasi Diri dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Fotocopy dan Alat Tulis Kantor di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

Ernawati. 2010. Pengaruh Kompetensi, Kecerdasan Emosional dan Efikasi Diri terhadap Kenyamanan Pimpinan dalam Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan 10, 1: 74 – 82.

Naseer, Zainab.,Chishti, Saeed-ul-Hassan., Rahman, Fazalur. &Jumani, NabiBux. 2011. Impact Of Emotional Intelligence on Team Performance in Higher Education Institutes. International Online Journal of Educational Sciences. Vol. 3, No. 1, Hal. 30-46.

Nesculescu, Ecaterina. &Mironov, Gabriela. 2010. Emotional Intelligence in Romnaian Business.European Integration – Realities and Perspectives. Sumiyarsih, Wiwik.,Mujiasih, Endah., &Ariati, Jati, 2012. Hubungan Antara

Kecerdasan emosional Dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 11, No. 1, Hal. 19-27.

Wahyuni, Sri. 2013. Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMK Negeri 1 Samarinda.eJournal Psikologi, 88-9. Yapono,Farid & Suharnan, 2013. Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan


(9)

SKRIPSI:

Hermana, Yusdian Frizi. 2013. Pengrauh Kecerdasan Emosional

WirausahaTerhadap Keberhasilan Usaha (Survei pada Pengusaha Kain di Sentra Industri Kain Cigondewah Bandung). Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung.

Fitri, Petrika 2015. Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan.

NasutiPengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan.

WEBSITE

(http://www.indojobs.info/5-faktor-utama-banyaknya-pengangguran.html)


(10)

BAB III

METODE PENELTIAN 3.1 Jenis Penelitian

Membahas mengenai macam-macam penelitian yang ada sangat tergantung dari sudut mana pihak peneliti melihatnya, secara umum dikenal tiga jenis penelitian.yaitu penelitian melalui desain eksploratif (penjajakan), deskriptif dan kausal (Umar, 2008: 10). Penelitian ini menggunakan jenis desain deskrptif yang mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian dan berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2Tempat dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian adalah Rumah Makan Nasi Kapau H. Uni Emi yang beralamat di Jl. Rotan No 83, Medan Petisah, Kota Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan juni 2016 hingga september 2016.

3.3 Batasan Istilah

Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh Efikasi diri dan Kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah X1 : Efikasi Diri

X2 : Kecerdasan Emosi Y : Keberhasilan Usaha


(11)

3.4 Defenisi Istilah

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah : 1. Efikasi Diri (X1)

Efikasi diri adalah “penilaian diri terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan”. Efikasi diri memberikan dasar bagi motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi ( Hidayat, 2011:156)

2. Kecerdasan Emosi (X2)

Menurut Goleman (Yanuarita, 2014:10), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan pengungkapannya melalui keterampilan. 3. Keberhasilan Usaha (Y)

Astamoen (2005:251) Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan.


(12)

Tabel 3.1 berikut ini menjelaskan tentang operasianal variabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel

NO VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR SKALA

1. Efikasi Diri

(X1) Keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu 1.Keyakinan Individu 2.Tindakan 3.Sumber Daya Kognitif

1.Dapat mengatasi Masalah -masalah dalam berbisnis 2. Dapat mengembangkan usaha rumah makan ini 3. Yakin akan mendapatkan laba yang tinggi 4. Mampu bersaing dengan pedagang-pedagang lain 1.Berkeinginan untuk maju dan dapat mengelola sumber daya dengan baik 2.selalu tekun bekerja, tidak Mengenal lelah, tidak mudah putus asa atau pantang menyerah dalam menghadapi tantangan 3. Dapat memotivasi karyawan agar terus-menerus mau bekerja keras agar tercapainya tujuan usaha.

1.Dapat menerima konsekuensi-konsekuensi Bisnis 2.Dapat menerima ketidakpastian penghasilan Skala Guttman


(13)

Lanjutan Tabel

NO VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR SKALA

2. Kecerdasan Emosional (X2) Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan pengungkapann y

a melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

1. Mengenali Emosi Diri

2. Mengelola Emosi

3. Motivasi Diri Sendiri

4. Mengenali Emosi Orang

lain

5.Keterampilan Sosial

a. Kesadaran emosi. b. Penilaian diri secara

akurat. c. Percaya diri a. Kemampuan

menangani perasaan. b. Pengendalian emosi. c. Kemampuan

menghibur diri sendiri.

d. Kemampaun untuk bangkit dari perasaan yang menekan.

a. Keinginan dari dalam diri.

b. Dorongan dari dalam diri.

c. Tujuan dari dalam diri. d. Optimisme

a. Empati kepada orang lain. b. Kemampuanmen

dengarkan orang lain. c. Menerima sudut pandang

orang lain.

a. Berinteraksi dengan lancar b. Menangani emosi c. Membaca situasi dan

jaringan sosial d. Bermusyawarah

Skala Guttman

3. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan

usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami. 1. Produksi dan jasa 2. Pendapata 3. Pelanggan

1. Keuntungan usaha 2. Perkembangan

usaha

3. Jumlah penjualan 4. Pertumbuhan

usaha

5. Peningkatan hasil produksi

6. Jumlah pelanggan meningkat 7. Kepuasan pelanggan meningkat 8. Loyalitas pelanggan meningkat Skala Guttman


(14)

3.5Skala Pengukuran Variabel

Variabel faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan diukur dengan menggunakan skala pengukuran Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu “ya – tidak” , “benar – salah”, “pernah – tidak pernah”, “positif – negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 (Sugiyono, 2005:90).

3.6 Informan Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian, informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti: (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti; (3) informan tambahan, yaitu


(15)

mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti (Suyanto, 2005:171).

Menurut Usman (2009:82) dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi, tetapi sampling yang merupakan pilihan peneliti sendiri dan yang ditentukan peneliti sendiri secara pusposif yang disesuaikan dengan tujuan penelitiannya, sampling tersebut dijadikan responden yang relevan untuk mendapatkan data

Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan informan kunci. Yang menjadi informan kunci adalah pemilik usaha rumah makan itu sendiri yaitu Hj. Uni Emi

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni :

3.7.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.


(16)

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara-Mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha Rumah Makan Nasi Kapau H. Uni Emi.

3.8.2 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di rumah makan Rumah Makan Nasi Kapau H. Uni Emi untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

3.8.3 Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.


(17)

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para informan. Tujuan analisis data kualitatif yaitu: (1) menganalisa proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisasi makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial (Bungin, 2007:153). Penganalisisan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data, dan informasi, kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Data-data yang terkumpul baik lewat studi kepustakaan dan kuesioner serta wawancara akan disajikan dalam bentuk analisis tabel tunggal.


(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi

Pencapaian kesuksesan dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan kerja keras. Begitu juga halnya dalam menjalankan usaha/bisnis diperlukan kerja keras agar dapat terus maju dan berkembang. Uni Emi dan suaminya H. Syamsurizal memulai usahanya sejak tahun 1982 di Jalan Kota Baru kawasan Pasar Petisah, setelah hampir 15 tahun disana kemudian pindah ke kawasan lain sekitar dua tahun dan di Golden selama 5 tahun. Untuk menyahuti keinginan pelanggan yang sudah terbiasa dengan lokasi daerah Golden, ia mencari lokasi baru dan sejak tahun 2002 lalu ia menempati lokasi baru di Jalan Rotan (belakang Golden).

Sebutan Nasi Kapau, menurutnya diambil dari nama kampungnya Desa Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Sumatera Barat sana. Kapau hanyalah nama sebuah desa, dan memang kebanyakan masyarakat di sana membuka usaha di rumah makan. Kalau merantau ke daerah lain pun kebanyakan akan membuka usaha rumah makan nasi kapau.

Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan beberapa dasar sebagai berikut:


(19)

1. Lokasi ini berada di pusat kota, di sekitarnya terdapat kantor-kantor tempat masyarakat bekerja setiap hari dan sekolah sehingga diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen.

2. Lokasi ini strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen karena terletak di tepi jalan yang senantiasa ramai oleh lalu lalang kendaraan.

4.1.1.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan

Visi usaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan adalah

1. Menjadikan usaha yang berguna bagi diri, keluarga dan orang lain dari waktu ke waktu

2. Menjadikan usaha yang dapat dijalankan secara turun temurun untuk keluarganya

3. Menjadikan perusahaan yang mengutamakan rasa dan kualitas terbaik bagi pelanggan

Misi usaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan adalah 1. Menjadikan usaha Lebih sukses dimasa yang akan datang 2. Memperkenalkan cita rasa masakan khas minang

3. Menjadikan makanan tradisional dikenal oleh masyarakat global 4. Mengutamakan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan


(20)

Tata Nilai usaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan adalah 1. Bersikap sopan dan santun saat melayani pelanggan

2. Jujur

3. Mengutamakan kebersihan 4. Profesional

5. Disiplin

Budaya Perusahaan Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi adalah 1. Peningkatan berkelanjutan

2. Kualitas

3. Kepuasaan pelanggan adalah kebahagian pemilik

4.1.1.2 Struktur Organisai Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan Usaha keluarga ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Hj Uni Emi beserta suami sebagai pendiri usaha dan pemilik usaha keluarga membawahi anak-anaknya sebagai orang yang dipercaya untuk membantunya dalam mengelola usaha keluarga

Struktur organisasi perusahaan adalah suatu kerangka yang menentukan dan memperjelas tentang pembagian-pembagian suatu sistem komunikasi yang serasi sehingga dapat mencapai suatu koordinasi yang baik dan efektif. Bagan organisasinya adalah sebagai berikut :


(21)

Sumber : Hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi

Pembagian tugas dideskripsikan sebagai berikut: a. Pemilik

Pemilik usaha ini adalah Hj. Uni Emi beserta suami sebagi pemimpin dalam menjalankan usahanya dan memiliki wewenang penuh dalam menentukan peraturan dan pengambil keputusan.

b. Anak

Anak orang yang dipercayakan pemilik untuk membantu dalam mengurus segala sesuatu yang ada di restoran .

c. Karyawan

Karyawan sebagai Pramusaji yang bertugas untuk melayani pelanggan yang akan membeli dan tugas-tugas lainnya untuk membantu pemilik mengelola usaha.

Pemilik Usaha

Anak Pemilik usaha

Anak pemilik usaha


(22)

4.1.1.3 Gambaran umum Produk Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan

Rumah makan nasi Kapau "Uni Emi" merupakan salah salah rumah makan khas Sumatera Barat yang cukup terkenal di kota Medan. Seperti biasanya rumah makan khas Sumatera Barat akan menghidangkan aneka ragam masakan yang boleh dipilih sesuai selera, yaitu diantaranya ayam goreng, ayam gulai, ayam panggang, ayam rendang, dendeng balado, belut sambal ijo, gulai usus isi, gazebo, ikan kakap, kari kambing, ikan lele dan otak, juga arsik yang belakangan makin diminati.

Rumah makan ini terkenal dengan ayam goreng dan kari kambing, dan memang sudah terkenal sebagai salah satu jagonya dalam mengolah bumbu dan rempah pedas nan gurih khas padang. Tekstur ayam goreng yang garing dan tidak terlalu gemuk,membuat ayam goreng ini sangat enak untuk dinikmati, terasa gurih sekali, apalagi dinikmati bersama dengan sambal khas rumah makan ini yang terkenal dengan rasa pedasnya yang istimewa.

Ternyata ada satu lagi menu khas rumah makan ini yaitu kari kambing Kari kambing rumah makan ini sangat istimewa, terasa sangat lembut dan lezat, cocok sekali untuk dinikmati bersama dengan nasi putih yang bakal membuat siapapun yang menikmatinya bakal berikeinginan untuk menikmatinya lagi. Rumah makan ini juga menyediakan aneka minuman jus yang dibuat secar alami dari bahannya langsung.

Rumah makan ini juga memiliki pelayanan yang istimewa, terlihat dari keramahan para pelayan dalam melayani tamu. Begitu tamu duduk pelayan


(23)

langsung menghidangkan aneka masakan di meja makan yang boleh dipilih oleh para tamu sesuai dengan selera masing-masing. Bahkan pelayan terlihat sangat tanggap sekali dalam melayani tamu. Harga menu masakan di rumah makan ini tidaklah mahal, hanya berkisar Rp.10.000-an hinggga Rp.30.000-an per menu, sebuah harga yang cukup murah tentunya untuk menu-menu yang ditawarkan oleh rumah makan ini, apalagi dengan kelezatan masakan rumah makan ini membuat harga yang dikenakan untuk tiap menu terasa sangat bersahabat.

4.2 Hasil Penelitian

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Juni 2016 – Agustus 2016.

4.2.1 Analisis Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni emi . Hal hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama pengusaha, usia, status, pendidikan, lama berwirausaha dan modal awal usaha.


(24)

Tabel 4.1

Data Pribadi Pemilik Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni emi No. Nama

Responden

Umur (tahun)

Pendidikan terakhir

Status Modal awal

1. Hj. Helmi 58 tahun SMP Menikah Rp. 200.000

Sumber : Hasil penelitian 2016 (data diolah)

Tabel 4.1 menerangkan bahwa dari segi usia, pengusaha yang menjadi responden seluruhnya berusia diatas 50 tahun. Dari segi status pengusaha sudah menikah. Pengusaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi merupakan tamatan SMP.

4.2.2 Pengaruh Pengetahuan Efikasi Diri dan Kecerdasan Emosi terhadap Keberhasilan Usaha

Peneliti meneliti pengaruh fikasi diri dan Kecerdasan emosi terhadap Keberhasilan Usaha rumah makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi . Di dalam wawancara telah diajukan pertanyaan – pertanyaan mengenai faktor – faktor pendorong keberhasilan usaha kepada para responden. Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini.

4.2.2.1 Pengaruh Efikasi Diri

Peneliti melihat pengaruh efikasi diri merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha, maka peneliti akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 10 (sepuluh) indikator dalam 10 (sepuluh) pertanyaan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha rumah makan yang akan


(25)

diwawancarai berpendapat bahwa Efikasi Diri merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi adalah sebagai berikut :

1. Apakah Anda yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis?

Jawaban : ya, karena saya sudah terbiasa dalam menghadapi masalah-masalah yang sering terjadi di tandai dengan berdirinya rumah makan ini selama 34 tahun yang lalu

2. Apakah Anda selalu menyelesaikan masalah dengan cepat ?

Jawaban : ya, suatu masalah tidak dapat ditunda karena masalah harus diselesaikan dengan cepat agar tidak muncul masalah yang baru

3. Apakah anda yakin dapat mengembangkan usaha rumah makan ini? Jawaban : ya, karena dengan pelayanan yang saya berikan dan konsistensi pada rasa juga pelanggan yang telah memiliki loyalitas kepada rumah makan kami ini, maka saya yakin dapat mengembangkan usaha saya ini. 4. Apakah anda yakin dapat bertindak cepat untuk melakukan perubahan

terhadap usaha ini?.

Jawaban : ya, karena dalam menghadapi perubahan kita perlu melakukan penyesuaian – penyesuaian dan juga melakukan tindakan secepat mungkn, sehingga kita tidak tertinggal dalam perkembangan zaman dan tidak kalah dengan pesaing.


(26)

Jawaban : menurut saya, berfikir kreatif dan inovatif sangat penting dalam menjalankan usaha, tetapi konsistensi terhadap kualitas juga tidak dapat dikesampingkan.

6. Apakah anda merasa mampu bersaing dengan pedagang lain?

Jawaban : persaingan dalam dunia kuliner sangatlah luas dan ketat, maka yang perlu saya berikan pada pelanggan adalah kualitas pelayanan dan rasa yang berkelanjutan sehingga para pelanggan memiliki rasa loyal pada rumah makan kami, dan dengan itu kami yakin dapat bersaing dengan rumah makan lain.

7. Apakah anda berkeinginan untuk maju?

Jawaban : tentu saja, setiap pelaku usaha pasti ingin usahanya maju dan berkembang

8. Apakah anda merasa mampu memotivasi karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha?

Jawaban : untuk mencapai tujuan usaha kami, semua tidak terlepas dari campur tangan karyawan saya. Mereka lah yang bersentuhan langsung dengan pelanggan kami, sehingga memotivasi karyawan menjadi hal utama yang dilakukan

9. Apakah anda Selalu tekun dalam bekerja?

Jawaban : : ketekunan adalah kunci utama dalam menjalankan suatu usaha, karena jika kita tidak tekun dalam menjalankan usaha maka usaha kita akan cepat goyah dan kalah bersaing.


(27)

10. Apakah anda tipe orang yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan?

Jaawaban : sebenarnya, setiap orang pasti pernah merasa tidak mampu dalam menghadapi sebuah tantangan, tetapi adalah keharusan bagi kita untuk memacu diri dan menanamkan jiwa pantang menyerah dalam menghadapi setiap tantangan agar dikemudian hari tantangan – tantangan yang kita hadapi dapat kita selesaikan dengan mudah.

Tabel 4.2

Asosiasi Responden Terhadap Pengaruh Efikasi Diri

Asosiasi Jumlah jawaban “ya” % Jumlah jawaban “tidak” %

Apakah Anda yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis?

1

Apakah Anda selalu menyelesaikan masalah dengan cepat ?

1

Apakah anda yakin dapat mengembangkan usaha rumah makan ini?

1

Apakah anda yakin dapat bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha ini?.

1

Apakah anda mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha?

1

Apakah anda merasa mampu bersaing dengan pedagang lain? 1


(28)

Apakah anda berkeinginan untuk

maju? 1

Apakah anda merasa mampu memotivasi karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha?

1

Apakah anda Selalu tekun dalam bekerja?

1

Lanjutan tabel

Apakah anda tipe orang yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan

1

Jumlah total skor 10 100 % 0 0

Sumber : hasil penelitian 2016 (data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor jawaban ‘ya’ atas pertanyaan yang menyangkut faktor Efikasi Diri dalam usaha rumah makan nilai skornya adalah 10 (sepuluh).

Responden yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis sebesar 100%. Responden sebesar 100% menjawab bahwa selalu menyelesaikan masalah dengan cepat, dengan belajar dari kegagalan yang dialami akhirnya berusaha mendirikan dan mengelola usaha rumah makan yang sedang dijalankan. Berikutnya, responden melihat adanya peluang bisnis dari usaha yang akan di jalankan dan yakin dapat mengembangkan usaha rumah makan ini sehingga berani membuka usaha di bidang ini sebesar 100% responden. Selanjutnya, responden mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha di


(29)

bidang ini sebesar 100%. Responden juga melihat dirinya adalah tipe orang yang selalu tekun dalam bekerja dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan sebesar 100 %.

4.2.2.2 Pengaruh Kecerdasan Emosi

Peneliti melihat pengaruh Kecerdasan Emosi merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha, maka peneliti akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 10 (sepuluh) indikator dalam 10 (sepuluh) pertanyaan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha rumah makan yang akan diwawancarai berpendapat bahwa kecerdasan emosi merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi adalah sebagai berikut :

1. Apakah anda melayani pembeli dengan ramah dan baik?

Jawaban : pelayanan yang ramah dan baik adalah kunci kesuksesan kami. Karena kami bergerak dibidang produk dan jasa, sehingga tidak hanya kualitas produk yang perlu diperhatikan tapi juga keramahan kunci kesuksesan kami.

2. Apakah anda dapat mengontrol emosi saat menangani pelanggan yang marah- marah?

Jawaban : pelanggan yang marah merupakan hal biasa dan harus dihadapi dengan kepala dingin, karena masukan pelanggan sebagai masukan bagi kami untuk perkembangan usaha kami.


(30)

3. Apakah anda dapat memotivasi diri untuk terus optimis dalam kegiatan usaha?

Jawaban : sebagai pemilik usaha, tugas kita bukan hanya memotivasi karyawan, tetapi juga harus memotivasi diri sendiri juga. Pesaing juga memotivasi saya agar saya dapat terus menerus mengembangkan usaha ini.

4. Apakah anda terpengaruh pada usaha pesaing yang sama jenisnya?

Jawaban : tentu saja, karena pesaing yang jenisnya sama juga dapat memacu kita agar terus maju dalam mengelola usaha

5. Apakah anda mampu mengenali emosi yang anda rasakan?

Jawaban : seiring berjalannya waktu, saya sebagai pelaku usaha dapat mengenali emosi yang saya rasakan, dan saya dapat membedakan mana masalah pribadi dengan masalah bisnis.

6. Apakah anda memiliki rasa percaya diri?

Jawaban : sebagai pelaku usaha, rasa percaya diri merupakan hal yang sangat penting, terutama difase awal pertumbuhan usaha, jika kita tidak memiliki percaya diri maka kita tidak dapat berkembang.

7. Apakah anda mampu mengendalikan emosi anda?

Jawaban : didalam menjalankan suatu usaha mampu mengendalikan emosi merupakan salah satu faktor penting karena didalam menjalankan usaha perasaan seperti marah dan sedih tidak selalu perlu kita tunjukkan dan mengendalikan emosi akan berakibat baik didalam menjalankan usaha 8. Apakah anda tipe orang yang memiliki sifat optimis?


(31)

Jawbaan : tentu saja, sifat optimis sangat penting untuk dimiliki karena jiwa optimistis diperlukan dalam persaingan dan menjalankan suatu usaha. 9. Apakah anda mampu menerima sudut pandang dari orang Lain?

Jawaban : masukan dan pandangan orang lain dapat dijadikan pelajaran agar kita lebih baik kedepannya.

10. Apakah anda mampu berkomunikasi dengan lancar dan baik?

Jawaban : jujur saja, saya bukan orang yang memiliki komunikasi dengan baik namun juga tidak bisa dikatakan seseorang dengan komunikasi yang buruk. Saya lebih kearah tindakan dalam menjalankan usaha.

Tabel 4.3

Asosiasi Responden Terhadap Pengaruh Kecerdasan Emosi

Asosiasi Jumlah jawaban ”ya” % Jumlah jawaban tidak” %

Apakah anda melayani pembeli dengan ramah dan baik?

1

Apakah anda dapat mengontrol emosi saat menangani pelanggan yang marah- marah?

1

Apakah anda dapat memotivasi diri untuk terus optimis dalam kegiatan usaha?

1

Apakah anda terpengaruh pada usaha pesaing yang sama jenisnya?

1

Apakah anda mampu mengenali emosi yang anda rasakan?

1


(32)

diri?

Apakah anda mampu mengendalikan emosi anda?

1

Apakah anda tipe orang yang memiliki sifat optimis?

1

Apakah anda mampu menerima sudut pandang dari orang Lain?

1

Apakah anda mampu berkomunikasi dengan lancer

1

Jumlah total skor 9 90% 1 10%

Sumber : hasil penelitian 2016 (data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor jawaban ‘ya’ atas pertanyaan yang menyangkut faktor Kecerdasan Emosi dalam usaha rumah makan nilai skornya adalah 9 (sembilan). sedangkan untuk skor jawaban ‘tidak’ atas pertanyaan yang menyangkut faktor Kecerdasan Emosi nilai skornya adalah 1 (satu).

Responden yakin dapat melayani pembeli dengan ramah dan baik sebesar 100%. Responden sebesar 100% menjawab bahwa selaludapat mengontrol emosi saat menangani pelanggan yang marah-marah. Berikutnya, responden anda dapat memotivasi diri untuk terus optimis dalam kegiatan usaha sebesar 100%. Selanjutnya, responden mampu terpengaruh pada usaha pesaing yang sama jenisnya sebesar 100%. Responden juga melihat dirinya mampu mengenali emosi yang anda rasakan dan memiliki rasa percaya diri sebesar 100 %. Kemudian, responden adalah tipe orang yang memiliki sifat optimis dan mampu menerima sudut pandang dari orang Lain sebesar 100%. Dan yang terakhir pertanyaan yang


(33)

sebesar 100% dengan menjawab yaitu “jujur saja, saya bukan orang yang memiliki komunikasi dengan baik namun juga tidak bias dikatakan seseorang dengan komunikasi yang buruk. Saya lebih kearah tindakan dalam menjalankan usaha”

4.2.2.3 Keberhasilan Usaha

Peneliti melihat bahwa usaha Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi sudah mencapai taraf keberhasilan, maka peneliti akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 8 (delapan) indikator dalam 14 (empat belas) pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha merasa bahwa usaha rumah makan yang telah dijalankan sudah mencapai taraf keberhasilan.

1. Apakah Jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya?

Jawaban : tidak, hasil penjualan setiap tahunnya bervariasi dan bersifat fluktuatif tetapi hal tersebut tidak menjadi hambatan karena hasil penjualan masih diatas balik modal

2. Apakah Jumlah produksi terus meningkat harinya ?

Jawaban : tidak, jumlah produksi telah disesuaikan. Setelah bertahun-tahun menjalankan usaha saya telah menemukan takaran yang tepat untuk bahan baku produksi seperti beras cabai daging dsb


(34)

Jawaban : seperti yang saya jelaskan tadi permintaan pasar telah disesuaikan dengan persediaan bahan baku sehingga insyaallah dapat memenuhi permintaan pasar dan tidak kurang

4. Apakah Pendapatan usaha meningkat setiap bulannya?

Jawaban :tidak sebagai pelaku usaha dalah hal biasa terjadinya naik turun dalam pendapatan setiap bulannya tetapi hal tersebut telah diantisipasi 5. Apakah Jumlah pelanggan terus bertambah?

Jawaban : ya, pelayanan yang baik dan kualitas yang konsisten membuat banyak pelanggan menjadi loyal dan biasanya merekomendasikan ke orang lain yang dikenalnya.

6. Apakah anda memiliki pelanggan dari luar daerah Medan?

Jawaban : ya, beberapa pelanggan berasal dari luar daerah medan seperti padang, aceh bahkan dari Malaysia. Biasanya jika mereka berkunjung ke kota medan mereka menyempatkan datang rumah makan saya

7. Apakah modal usaha meningkat setiap tahunnya?

Jawaban : tidak karena modal usaha sudah disesuaikan dengan biaya yang ada sehingga bias dikatakan stabil

8. Apakah gaji para karyawan semakin meningkat setiap tahunnya?

Jawaban : dapat dikatakan tidak, karena gaji karyawan saya sesuaikan dengan beban kerja dan keadaan ekonomi pada saat itu sehingga dapat diakatakan stabil.


(35)

Jawaban : ya, awalnya rumah makan ini dijalankan dengan menggunakan tenda2 dipinggir jalan seiring berjalannya waktu sekarang kami telah memiliki bangunan tetap tiga lantai yang cukup untuk menanmpung pelanggan setiap harinya

10. Apakah Pelanggan semakin puas dengan pelayanan dari rumah makan anda?

Jawaban :dapat dikatakan iya, karena keluhan dari pelanggan sangatlah minim pelanggan biasanya merasa puas dengan pelayanan yang kami berikan hal tersebur tercermin dengan meningkatnya pelanggan dari rumah makan kami.

11. Apakah Loyalitas pelanggan anda meningkat?

Jawaban : saya rasa iya, karena pelanggan selalu kembali lagi dan merekomendasikan kepada kerabat teman temannya

12. Adakah kemungkinan untuk membuka cabang baru ?

Jawaban : saya masih memikirkan maslaah itu karena membuka cabang baru masih terkendala pada pengawasan rumah makan yaitu didapur, keuangan dan menjaga kualitas

13. Apakah laba yang Anda dapatkan sekarang sudah menutupi modal awal Anda ?

Jawaban : sudah pasti, karena rumah makan ini telah berjalan puluhan tahun dan sudah bisa dikatakan berhasil dengan kami memiliki gedung sendiri yang awal nya meminjam dana dari bank dengan cara mencicil dan


(36)

alhamdulillah dapat kami tebus dan memiliki tepat usaha yang nyaman dan luas.

14. Apakah perkembangan usaha Anda selama ini dirasakan cukup memuaskan ?

Jawaban : dapat dikatakan seperti itu karena dari awal saya membangun usaha ini saya telah melewati banyak hal yang membuat saya mendapat banyak pelajaran dan saya sangat puas dengan pencapaian saya yang selama 34 tahun ini

Tabel 4.4

Asosiasi Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

Asosiasi

Jumlah Jawaban

“ya “

%

Jumlah jawaban

“tidak “

%

Apakah Jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya?

1

Apakah Jumlah produksi terus

meningkat harinya ? 1

Apakah Jumlah produksi dapat memenuhi permintaan pasar?

1

Apakah Pendapatan usaha meningkat setiap bulannya?

1

Apakah Jumlah pelanggan terus bertambah?

1

Apakah anda memiliki pelanggan dari luar daerah Medan?


(37)

Apakah modal usaha meningkat setiap tahunnya?

1

Apakah gaji para karyawan semakin meningkat setiap tahunnya

1

Apakah anda telah memperluas tempat usaha?

1

Apakah Pelanggan semakin puas dengan pelayanan dari rumah makan anda?

1

Apakah Loyalitas pelanggan anda meningkat?

1

Adakah kemungkinan untuk membuka cabang baru ?

1

Apakah laba yang Anda dapatkan sekarang sudah menutupi modal awal Anda ?

1

Apakah perkembangan usaha Anda selama ini dirasakan cukup memuaskan ?

1

Total jawaban skor 9 64% 5 36%

Sumber : hasil penelitian 2016 (data diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor jawaban ‘ya’ atas pertanyaan yang menyangkut keberhasilan usaha nilai skornya adalah 9 (sembilan) sedangkan untuk skor jawaban ‘tidak’ atas pertanyaan yang menyangkut keberhasilan usaha nilai skornya adalah 5.


(38)

memiliki pelanggan dari luar daerah. Berikutnya, telah memperluas tempat usaha, Pelanggan semakin puas dengan pelayanan dari rumah makan, Loyalitas pelanggan anda meningkat, Selanjutnya, responden memungkinkan kemungkinan untuk membuka cabang baru. Responden juga melihat laba yang didapatkan sekarang sudah menutupi modal awal. Kemudian, responden menjawab perkembangan usaha selama ini dirasakan cukup memuaskan dengan keseluruhan memiliki skor dengan jawaban “ya” sebesar 64%. Dan yang terakhir pertanyaan yang menyangkut jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya, jumlah produksi terus meningkat harinya, Pendapatan usaha meningkat setiap bulannya, modal usaha meningkat setiap tahunnya, dan gaji para karyawan semakin meningkat setiap tahunnya dengan responden menjawab “tidak” terhadap 5(lima) pertanyaan tersebut dan memiliki skor sebesar 36 % dari 14 (empatbelas) pertanyaan yang diajukan kepada responden.

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efikasi Diri dan Kecerdasan Emosi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi , hal ini di dukung oleh teori dari Ranto (2007:21) yang menyatakan bahwa Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuki menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam


(39)

menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik.

Hal ini terlihat dari penjelasan responden pada wawancara yang menyatakan bahwa yakin dapat mengatasi situasi yang sulit. Responden juga menjawab bahwa dapat mengatasi masalah dengan cepat dengan belajar dari kegagalan yang dialami akhirnya berusaha mendirikan dan mengelola usaha rumah makan yang sedang dijalankan, responden juga bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha, mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, responden merasa mampu bersaing dengan pedagang lain dan mampu memotivasi karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha, selalu tekun dalam bekerja, dan responden juga tipe orang yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan Berikutnya, responden melihat adanya peluang bisnis dari usaha yang akan di jalankan dan sudah siap untuk menghadapi segala risiko yang akan terjadi pada usaha rumah makan sehingga berani membuka usaha di bidang ini.

Faktor selanjutnya adalah kecerdasan emosi . Berdasarkan sumber yang diakses oleh peneliti menyatakan bahwa kecerdasan emosi yaitu kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial Goleman dalam (Yanuarita,2014:10)


(40)

Responden juga memiliki kecerdasan emosi yang baik hal ini terlihat pada tabel 4.3 Dimana responden melayani pembeli dengan ramah, dapat mengontrol emosi saat menangani pelanggan yang marah- marah, dapat memotivasi diri untuk terus optimis dalam kegiatan usaha, mampu mengenali emosi yang anda rasakan, memiliki rasa percaya diri, anda mampu mengendalikan emosi anda, memiliki sifat optimis, mampu menerima sudut pandang dari orang Lain, dan mampu berkomunikasi dengan lancar dan baik.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penulis mengajukan kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha rumah makan yaitu Efikasi Diri dan Kecerdasan Emosi Menurut responden pemilik usaha rumah makan yang berusia 58 tahun dengan jenis kelamin perempuan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan adalah faktor Efikasi Diri dan faktor Kecerdasan Emosi.

2. Asosiasi jawaban responden pemilik usaha rumah makan terhadap efikasi diri sebanyak 100% responden menyatakan ya terhadap pertanyaan, responden yakin dapat mengatasi situasi yang sulit. Responden juga menjawab bahwa dapat mengatasi masalah dengan cepat dengan belajar dari kegagalan yang dialami akhirnya berusaha mendirikan dan mengelola usaha rumah makan yang sedang dijalankan, responden juga bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha, mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, responden merasa mampu bersaing dengan pedagang lain dan mampu memotivasi karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha, selalu tekun dalam bekerja, dan responden juga tipe orang yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.


(42)

3. Asosiasi jawaban reponden pemilik usaha rumah makan terhadap faktor kecerdasan emosi sebanyak 9 dari 10 pertanyaan yang diberikan kepada responden menyatakan ya terhadap pertanyaan melayani pembeli dengan ramah, dapat mengontrol emosi saat menangani pelanggan yang marah- marah, dapat memotivasi diri untuk terus optimis dalam kegiatan usaha, mampu mengenali emosi yang anda rasakan, memiliki rasa percaya diri, anda mampu mengendalikan emosi anda, memiliki sifat optimis, mampu menerima sudut pandang dari orang Lain, dan 1 (satu) dari 10 (sepuluh) pertanyaan dengan jawaban “tidak” yaitu apakah pemilik usaha mampu berkomunikasi dengan baik, namun bukan berarti pemilik usaha tidak memiliki komunikasi yang baik namun lebih kearah tindakan

5.2 SARAN

1. Bagi pemilik usaha rumah makan sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliknya yaitu para tenaga kerja sehingga usaha rumah makan mereka dapat berkembang lebih baik lagi.

2. Pemilik usaha rumah makan sebaiknya memperhatikan dan mempelajari faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan yaitu dalam hal manajemen keuangan . Hal ini dapat dilakukan dengan jalan membuat rincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tidak langsung agar dapat mengelola keuangan dengan baik untuk kedepannya.


(43)

Sangat penting dalam pengelolaan permodalan dalam memajukan usaha untuk jangka panjangnya.

3. Keterbatasan peneliti menyebabkan penelitian ini hanya mempu meneliti faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan adalah Efikasi dan Kecerdasan Emosi, maka disarankan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini perlu mempertimbangkan pemilihan variabel lain, karena keberhasilan usaha rumah makan tidak hanya didorong oleh faktor-faktor tersebut, tetapi juga dengan manajemen usaha dan spirit entrepeneur sehingga lebih dapat mendorong keberhasilan usaha, khususnya usaha rumah makan.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian. Peneliti menyadari belum dapat meneliti secara mendalam mengenai variabel independen lainnya yang mempengaruhi keberhasilan usaha bisnis rumah makan


(44)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Efikasi Diri

2.1.1 Pengertian Efikasi Diri (Self Efficacy)

Menurut Bandura, dari semua pemikiran yang mempengaruhi fungsi manusia, dan merupakan bagian penting dari teori kognitif sosial adalah efikasi diri (self efficacy). Efikasi diri adalah penilaian diri terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan. Efikasi diri memberikan dasar bagi motivasi manusia, kesejahteraan, dan prestasi pribadi ( Hidayat, 2011:156)

Self-Efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Self Efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-Efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86).

Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan ( Hidayat, 2011:156). Reivich & Shatte yang dikutip Rachel Jackson (2004:3) Self-Efficacy adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil. Self- Efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita mampu memecahkan masalah yang kita alami dan mencapai kesuksesan.


(45)

Self-efficacy adalah perasaan kita bahwa kita efektif dalam dunia. Telah dihabiskan banyak waktu untuk mendiskusikan tentang self-efficacy, karena melihat betapa pentingnya hal tersebut dalam dunia nyata. Dalam pekerjaan, orang yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka untuk memecahkan masalah, muncul sebagai pemimpin, sementara yang tidak percaya terhadap kemampuan diri mereka menemukan diri mereka “hilang dalam orang banyak”. Mereka secara tidak sengaja memperlihatkan keraguan mereka, dan teman mereka mendengar, dan belajar untuk mencari nasehat dari yang lainnya (Reivich & Shatte, 2002:42).

Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman kepada peneliti bahwa Self-Efficacy adalah sebuah keyakinan subjektif individu untuk mampu mengatasi permasalahan-permasalan atau tugas, serta melalukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.1.2 Sumber Efikasi diri.

Bandura (1997:89) menyatakan bahwa Self-Efficacy dapat diperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi. Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada kosep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan perasaan atas Self -Efficacy (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980:109). Adapun sumbersumber Self-Efficacy tersebut:


(46)

1. Enactive attainment and performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi)

Yaitu sumber ekspektasi Self-Efficacy yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan keyakinan dan penilaian terhadap Self-Efficacy-nya. Pengalaman keberhasilan individu ini meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan.

2. Vicarious experience (pengalaman orang lain)

Yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu. Melalui model ini Self-Efficacy individu dapat meningkat, terutama jika ia merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya Self-Efficacy individu ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan Self-Efficacy ini akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai oleh model.

3. Verbal persuasion (persuasi verbal)

Yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan


(47)

kesuksesan. Akan tetapi Self Efficacy yang tumbuh dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama, apalagi kemudian individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.

4. Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). Situasi yang menekan kondisi emosional dapat mempengaruhi Self Efficacy. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan cenderung dihindari. Empat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya Self-Efficacy satu individu. Dengan kata lain Self-Efficacy dapat diupayakan untuk meningkat dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.1.3 Komponen Efikasi Diri

Bandura (1986:78) mengungkapkan bahwa perbedaan Self-Efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan

generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Magnitude (tingkat kesulitan tugas)

Yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan dapat dilaksanakannya


(48)

dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya.

2. Strength (kekuatan keyakinan)

Yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

3. Generality (generalitas),

Yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

Jadi perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, (2) Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya, dan (3) generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.


(49)

2.2 Kecerdasan Emosi

2.2.1 Defenisi Kecerdasan Emosional

Dalam Sumiyarsih, dkk (2012) menjelaskan bahwa istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emo-sional yang tampaknya penting bagi keberhasilan individu. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk mengembangkan pikiran dan tindakan. Definisi tersebut menjelaskan bahwa kecerdasan emosional berkaitan dengan pengarahan tindakan seseorang dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Bar-On (Sumiyarsih dkk, 2012)) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan.

Individu perlu memiliki kecerdasan emosional karena kondisi emosional dapat mempengaruhi pikiran, perkataan, maupun perilaku, termasuk dalam pekerjaan. Individu yang memiliki kecerdasan emosional akan mampu mengetahui kondisi emosionalnya dan cara mengekspresikan emosinya secara tepat sehingga emosinya dapat dikontrol dan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang cerdas secara akademik tetapi kurang mempunyai kecerdasan emosional, ternyata gagal dalam meraih kesuksesan di


(50)

tempat kerja. Kecerdasan emosional juga mampu menentukan potensi seseorang untuk mempelajari ketrampilan-ketrampilan praktis dan mendu-kung kinerja.

Menurut Goleman dalam (Yanuarita,2014:10), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Menurutnya koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan social yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati orang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan social serta lingkungannya.

Goleman juga mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Salovey dan Mayer dalam Naseer et al., (2011) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan untuk memonitor sendiri dan perasaan dan emosi orang lain , untuk membedakan antara mereka dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan seseorang . model mereka termasuk fitur kecerdasan , penyesuaian dan dorongan. Menurut Stein dan Book, (2005: 69) Kecerdasan emosional adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan didunia yang rumit, mencakup aspek pribadi, sosial dan


(51)

pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari.

Menurut Robbins dan Judge (2009, 335) Kecerdasan emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Orang-orang yang mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu dengan baik membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Hal tersebut pada intinya adalah tema yang mendasari riset kecerdasan emosional akhir-akhir ini. Kecerdasan Emosional terdiri ada lima dimensi:

1. Kesadaran Diri : sadar atas apa yang dirasakan.

2. Manajemen Diri : kemampuan mengelola emosi dan dorongan-dorongan diri sendiri.

3. Motivasi Diri : kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduruan dan kegagalan.

4. Empati : kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain. 5. Keterampilan Sosial : kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.

Menurut Uno (2005:73) kecakapan emosi yang paling sering mengantar orang ke tingkat keberhasilan antara lain :

a. inisiatif, semangat juang, dan kemampuan menyesuaikan diri; b. pengaruh, kemampuan memimpin tim dan kesadaran politis ; c. empati, percaya diri dan kemampuan mengembangkan orang lain.


(52)

2.2.2 Kemampuan Utama Kecerdasan Emosional

Gardner dalam Yanuarita (2014:11-15) mendefenisikan kemampuan kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan utama, yaitu:

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yakni kesadaran orang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat seseorang lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada akan individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.

Kesadaran diri tidak terbatas pada mengamati diri dan mengenali perasaan akan tetapi juga menghimpun kosa kata untuk perasaan dan mengetahui hubungan antara pikiran, perasaan, dan reaksi. Menurut Goleman kesadaran seseorang terhadap titik lemah serta kemampuan pribadi seseorang juga merupakan bagaian dari kesadaran diri. Kesadaran diri sangat penting dalam pembentukan konsep diri yang positif. Konsep diri adalah pandangan pribadi terhadap diri sendiri, yang mencakup tiga aspek yaitu :

1. Kesadaran emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruhnya emosi terhadap kinerja, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memandu pembuatan keputusan.


(53)

2. Penilaian diri secara akurat, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatankekuatan dan batas-batas pribadi, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain.

3. Percaya diri, yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangai perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteran emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan. Kemampaun ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditumbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Motivasi merupakan suatu energy yang dapat menimbulkan tingkat antusiasme dalam melaksanakan suatu aktivitas, baik yang bersumber dari dalam diri individi itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Istilah motivasi mengacu pada sebab atau mengapa, suatu organsisme yang dimotivasi akan lebih efektif daripada tidak dimotivasi.


(54)

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, dorongan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif. Hal tersebut dapat dijelaskan menjadi beberapa komponen utama yaitu :

1. Kebutuhan : hal ini terjadi jika individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan.

2. Dorongan : kekuatan internal untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan yang timbul sebagai hasil dari kebutuhan biologis, seperti kebutuhan makan dan minum. Kondisi seperti ini akan memotivasi pelaku untuk mengulangi kebutuhan tersebut.

3. Tujuan : hal yang ingin dicapai seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan.

Selain itu yang berkaitan dengan motivasi adalah optimisme. Menurut Goleman optimisme seperti harapan memiliki pengharapan yang kuat bahwa secara umum, segala sesuatu dalam kehidupan akan sukses kendati ditimpa kemunduran dan frustasi. Dari titik pandang kecerdasan emosional, optimisme merupakan sikap yang menyangga orang agar jangan sampai jatuh dalam keputusasaan atau depresi saat menghadapi kesulitan, karena optimisme membawa keberuntungan dalam kehidupan. d. Mengenali Emosi Orang Lain

Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal social


(55)

tersembunyi yang mengisyaratkan apa kebutuhan orang lain. Sehingga lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan dan lebih mampu mendengarkan orang lain. Seseorang yang mampu membaca orang lain juga mempunyai kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

Makna empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain serta berpikir dengan sudut pandang mereka, menghargai perbedaan persasaan orang mengenai berbagai hal. Menurut Goleman kemampuan indera perasaan seseorang sebelumn yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati. Empati memahami cara-cara komunikasi yang dibangun di atas kecakapan-kecakapan yang lebih mendasar, khususnya kesadaran diri (self awareness) dan kendali diri (self control).

e. Keterampilan Sosial

Keterampilan social, adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, meyelesaikan perselisihan untuk bekerjasama dalam tim.

Kemampuan ini dimulai dengan mengelola emosi diri sendiri dan berlanjut pada kemampuan menangani emosi orang lain. Menurut Goleman, menangani emosi orang lain merupakan seni yang mantap untuk


(56)

menjalin hubungan, membutuhkan kematangan dua keterampilan emosional lain, yaitu manajemen diri dan empati. Dengan kedua landasan tersebut, keterampilan berhubungan dengan orang lain akan matang. Ini merupakan kecakapan social yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Yanuarita (2014;15) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu:

Segi Jasmani : faktor pisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya.

Segi Psikologis : mencakup di dalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi berlangsung. Faktor eksternal meliputi :

Stimulus itu sendiri : kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi.


(57)

Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi : objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

2.2.4 Pendukung dan Penentang Kecerdasan Emosional

Robbin dan Judge (2009, 336-337) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional memiliki beberapa hal pendukung, yaitu :

1. Daya tarik intuitif

Terdapat banyak daya tarik intuitif pada konsep kecerdasan emosional. Sebagian besar orang akan setuju bahwa adalah baik untuk memiliki kecerdasan jalanan dan kecerdasan sosial. Orang-orang yang dapat mendeteksi emosi orang lain, dan mengendalikan emosi mereka sendiri, dan menangani interaksi sosial dengan baik akan mempunyai kaki yang kuat untuk berdiri di dalam dunia bisnis, jadi pemikiran ini berlanjut.

2. Kecerdasan Emosional Meramalkan Kriteria yang Penting

Terdapat banyak bukti yang memperkuat bahwa kecerdasan emosional tingkat tinggi memengaruhi kinerja seseorang menjadi lebih baik dalam pekerjaannya. Sebuah penelitian lainnya menemukan bahwa kemampuan mengenali emosi pada ekspresi pada wajah orang lain dan secara emosional dapat meramalkan peringkat rekan kerja terhadap seberapa berharga orang-orang tersebut untuk organisasi mereka. Akhirnya, penelitian mengidentifikasi bahwa secara keseluruhan EI berhubungan secara moderat dengan kinerja pada pekerjaan.


(58)

3. EI Berbasis Biologis

Satu penelitian telah menunjukan bahwa orang-rang dengan kerusakan pada bagian otak yang mengatur pemrosesan emosioanl mempunyai nilai yang secara siginifikan lebih rendah pada ujian-ujian EI. Meskipun orangorang dengan kerusakan otak tersebut tidak mempunyai nilai yang rendah ada ukuran-ukuran standar kecerdasan dibandingkan orang-orang yabg tidak memiliki kerusakan otak yang sama, mereka tetap terganggu dengan pengambilan keputusan normal. Hal ini menyatakan bahwa EI berbasis secara neurologi dalam sedemikian rupa yang tidak berhubungan dengan ukuran-ukuran standar kecerdasan, dan orang-orang yang menderita kerusakan neurologi tersebut memiliki nilai lebih rendah pada EI dan membuat keputusan yang lebih burur dibandingkan orang-orang yanglebih sehat dalam hal ini.

Dalam Robbin dan Judge (2009, 336-337) juga menjelaskan bahwa kecerdasan emosional juga memiliki beberapa hal yang menentangnya, yaitu : 1. EI adalah Sebuah Konsep yang Samar

2. EI Tidak Dapat Diukur

3. Validitas EI Masih Dipertanyakan

2.3 Keberhasilan Usaha

2.3.1 Defenisi Keberhasilan Usaha

Menurut Astamoen (2005:251), Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan


(59)

benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami.

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Anoraga dalam Sazali (2011), keberhasilan usaha dapat tercapai jika memiliki persiapan yang matang, yaitu dengan menyiapkan rencana usaha. Rencana usaha dapat menjadi acuan dalam semua aktivitas yang akan dilaksanakan usaha tersebut, apapun jenis usaha yang dilakukan. Suryana (2006:7) menggambarkan seorang yang berhasil berwirausaha sebagai orang yang mampu menggabungkan nilai, sifat utama dan sikap dengan modal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktik.

Keberhasilan suatu usaha ditunjukkan dengan adanya hubungan yang signifikan antara keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan yang dimiliki usaha tersebut (Dalimunthe dalam Tanjung, 2012). Suatu usaha yang baik dapat terus tumbuh dan berkembang jika memiliki sensitivitas yang baik terhadap perubahan yang terjadi, adaktif, memiliki rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki terhadap identitas usaha yang dijalankan, memiliki toleransi sehingga mampu terbuka pada setiap peluang yang ada dan pada umumnya sangat konservatif (De Geus dalam Situmorang, 2011:83).

Menurut Tanjung (2012), ada beberapa langkah-langkah menuju keberhasilan usaha yaitu :


(60)

1. Adanya ide serta visi misi yang jelas pada bisnis

2.Membuat perencanaan usaha, pengorganisasian, dan cara menjalankannya. 3. Kemauan dan keberanian menghadapi resiko.

4. Mengembangkan hubungan yang baik kepada semua pihak yang terkait dengan kepentingan usaha.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut Basrowi (2014, 19-26) ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu :

a. Motivasi b. Usia

c. Pengalaman d. Pendidikan

Sedangkan menurut Tambunan (2002:14) ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah:

1. Kekuatan modal

2. Kualitas sumber daya manusia 3. Penguasaan teknologi

4. Sistem manajemen

5. Jaringan bisnis dengan pihak luar 6. Tingkat entrepreneurship

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan ekonomi 2. Sistem perekonomian


(61)

3. Sistem perburuhan dan kondisi perburuhan 4. Tingkat pendidikan masyarakat

5. Lingkungan global

Dari faktor-faktor diatas yang dinilai dominan dalam mempengaruhi keberhasilan usaha mikro adalah faktor internal yaitu tingkat kewirausahaan yang akan membentuk perilaku kewirausahaan dari pengusaha untuk mengelola usahanya menggunakan cara-cara yang berbeda dan lebih efisiensi guna menunjang keberhasilan usaha yang ingin dicapai.

Sumber: Tarigan dan Yenawan (2013)

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha 2.3.3 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha

Keberhasilan hidup pada dasarnya merupakan dambaan setiap orang sehingga orang akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Dalam banyak studi, para peneliti mengidentifikasi karakteristik seorang wirausaha yang berhasil sebagai berikut (Basrowi, 2013:21) :

Pendidikan

Pola Pikir Passion

Pareto Perilaku

Keberhasilan Usaha


(62)

a. Komitmen dan ketabahan hati secara total.

b. Bergerak maju untuk mencapai tujuan dan tumbuh. c. Peluang dan orientasi pada tujuan.

d. Mengambil inisiatif dan tanggung jawab pribadi. e. Konsisten terhadap pemecahan masalah.

f. Realisme dan mempuinyai sense of humor.

g. Mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan mencari risiko. h. Memiliki obsesi untuk mendapatkan peluang

i. Memiliki kreatifitas dan fleksibilitas. j. Memiliki kemampuan leadership. k. Selalu terbuka untuk bekerja sama. l. Keinginan untuk belajar dari kegagalan. m. Memiliki motivasi yang besar untuk sukses.

n. Berkemauan dan bekemampuan melihat, megakui dan mengharagai potensi pihak orang lian.

o. Berorientasi pada masa depan.

Menurut Situmorang (2012:84) ada beberapa faktor yang menghambat suatu usaha masuk dalam kategori usaha yang luar biasa, yaitu :

1. Faktor Psikologis

Pemimpin tidak berani mengambil resiko dan cenderung merasa nyaman dengan kondisi yang ada (comfort zone).


(63)

Sumberdaya manusia yang ada tidak merasa tertantang untuk mengembangkan diri, memberikan ide mereka, ataupun melakukan inovasi. Hal ini disebabkan oleh lingkungan perusahaan yang membiasakan hal tersebut. Begitu juga ditambah dengan masalah pengelolaan SDM yang kurang baik.

3. Tekanan dari Pihak Luar

Tekanan eksternal bisa berasal dari keluarga, lingkungan sekitar dan sebagainya.

2.3.4 Indikator Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dapat diukur dari berbagai segi diantaranya laba usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha dalam kurun waktu tertentu. Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahn akumulasi modal, jumlah karyawan, volume penjualan ,dan lain-lain. Beberapa indicator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut: 1. Laba (profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan efisiensi

Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.


(64)

3. Daya saing

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaingatau paling tidak masih bias bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan etika usaha

Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan ,hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik

Citra baik perusahaan terbagi dua yaitu trust internal dan trust eksternal. Trust

internal adalah amanah dari segenap orang yang ada dalam perusahaan sedangkan trust eksternal adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas bahkan juga pesaing.

2.3.5 Upaya Mencapai Keberhasilan Usaha

Seorang produsen atau wirausahawan dalam menjalankan uahanya banyak mengalami peristiwa jatuh bangun. Terkadang wirausahawan harus menanggung risiko kerugian, tetapi pada suatu ketika memperoleh keuntungan. Sehingga dalam dunia usaha selalu ada risiko atau ketidakpastian usaha. Untuk mencapai keberhasilan usaha, seorang wirausahawan setidaknya melakukan upaya sebagai berikut (Sunyoto, 2013:93) :

a. Mempunyai keyakinan usaha untuk berhasil. b. Menerima gagasan/ide baru.


(65)

c. Menaklukan diri sendiri. d. Menerima saran orang lain.

e. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu belajar. f. Mempunyai motivasi kerja yang tinggi

Selain berpikir positif, seorang wirausahwan dalam menggali peluang pasar setidaknya mempunyai modal utama untuk meraih keberhasilan (Sunyoto,2013:93) yaitu :

1. Pola pikir yang mengarah pada sikap dan kemauan untuk sukses. 2. Kepribadian yang kuat untuk sukses.

3. Kecakapan dalam mengelola untuk sukses. 4. Menerapkan manajemen usaha yang baik. 5. Berani memikul risiko dalam usaha


(66)

Tabel 2.1 Karakteristik wirausahawan yang berhasil dalam usaha

No. Karakteristik Ciri

1 PercayaDiri Mengandalkan tingkat percaya dirinya yang tinggi dalam mencapai sukses.

2 Pemecahan Masalah Cepa tmengenali dan memecahkan masalah yang dapat menghalangi kemampuannya mencapai tujuans ukses.

3 Berprestasi Tinggi Bekerja keras dan bekerjasama dengan para ahli untuk memperoleh prestasi.

4 Pengambil Risiko Tidak takut mengambil risiko, tetapi akan

Menghindari risiko tinggi jika dimungkinkan.

5 Ikatan Emosi Tidak akan meperbolehkan hubungan emosional yang menggangu sukses usahanya.

6 Tingkat Energy Tinggi

Berdedikasi tinggi dan bersedia bekerja dengan jam kerja yang panjang untuk membangun usahanya.

7 Pengendalian Pribadi

Mengenali arti pentingnya pribadinya bagi kegiatan usahanya.

8 Pemikiran Kreatif Akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu di dalam usaha.

9 Pengendalian Diri Mengendalikan semua yang mereka lakukan.

10 Pemilik obyektif Mengakui jika terjadi kesalahan. Sumber: Danang Sunyoto (2013:94-95)


(67)

2.3.6 Bentuk Kepemilikan pada suatu usaha

Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam – macam kepemilikan bisnis antara lain :

1. Franchise (waralaba)

adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek dagangnya atau hak ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap Universitas Sumatera Utara 21 waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan.

2. Milik Sendiri

Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi keuntungan kepada kreditor. 3. Cabang

Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut.

2.3.7 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasinya dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja


(68)

yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang.

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang Universitas Sumatera Utara 22 menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi. Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang.

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha


(1)

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Kepada pemilik usaha dari Rumah Makan Hj. Uni Emi yang telah

meluangkan waktu serta memberikan informasi dalam pengumpulan data di Rumah Makan Hj. Uni Emi Medan.

9. Keluargaku Mbak Dian, Mbak Yuke dan seluruh keluarga besar yang selalu mendo’akan peneliti.

10. Kepada Nurul Amalia terimakasih selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Sahabat teman seperjuangan Opi, Sahrony, Arif, Tyo, Fadil, Nabila, Ayu, Ridho, Hafiz, kipli, Fakhri, Terima kasih untuk bantuan tenaga, waktu, dukungan serta doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat Kampus teman-teman Himpunan Mahasiswa Manajemen, teman-teman Mahasiswa Manajemen angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis khususnya.

Medan, September 2016 Penulis

Bimo Prasetyo (120502054)


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Efikasi Diri ... 12

2.1.1 Pengertian Efikasi Diri (Self Efficacy) ... 12

2.1.2 Sumber Efikasi Diri ... 13

2.1.3 Komponen Efikasi Diri ... 15

2.2 Kecerdasan Emosi ... 17

2.2.1 Defenisi Kecerdasan Emosional ... 17

2.2.2 Kemampuan Utama Kecerdasan Emosi ... 20

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan Emosional ... 24

2.2.4 Pendukung dan Penentang Kecerdasan Emosional ... 25

2.3 Keberhasilan Usaha ... 26

2.3.1 Defenisi Keberhasilan Usaha ... 26

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ... 28

2.3.3 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha ... 29

2.3.4 Indikator Keberhasilan Usaha ... 31

2.3.5 Upaya Mencapai Keberhasilan Usaha ... 32

2.3.6 Bentuk Kepemilikan pada Suatu Usaha ... 35

2.3.7 Pengertian Usaha Kecil ... 35

2.4 Kerangka Pemikiran ... 39

2.4.1 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Keberhasilan Usaha 39

2.4.2 Pengaruh Kecerdasan Emosi terrhadap Keberhasilan Usaha ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42


(3)

3.4 Defenisi Istilah ... 43

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 46

3.6 Informan Penelitian ... 46

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 47

3.7.1 Data Primer ... 47

3.7.2 Data Sekunder ... 47

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.8.1 Wawancara Mendalam (in-depth Interview) ... 48

3.8.2 Observasi ... 48

3.8.3 Studi Dokumentasi ... 48

3.9 Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi ... 50

4.1.1.1 Visi,Misi,Tata Nilai dan Budaya Perusahaan 51 4.1.1.2 Struktur Organisasi Rumah Makanan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan ... 52

4.1.1.3 Gambaran Umum Produk Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni Emi Medan ... 54

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Analisis Responden ... 55

4.2.2 Pengaruh Pengetahuan Efikasi Diri dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha ... 56

4.2.2.1 Pengaruh Efikasi Diri ... 56

4.2.2.2 Pengaruh Kecerdasan Emosi ... 61

4.2.2.3 Keberhasilan Usaha ... 65

4.3 Pembahasan ... 70

BAB V Kesimpulan 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(4)

viii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Statistik Pengangguran Indonesia ... 1

Tabel 2.1 Karakteristik Wirausahawan yang Berhasil ... 34

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 37

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 43

Tabel 4.1 Data Pribadi Pemilik Rumah Makan Nasi kapau Hj. Uni Emi ... 56

Tabel 4.2 Asosiasi Responden terhadap Pengaruh Efikasi Diri ... 59

Tabel 4.3 Asosiasi Responden terhadap Pengaruh Kecerdasan Emosi 63 Tabel 4.4 Asosiasi Responden terhadap Keberhasilan Usaha ... 68


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Usaha ... 29 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 41 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Makan Nasi Kapau Hj. Uni


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman 1 Pertanyaan Wawancara ... 76