PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 15
mendukung penyajian ini, diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
1
Keuangan.
2 73. Beberapa kewajiban yang jatuh tempo untuk dilunasi pada tahun
3 berikutnya mungkin diharapkan dapat didanai kembali refinancing atau
4 digulirkan roll over berdasarkan kebijakan entitas pelaporan dan diharapkan
5 tidak akan segera menyerap dana entitas. Kewajiban yang demikian
6 dipertimbangkan untuk menjadi suatu bagian dari pembiayaan jangka panjang
7 dan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Namun dalam situasi di
8 mana kebijakan pendanaan kembali tidak berada pada entitas seperti dalam
9 kasus tidak adanya persetujuan pendanaan kembali, pendanaan kembali ini
10 tidak dapat dipertimbangkan secara otomatis dan kewajiban ini diklasifikasikan
11 sebagai pos jangka pendek kecuali penyelesaian atas perjanjian pendanaan
12 kembali sebelum persetujuan laporan keuangan membuktikan bahwa substansi
13 kewajiban pada tanggal pelaporan adalah jangka panjang.
14 74. Beberapa perjanjian pinjaman menyertakan persyaratan tertentu
15 covenant yang menyebabkan kewajiban jangka panjang menjadi kewajiban
16 jangka pendek payable on demand jika persyaratan tertentu yang terkait
17 dengan posisi keuangan peminjam dilanggar. Dalam keadaan demikian,
18 kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang hanya jika:
19 a
pemberi pinjaman telah menyetujui untuk tidak meminta pelunasan sebagai 20
konsekuensi adanya pelanggaran, dan 21
b tidak mungkin terjadi pelanggaran berikutnya dalam waktu 12 dua belas 22
bulan setelah tanggal pelaporan. 23
Pengakuan Kewajiban
24
75. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
25
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk 26
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas 27
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
28
dengan andal.
29
76. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau
30
pada saat kewajiban timbul. 31
Pengukuran Kewajiban
32
77. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam 33
mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
34
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada
35
tanggal neraca.
36
Ekuitas Dana
37
78. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan secara terpisah 38
dalam Neraca atau dalam Catatan atas Laporan Keuangan: 39
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 16 a
Ekuitas Dana Lancar, termasuk sisa lebih pembiayaan anggaran saldo
1
anggaran lebih;
2 b
Ekuitas Dana Investasi;
3 c
Ekuitas Dana Cadangan. 4
79. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan 5
kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancar antara lain sisa lebih pembiayaan 6
anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan, dan dana yang harus 7
disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. 8
80. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang 9
tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi 10
dengan kewajiban jangka panjang. 11
81. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang 12
dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang- 13
undangan. 14
Informasi yang Disajikan dalam Neraca atau dalam Catatan atas
15
Laporan Keuangan
16
82. Suatu entitas pelaporan mengungkapkan, baik dalam Neraca 17
maupun dalam Catatan atas Laporan Keuangan subklasifikasi pos-pos 18
yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang sesuai dengan operasi
19
entitas yang bersangkutan. Suatu pos disubklasifikasikan lebih lanjut,
20
bilamana perlu, sesuai dengan sifatnya.
21 83. Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi di Neraca atau di
22 Catatan atas Laporan Keuangan tergantung pada persyaratan dari Standar
23 Akuntansi Pemerintahan dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan. Faktor-
24 faktor yang disebutkan dalam paragraf 84 dapat digunakan dalam menentukan
25 dasar bagi subklasifikasi.
26 84. Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap pos, misalnya:
27 a piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak, retribusi, penjualan, fihak
28 terkait, uang muka, dan jumlah lainnya; piutang transfer dirinci menurut
29 sumbernya;
30 b persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur
31 akuntansi untuk persediaan;
32 c aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dengan standar
33 yang mengatur tentang aset tetap;
34 d utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya;
35 e dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya;
36 f komponen ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar,
37 ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan;
38
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.02 PSAP 01 - 17 g
pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan 1
negaradaerahlainnya adalah jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat 2
pengendalian dan metode penilaian. 3
Laporan Arus Kas
4 85.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, 5
penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, 6
dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. 7
86. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan