PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.07 PSAP 06 - 6 atau pembelian yang didukung dengan bukti yang
1 menyatakanmengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam hal tertentu, suatu
2 investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya perolehannya atau
3 berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang demikian,
4 penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.
5
PENGUKURAN INVESTASI
6 24. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat
7 membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar
8 dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi
9 yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai
10 tercatat atau nilai wajar lainnya.
11
25. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga,
12
misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya 13
perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu 14
sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya
15
yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. 16
26. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh
17
tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi 18
pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada 19
nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar
20
aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. 21
27. Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya 22
dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal 23
deposito tersebut. 24
28. Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya
25
penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi 26
harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam 27
rangka perolehan investasi tersebut. 28
29. Investasi nonpermanen misalnya dalam bentuk pembelian
29
obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk 30
dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. Sedangkan 31
investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan yang 32
akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. 33
30. Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di 34
proyek-proyek pembangunan pemerintah seperti Proyek PIR dinilai 35
sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk 36
perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian 37
proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga. 38
31. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran 39
aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah 40
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.07 PSAP 06 - 7
sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga 1
perolehannya tidak ada. 2
32. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus
3
dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar kurs tengah 4
bank sentral yang berlaku pada tanggal transaksi. 5
METODE PENILAIAN INVESTASI
6
33. Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode 7
yaitu: 8
a Metode biaya;
9
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya
10
perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian 11
hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi 12
pada badan usahabadan hukum yang terkait. 13
b Metode ekuitas;
14
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat
15
investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi 16
sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. 17
Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima 18
pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan tidak 19
dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi
20
juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi 21
pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat 22
pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap. 23
c Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
24
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama
25
untuk kepemilikan yang akan dilepasdijual dalam jangka waktu 26
dekat. 27
34. Penggunaan metode pada paragraf 33 didasarkan pada
28
kriteria sebagai berikut: 29
a Kepemilikan kurang dari 20 menggunakan metode biaya;
30
b Kepemilikan 20 sampai 50, atau kepemilikan kurang dari 20 31
tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode 32
ekuitas; 33
c Kepemilikan lebih dari 50 menggunakan metode ekuitas;
34
d Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih 35
yang direalisasikan. 36
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.07 PSAP 06 - 8 35. Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan
1 saham bukan merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode
2 penilaian investasi, tetapi yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh the
3 degree of influence atau pengendalian terhadap perusahaan investee. Ciri-ciri
4 adanya pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain:
5 a
Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris; 6
b Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
7 c
Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan 8
investee; 9
d Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam
10 rapatpertemuan dewan direksi.
11
PENGAKUAN HASIL INVESTASI
12
36. Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, 13