BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Ketentuan
Sebelum melakukan pembahasan lebih mendalam mengenai Pajak Pertambahan Nilai,maka ada baiknya bila penulis menjelaskan pengertian pajak terlebih dahulu.
Pengertian Pajak menurut Rochmat Soemitrodalam bukunya Mardiasmo, 2008:1 yaitu: “Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat
dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan,dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Dari definisi tersebut diatas diambil suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya.
2. Tidak adanya kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan.
3. Pajak dipungut oleh negara.
4. Pajak digunakan untuk membiayai perekonomian suatu negara.
5. Sebagai alat untuk mengatur kebijakan perekonomian suatu negara.
Jika dalam hal ini pajak mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pendapatan negara fungsi budgetair dan sebagai fungsi mengatur regulerend.
Universitas Sumatera Utara
1. Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hukum atas pengenaan maupun pemungutan Pajak Pertambahan Nilai adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009
tentang PPN dan PPnBM.
Undang- Undang Nomor 42 tahun 2009 ini merupakan perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983. Perubahan Undang-Undang Nomor 8 tahun
1983 tentang PPN dan PPnBM ini dilakukan untuk menyempurnakan sistem perpajakan Indonesia secara optimal. Penyempurnaan dan pembaharuan terus
menerus dilakukan dalam sistem perpajakan Indonesia mengingat adanya perkembangan ekonomi global yang berkembang demikian pesatnya yang telah
menyebabkan pula timbulnya persaingan global yang mau tidak mau memaksa untuk melakukan pembaharuan.
1. Karakteristik
2.1. Pajak tidak langsung
Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir. Pengusaha akan menggeser beban pajak kepada pembeli, sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi
hingga ke konsumen akhir melalui pengenaan pajak secara bertingkat. Pengusaha menggeser beban pajaknya melalui pengkreditan pajak.
2.2. Pajak Bertingkat
PPN dikenakan pada setiap jalur produksi maupun distribusi. 2.3.
Pajak Konsumsi Pemikul beban pajak berakhir pada konsumen akhir.
Universitas Sumatera Utara
2.4. PPN bersifat netral
Pengenaan PPN didasarkan pada “destination principle” dan hanya dikenakan atas nilai tambahnya saja. PPN di pungut ditempat barang atau jasa
tersebut dikonsumsi. 2.5.
Pajak Objektif PPN hanya dikenakan bila terdapat factor objektif, yaitu : keadaan, peristiwa
atau perbuatan hukum yang dapat dikenai pajak. PPN akan mendahulukan Objek, baru kemudian mencari subjeknya.
2.6. Tidak Menimbulkan Pajak Berganda
PPN yang dibayar oleh konsumen akhir adalah total nilai tambah yang dikenakan oleh pabrikan dan distributor.
2.7. Sistem Faktur
Setiap penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak harus dibuatkan faktur pajak.
B. Subjek dan Objek