KROMOSOM 17Q21 KROMOSOM 5 Hasil

MEDIKA TADULAKO , Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 38 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... polimorfisme gen asma bronkial tersebut. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci spesifik polimorfisme asma- bronkial, melalui pencarian elektronik PubMed, NCBI, dan googler scholar.

C. Hasil

Skrining genom pertama merupakan rangkaian kuantitatif untuk mendeteksi faktor resiko asma yang secara signifikan diidentifikasi pada kromosom-kromosom: 4q, 6 dekat major histocompability complex MHC, 7, 11q mengandung FcRI- , 1γq, 16 dan 17. Jadi, polimorfisme pada kromosom tersebut berhubungan dengan resiko asma dimana bisa terjadi peningkatan resiko asma, atau tidak berhubungan dan bahkan polimorfisme beberapa kromosom seperti kromosom 17 yang sebagian SNP justru menyebabkan penurunan resiko asma. Beberapa Skrining ini dilakukan pada famili Huttirite, US, ditemukan ada keterkaitan gen pada lokus kromosom 5q, 12q, 19q dan 21q dengan asma. Skrining famili di Jerman juga mengidentifikasi adanya keterkaitan asma pada kromosom 2q dekat interleukin-1, 6p dekat MHC, 9 dan 12q. Sebuah skrining genom yang bertanggung jawab untuk alergen HDM house dust mitetungau debu rumah yang diduga ditemukan pada kromosom 2q, 6p dekat MHC dan 13 q. Skrining genom pada keluarga di Amerika pada 3 kelompok ras ditemukan adanya hubungan yang lemah antara asma dengan lokus gen pada kromosom 2q, 5q, 6p , 12q, 13q, dan 14q. Skrining genom dua tahap pada keluarga Prancis ditemukan adanya keterkaitan antara lokus gen pada kromosom 1p,12q, dan 17q dengan resiko asma. Li,dkk meneliti pada populasi China, meenemukan bahwa gen-gen yang berlokus pada kromosom 17q21 seperti Orosomucoid-1ORM1, ORM1-like 3 ORMDL3 dan gasdermin like GDSML berhubungan dengan penyakit asma. Berikut ini skrining pada beberapa kromosom yang berhubungan dengan asma dan polimorfismenya:

1. KROMOSOM 17Q21

Li, dkk 2012, melakukan penelitian pada populasi Cina, untuk menjelaskan hubungan polimrofisme pada lokus gen pada kromosom 17q21 dengan risiko penyakit asma. Ditemukan bahwa ada 6 lokus SNP pada kromosom 17q21. Dari 6 marker SNP tersebut, ada 2 polimorfisme yang berhubungan dengan resiko penyakit asma yaitu rs8067738 dan rs2305480. 1 lokus, rs8069176 menunjukkan hubungan yang lemah dengan penyakit asma. dan ketiga SNP single nukleotide polymorphism yang lain yaitu rs4795400, rs12603332, dan rs11650680 tidak menunjukkan hubungan dengan asma. Pada SNP rs2305480, genotip CT dan TT memiliki faktor resiko terkena penyakit asma lebih tinggi dibanding genotip CC. Kemudian untuk SNP rs8067738, genotip GG carier asma memiliki resiko terkena asma lebih tinggi dibanding genotip AA dan AG. SNP MEDIKA TADULAKO , Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 39 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... rs8069176 dengan genotip AA ternyata dapat menurunkan resiko terkena asma secara signifikan. Sedangkan 3 SNP lain yaitu rs4795400, rs12603332, dan rs11650680 tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan resiko terkena asma.

2. KROMOSOM 5

Kromosom 5q31 diteliti pada beberapa kelompok yang dilanjutkan dengan observasi original pada linkage genetic hubungan genetik pada total IgE serum pada keturunan suku Amish dan konformasi terkait regio yang sama. Regio ini memiliki hubungan dengan kadar eosinofil dan resistensi schistosomiasis. Regio pada kromosom ini mengandung beberapa gen yang memodulasi respon atopik, termasuk IL-4. IL-13, IL-5, CD4 dan faktor stimulasi koloni makrofag granulosit Granulocyte macrofag-colony stimulating factor. Makrofag banyak terdapat di saluran nafas diaktifasi oleh antigen yang masuk dan juga oleh IgE. Makrofag melepaskan mediator inflamasi seperti tromboksan A2, Interleukin-1 IL-1, Tumor Necrosis Factor TNF. Pelepasan mediator inflamasi makrofag dapat dihentikan dengan pemberian terapi steroid tapi tidak dengan beta-2-agonis. Manusia memperlihatkan adanya respon imun seluler dan humoral, yang dihubungkan dengan peran sitokin pada sel T- helper Ths. Ths diklasifikasikan menjadi Th1 dan Th2. Th2 ditandai dengan sekresi IL-4, IL- 13, dan IL-5 dalam jumlah tinggi sebagai respon imun terhadap antigen yang masuk. Sejumlah polimorfisme telah diidentifikasi pada IL-13 dan secara meyakinkan dihubungkan dengan variasi pada kadar IgE pada sampel populasi yang cukup besar. IL-13 meningkatkan sekresi mukus bronkial dan meningkatkan produksi IgE. Variasi kadar IgE dihubungkan dengan polimorfisme kromosom 5 sekitar 1-2 . Penelitian menunjukkan bahwa polimorfisme pada IL-4 lebih berat fenotipnya dibanding IL-13. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Yang,dkk 2011 tentang polimorfisme TGF1- , IL-4 dan IL-13 dengan resiko asma pada populasi Cina. Tumor Growth Factor 1 TGF1- merupakan sitokin multifungsional yang mempengaruhi asma dengan memodulasi alergi inflamasi jalan nafas dan perbaikan jaringan jalan nafas. IL-4 dan IL-13 seperti dijelaskan merupakan sitokin regulator imun yang diproduksi melalui aktivasi sel T helper yang kemudian mengaktifkan sel B dan produk yang dihasilkan adalah imunoglobulin E. Penelitian Yang 2011, ditemukan bahwa polimorfisme pada gen TGF- 1, genotip CT rs1800469 menurunkan resiko asma secara signifikan OR=0,56, CI 95=0,35-0,9, P=0,016. Dan SNP TGF- 1 pada genotip GA rs2241712 menunjukkan resiko tinggi terhadap asma. Kemudian MEDIKA TADULAKO , Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 40 Tri Setyawati, Polimorfisme Gen pada Penderita Asma Bronkial ... polimorfisme gen IL-13, genotip TT menunjukkan peningkatan resiko terhadap asma. Alel T rs20541 berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan resiko asma. hasil ini sama dengan yang ditemukan di India dan Meksiko. Polimorfisme gen IL-4 menunjukkan bahwa SNP pada rs2070874 tidak ditemukan adanya hubungan dengan resiko asma. Ini berarti bahwa polimorfisme pada iL-4 tidak meningkatkan resiko penyakit asma pada seseorang. CD14 ditemukan pada pemukaan monosit dan makrofag sebagai bentuk yang larut. CD14 berperan sebagai ligan berafinitas tinggi untuk LPS bakteri dan memulai respon imun innate nonspesifik terhadap infeksi bakteri. Polimorfisme pada daerah hulu upstream dari daerah awal transkripsi untuk CD14 dihubungkan dengan tingginya kadar CD14 dan rendahnya kadar IgE. Prevalensi asma berkorelasi terbalik dengan gaya hidup dan lingkungan yang tinggi LPS sehingga disarankan bahwa interaksi CD14 dan LPS dapat melindungi dari serangan alergi.

3. KROMOSOM 6 dan KROMOSOM 7

Dokumen yang terkait

PERANAN VITAMIN C PADA KULIT | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7932 26051 1 PB

2 7 10

EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI | Sabir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7937 26071 1 PB

1 3 13

CUBITAL TUNNEL SYNDROME | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8003 26301 1 PB

0 1 26

Obstructive Sleep Apnea (OSA) | Rasjid HS | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8015 26343 1 PB

0 2 16

PENGELOLAAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL | Amri | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9288 30346 1 PB

0 1 17

GAMBARAN VARIASI GEN SEX HORMONE BINDING PROTEIN GLOBULIN (SHBG) MENGGUNAKAN PCR-RFLP | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9294 30369 1 PB

0 0 7

ASPEK IMUNOLOGI CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD) | Wahyuni | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9281 30317 1 PB

1 2 19

PARAMETER PROGNOSIS PERBAIKAN FUNGSI GINJAL PADA PASIEN OBSTRUKSI UROPATI. | Aristo | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9271 30283 1 PB

0 1 11

MANFAAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIA PADA TIKUS WISTAR DIABETIK YANG DIINDUKSI ALOKSAN | Setyawati | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7943 26091 1 PB

0 0 12

PENINGKATAN HDL PLASMA PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 MELALUI TERAPI SINBIO EUBACTERIUM RECTALE DAN PATI GEMBILI (DIOSCOREA ESCULENTA) | Setyawati | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7936 26067 1 PB

0 0 13